A: Antara (Seq SEPATU) #Aliso...

بواسطة iniitila

3.3K 614 285

Note: Baca SEPATU dulu. Masa lalu bukanlah hal yang perlu diperhitungkan bagi seorang Aiy. Karena mengingat m... المزيد

THROWBACK
PROLOG
KEMBALI
JANGAN BERJANJI
KISS
BERTEMU KEMBALI
ARSHA BERBEDA
KONSEKUENSI MENCINTAIKU
RASA
TAHTA, KELUARGA, AIY!
Pre-quel (SEPATU)
SEAN DAN SEKRETARIS BARUNYA
BIARKAN DIA BAHAGIA
BREAK
SEPATU PUBLISH
PERMINTAAN ELINA
CALONNYA AREZ
BYE, AREZ.
PENJELASAN ARSHA
PERASAAN YANG RUMIT
CINTA DI WAKTU YANG SALAH
JATUH PADA MASA LALU
PERMINTAAN TERAKHIR
LOVE IN SUNSET
AREZ? ARSHA?
FEELING REGRET
ERICK GAMA
PENGHIANATAN
SUARA SIAPA?
KITA BERAKHIR?
DUA BULAN LAGI
SELF HARM ... AGAIN?
MANTAN MERESAHKAN
TIDAK TERKENDALIKAN
TERLUKA KEMBALI
SHAMELESS BITCH
ORANG TUA ARSHA
DIKA PULANG
PENGUMUMAN PERNIKAHAN
SIAPA PRIA ITU?
THE FOURTH FACT
SASA DAN ZARA
TIGA GADIS YANG TERLUKA
KITA YANG TERJEBAK
PERMOHONAN SASA
PERUBAHAN ZARA
KISSMARK
KENYATAAN BERAT
HAMIL?
SHOCKED
TANGGUNG JAWAB
THE WEDDING
HADIAH LAICIA
AFTER WEDDING
MASIH KAMU
SEMAKIN RUMIT
SORRY BANGET
KELUARGA BESAR AREZ
SASA DAN ZIAN
ANGGUN
KENANGAN RUMAH POHON

SELF INJURY

107 21 20
بواسطة iniitila

Aiy duduk di ruangannya sambil membaca beberapa berkas-berkas laporan di rumah sakit itu. Aiy baru saja selesai memeriksa dua orang pasien dan sekarang dia sedang memiliki waktu luang. Maka dari itu, Aiy membaca beberapa laporan-laporan di rumah sakit itu.

FYI, Aiy lahir di rumah sakit itu juga, dan mengapa dia memilih rumah sakit itu sebagai tempat magangnya, karena di rumah sakit itulah Dika kembali pada keluarganya.

Aiy membaca beberapa profil ibu-ibu yang melahirkan di tahun yang sama dengan tahun kelahirannya. Dia menemukan namanya bersama dengan bayi laki-laki yang saat itu belum memiliki nama. Senyum Aiy mengembang sedikit.

Lalu dia lanjut ke profil-profil yang berada di atas namanya. Aiy sedikit terusik dengan sebuah nama bayi yang cukup aneh. Nama itu sama dengan nama Dika yang tertulis di buku itu. "No name."

"Gak ada nama? Kenapa? Apa bayinya hilang juga, kaya Dika?" Aiy membaca nama orang tua dari bayi itu. "Kelly Meita dan Zian Dare Vian? Kok gue kaya merasa gak asing sama nama ayahnya?"

Aiy mencoba untuk mengingat-ingat mengenai nama itu, tapi entah kenapa otaknya tidak bisa menemukan siapa orang pemilik nama itu. Aiy menyerah. Alhasil, dia mengambil ponsel yang dia letakkan di meja, membuka kamera dan membidik profil itu. Aiy penasaran dengan profil itu, jadi dia mengambil gambarnya. "Siapa tau sewaktu-waktu gue bisa inget, kan."

Ceklekk!

Pintu ruangan Aiy terbuka, menampilkan seorang pria tampan dengan jas hitam yang menggantung di lengannya.

