Chapter 47

3.5K 343 173
                                    



"Lama-lama gue nggak usah ikut meeting deh ribet, Clar lo aja deh yang gantiin," kesal Kayla.

"Kok gue?" ujar Clara.

"Sabar Kay, hari ini lo ulang tahun. Banyakin sabar," ucap Aldo.

Seharusnya sekarang mereka meeting bersama Klien dari Amerika tapi dari setengah jam yang lalu cuma sekretaris bulenya saja yang datang, si Ceo muda sama sekali belum menampilkan batang idungnya.

"Lo juga Do, udah tahu hari ini gue ultah malah dikasih kerjaan gini mana baru pertama kali lagi,"

"Sabar ae Kay, itu bos kasih buat kado iya kan bos?" celetuk lelaki yaitu salah satu karyawan Aldo.

Aldo memberi jempol, "Tuh denger kata si ucup."

"Riki bos bukan ucup, jauh amat plesetannya," ujar Riki, Aldo hanya menyengir.

Kayla malah menatap sekretaris bule tersebut, "Bos lo mana? Lama amat!"

Lelaki itu menatap Kayla bingung, 'gadis ini berbicara apa?'

Beberapa karyawan yang ikut meeting tertawa melihat tingkah absurb Kayla bahkan Aldo menggeleng-geleng kepalanya.

Kayla kesal karena lelaki bule itu tidak menjawab, "Nggak jawab kualat lo! Nama lo siapa hah? Berani lawan gue?"

Farel terkekeh, "Dia bule Kay, mana ngerti pake bahasa Indo ngertinya mah bahasa inggris."

"What? Jadi nanti gue ngomong pake enggres?" tanya Kayla kaget.

Semuanya mengangguk membuat Kayla menghembuskan nafas kasar. "Ndak bisa bahasa enggres."

"Nggak usah ikut trend tok-tok deh Kay," ucap Aldo malas, tidak mungkin seorang Kayla Violetta ndak bisa bahasa inggres nah lho ikutan kan.

"Kampungan lu Do, orang gue sama Intan aja udah bikin video saya masih ting-ting," ujarnya sambil memperagakan goyang saya masih ting-ting.

Hal itu membuat Aldo melotot dan yang lain ketawa kecuali si bule tersebut yang menatap aneh mereka.

Aldo tipe bos yang enjoy ketika diajak bercanda seperti ini. Sikapnya begitu frendly terhadap karyawannya bahkan disaat meeting seperti ini mereka masih sempet berjanda eh salah bercanda.

"Ini udah hampir satu jam lho, bos lo juga kagak dateng," ucap Kayla kembali kesal.

Tiba-tiba pintu terbuka menampilkan seseorang lelaki dengan jaz yang sedang tersenyum. "Maaf saya telat."

Mata Aldo dan Kayla langsung membulat melihat lelaki tersebut, keduanya saling memandang dan kembali menatap lelaki itu.

"Ken?!"

Lelaki itu sempat terkejut mendengar panggilan Aldo dan Kayla. Namun ia kembali seperti biasa.

Kayla berjalan mendekati lelaki itu dengan gemetar, ia yakin seratus persen lelaki itu adalah Ken.

"Kamu Ken?" tanya Kayla dengan nada gemetar bahkan semua yang berada diruangan menatap mereka bingung.

Lelaki itu mengangguk, "Bisa dipanggil seperti itu, nama saya Kenzo."

"Sejak kapan ngerubah nama?"

"Sejak saya lahir lah, anda bisa saja," ucap Kenzo sambil terkekeh.

Kayla juga ikut terkekeh, "Oh ya? Bukannya nama kamu Ken Aditama? Anak dari Andra Aditama dan Hanna Aditama."

"Maksud kamu apa? Saya tidak mengerti. Bisa dimulai meetingnya," ucap lelaki itu sambil mengalihkan pembicaraan.

Kayla menatap Ken pedih, tapi ia tetap harus kuat. "Sejak kapan CEO dari Amerika tahu bahasa Indonesia bahkan lancar, nggak mungkin lo orang lain lo Ken?!"

"Pak Aldo bisa kita mulai? Jangan buat saya berubah untuk membatalkan kerjasama kita,"

Aldo malah terkekeh, "Lo nggak bisa nipu, lo itu Ken."

"Saya bukan Ken! Saya Kenzo!" bantah lelaki yang wajahnya mirip dengan Ken.

Aldo juga sudah terbawa emosi, ia menunjuk Kayla yang sedang terdiam. "Lo lihat dia? Enam tahun lo kemana? Dimana saat istri lo terpuruk! Lo dimana anjing?!"

Semua karyawan terkejut melihat Aldo berbicara kasar, mereka masih tidak mengerti. Apalagi Clara yang kebingung siapa Ceo muda dari Amerika ini yang disangkut pautkan dengan Kayla.

"Saya tidak mengenalnya sama sekali!"

"Gapapa kamu nggak kenal aku tapi setidaknya kamu ketemu sama mamah," ucap Kayla. "Kamu nggak tahu rasanya setiap lihat mamah nangis tiap malam sambil meluk foto kamu, mamah serimg drop! Gapapa kalau kamu gak mau maafin aku, gapapa. Tapi tolong temui mamah, dia ingin ketemu sama anaknya. Aku mohon."

Jantung lelaki yang disebut Ken itu rasanya ingin copot saat mendengar keadaan Hanna.

Kayla yang melihat lelaki dihadapannya tidak bergeming, ia tersenyum. Yakin seratus persen Kenzo itu adalah suaminya Ken.

"Dan mbak Indah udah punya anak, dia udah nikah. Kamu udah jadi paman, Ken aku mohon temuin mereka."

"Saya tidak mengenal mereka, buat apa saya temui mereka?"

Aldo tiba-tiba menonjok lelaki itu, "Karena mereka keluarga lo! Kayla, lo lihat Kayla Ken! Lo tahu? Saat lo pergi ke Amerika, Kayla kayak orang gila nyari lo disekitar bandara, dia nggak malu, dia terus cari lo walaupun keadaannya masih belum pulih!"

Lelaki itu tetap diam tak bergeming, ia tidak ingin mengingat masalalunya kembali. Fokusnya sekarang hanya pada Acha iya wanita yang menemani ia selama terpuruk. Achanya, tidak ada yang lain.

"Maaf pak Aldo saya harus membatalkan kerja sama kita," ucapnya.

Kayla langsung memeluk lelaki itu dan menangis didada bidangnya, "Aku mohon jangan pergi lagi, jangan buat aku sama yang lain tersiksa."

Lelaki itu dengan teganya mendorong Kayla. "Nona tolong jaga sikap anda."

Untung saja Farel langsung menangkap badan mungil Kayla. "Sepertinya anda yang harus menjaga sikap ke seorang wanita."

"Bilangin ke nona ini jangan seenaknya memeluk saya,"

"Ken, setidaknya buat mamah. Buat orang yang ngelahirin kamu. Aku mohon Ken,"

Lelaki itu menatap mata Kayla tajam, rahangnyq mengeras.

"Iya saya Ken Aditama, laki-laki yang enam tahun lalu anda minta cerai. Laki-laki yang diusir keluarga, iya itu saya! Dan sekarang dengan enaknya anda minta saya kembali seperti dulu?" ucap Ken terkekeh miris.

"K-en aku minta maaf,"

"Maaf anda nggak guna buat saya Nona Kayla Violetta," ujar Ken dingin. "Miko ayo kita pergi."

Tangis Kayla semakin pecah, Clara mendekati sahabat kantornya itu memeluk menenangkan Kayla.

"Tenang Kay, dia siapa?" tanya Clara hati-hati.

"Suami gue Clar, orang yang jadi alasan gue sendiri hiks."

Farel yang mendengarnya sempat terkejut, hatinya terasa sakit. Wanita yang selama ini ia cinta ternyata sudah mempunyai suami. Sedih sekali nasibnya.

◼◼◼

"Arghhhhh!" erang Ken saat sampai di apart, dadanya bergemuruh.

Ia meninju diding apart, kenapa harus sekarang mereka bertemu? kenapa harus sekarang! Ken benci.

Kalian semua tidak tahu dulu Ken sempat depresi saat berada di Amerika. Ken harus spikiater untuk mengobatinya dan disitu ia benar-benar sendiri, untung saja ada Acha yang terus berada disampingnya. Riacha Edwin.

"Gue benci kembali ke Indonesia!" teriaknya membuat Miko yang berada dibelakang Ken bergidik ngeri.

Ken mengambil ponselnya dan menelpon Acha, ia ingin mendengar suara gadis manja itu.

Tetapi Acha tidak mengangkatnya, ponselnya tidak bisa di hubungi. "Kamu kemana Cha, aku butuh kamu."

"Tuan, ini obat minum dulu," ucap Miko sambil memberikan obat penenang buat Ken yang sudah disiapkan Acha.

Ken meminum obat itu, perlahan ia mulai tenang. Miko menyuruhnya untuk istirahat agar tenang.

◼◼◼



Ken & Kayla [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang