Chapter 38

2.8K 236 168
                                    






Demi Kayla pulang, sekarang Ken sudah berada dikediaman Nadya. Ia menghembuskan napas kasar, berat sekali rasanya berat untuk kesini lagi.

"Yaallah Ken, akhirnya kamu datang juga," sambut Santi.

Ken menyalimi Santi, "Assalamualaikum tante, maaf baru ngecek hp soalnya."

"Iya gakpapa, kamu langsung ke kamar Nadya ya diatas. Tante khawatir dia nggak mau makan sering nyebut nama kamu juga," ucap Santi membuat Ken menggarukan kepalanya yang tidak gatal.

"Iya tante,"

"Pergi gih, tante mau siapin makanan buat Nadya dulu,"

Ken pergi ke kamar Nadya, disana Nadya terlihat pucat sambil melamun diranjangnya.

"Kenapa nggak mau makan?" tanya Ken membuat Nadya menoleh padanya dan membulatkan matanya.

"Ken," gumannya.

Ken mendekat kearah Nadya dan memerhatikan wajah Nadya yang pucat. "Maaf gue nggak bermaksud kasar sama lo,"

Nadya memeluk Ken, "Aku nggak marah sama kamu, aku kesel sama Kayla hiks. Aku suka kamu Ken, aku udah lama mendem perasaan ini.

Tanpa membalas pelukan Nadya, Ken berkata. "Tapi gue sukanya sama Kayla Nad, gue nggak suka elo. Gue sayangnya sama Kayla."

"Kamu nggak---"

"Aduh maaf mama ganggu ya," ucap Santi tersenyum melihat Ken dan Nadya yang berpelukan.

"Nggak kok tante," ucap Ken menjauhkan dirinya dari Nadya.

Santi terkekeh geli. "Nggak papa kok, ini makanannya, bujuk Nadya ya Ken. Dia keras kepala."

"Aku nggak mau makan sebelum Ken jadi pacar aku!" tekannya membuat Ken kaget.

"Nad lo--"

"Aku nggak peduli, mah aku mau Ken jadi pacar aku. Habis itu aku makan deh, atau nggak biar aja aku mati sekalian,"

Santi melongo atas permintaan anaknya, "Nad, kamu nih jangan bercanda."

Nadya menatap serius mamanya, "Aku nggak bercanda mah, aku serius ya Ken kamu mau jadi pacar aku?"

Ken segera menepis tangan Nadya. "Lo tau, gue punya pacar Nad,"

"Siapa? Kayla? Dia tuh nggak berhak jadi pacar kamu. Aku seharusnya pacar kamu Ken."

Ken mengepalkan tangannya, untung saja disini ada Santi kalau tidak pasti Ken sudah membentak Nadya.

"Tapi Nad, gue sua--"

Tiba-tiba saja Nadya langsung pingsan membuat Santi khawatir, dan menelpon dokter.

"Nadya cuma stres aja, sebaiknya jangan terlalu membuat Nadya stres. Ini obat-obatnya sudah saya tuliskan." ucap Dokter wanita tersebut.

"Baik dok terimakasih, mari saya antar. Ken kamu jaga Nadya ya, tante keluar sebentar," ujar tante Santi.

Ken menghembuskan nafas kasar, kenapa ia harus disituasi dimana mau memilih ini salah, yang itu juga salah.

Ken tidak ingin menyakiti Kayla, Ken cinta Kayla. Kaylanya harus bahagia, tapi kenapa malah dia sendiri yang harus menyakiti Kayla.

"Ken, Nadya belum sadar ya?" tanya Sante memasuki kamar.

"Belum tante."

"Ken, tante minta tolong sama kamu, mau ya jadi pacar Nadya. Nadya keras kepala Ken, dia kalau mau itu tetap itu, kesehatan Nadya juga menurun. Tante mohon sama kamu," mohon Santi.

Ken merasa tidak enak dengan Santi, tapi ia harus berani menolak. "Tante saya sudah punya pacar," tolaknya dengan halus.

"Tante tahu, Nadya cerita sama tante. Kayla kan pacar kamu? Tenang nanti tante omongin sama Kayla. Tante mohon Ken, Nadya putri tante satu-satunya," keukeuh Santi.

"Maaf tante tapi Ken---" ucapan Ken terpotong lagi karena ada yang menyelanya.

