15. Touch her and you'll die!

131 8 0
                                    

Ghea sayang, kami baru dapat telepon. Apa kamu baik-baik saja, sayang?"

"Kamu baik-baik saja? Tidak ada yang terluka kan, sayang?"

"Dimana para sialan itu?"

“Sayang, maaf. Kamu baik-baik saja, Ghea?”

Dian dan Novita menatap khawatir putrinya, gadis yang dipeluknya tidak merespon apapun.

"Maaf mom, dad. Ghea salah," lirih gadis itu pelan.

"Gak, sayang. Ghea gak salah. Ghea baik-baik aja, kan? Tidak ada yang terluka, kan sayang?" ucap Dian.

"Ghea .... aku... Ghea mau sendirian," ujar Ghea pelan. Dia langsung menaiki anak tangga dan pergi ke kamarnya.

 Dian menatap nanar putrinya. Putrinya yang sangat dia sayangi. Dia lalai, benar-benar lalai karena masalahnya.

Dian mengajak duduk Nathan dan Nicho, kemudian mengajak mereka berbicara tentang kejadian tadi.

Novita keras kepala. Dia tahu putrinya butuh sendiri, tapi dia juga tahu bahwa kehadiran dirinyalah yang paling Ghea butuhkan.

***

"Morning,” ucap Ghea, gadis itu menguap. Dia berjalan menuruni tangga dan menemukan orangtuanya di meja makan, dan Nathan duduk di sofa.

"Makan dulu sayang," ucap Novita.

Ghea menatap Nathan sekilas, kemudian menatap orangtuanya yang duduk harmonis.

Dia menangis semalaman, dan pagi ini dia menjadi lebih tenang. Dia tenang karena pemandangan inilah yang dia inginkan.

Ghea memeluk mommynya dan daddynya.

"Ghea sarapan di sekolah aja, ya," ucapnya.

"Tapi sayang," Novita tidak melanjutkan perkataannya karena anggukan suaminya.

"Ya sudah," ujar Novita akhirnya.

Mereka pun pamit dan pergi ke sekolah.

Nathan sengaja membawa motornya untuk tidak melewati jalan semalam. Dia khawatir dengan Ghea, juga tidak ingin gadis itu trauma dan ketakutan

"Apaan, anjing?" umpat Ghea karena Nathan berhenti mendadak.

"Gak, cuman mau denger mulut lo ngomong kek biasa," balas Nathan dan melajukan kembali motornya.

"Maaf, yah. Gue lalai. Harusnya lo bilang kalo butuh sesuatu, jangan main keluar malam sendirian," ucap Nathan.

Ghea tersenyum. Cintanya semakin besar untuk  Nathan karena perhatiannya.

"Nathan, lo cinta gak sama gue?" Hati Ghea mulai bertanya-tanya.

"Loli, lo jangan keluar sendiri lagi, yah! Guna gue sebagai teman lo, apa dong?" Ucap Nathan.

"Jus friends?" Ghea mendengus pelan.

"Emang lo mau gue tempelin kek ikan remora sama hiu?" tanya Ghea.

"Otak lo masi bego. Tapi gapapa, asal lo jangan buat kita semua khawatir," jawab Nathan.

Sampailah mereka di sekolah.

Nicho berdiri diparkiran seakan-akan memang menunggu kedatangan mereka.

Dia bernafas lega melihat Ghea yang baik-baik saja.

Ghea turun dari motor dan berjalan santai seolah-olah tidak terjadi sesuatu. Itulah bakatnya, menutupi semua kesesakannya sendirian.

Nathan dan Nicho saling menoleh. Mereka menyamakan langkahnya dengan Ghea.

Setidaknya mereka bisa mengawasinya, takut-takut jika ada orang brengsek lagi seperti kemarin.

"Ghea!" Sapa Naila dan Leana langsung memeluknya. Mereka sudah tahu kejadian semalam dari Nathan.

"Santai! Kayak gue habis mati suri aja," ujar Ghea.

Mereka menggandeng Ghea dan memasuki kelas.

[Markas Ganghan Gang]

"Lo gila ya?!" tanya Hans pada Devan. Sore yang dingin itu menjadi sedikit lebih panas karena berita baru yang menggemparkan.

"Suara lo jangan ditinggiin!" Ucap Bram.

Ketujuh pria itu nampak sedang membahas sesuatu dengan serius.

"Bukan gue. Gue emang bakal ngelakuin hal itu juga, sayangnya hari ini gue sekolah. Kalo gue tau, malam itu juga gue bakal ngelakuin itu." Devan dengan tenang meladeni kemarahan Hans yang mulai dari tadi meluap-luap.

Mereka menatap Nathan dan Nicho bergantian.

"Kita di sekolah juga," jawab Nathan.

Hans berdecak kesal dan tersenyum miring. Dia membuang nafas kasar.

"Bocil lo penting juga, ternyata," ucap Hans dingin.

Dia menyalakan rokoknya dan mulai sibuk dengan ponselnya. Penting baginya siapa pelaku kejadian itu, siapa diantara mereka yang sudah berani bertindak jauh hanya karena seseorang yang baru dia kenali itu.

"Shit!" Umpatnya.

Dia meletakkan ponselnya yang menyala dan pergi ke dalam ruangannya.

Ponselnya yang menyala memampangkan berita yang menggemparkan itu.

... breaking news

Dua pria mabuk yang berusaha mencelakai seorang gadis SMA, ditemukan meninggal dunia bersama didalam suatu ruangan dalam keadaan mengenaskan.

Setelah keduanya diberi peringatan dan sanksi, diduga keduanya melakukan tindakan bunuh diri.

Mereka tidak benar-benar bunuh diri bukan? Itu yang Ganghan Gank pikir dari kematian yang tidak layak itu.

Your Best FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang