A: Antara (Seq SEPATU) #Aliso...

By iniitila

3.3K 614 285

Note: Baca SEPATU dulu. Masa lalu bukanlah hal yang perlu diperhitungkan bagi seorang Aiy. Karena mengingat m... More

THROWBACK
PROLOG
KEMBALI
JANGAN BERJANJI
KISS
BERTEMU KEMBALI
SELF INJURY
KONSEKUENSI MENCINTAIKU
RASA
TAHTA, KELUARGA, AIY!
Pre-quel (SEPATU)
SEAN DAN SEKRETARIS BARUNYA
BIARKAN DIA BAHAGIA
BREAK
SEPATU PUBLISH
PERMINTAAN ELINA
CALONNYA AREZ
BYE, AREZ.
PENJELASAN ARSHA
PERASAAN YANG RUMIT
CINTA DI WAKTU YANG SALAH
JATUH PADA MASA LALU
PERMINTAAN TERAKHIR
LOVE IN SUNSET
AREZ? ARSHA?
FEELING REGRET
ERICK GAMA
PENGHIANATAN
SUARA SIAPA?
KITA BERAKHIR?
DUA BULAN LAGI
SELF HARM ... AGAIN?
MANTAN MERESAHKAN
TIDAK TERKENDALIKAN
TERLUKA KEMBALI
SHAMELESS BITCH
ORANG TUA ARSHA
DIKA PULANG
PENGUMUMAN PERNIKAHAN
SIAPA PRIA ITU?
THE FOURTH FACT
SASA DAN ZARA
TIGA GADIS YANG TERLUKA
KITA YANG TERJEBAK
PERMOHONAN SASA
PERUBAHAN ZARA
KISSMARK
KENYATAAN BERAT
HAMIL?
SHOCKED
TANGGUNG JAWAB
THE WEDDING
HADIAH LAICIA
AFTER WEDDING
MASIH KAMU
SEMAKIN RUMIT
SORRY BANGET
KELUARGA BESAR AREZ
SASA DAN ZIAN
ANGGUN
KENANGAN RUMAH POHON

ARSHA BERBEDA

103 20 39
By iniitila

Tok ... Tok ... Tok ...!

Sebuah suara ketukan pintu membuat Sean yang tengah sibuk memeriksa berkas-berkasnya kini mengalihkan pandangannya pada benda itu sejenak.

"Masuk!" teriak Sean dari dalam kamarnya.

Seorang wanita cantik datang padanya lalu duduk di sofa, tepat di samping Sean. Siapa lagi jika bukan adiknya, Aiy.

Aiy mengintip berkas-berkas yang sedang di periksa kakaknya. "Ngapain, Kak?" tanya Aiy.

Sean melirik adiknya sejenak lalu berdecak. "Renang," jawabnya asal.

"Lo renang, ya? Bukannya kerja?"

"Lo udah tau gue kerja, kenapa masih nanya Maemunah?" kesal Sean.

"Udah lama gue gak gangguin lo," kata Aiy dengan cengirannya.

"Serah lo. Mau ngapain kesini?"

Aiy langsung teringat akan tujuannya ke kamar Sean. Dengan gerakan cepat, Aiy langsung menidurkan kepalanya di paha Sean. Mengambil ujung rambutnya lalu memain-mainkannya.

Sean hanya menoleh sejenak pada Aiy lalu kembali melanjutkan pekerjannya. "Lo manja banget, Ay. Udah dewasa, manja lo gak ilang-ilang."

"Biarin. Gue manja kan sama lo, bukan sama orang lain."

"Iya terserah lo."

"Kak, gue mau cerita. Lo mau dengerin gue, gak?" tanya Aiy sambil menatap wajah tampan Sean dari bawah.

"Enggak."

Aiy memukul dada Sean gemas. "Ishh, lo kok parah banget, sih? Nyebelin."

Sean terkekeh saat melihat wajah kesal Aiy. Sudah lama sekali dia tidak melihat Aiy kesal, dan sekarang Sean sangat senang. "Gue becanda. Cerita aja."

Aiy menarik napas sejenak sebelum memulai ceritanya. "Semalem gue ketemu Arsha di kamar lama lo. Ngapain dia disini?"

"Arsha? Dia emang sering kesini kalau kerjaannya udah selesai. Dia kan cita-cita pengen jadi pilot sama kaya gue, tapi berakhir harus nerusin perusahaan Papanya, sama kaya gue. Lo tau kan, kamar gue udah kaya gudang pesawat. Semua yang ada di kamar itu semuanya mengenai dunia penerbangan. Jadi dia sering kesitu untuk lihat-lihat," jelas Sean.

"Gitu, ya?"

