Untukmu sahabatku

"Hai, gimana kabarmu untuk hari ini? Harus baik dong ya, hehehehehe. Kamu tahu nggak? Hari ini aku senang banget karena cita-cita yang selama ini aku idamkan terkabulkan. Kamu tahu apa itu? Novel yang aku buat beberapa hari lalu diterima dengan baik di pasaran dan aku senang banget. Andai kamu bisa disini aku ingin mentraktir kamu sepuasnya. Aish, tapi itu kayanya nggak mungkin secara kamu jauh disana.

Oh ya, kamu jangan terlalu berlarut-larut dengan kerjaanmu nanti sakit dan jangan lupa makan yang teratur, tidur yang cukup. Ingat ya apa yang ku katakan awas aja kalau aku tau kalau kamu sakit! Hehehehe.

Udahan dulu ya, semangat terus jangan lupa tersenyum. I Miss You.

Sahabatmu,

Neslia Fanda

Setelah membaca isi surat itu, Kivant--nama pria itu tersenyum. Ini yang selalu di tunggunya setiap minggunya, surat dari sahabatnya di Indonesia.

Kivant Ozberk Sangose seorang CEO di perusahan ternama di Jepang yaitu Sangose's Group. CEO yang kerap disapa Kivant ini sudah menjadi CEO di perusahaan keluarganya sejak duduk dibangku kuliah.

Kecerdasan yang dia miliki membawanya ketempat ini untuk meneruskan perusahaan yang sudah dirintis dari nol oleh sang kakek.

Kivant asli Indonseia sebab itulah ia sangat fasih berbahasa Indonesia, tetapi sejak lulus SMA dia melanjutkan kuliah di Jepang.

Itu bukan kemauannya, melainkan kemauan orang tuanya. Mereka ingin Kivant belajar di Jepang sekaligus mengurus perusahaan disana.

"Aku nggak sabar ingin kembali ke Indonesia. Ingin sekali melihat wajah dari wanita bernama Nesa ini, yang selalu membuat hari-hariku berwarna. Kapan hari itu tiba?" Kivant menghembuskan napasnya lelah.

Rasanya dia ingin cepat-cepat kembali ke negeri asalnya, tapi apalah dayanya tanggung jawab yang besar terhadap perusahaan membuatnya harus bertahan disini.

Kivant dan Nesa saling mengenal lewat surat sejak tiga tahun yang lalu. Kivant yang saat itu sedang sibuk-sibuknya untuk ujian skripsi tiba-tiba mendapat surat.

Surat itu dari universitas di Indonesia. Saat membukanya ternyata itu surat pengajuan untuk pertemanan.

Kalau Kivant membalas surat itu, artinya Kivant menerima pertemanan itu. Bukan tanpa alasan Kivant membalas surat itu, tapi karena merasa konyol dia membalasnya.

Awalnya dia heran, mengapa masih ada orang yang melakukan surat-suratan padahal sekarang sudah seba canggih.

Tetapi apapun alasannya, sebab surat itu dia bisa berteman dengan seorang gadis yang dia tidak tahu parasnya. Gadis itu Nesa.

"Mending aku pulang dulu, lagian ini juga sudah mau malam," ujar Kivant pada dirinya sendiri.

Kivant membereskan berkas-berkasnya dan berlalu keluar dari ruangannya.

"Apakah bapak mau pulang?" tanya sekretarisnya Meira.

"Iya, apa ada yang bisa saya bantu, Meira?"

"Oh, tidak ada, Pak. Saya hanya ingin memberitahu Bapak kalau besok kita akan mengadakan pertemuan dengan klien di restoran X," jelas Meira panjang lebar.

"Jam berapa itu?"

"Jam delapan pagi, Pak."

"Kalau begitu kamu siapkan berkas-berkasnya nanti kamu kirim lewat email."

"Baik, Pak."

"Kalau begitu saya pulang lebih dulu, sampai jumpa hari esok." Meira hanya menundukkan kepala hormat.

Setelah kepergian Kivant, Meira bisa bernapas lega.

"Akhirnya gue bisa menghirup udara segar," ujar Kivant saat dirinya sudah berada di parkiran kantornya.

"Enaknya aku kemana dulu ya? Langsung pulang atau nongkrong dulu? Ah, lebih baik aku pulang saja."

Setelah memutuskan untuk pulang Kivant bergegas masuk dalam mobil dan melajukannya meninggalkan kantor Sangose's Group yang terpampang indah di depan gedung tinggi dan besar itu.


Tbc___

2 Februari 2021

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komennya. Salam sayang dari aothor❤

Cinta Neslia (End)Where stories live. Discover now