"Arez? Kamu darimana aja?" tanya Aiy. Gadis itu berdiri dari kursinya dan menyambut sang pacar.

"Maaf sayang, semalem aku lembur, dan aku jadi ketiduran. Maaf banget, aku gak bisa anter kamu," ucap Arez merasa bersalah.

Aiy menggeleng. "Gak apa-apa. Ayo duduk, aku buatin teh."

Arez duduk di sofa ruangan Aiy, sedangkan Aiy mengambilkan teh untuk Arez. "Kamu darimana, Rez?" tanya Aiy sambil membawakan secangkir teh hangat untuk Arez.

"Dari rumah. Kebetulan juga, aku ada klien di Indo jadi sekalian aja mau meeting. Tapi aku nyamperin kamu kesini dulu."

Arez meminum tehnya sedikit, lalu meletakkannya kembali di meja. "Maaf soal tadi pagi, ya."

"It's okay."

"Berangkat sendiri ya tadi?"

Aiy terdiam sejenak. Pertanyaan Arez tidak langsung di jawab oleh Aiy. Aiy bingung harus menjawab apa, karena dia takut ini akan menimbulkan masalah dalam hubungannya. Tapi kalau gue bohong juga, gak baik. Gue sama Arez udah komitmen.

"Sayang? Kok melamun?" Arez melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Aiy.

Aiy menggelengkan kepalanya pelan. "Sama Arsha."

Kening Arez berkerut menyiratkan kebingungannya. "Kamu hubungin dia?"

Aiy menggeleng dengan cepat. "Enggak, Rez. Tadi dia tiba-tiba dateng ke rumah, katanya mau ketemu aku. Tapi aku menghindar dari dia. Dianya maksa mau ketemu, dan dia maksa aku masuk ke mobilnya. Makanya aku kesini bareng dia," jelas Aiy.

Rahang Arez menegas, menandakan ketidaksukaannya pada Arsha. "Kamu gak di apa-apain? Dia lukain kamu? Dia kurang ajar sama kamu?" buru Arez.

Aiy menggeleng kembali. Dia tidak berani menatap mata Arez yang sudah menajam. Kilat kemarahan tampak sangat jelas di matanya.

"Besok-besok, kalau dia kaya gitu lagi kamu telpon aku. Kalau ada dia, menghindar, Ay. Jangan mau dipaksa sama dia," peringat Arez.

Aiy menganggukkan kepalanya dua kali. "Iya, Rez."

Arez menyelipkan anak rambut Aiy ke belakang telinga wanita itu. "Jauhi dia ya, Ay. Kamu milikku, dan gak akan ada yang bisa ambil kamu dari aku."

Arez mendekatkan bibirnya ke telinga Aiy. Aiy bisa merasakan hembusan napas Arez yang menerpa lembut kulitnya.

"Sekalipun itu masa lalu kamu," bisik Arez lembut namun terdengar sangat menakutkan.

🌱🌱🌱

Arsha menatap darah segar yang mengalir dari telapak tangannya. Tatapannya sangat tajam dan menakutkan. Lagi-lagi Arsha menyakiti dirinya sendiri hanya karena perasaan bersalahnya.

Aiy. Siapa lagi yang bisa membuat seorang Arsha seperti ini selain, Aiy. Wanita yang beberapa jam lalu dia paksa menaiki mobilnya, dia bentak, dan membuat wanita cantik itu sangat ketakutan.

Sebuah senyum yang sangat menakutkan terukir di bibir Arsha. "Lo bodoh, Sha. Bodoh! Bisa-bisanya lo buat Aiy ketakutan! Brengsek lo Arshaa!"

Ceklek!

"Sayang, ha-- ARSHAAA? APA YANG KAMU LAKUKAN?!"

Elina yang baru masuk ke ruangan Arsha, begitu terkejut melihat darah segar yang berceceran di lantai. "KAMU GILA?"

Elina menutup pintu ruangan Arsha dan buru-buru mendekati tunangannya itu. Elina mengambil cutter tajam dari tangan kanan Arsha dan mencampakkan benda itu ke lantai.

"Arsha ... apa yang kamu lakukan?" Butiran cairan bening mulai keluar dari air mata Elina. Elina sangat khawatir terhadap keadaan Arsha. Wanita itu memeriksa luka Arsha, dan mengambil kotak P3K di laci meja Arsha.

"Bodoh banget sih kamu, kenapa nyakitin diri? Hah?" tanya Elina sambil menggulung baju Arsha.

Arsha hanya diam memperhatikan Elina yang sudah sibuk membersihkan darah di tangannya. "Bukan urusan lo!"

Elina sedikit terkejut dengan jawaban yang Arsha berikan. Mungkin ini bukan sekali Arsha seperti itu. Arsha bisa tiba-tiba menjadi jutek kepada Elina di saat-saat tertentu, dan Elina sudah sedikit terbiasa dengan hal itu meskipun kadang sakit di perlakukan seperti itu.

"Kamu ada masalah?" tanya Elina lembut.

"Gue bilang bukan urusan lo!" teriak Arsha.

Elina menelan salivanya susah payah. Cairan bening semakin deras keluar dari matanya, namun seberusaha mungkin Elina tidak mengeluarkan isakan.

"Kamu kalau ada masalah cerita, sayang." Elina mengikat perban di telapak tangan Arsha. Setelah itu, Elina membereskan peralatan-peralatan P3K-nya dan menyimpannya kembali di laci meja Arsha.

Elina kembali duduk di samping Arsha. Wanita itu memalingkan wajah dari Arsha dan menghapus air mata dari pipinya sebelum dia memandang Arsha.

"Kamu, kalau ada masalah cerita sama aku. Aku kan, calon istri kamu. Jangan sakiti diri kamu kaya gini," kata Elina sambil memperbaiki pakaian Arsha yang sedikit berantakan.

Arsha memandangi wajah Elina yang dekat dengan wajahnya. Memandangi setiap lekuk wajah Elina dan berhenti di bibir merah milik Elina. Perlahan, Arsha mendekatkan wajahnya ke wajah Elina.

Elina yang sedikit terkejut, segera memundurkan sedikit tubuhnya dari Arsha. "Sha, kamu mau apa?" lirih Elina.

Arsha menempelkan telunjuknya di bibir Elina. "Ssttt ...."

Elina yang sudah mengerti maksud Arsha, hanya bisa mematung di tempatnya sambil memejamkan matanya.

Cup!

Arsha mengecup bibir Elina, dan mulai melumatnya dengan lembut. Elina juga tidak mau diam, dia membiarkan lidah Arsha masuk ke mulutnya dan mengabsen setiap giginya.

Elina mengalungkan tangannya di leher Arsha sambil menikmati ciuman mereka yang semakin memanas.

Hingga akhirnya, Arsha menarik kembali bibirnya dari bibir Elina. Elina sedikit kecewa, karena Elina masih ingin menikmatinya.

"Maafin aku soal tadi. Maaf karena aku bentak kamu. Maaf, El." Arsha mengambil tangan Elina dan mencium lembut punggung tangan Elina.

"Iya, gak apa-apa. Aku maklum."

"Sebagai gantinya, aku bakal turutin permintaan kamu hari ini," kata Arsha.

"Beneran?"

"Iya. Mau minta apa?"

Elina tersenyum malu-malu. Dia menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan rona merah di pipinya dari Arsha. "Lanjutin ciuman tadi. Aku belum puas," lirihnya.

Arsha tersenyum menggoda. "Kamu kayanya ketagihan. Oke."

Arsha mendekatkan duduknya hingga dia dan Elina tidak memiliki jarak lagi. Arsha mengambil dagu Elina dan mulai mendekatkan bibirnya dengan Elina. Lalu ciuman panas itu kembali terjadi beberapa saat.

Hanya sekedar ciuman, dan tidak lebih dari itu.

🌱🌱🌱

"Dik, masa gue pulang lo gak di rumah, sih," kata Aiy sambil memakan cemilan buahnya di gazebo dekat kolam renangnya.

"Ya, kan gue lagi ngurus restoran yang di Bali. Maklum, kek. Kapan ke Bali? Biar gue siapin kamar buat keluarga."

"Gak tau, 5 hari lagi kayanya. Pokoknya kamar untuk kita semua harus yang istimewa. Lo gak boleh tidur berdua bareng Sasa!" tajam Aiy.

"Gila, lo. Iya kali gue tidur bareng dia. Gue juga punya kamar pribadi, kali."

Aiy terkekeh mendengar jawaban kembarannya itu. "Oh ya, pacar gue juga ikut. Siapin kamar juga, ya. Zara juga sama Jevan. Gue, Zara sama Sasa bisa tidur satu kamar. Mami sendiri, Kak Sean sendiri, pacar gue sendiri, Jevan juga sendiri. Jadi kamar yang harus lo--"

"Eh, tunggu! Pacar lo tidur bareng Jevan aja, udah. Gak usah manja, deh."

"Ish, Jevan sama Arez tuh gak deket. Gak mau, ah. Arez itu orangnya gak nyamanan sama orang baru, jadi dia sendiri aja," ujar Aiy sambil memasukkan semangka ke mulutnya.

"Gue suruh bayar sendiri ntar, ya. Lo kira hotel gue tempat penampungan pacar lo."

"Dika! Gue santet lo, ya. Jaga omongan, lo! Gue gak suka, lo kata-katain Arez kaya gitu. Gue yang bayar kamar Arez, mau apa lo?!" tantang Aiy.

Terdengar helaan napas berat dari seberang sana. "Iya iya, gue siapin. Manja bener, lo."

"Nah, gitu kek. Jadi sayang, ututututu."

"Geli, anjir. Udah, ah. Gue mau istirahat dulu, gue tutup telponnya. Daaahhh."

"Dadahhh."

Sambungan telpon sudah terputus. Aiy terkekeh pelan saat Dika mau menyediakan kamar untuk Arez. "Masa dia punya hotel, calon ipar aja harus bayar. Gak ada akhlak emang tuh, anak."

Aiy mengambil piringnya dan beranjak masuk ke dalam rumah. Aiy meletakkan piringnya di atas meja dan berjalan menuju kamarnya.

Saat sedang menaiki anak tangga, Aiy berpapasan dengan Sasa yang kala itu tengah menelpon dengan seseorang. "Sasa, udah pulang?" tanya Aiy.

Sasa tersenyum sekilas. "Udah, Ay."

Aiy mengangguk pelan lalu kembali melanjutkan langkahnya.

"Ay," panggil Sasa.

Aiy membalikkan wajahnya dan menatap Sasa. "Kenapa, Sa?"

"Dika kirim salam, katanya pacar lo tetep bayar nginep di hotel."

"Dika? Itu Dika? Bukannya katanya dia mau istirahat?"

Sasa hanya mengangkat kedua bahunya. "Dia bilang dia males denger omelan lo yang kaya Eminem kalau lagi nge-rap."

Aiy membelalakkan matanya mendengar ucapan Sasa. Refleks, Aiy menarik napas dalam, dan berteriak dengan sangat kencang.

"DIKAAAAAAAAAAAA!"

🌱🌱🌱

Hellooooo ...

Welcome to, A:Antara🧚

Well, seperti yang kalian lihat, di atas itu adegan ciumannya. Aku udah buat di awal, kalau ini genre romance, bukan teenfiction. Itu artinya ada adegan dewasanya, meski hanya adegan sebatas kissing dan TIDAK LEBIH!

Aku udah bilang, kalau disini konfliknya akan lebih berat dari sebelumnya. Fakta ke-empat bakal muncul disini. Di SEPATU, masih ada 1 fakta lagi yang belum muncul, dan aku janji buat munculin di sini.

So, stay tunee🧚

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

6.4M 331K 60
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...
1.7M 7.6K 17
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...
425K 2.2K 16
Warning ⚠️ 18+ gak suka gak usah baca jangan salpak gxg! Mature! Masturbasi! Gak usah report! Awas buat basah dan ketagihan.
249K 706 7
Vote masa cuma sange aja vote juga lah 21+