"Terima, gue nggak papa," ucap Kayla yang sudah berdiri dipintu bersama Shila.

Ken menggeleng tidak percaya, istrinya sudah gila. "Lo gila? Otak lo dimana?"

"Gue ikhlas, kita putus," ucap Kayla menekankan kata putus. Tapi entah kenapa Ken mendengarnya menjadi 'kita cerai'

Bahkan Shila yang mendengar itu pun refleks menyubit lengan Kayla. "Lo beneran gila."

"Tante saya pamit dulu, maaf untuk permintaan tante saya tolak. Permisi, Assalamualaikum," ujar Ken menarik tangan Kayla kasar membawanya kedalam mobil.

"Maksud lo apa?" tanya Ken dingin.

Kayla menelan ludahnya, memberanikan diri untuk berbicara. "Gue mau cerai, hubungan kita kayaknya nggak bisa dipertahanin lagi," sungguh sakit mengucapkan kata cerai, dadanya terasa ada ribuan jarum yang menusuk.

"Lo yang nggak mau pertahanin, lo yang lebih mentingin Nadya dibanding diri lo sendiri," tajam Ken. "lo kenapa sih lebih milih bahagiain Nadya? Gue tau diri lo sakit? Kenapa Kay? Lo bodoh tau gak!?"

"Gue biasa aja, sebenarnya gue masih cinta sama Aldo. Gue bohongin lo aja, biar lo bahagia aja gitu. Gue sama sekali nggak cinta sama lo Ken!"

Jantung Ken serasa berhenti berdetak, apa tadi Kayla bilang, Kayla tidak mencintainya. Terus apa selama ini?

"Lo bohong. Lo kira gue mudah tertipu sama omong kosong lo itu?"

Kayla tersenyum merehmehkan, "Ternyata lo mudah banget gue kibulin Ken, baru ungkapin perasaan gitu aja udah terlanjur baper."

"Bilang apa alasan lo lebih mau cerai ke gue selain emang nggak bisa dipertahankan?" tanya Ken dengan tatapan tajam.

"Oh itu, gue bosen. Boong mulu sama lo, gue cinta mati sama Aldo. Mau dia boongin gue juga gue cinta sama dia, dan lo tau dia juga yang udah ngambil keperawanan gue. Hahaha tapi jangan bilang siapa-siapa ya," ucap Kayla tertawa pelan.

Ken mengepalkan tanganya, kukunya mulai memutih menandakan ia sangat marah. "Turun jalang!"

Kayla mengangguk mengiyakan, "Gue tunggu surat perceraian kita." Kayla keluar dari mobil suasana hujan deras.

Ken langsung memukul stir, "Arghhhhh."

Apakah ini akhir dari semua? Apakah berpisah adalah jalananya? Tidak Ken belum siap untul berpisah dari Kayla.

Sedangkan Kayla sudah dibahasi dengan air mata ditambah dengan hujan menjadi pelengkap kesedihannya.

"Sakit! Hati gue sakit! Gue sayang sama lo Ken! Gue cinta sama lo. Gue boong tentang semua itu," isaknya sambil memukul dadanya sendiri. Apalagi mengingat Ken mangatakan bahwa dirinya jalang.

Dengan badan yang bergetar Kayla terus berjalan. Tangisnya tak henti, malah makin parah. Sesingkat itu kah hubunganya dengan Ken, bahkan cuma beberapa hari mereka menikmati hari dengan rasa cinta.

"Kayla?" teriak kedua orang didalam mobil.

Kayla tersenyum melihat orang itu, "Intan, Aldo."

Aldo memarkirkan mobilnya dan mengambil payung lalu menghampiri Kayla. "Ngapain hujan-hujan gini keluar nggak bawa mobil lagi," omel Aldo mendekap Kayla agar tidak mengenai hujan lagi.

"Dingin," ucap Kayla mengigil.

"Iya ayok kedalam mobil," Aldo menuntun Kayla ke mobil.

Di mobil Kayla terus mengigil, bahkan sudah dilapisi jaket dan Intan juga memeluk Kayla. "Kayla jangan sakit, nanti Intan sedih sahabat Intan sakit."

Dari jauh Ken memerhatikan Aldo dan Kayla hanya tersenyum miris. "Gue percaya sekarang."

◼◼◼

Sampai ketemu lagiii!!

Ken & Kayla [SELESAI]Where stories live. Discover now