Sean mengangguk pelan. "Kenapa lo nanya-nanya? Lo gak ada niatan balikan sama Arsha, kan?" curiga Sean.

"Enggak, lah. Gue udah punya Arez. Lagian gue udah gak ada perasaan apa-apa lagi sama Arsha," kata Aiy cepat.

"Alah, gak percaya gue."

"Iya, Kak. Bagi gue, masa lalu itu gak perlu di ungkit. Masa lalu lebih baik di lupakan, dan masa lalu gak perlu di ulang. Lagian kalau gue balikan sama dia, sama aja kaya gue baca buku yang sama dua kali. Udah tau akhirnya gimana," pungkas Aiy.

Sean menutup semua berkas-berkasnya dan meletakkannya di atas meja. Sean menatap Aiy lekat dan berujar pelan. "Ay, gue mau nanya sama lo. Apa sesuatu yang pengen lo ulang dalam hidup lo, sampai saat ini?"

Aiy berpikir sejenak. "Soal kepergian Papi. Gue bukan menolak takdir, tapi gue mau waktu detik-detik Papi akan pergi, gue ada di sampingnya hingga Papi kembali ke tanah. Itu yang gue mau."

"Lo tadi bilang, bagi lo masa lalu lebih baik di lupakan dan gak perlu di ulang. Lalu kenapa lo masih mau mengulang kejadian itu?"

Aiy terdiam tak mampu menjawab. Seperti pepatah 'menjilat ludah sendiri', maka seperti itulah posisi Aiy saat ini.

Sean tersenyum lembut. "Ay, masa lalu ada bukan untuk di lupakan. Masa lalu ada bukan untuk di ulang. Tapi masa lalu ada untuk di kenang. Sadar enggaknya lo, masa depan lo tergantung sama masa lalu lo. Kalau dulu lo bisa lihat Papi pergi, lo gak akan ke Sydney dan bertemu Arez. Lo gak akan kuliah disana. Kalau lo gak putus sama Arsha, lo juga gak akan pacaran sama Arez saat ini," tutur Sean.

Aiy tetap diam tanpa mengatakan apapun. Dia merenungkan ucapan Sean di dalam hatinya.

Sean mengelus pelan kepala Aiy. "Ay, masa lalu ada untuk lo syukuri, bukan untuk lo buang. Apapun masa lalu lo, itu tetap menjadi bagian dari hidup lo. Masa lalu cukup lo jadikan pelajaran. Paham, kan?"

Aiy mengangguk. "Iya, Kak. Gue paham."

"Bagus."

Aiy berpikir sejenak lalu tiba-tiba mengangkat kepalanya dari paha Sean. Duduk di samping Sean lalu menatap kakaknya. "Kak, gue mau nanya sama lo. Umur lo udah mau 30 kan, sampe sekarang lo gak punya cewe, Kak?"

"Kepo lo." Sean menyandarkan tubuhnya di sofa sambil melepas penat.

"Kak, gue serius. Lo normal kan, Kak? Gak belok, kan? Kok lo masih single aja?"

"Gue normal. Alasan kenapa gue single, ya karena gue belum nemuin wanita yang cocok buat gue."

"Bukan belum nemu, dasar emang lo-nya yang menutup diri untuk wanita-wanita di luar sana. Perlu gue cariin wanita buat lo? Gue gak mau ya, Kakak gue jadi perjaka tua." Aiy mendekatkan wajahnya pada Sean membuat Sean mendorong wajah Aiy.

"Udah deh, gak usah aneh-aneh. Kalau gue belum nikah, itu tandanya jodoh gue masih di siapin. Dah, ah. Mendingan lo balik ke kamar. Tidur, sana." Aiy menarik Aiy untuk berdiri dari sofa dan mendorong Aiy keluar dari kamarnya.

"Kak, gue di usir ceritanya?" tanya Aiy di depan pintu yang sudah tertutup rapat. "Kak!" Aiy menggedor-gerdor pintu kamar Sean namun sang pemilik kamar tidak merespons sama sekali.

Aiy menyerah. Dia menghentakkan kakinya kesal dan mendengkus kasar. "Awas lo! Pokoknya gue bakal cariin jodoh buat lo!" teriak Aiy.

"Hishhha!" Aiy menendang keras pintu Sean sebelum dia meninggalkan kamar Sean.

"Dasar cerewet!"

🌱🌱🌱

"Sa, lo kan sering bareng Kak Sean, ya. Lo pernah liat dia deket sama cewe, gak?" tanya Aiy pada Sasa yang tengah sibuk memilih baju untuk ke kantor.

"Enggak, Ay. Lo ngapain sih, jam 6 pagi udah menjajah kamar gue? Lo bosen di kamar, lo?"

"Enggak gitu. Gue penasaran aja gitu. Kak Sean ini selama hidupnya gak pernah pacaran sama sekali. Lo bayangin aja. Biasanya di umur dia, harusnya udah punya anak, mentok-mentok anaknya bayi. Lah ini, jangankan bayi. Pacar aja gak punya."

Sasa pergi ke kamar mandi untuk mengenakan bajunya. Membiarkan Aiy sibuk dengan omelan-nya sendiri.

"Ya mungkin aja Kak Sean emang belum nemuin cewek yang cocok buat dia. Lagian katanya dia masih mau fokus bangun perusahaan. Udah lah, Ay. Biarin aja. Nanti juga capek sendiri, terus bakal cari perempuan," tanggap Sasa.

Aiy mengubah posisinya dari tengkurap menjadi duduk di kasur Sasa. "Sa, lo gak pernah liat cewek deketin dia?"

"Kalau cewek yang deketin Kak Sean mah, banyak. Ngantri. Tapi emang Kak Seannya aja yang menutup diri."

"Udah gue duga. Oh ya, btw hubungan lo sama Dika gimana?"

"Baik."

"Enak banget ya, lo pacaran satu rumah. Bisa ngabisin waktu berdua bareng. Pasti Dika betah tuh di rumah, lah wong pacarnya di rumah," iri Aiy.

Sasa memoleskan lipstik sebagai sentuhan terakhirnya. "Enak apanya. Kita sibuk sama kerjaan masing-masing. Gak ada waktu pacaran. Dia sibuk dengan bisnis-bisnisnya, gue sibuk dengan perusahaan. Jadi ya, gitu. Jarang gue sama Dika punya waktu berdua."

"Bisa gitu, ya."

Sasa mengangguk. Dia mengambil tasnya, dan beberapa dokumen. "Dah, yuk. Gue dah selesai. Lo gak magang, Ay?" tanya Sasa.

"Ah, iya. Gue lupa!"

Dengan cepat Aiy berlari menuju kamarnya untuk siap-siap. Sasa hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Aiy. "Masih aja kaya anak kecil."

🌱🌱🌱

Aiy berdiri di depan rumahnya sambil menelpon Arez untuk yang ke-lima kalinya. "Arez mana, ya?"

Ini sudah panggilan yang ke-enam namun Arez tak kunjung mengangkat ponselnya. "Duh, gimana, ya? Arez mana, sih?"

Tin ... Tin ... Tin ...!

Sebuah mobil memasuki pekarangan rumahnya. Mobil itu nampak tidak asing di penglihatan Aiy. Dia seperti mengenal mobil itu namun, dia tidak ingat.

"Ini siapa, ya? Tamu apa jam segini dateng ke rumah?" tanya Aiy pada dirinya sendiri.

Pintu mobil itu terbuka dan seorang pria keluar dari mobil itu. Mata Aiy membola saat melihat siapa yang turun dari mobil. Pria itu tersenyum pada Aiy dan merapikan sejenak rambutnya.

"Pagi, Ay," sapa pria itu saat sudah sampai di depan Aiy.

"Lo ngapain kesini?" tanya Aiy.

"Mau ketemu kamu. Kamu mau kemana? Aku anter, ya."

Aiy menggeleng cepat. "Gak usah, gue bisa naik mobil sendiri."

Aiy segera memasuki rumahnya untuk mengambil salah satu kunci mobilnya. Namun tangan pria itu mencekal lengan Aiy, membuat Aiy mau tidak mau harus berhenti.

"Lepas! Jangan sentuh-sentuh gue. Gue bisa pergi sendiri."

"Ay, ayolah. Kali ini aja, mau ya aku anter. Aku lagi kangen kamu," pinta pria itu.

"Enggak, Arsha. Gue gak mau. Mendingan lo pulang," usir Aiy.

Arsha tidak mau pergi dari hadapan Aiy. Pria itu masih tetap terus berdiri di hadapan Aiy sampai Aiy mau bersamanya.

"Lo jalan, atau gue gendong?" ancam Arsha.

Mata Aiy membola saat mendengar ancaman Arsha. Spontan, Aiy melayangkan tangannya ke pipi Arez dan menampar pria itu. "Jangan coba-coba buat ancem gue!"

Arsha tidak memperdulikan tamparan Aiy. Dengan terpaksa dia menggendong Aiy untuk masuk ke dalam mobilnya. Aiy teriak-teriak, namun Arsha tidak mau menurunkan gadis itu. Satpam Aiy sedang tidak ada di pos-nya.

Arsha mendudukkan Aiy di dalam mobilnya. Setelah itu dia langsung berjalan ke kursi kemudi, dan masuk ke dalamnya. Arsha tersenyum puas saat melihat Aiy di sampingnya.

