4. Es

149 11 0
                                    

Jam istirahat sudah tiba. Mereka yang dihukum diperbolehkan untuk kembali masuk.


 Nathan mencoba merangkul Ghea.

 "Loli? Lo dimana? Jangan buat gue takut!" Ucapnya sembari mencari sana sini.

 "Tai!" Kesal Ghea dan pergi ke kursinya.

Seisi kelas itu tertawa.

 Ghea memang pendek jika dibandingkan mereka semua. Dia terlalu imut untuk ukuran siswa SMA. SMA ini memang memiliki siswa-siswi yang hampir semuanya memiliki tubuh ideal.

 "Capek?" tanya Leana tertawa kecil. 

  Ghea dan Naila malah ikut tertawa. 

  "Kantin yuk,” ajak Leana. 

 "Woi! Loli! Tugas lo banyak!" Ucap Nathan yang membersihkan papan tulis membuat ketiga siswi yang ingin keluar itu berhenti. Dia ikut piket hari ini. 

 "Gue gak nyampe, lo aja.” balas Ghea ketus. 

 "Gue lupa! Dasar anak SD," kekeh Nathan. 

 Ghea menahan marahnya. Ingin sekali dia menggigit Nathan karena kesal.

 Ketiga siswi itu duduk manis di kantin. Mereka menyantap makan siangnya dengan santai.

 Ghea yang fokus dengan makanannya menoleh karena suara riuh dan bisik-bisik itu. 

 Entah sejak kapan Alex duduk didepannya. Dia menopang kepalanya dan menatap Ghea. 

 Ghea menelan makanannya dan menautkan alisnya. Dibalasnya tatapan Alex itu. 

 Alex tersenyum miring. Tangannya terulur mengelus pucuk kepala Ghea. 

 "Astaga , ngapain Lo? Anjing!" Ghea terkejut dan marah dengan perlakuan itu. 

 Alex tersenyum manis dengan matanya yang menyipit kemudian pergi dari sana. 

 Naila menelan baksonya yang belum dikunyah, sementara burger Leana terjatuh dari tangannya. Kedua orang itu terkejut bukan main.

 "Brengsek!" Umpat Ghea. 

 Naila tersendat dan tangannya memukul pelan punggung Ghea. 

 "Tenang Ghea," ucapnya sambil batuk. 

 "Minum!" Ucap Leana dan Ghea bersamaan.

 "Lo harus hati-hati! Jangan terpikat!" Ucap Naila setelah batuknya reda. 

 "Terpikat? Tenang tipe gue bukan si tampan brengsek itu,” balas Ghea. 

 "Gimana dong?" Kekeh Viona. 

 Ghea mengangkat bahunya. Tidak mungkin dia menyebutkan nama Nathan William. 

***

 "Loli, pegangin," ucap Nathan memberikan dua buku besarnya. 

 "Berat!" Kesal Ghea.

Nathan mengangkat ponselnya yang berdering. Sementara Ghea langsung duduk di kursi parkiran itu sambil menunggu Nathan.

Mata Ghea tertuju pada Alex yang keluar dari kelasnya di lantai dua. Dia sekelas dengan Nasrini.

Ghea menoleh ke arah Nicho yang duduk disampingnya sambil sibuk dengan ponselnya. Dia beruntung. Motor Alex terparkir di sana, setidaknya agar ada yang menahan Ghea jika dia mencoba menjambak Alex.

 "Nick,” panggil Nathan menghampiri mereka. 

 "Antarin Ghea bentar dong!" 

 "What!" Pekik Ghea.

 Nicho menatap Ghea sekilas kemudian menatap Alex yang baru turun dari tangga.

 "Hm. Lo mau kemana?" tanya Nicho.

 "Ada urusan. Nanti lo nyusul gue," jawab Nathan. 

"Wah! Tai! Main lempar aja!" Kesal Ghea. 

"Gue titip ni Loli! Awas kuping lo budek,” ucap Nathan dan meninggalkan mereka.

 "Awas aja! Gue bakal bunuh lo!" Cicit Ghea menggerutu.

 Dia menghela napasnya panjang.

 "Buru! Gue laper!" Ucapnya pada Nathan. 

"Es!" Panggil Ghea saat motor Nathan sudah keluar dari gerbang sekolah. 

"Kulkas?" panggilannya lagi.

 "Nicho es!" Panggilnya. 

 "Apa?" balas Nicho dingin. 

 "Lo tau rumah gue, kan?" tanya Ghea dan pria itu berdehem. 

 Ghea memang tidak takut jika Nicho menculiknya. Tapi kemana pria ini membawanya? Jalan ini bukan jalan yang biasa Ghea lewati.

 Nathan membawa motornya kencang dan sesekali melihat spionnya. 

 "Es, kalo lo gak niat bawa gue, turunin!" Ucap Ghea. 

 "Ssst!" Yah. Itu mengehentikan kehebohan Ghea. Sebenarnya Ghea ingin membuat pria itu kesal, tapi dia urungkan karena jalan yang mereka lalui kini sudah dia tahu.

 Dia tidak tahu jika Nicho sedang menghindari seseorang.

 Nicho melihat Ghea dari spionnya. Ghea sedang bersenandung kecil, kemudian memainkan angin di mulutnya. 

 Tidak lama setelah itu, Ghea dan Nicho sudah sampai ke tujuan. 

 Mereka disambut oleh mommy Ghea dan ibu Nathan yang sedang menggosip. 

 "Mommy! Tante!" Sapa Ghea. 

 "Hay Nicho! Kenapa kamu bersama Ghea?" Tanya Sarah. 

 "Nicho! Sudah lama tidak melihatmu," ucap Novita.

  Entah bagaimana kenalnya, tapi mereka melupakan Ghea. 

 "Nathan mana?" Tanya Sarah. 

 "Les tante. Ini Nicho mau nyusul,” jawab Nicho. 

 "Ghea!" Panggil Novita tersadar akan sesuatu. 

 "Mommy aku pusing," ucap Ghea yang diam-diam ingin pergi. 

 "Gak! Jangan bohong! Kamu mau bolos, hah?" tegasnya. 

 "Mommy..." Goda Ghea manja dan bernada. 

 "Gak! Nicho, anterin Ghea ke tempat lesnya, yah," ucap Novita. 

 "Gak mau! Kali ini aja, ya mom," rengek Ghea. Rengekan manja Ghea tidak akan berhasil kali ini. Novita tetap menggeleng.

 Dia berdecak kesal dan naik ke motor Nicho lagi. 

 "Awas mom! Aku gak balek, baru tau rasa!" Ucap Ghea.

Your Best FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang