11. Friendship

117 10 0
                                    

Ghea bertemu dengan Naila dan Leana di koridor.

Dia panik. Dia izin dengan baik-baik pada gurunya, tapi tidak dengan temannya.

"Ghea!" Sapa mereka.

"Hai," balas Ghea menghampiri.

"Lo sakit? Ngapain disini sampe gak sekolah?" tanya Naila.

  Leana dengan sopan menyalami Dian dan Novita, Naila pun mengikutinya.

"Jenguk kerabat. Kalian tahu kan kita ada fisika hari ini?" kekeh Ghea membuat mereka geleng-geleng kepala.

"Kalian?" tanya Ghea balik.

"Nicho sakit. Mau jenguk," jawab Leana.

"Si Es? Tapi kemarin baik-baik aja."

"Nah itu! Sampe masuk rumah sakit segala lagi," timpal Naila.

"Dad! Mom! Ghea ikut mereka, yah?” ujar Ghea.

 Dian dan Novita saling menatap dan menoleh ke Ghea.

"Ada Nathan?" tanya Ghea dan mendapati anggukan mereka.

"Ada Nathan juga kok," ucapnya.

"Ya sudah. Jangan pulang lama," ucap Dian memberi izin.

"Habis ini pulang ke toko aja," tambah Novita.

Ghea mengangguk cepat.

"Yuk! Nicho Es dimana?" tanya Ghea.

Mereka bersama-sama menaiki lift.

"Kek bawa bocil aja!" Kekeh Viona.

Ghea cengengesan.

Tampilannya memang berbeda dengan temannya yang masih memakai seragam.

Ghea mengenakan kaos putih dan rok selutut bewarna coklat muda, juga sepatu putih dengan sol karet yang membuatnya tidak sependek biasanya. Ditambah dengan aksesoris yang selalu mommy-nya pasang jika Ghea keluar, aksesoris jepitan rambut kucing.

Mereka membuka pintu dan melihat Nicho, Nathan dan entah siapa lagi tiga pria itu. Mereka hanya mengenakan celana seragam sekolah mereka dan kaos.

"Oi! Nicho es! Gak mati lo?" tanya Ghea sambil menghampiri.

Mereka berlima menoleh.

"Maaf, ya. Kita gak bawa apa-apa. Lo baik-baik aja?" Tanya Naila.

Nicho mengangguk. Dia terlalu dingin. Sebenarnya kedekatan Nathan dengan merekalah yang membuat mereka jadi ikut berbaur dengan Nicho juga.

"Ngapain lo, Loli?" tanya Nathan.

"Bolos," kekeh Ghea membuat Nathan menggeleng.

Ghea duduk disebelah nakas dan menatap luka-luka Nicho.

"Lo habis berantam, ya? Sama siapa? Biar gue gigit!" Ucapnya.

Mereka menatap Ghea dengan perasaan lucu. Sesuatu menggelitik perut mereka mendengar itu.

Nathan menggulung bajunya dan memperlihatkan bahunya.

"Dia gak bohong,” ujar Nathan sembari memperlihatkan bekas gigitan Ghea kemarin.

Ghea mengangguk sombong kemudian menatap Nicho. Nicho terlihat santai, mungkin karena dia sudah biasa mendapatkan luka karena berkelahi.

"Nanti dibantuin Naila sama Leana juga," ucapnya serius.

"Gak! Kami bukan anjing!" Kekeh Naila.

"Bayi," panggil Nicho.

Merasa panggilan itu untuknya, Ghea menoleh.

Your Best FriendWo Geschichten leben. Entdecke jetzt