"Lo nyulik gue!" teriak Aiy.

"Aku gak nyulik kamu. Salah kamu, siapa suruh gak mau jalan sendiri. Itu namanya kamu minta di gendong." Arsha segera menjalankan mobilnya dan keluar dari pekarangan rumah Aiy.

"Kita mau kemana sayang?" tanya Arsha.

"Jaga mulut lo, ya. Gue sama lo udah gak ada hubungan apa-apa. Jadi jangan pernah manggil gue dengan panggilan kaya gitu lagi. Gue jijik!"

Ingin rasanya Aiy turun dari mobil ini. Dia tidak mau bersama dengan Arsha. Dia hanya ingin Arez. Dia benci Arsha. Namun, dia tidak punya pilihan lain saat ini.

"Kamu mau kemana?" ulang Arsha.

"Turunin gue!" teriak Aiy.

Arsha menggeleng. "Gak mau. Kamu pilih kasih tau, atau aku bawa ke apartemen aku?" ancam Arsha lagi.

"LO GILA, YA!"

"Tinggal pilih." Arsha menghentikan mobilnya saat di lampu merah. "Kalau udah gue yang milih, lo harus nurut!" putus Arsha.

Aiy menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya. "Gue gak nyangka ya. Lo udah bukan kaya Arsha yang gue kenal dulu. Lo kaya orang lain. Gue kaya gak kenal sama lo, Sha."

Arsha menghela napas. Dia menatap Aiy dengan tajam. "Kamu mau tau kenapa aku kaya gini? Itu semua karena kamu! Kamu ninggalin aku, dan pergi lima tahun tanpa kabar."

"Kok lo nyalahin gue? Siapa yang khianatin hubungan kita? Lo, kan? Lo lebih milih bareng mantan lo, padahal lo tau di situ gue masih dalam keadaan berduka! Mana janji lo yang lo bilang selalu ada di samping gue? Mana, Sha!" tuntut Aiy.

"KALAU LO BISA DENGAR PENJELASAN GUE WAKTU ITU DAN GAK PERGI NINGGALIN GUE, MUNGKIN SAMPE SEKARANG KITA MASIH PACARAN, AY!" teriak Arsha tepat di depan Aiy.

Aiy terkejut saat Arsha membentaknya. Untuk pertama kalinya Arsha membentaknya. Selama dia mengenal Arsha, pria itu selalu bersikap lembut padanya. Namun sepertinya, Arsha yang dulu bukan lagi Arsha yang sekarang. Aiy benar-benar tidak mengenal sosok Arsha di depannya.

Aiy menundukkan kepalanya. Entah kenapa tiba-tiba matanya memanas dan setetes cairan bening keluar dari matanya. "Anter gue ke Rumah Sakit Permata Sari," lirih Aiy.

Arsha mendengar suara Aiy yang bergetar. Arsha tau dia sudah kelewatan hingga membuat Aiy menangis. Arsha tau dia egois, tapi dia tidak ingin kehilangan Aiy lagi.

Maafin aku, Ay. Aku bener-bener gak mau kehilangan kamu untuk yang kedua kalinya.

🌱🌱🌱

Haiiii teman-temannnn....

Aku kembali lagi dengan A:Antara. Menurut kalian, Arsha itu sekarang gimana, sih? Benar gak sih, yang dia lakukan sekarang ini?

Jadi gini, karena ini sudah mengambil mereka yang berusia 22 tahun, jadi aku udah ambil konflik yang sedikit berat. Aku mau buat disini, Arsha bukan lagi sayang namun ter-obsesi dengan Aiy. Aku udah siapin puncak konfliknya, tinggal kalian tunggu saja. Hehehee ...

Ayo dong, ramekan kolom komentar. Jangan lupa vote, komen and share. Bubayy ...

Continue Reading

You'll Also Like

564K 106K 27
Karmina Adhikari, pegawai korporat yang tengah asyik membaca komik kesukaannya, harus mengalami kejadian tragis karena handphonenya dijambret dan ia...
508K 2.8K 24
Warning ⚠️ 18+ gak suka gak usah baca jangan salpak gxg! Mature! Masturbasi! Gak usah report! Awas buat basah dan ketagihan.
691K 34.2K 51
Ravena Violet Kaliandra. Mendengar namanya saja membuat satu sekolah bergidik ngeri. Tak hanya terkenal sebagai putri sulung keluarga Kaliandra yang...
1M 1.9K 17
WARNING!!! Cerita ini akan berisi penuh dengan adegan panas berupa oneshoot, twoshoot atau bahkan lebih. Untuk yang merasa belum cukup umur, dimohon...