Your Best Friend

31. Unknown

Mommy shark 🦈

'Ghea gak pulang sampe
besok sore. Lagi di rumah
Nasrini nugas!'

'Pulang sayang.
Nanti mommy jemput.'

'Ghea SIBUK! Gak usah!'

Ghea menghela nafasnya dan menyandarkan kepalanya di bahu Nasrini yang mengemudi.

"Kita kemana, Rin?" tanyanya.

Setelah pulang dari tempat pemakaman neneknya, tanpa sengaja mereka bertemu di jalanan karena Nasrini bolos juga.

Sebenarnya ini sudah jam pulang sekolah, jadi tidak ada masalah jika mereka mulai berkeliaran di jalanan umum.

"Lo mau kemana? Gue anterin kemana aja. Motor bebek gue masi kuat," jawab Nasrini.

"Gue bingung, Rin. Gue bego, tolol!" Balas Ghea.

Nasrini menghentikan motornya dan menjitak kepala Ghea. Mulutnya komat-kamit membacakan ayat pengusir setan.

"Anjing! Gila lo!" Kesal Ghea.

Nasrini menghela nafasnya lega karena Ghea sudah kembali ke setelan pabrik.

"Lo lapar gak?" tanya Nasrini kemudian kembali membawa motornya.

"Mm. Gue gak makan dari pagi. Gak selera sih, tapi gas aja," balas Ghea setuju.

"Lo kalo mau mati jangan sendiri, wife. Tega lo ngejanda in gue," ujar Nasrini membuat Ghea tertawa.

Sementara itu di markas Ganghan Gang.

"Bocil mana?" Bram yang baru datang langsung bertanya pada Nathan.

"Gak ikut. Hari ini si Loli bolos," jawab Nathan.

"Bah! Gimana masa depannya? Tambah deh tugas gue buat nyariin orang berada bersanding disampingnya. Mana harus punya kesabaran ekstra lagi." Bram berpikir sejenak.

"Ghea mana?" tanya Devan yang baru datang.

"Kenapa kalo Ghea gak disini kalian pada nanyain?" tanya Hans keheranan.

"Halah, sok lo! Gue tau lo juga gak bisa hidup tanpa Ghea, hampa hidup lo!" Ketus Bram.

Hans hanya bisa menggeleng.

"Breaking news! Gue uda dapatin gebetan gue," ucap Gabriel sambil berbunga-bunga.

"Mana tuh, ratu cinta? Gue mau beliin apa yang dia mau," lanjutnya dan duduk dengan santai.

"Lo benaran berhasil? Ghea kan gak kasih masukan?" tanya Nathan.

"Tolol lo! Ghea betul, kalo kita perhatiin cewek kita, mulai dari hal-hal kecil, bahkan kayak cuman minjamin pulpen doang, beh! Klepek-klepek!"

"Ya, berhasil sih. Cuman kalo dia ada rasa juga sama lo!" Lanjutnya sambil terkekeh.

***

"Besok bolos yuk," ajak Ghea.

"Ssst! Kalo ibu gue dengar, kita dibacok!" Nasrini memperingati.

Ghea tertawa.

"Pak de dimana?" tanya Ghea.

"Palingan pulang tengah malam. Gue kasihan nengok orangtua yang susah payah ngehidupin kita. Eh, kita malah bolos," ujar Nasrini.

"Hahaha! Gue sih kasihan sama hidup gue, Rin! Ga ada yang menarik sama sekali," ketus Ghea.

"Apanya yang gak menarik? Lo harus bersyukur. Banyak orang yang mau diposisi lo."

"Iya! Bawel kayak ikan blubub blubub lo," kesal Ghea dan kemudian berbaring santai.

"Keluar yuk! Gue jenuh di rumah," ajak Nasrini.

"Gas!" Ghea langsung semangat.

Kedua gadis yang bebal itu pun keluar mencari angin.

Setelah bermain-main, mereka langsung kembali pulang. Ibu Nasrini suka merepet, jadi mereka harus pulang dengan segera.

Malam yang dingin itu pun mulai sepi karena penduduk bumi yang mulai berlabuh pada mimpinya.

G

hea yang belum tertidur memainkan ponselnya dan membalas pesan dari nomor baru itu.

Unknown

'Ghea!'

'Iya! Siapa?'

'Can you be mine?'

'Gila!'

'Hhh! Lo lucu, gue suka!'

'Oke makasi!
Izin blok, gue jijik!'

"Orang-orang gila, gak tau apa kalo gue lagi galau!" Gumamnya dan berbaring.

Ponselnya kembali bergetar.

Ghea melihat notifikasi dari nomor baru yang sebenarnya tidak dia blokir itu.

Unknown

'Like a star, you're so shining in my eyes.'

Ghea terkikik geli. Siapa girangan yang mencoba menggelitik perutnya saat sedang sedih seperti ini.

Unknown

'Gue gak suka nengok lo murung!'

'Lo siapa?
Dedemit? Detektif?'

'Yours!'

'Gue gak tau lo lagi iseng
atau ngapain. But, gue uda
nyimpan satu nama di hati gue!'

'Emangnya gue peduli?'
'Gue basa-basi doang.
Yang gue seriusin, you're mine!'

'Ok, makasih. Hargai
perasaan orang. Ini uda
malam, lihat sebelah kanan lo,
pasti ada kuyang!'

Pria yang mengirim pesan pada Ghea itu mengulum senyum.

"You're mine."