2. It's great to see you again

248 16 0
                                    

Hari ini cukup membuat Ghea merasa bahagia. Ya, akhirnya dia bisa kembali dan berjumpa dengan Nathan lagi.

Ghea merasa senang dan sangat bersyukur karena Nathan baik-baik saja. Pria yang dia sukai itu tumbuh semakin tinggi dan tampan.

Perasaan itu semakin dalam, dan Ghea berharap Nathan segera menyadarinya.

Bagaimana dengan Ghea sendiri? Dia tidak terlalu peduli. Dengan atau tanpa penyakit, ajal akan menjemputnya. Dia berharap sebelum waktunya, dia diberi keberanian untuk mengungkapkan perasaan yang semakin menggila itu. Sayangnya, tidak ada yang tahu kapan itu akan terjadi.

"Woi, Loli! Balek yuk!" Ajak Nathan.

"Iya!" Jawab Ghea kesal. Dengan santainya Nathan menarik tas Ghea. Dia memang memiliki tubuh yang pendek.

Seisi kelas melihat mereka penuh keheranan dan Ghea tidak ada masalah dengan itu. Justru itu bagus.

"Tunggu bentar! Kunci gue ketinggalan,” ucap Nathan meninggalkan Ghea sendiri di parkiran.

Ghea menggeleng.

Dia menyapa Nicho yang baru tiba di parkiran dengan senyuman. Pria itu dingin, benar-benar hanya melihat sekilas dan memasang wajah datarnya.

"Nick, besok temenin gue, yah!" Ucap Nathan yang baru tiba.

"Hmm." Nicko hanya berdehem menanggapinya. Dia memakai helmnya kemudian menyalakan motornya.

"Lo mau les?" tanya Nathan.

"Gak, malas!" Jawab Nicho.

Ghea mendengus malas dan bersandar di salah satu motor yang terparkir di sana. Entah apa yang membuat mereka mengobrol, Ghea tidak terlalu peduli dengan pembahasan orang pintar.

Seorang siswa datang dan berdiri tepat di depan Ghea. Tangannya bersandar di motor itu dan mengunci pergerakan Ghea.

"Motor gue,” ucapnya.

"Oh,” jawab Ghea singkat sambil menunduk dan keluar dari sela tangannya. Kungkungan pria itu bisa dilewati dengan mudah oleh tubuh pendeknya.

"Eits!" Dia menarik tangan Laura dan menatapnya.

"Lo baru, ya? Alexander Mahendra,” ucapnya.

Ghea teringat perkataan Naila dan Viona tentang pria brengsek itu. Ketua geng motor playboy yang harus dihindari. Dia memang tampan, namun gosip itu membuat Ghea langsung menilai buruk Alex.

Ghea melepaskan genggaman pria itu. Sekilas dia melihat tatonya yang mengintip dibalik seragamnya yang berantakan.

"Woi, Loli!" Panggil Nathan. Dia dan Nicho menatap tak suka Alex.

Ghea terlena. Setiap perhatian Nathan berhasil membuatnya semakin jatuh cinta padanya.

Ghea pun meninggalkan Alex yang berpangku tangan dengan santainya dan tersenyum miring.

"Buru! Gue laper!" Ujar Ghea menaiki motor Nathan.

Motor Nathan melaju kencang. Ghea benar-benar tidak ingin mengalihkan pandangannya dari spion. Dia tidak akan pernah bosan menatap wajah Nathan.

"Than," panggil Ghea pelan namun Nathan mendengarnya dengan jelas.

"Gak jadi.” Awalnya Ghea ingin mengajak Nathan memakan sesuatu untuk menghabiskan waktu bersama. Namun dia mengurungkannya karena Nathan akan mengajaknya bermain game dirumahnya, jika sudah bosan belajar. Atau, Nathan juga akan datang ke rumah Ghea untuk mengganggunya.

"Makan dulu yuk!" Ucap Nathan  kemudian.

Off course! Ghea mengangguk semangat.

Mereka berhenti di sebuah tempat makan. Dokter melarang Ghea agar tidak makan sembarangan namun Ghea tidak terlalu peduli. Dia sangat menyukai jajanan.

Nathan terlihat santai menyumpiti daun bawang di bakso Ghea. Penjualnya lupa dengan pesanan mereka sebelumnya. Pesanan Ghea justru diberi daun bawang yang lebih banyak.

"Pucet banget lo," ucap Nathan membuat proses jatuh cinta Ghea yang semakin dalam berhenti.

"Laper," jawab Ghea langsung menyantap baksonya.

  "Si brengsek tadi ngomong apa?" tanyanya.

Ghea menatap Nathan. Hatinya bergembira mendapati pertanyaan Nathan itu.

"Siapa?"

"Alex!" Jawab Nathan.

"Gak ada, kenalan doang." ujar Ghea.

"Jauhi, deh! Tu cowok kebiasaannya anjing banget." Ucap Nathan.

"Lah? Anjing kan imut! Kan anjing?" Ghea memberanikan diri mengelus kepala Nathan dan tertawa kecil.

  "Goblok!" Kesal Nathan.







Your Best FriendWhere stories live. Discover now