Chapter 20 - Chase you

Start from the beginning
                                    

"Jika kau menang, aku yang akan menciummu."

Sebuah suara yang sudah lama tidak ia dengar membuat Finn menghadap ke belakang. Di sana, Matthew bersandar pada mobilnya sendiri. Sepertinya pria itu baru tiba.

Finn menyeringai. "Sudah lama, Kawan."

Matthew berjalan mendekat dan berhenti hanya beberapa senti dari wajah Finn. Karena tubuh Matthew sedikit lebih besar dan tinggi darinya, pria itu sedikit mengangkat lirikan matanya.

"Kau merindukan pukulanku?"

Matthew membalas senyuman Finn. "Oh, Dude, lebih dari siapa pun."

"Sangat bagus." Finn tertawa. "Oh, ngomong-ngomong aku dengar bahwa kau mendekati Helena. Sayang sekali, aku sudah mengenalnya lebih dulu." Finn berdecak di akhir kalimat.

"Maksudmu pacarku?" Matthew bertanya santai membuat Finn terdiam. Wajah pria itu kaget sejenak sebelum kembali tertawa geli.

"Oh, kau ingin membodohiku?" Finn mendekatkan wajahnya. Senyumnya kali ini menghilang dan diganti dengan tatapan tajamnya. "Aku tahu orang seperti apa Helena. Dia tidak akan memberimu waktu untuk bermain terlalu lama."

Matthew tersenyum samar. "Ahh .... Aku tahu. Kau sedang mencurahkan hatimu, ya? Karena Helena tahu dirimu seorang bajingan, dia tidak berani memberimu hatinya."

Wajah Finn menjadi suram. Tangannya mengepal dengan erat seolah apa yang dikatakan Matthew benar adanya.

Matthew tertawa puas. Lalu, ia menatap Finn dengan tatapan berbahaya. "Jangan menemui wanitaku lagi, atau aku akan melanggar janjiku kepadanya untuk tidak membuat keributan denganmu."

"Oh ya, aku hampir melupakan sesuatu, aku masih memegang kartu as milikmu." Matthew menepuk bahu Finn cukup keras, namun terlihat seperti mereka berteman. "Aku mendoakan kekalahanmu, Kawan lama."

Matthew memberikan seringai malasnya untuk terakhir kali sebelum meninggalkan Finn di sana sendirian.

***

Pertandingan akan segera di mulai. Tim pemandu sorak dari sekolah Finn mulai menunjukkan aksi mereka dengan sorakan yang lumayan. Dan saat tim Hera berjalan ke tengah lapangan, sorakan heboh memekakkan seisi ruangan tersebut. Karena lapangan untuk mereka lomba berada di luar, itu sungguh besar. Teriakan demi teriakan jelas terdengar. Semakin tinggi Diana kecil melambung dan berputar di udara, semakin penuh teriakan memekakkan telinga hingga suara musik sulit didengar.

Bagaimana tubuh Helena bergerak mengikuti ketukan musik, bagaimana ekspresinya yang sensual  membuat semua orang tergila-gila dengannya.

Tidak terkecuali Matthew. Bersandar di dekat tangga bagian tengah sambil melipat kedua tangannya di depan dada, dia tidak bisa berhenti menatap Helena. Matanya yang tajam selalu mengikuti ke mana wanita itu dan gerakan tubuhnya.

Mungkin Helena menyadari tatapannya, karena dia tiba-tiba saja membalas tatapannya. Membiarkan timnya menyentuhnya, Helena menatap Matthew dengan tatapan yang intens. Dia pun menjilat dan menggigit bibirnya sebelum mengedipkan mata dengan nakal membuat sorakan para pria di sekitar Matthew semakin heboh.

"Helena, aku mencintaimu!"

"Helena!"

Panggilan dan pernyataan cinta mengalun tidak berhenti seolah Helena baru saja menarik perhatian mereka.

Matthew menunduk seraya terkekeh kemudian menggelengkan kepalanya. Wanita muda ini tahu bagaimana menggodanya.

Selain Diana dan Helena, orang yang paling banyak mencuri perhatian tentu saja Hera. Aura yang terpancar dari gerakan tubuh dan raut wajahnya sangat merepresentasikan sosoknya yang seperti seorang pemimpin. Sungguh membuat penonton terpesona dan kagum.

VENUS [#5 Venus Series]Where stories live. Discover now