24. Pentas Seni

97 6 0
                                    

'Lo lupa. Gue kecewa, Than.'  Ghea tidak jadi mengirimkan pesan itu karena Nathan sudah mendahuluinya.

Nathanduk 💩🔐

'Loli! Gue berangkat duluan
yah! Mau jemput Leana sama
ngurus persiapan nanti!'

'oke '

"Lo benar-benar lupa," gumam Ghea.

Ghea membuka pemgompres di keningnya. Kalau hari ini tidak penting, mungkin dia akan menangis satu harian di kamarnya.

Ghea turun dan menemukan kedua orangtuanya yang sedang sarapan.

"Daddy gak bisa datang, mommy juga," ucap Novita merasa bersalah.

"Gapapa. Ghea juga agak malu, takut buat kesalahan," kekeh Ghea.

"Gak. Sayangnya daddy pasti bisa," ucap Dian.

"Dad, anterin Ghea nanti, yah. Ghea bawa banyak barang juga. Baju manggung Ghea uda rapi kan, mom?" tanya Ghea.

 "Uda bawel," ucap Novita mencubit gemas hidung Ghea.

Ghea beruntung dia tidak pilek. Suaranya masih sama seperti sebelumnya. Setidaknya obat tidur yang dia makan mampu menyelamatkan hari penting ini.

 Sesampainya di sekolah, Ghea melihat sekolah mereka yang sudah ramai.

"Sini gue bantuin," ucap Nicho langsung mengambil dus yang Ghea bawa.

"Pagi om," sapanya pada Dian.
Dian mengangguk ramah membalasnya.

"Semoga sukses, sayang," ucap Dian dan pergi.

"Gue grogi," ujar Ghea.

Nicho menatap Ghea. Dia tahu bahwa Ghea tidak baik-baik saja, dia berpikir bagaimana Ghea bisa kuat menanggung sesuatu itu. Entah apa itu, tapi Nicho tahu pasti sangat membebankan Ghea. Dia terlihat menutupi semuanya sendirian.

"Kirain lo ga bisa nervous," ucap Nicho melewati Ghea.

"Es! Tunggu, takutnya lo salah kamar malah ngintip anak lain ganti baju!" Ujar Ghea mengejar Nicho. Dia pura-pura seolah-olah tidak terjadi sesuatu kemarin.

"Bayi, lo terlalu banyak ngomong!" Kesal Nicho.

Ghea melihat Nathan yang berjalan berduaan dengan Leana. Mereka terlihat tertawa bersama sembari sibuk dengan bawaannya.

Ghea menghela nafas panjang, hal itu membuat Nicho menatap Ghea.

"Lo kayak mau habis umur aja. Semangat dikit, double G, bentar lagi nyampe," ucap Nicho.

"Hah?! Pada datang? Ahkkk!!" Ghea frustasi.

"Kok datang sih?" tanya Ghea memukul tangan Nicho.

"Mau nengok lo. Ya kali bocilnya manggung gak di dukung," ucap Nicho.

"Gue makin grogi! Argghh!" Dengan geram Ghea menggigit tangan Nicho.

"Sakit bego!" Ringis pria itu.

"Suruh yang lain jangan datang, dong," pinta Ghea merasa semakin gugup.

"Gue emang wakil double G. Tapi keputusan itu ada ditangan ketua," tolak Nicho.

"Tega lo, Es," kesal Ghea.

"Kok gue? Gini nih bayi kalo dilepas dari kandang," ucap Nicho. Dia senang Ghea kembali seperti produk semula, macan.

"Ghea!" Nasrini menghampiri mereka.

"Rin! Gue grogi banget," ucap Ghea.

"Halah, santai! Bayangin aja kita manggung berdua," balasnya.

"Karena lo uda punya temen, sekarang bawa kotaknya barengan. Gue mau bantu yang lain. Bentar lagi dimulai!" Ucap Nicho memberikan dus itu pada mereka berdua.

"Seriusan tu anak bisa ngomong?" tanya Nasrini dengan mulut yang melongo tidak bisa percaya.

Terlihat kursi yang disusun mulai terisi. Tamu-tamu besar juga sudah datang, termasuk gubernur yang datang bersama jajarannya.

Walau hanya sedikit, tapi Ganghan Gank duduk santai di belakang. Semua anggota inti ada disana.

MC membuka dengan kata penyambutan.

Terlihat pembukaan itu diawali dengan tarian-tarian tradisional yang dikreasikan.

Setelah kata sambutan dari tamu-tamu penting itu, ada teater kecil yang disuguhkan.

"Benaran cuma penabur bunga?" tanya Bram saat tidak sengaja melihat Ghea di sudut panggung itu.

Dia terkekeh geli. Seragam Ghea nampak berantakan menandakan jika dia sangat sibuk mulai dari tadi.

"Lo liat aja," ucap Nathan santai.

Dia menunjukkan tata acara. Pada pertengahan acara, Ghea dan timnya akan membawakan lagu sambil menari. Kemudian pada kegiatan akhir, Ghea akan membawakan sebuah lagu bersama Nasrini.

Dari lantai tiga, Alex dan yang lainnya melihat ke arah musuhnya.

"Ngapain mereka semua disini?" tanya Uel.

"Mana gue tau," ucap Noe.

"Tapi yah, Ghea dekat sama si Nathan, si balok es juga," lanjut Noe.

"Itukan bosnya," ujar Uel setelah mengamati Devan dari jauh.

"Banyak saingan lo, bos," ucap Uel dan turun dari sana. Dia juga ingin menikmati acara itu. Selain pentas itu memang sangat meriah, snack yang dibagikan juga enak-enak. Belum lagi siswi-siswi dari sekolah lainnya yang menghadiri kegiatan itu.

Your Best FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang