[BL] Transmigrated to be A Ma...

By kurrataaini

953K 114K 5.3K

[WARNING R18+] . [Warning "Area BoysLove"!! JANGAN SALAH LAPAK!! JANGAN HUJAT!! UDAH ADA PERINGATAN!! BIASAKA... More

Prolog
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Bab 38
Bab 39
Bab 40
Karakter
Karakter 2
Bab 41
Bab 42
Bab 43
Bab 44
Bab 45
Bab 46
Bab 47
Bab 48
Bab 49
Bab 50
Bab 51
Bab 52
Bab 53
Bab 54
Bab 55
Bab 56
Bab 57
Karakter 3
Bab 58
Bab 59
Bab 61
Bab 62
Bab 63
Bab 64
Bab 65
Bab 66
Bab 67
Bab 68
Bab 69
Bab 70
Bab 71
Bab 72
Bab 73
Bab 74
Bab 75
Epilog

Bab 60

7.6K 1K 82
By kurrataaini

Holla semua reader.. Rindu.. Rindu..Rindu??
Semoga tetap sehat semuanya ya... 😇😆

Okay2..tarik nafas dulu..hujat kemudian.. Karena bab ini bakal nguras emosi lagi.. Hihi..

~Happy Reading~

***

Mendengar suara dentuman dan gemuruh, Mu HuanRan merasakan firasat buruk. Ia bergegas memacu kudanya dan ingin pergi ke lembah. Di belakangnya, prajurit yang lain juga mengikuti. Menuju ke lembah, jantung Mu HuanRan semakin berdetak menyakitkan. Ia sadar bahwa sesuatu yang buruk pasti telah terjadi.

Dari arah berlawanan sejumlah pasukan lain bergegas menuju ke arah mereka. Mereka adalah penyerang kedua setelah penyerang inti, yang mundur ketika melihat longsoran salju dari puncak gunung.

"Berbalik. Lekas kembali. Kita di jebak. Pasukan musuh mungkin menyerang kamp kita." teriak pemimpin pasukan.

Pemimpin pasukan menghentikan kudanya untuk berbicara dengan Mu HuanRan.

"Jenderal..bagaimana dengan Jenderal?" teriak Mu HuanRan.

"Bahaya. Mereka mungkin tertimbun longsoran salju. Saat ini lebih baik mundur kembali ke kamp. Kita harus memperkuat benteng."

"Tidak. Kita harus menyelamatkan mereka. Mereka pasti berhasil menghindar." teriak Mu HuanRan panik.

"Apa kau gila? Apa kau ingin menghancurkan seluruh pasukan?" pemimpin pasukan geram.

"Tidak.. Ay..Jenderal Mu dalam bahaya. Kita harus menyelamatkannya."

"Kita pergi. Jangan buang waktu untuk mengurus pembangkang." perintah pemimpin pasukan.

Sebagian pasukan di belakang Mu HuanRan membawa kudanya,  berbalik dan mengikuti pemimpin pasukan.

"Tidak. Jenderal membutuhkan bantuan kita. Kita masih bisa menyelamatkan mereka jika kita bergegas. Ayolah.." Mu HuanRan hampir gila karena panik ketika harus memikirkan ayahnya terkubur di salju.

Pemimpin pasukan tidak tahan lagi dengan prajurit muda yang pembangkang ini. Ia memacu kudanya menuju Mu HuanRan dan menarik pedangnya dari sarung,  mengarahkannya pada leher Mu HuanRan. Menatap Mu HuanRan dengan tajam, penuh kebencian.

"Jangan membuat ulah. Jika kau ingin mati terkubur disana..bawa pantatmu pergi dan mati sendiri. Negara tidak butuh prajurit sepertimu." Ia menarik pedangnya lagi dan menggores leher Mu HuanRan. "Ayoo..kamp dan benteng perlu pertahanan. Tidak ada waktu untuk hal lain. Mundur." teriak pemimpin pasukan sekali lagi.

Tubuh Mu HuanRan gemetaran dan kepalanya terasa disiram air dingin di cuaca yang dingin. Namun Ia segera sadar dari linglung dan melihat beberapa prajurit yang masih loyal terhadap jenderal Mu.

"Ayoo..kita memiliki dokter militer disini." salah satu prajurit mendekati Mu HuanRan. "Jangan buang waktu."

Mata Mu HuanRan berkaca-kaca. Hatinya sangat masam. Khawatir memenuhi pikirannya. Namun Ia segera berbalik dan memacu kudanya menuju ke pegunungan dengan sangat cepat. Begitu juga dengan prajurit lain.

Di istana.

Xu Liu berpikir sangat lama sebelum akhirnya memutuskan. Ia tak bisa tinggal disini lagi. Keadaan sudah tenang dan Jin WeiShan sudah aman. Tidak ada gunanya jika Ia tinggal. Ia hanya akan menjadi mainan Jin XueMin.

"Zi Xuan..buat rute pelarian dan cari kesempatan agar kita bisa pergi dari istana." ucap Xu Liu dengan lirih.

"Baik." Zi Xuan segera pergi.

"Tuan. Apakah ini akan baik-baik saja?" Du Meng sedikit khawatir.

"Kita tidak bisa tinggal lebih lama. Aku tidak mengerti jalan pikiran Kaisar dan aku tidak ingin di monopoli lebih lanjut. Terlebih dengan semua permusuhan di istana. Lagipula Jin WeiShan sudah aman sekarang. Kita akan memikirkan jalan ketika kita bisa berkumpul dengan yang lain."

"Baik. Aku juga akan mempersiapkan segalanya." Du Meng mengangguk mengerti.

Sore itu Jin XueMin berkunjung ke istana Bulan. Dia bosan dengan semua dokumen dan ingin mengajak Selir Bao-nya jalan-jalan. Jadi sebelum Kaisar tiba, seorang kasim kecil telah merilis pemberitahuan pada Xu Liu.

Xu Liu menghela nafas dan segera memasang cadarnya, menunggu di ruangannya. Kaisar masuk dan melihat Xu Liu duduk menunggunya namun tidak menyambutnya. Dia tidak mengambil hati, malah merasa itu lucu. Sangat jarang baginya untuk menoleransi ketidakpatuhan seperti ini, tapi untuk satu orang ini entah kenapa itu baik-baik saja.

Merasakan kedatangan Kaisar, Xu Liu membungkuk untuk memberi hormat. Kaisar mengulurkan tangan pada Xu Liu, namun yang lain pura-pura tidak melihatnya. Jin XueMin terkekeh dan mengambil tangan Xu Liu dengan paksa, membimbingnya untuk keluar istana dan berjalan-jalan di taman kekaisaran.

Ada lebih dari satu taman kekaisaran. Yang mereka datangi kali ini berada tidak jauh dari istana Bulan. Hanya perlu berjalan sepuluh menit untuk sampai. Ada danau kecil disana yang berisi tanaman teratai. Juga beberapa jenis bunga yang mekar pada musim dingin. Meski begitu..lebih banyak tanaman yang layu dan hanya tersisa rantingnya saja.

Meski tidak turun salju, cuaca masih sangat dingin di luar meski keduanya menggunakan jubah bulu tebal.

"Bao'Er..Bukankah bunga ini sangat cantik?" Jin XueMin menunjuk bunga berwarna merah yang berada di tanah.

Bunga itu berbentuk bintang dan warnanya merah berapi-api dengan putik berwarna kekuningan. Cukup kontras dibanding warna salju di tanah.

"Meski dia cantik. Bunga ini sangat beracun dan tumbuh di cuaca yang sangat ekstrim. Bukankah dia luar biasa?"

Xu Liu tidak menjawab. Dia hanya memandang bunga di tanah dan mengangguk. Sesungguhnya Ia tidak mengerti arah percakapannya dengan Jin XueMin, tetapi Ia benar-benar mengagumi ketangguhan bunga ini.

"Hanya yang tangguh dan bisa beradaptasi dengan berbagai keadaan lah yang akan bertahan. Sehingga Ia bisa menjadi kuat dan menonjol dibanding yang lain. Menjadi beracun tidaklah salah." Jin XueMin berbalik ke arah Xu Liu. "Aku dengar bahwa Anda masuk angin dan menjadi tidak sehat baru-baru ini?"

Xu Liu menatap Jin XueMin dan mengangguk. Ia benar-benar merasa tidak nyaman untuk berdiri di luar terlalu lama.

"Mari kita segera kembali." ajak Jin XueMin. Tangannya terulur dan membimbing Xu Liu kembali ke istana Bulan.

Selir Xie berpapasan dengan rombongan Kaisar dan segera memberi salam.

"Selir Anda Xie menyapa Yang Mulia. Panjang umur Yang Mulia." ucap selir Xie dengan senyum yang sangat lembut. Senyumnya menambah keindahan di wajahnya yang sudah sangat cantik. Hal inilah yang membuat Selir Xie menjadi salah satu selir kesayangan Jin XueMin.

"En. Angin cukup dingin, jangan sampai masuk angin." balas Jin XueMin, lalu berjalan lagi bersama Xu Liu.

Selir Xie membungkuk lagi lalu menatap punggung sang Kaisar. Jemarinya mencengkeram erat pada gaunnya. Akhir-akhir ini Kaisar tidak lagi sering mengunjunginya dan hatinya menjadi gelisah. Meski Ia sudah lama bergaul dengan Kaisar dan menjadi salah satu kesayangannya, Ia masih belum bisa hamil. Jika sang Kaisar telah bosan dengannya dan lebih sering mengunjungi Selir Bao, maka jika Selir Bao lebih dulu hamil...? Tidak..tidak..dia tidak bisa membiarkan ini berlanjut. Ia harus memikirkan cara untuk menyingkirkan selir itu!!

Setelah kepergian Jin XueMin, Xu Liu segera bergegas untuk mandi. Ia ingin membersihkan semua bekas sentuhan dari Jin XueMin. Ia benar-benar merasa sangat kesal.

Di dalam bak mandi, Xu Liu tidak bisa lagi menahan air matanya. Semua hal membuatnya tertekan, namun Ia tidak punya tempat untuk mengadu. Di dunia ini selain Mu Ge dan anak-anaknya, dia tidak memiliki orang lain. Tidak mungkin baginya untuk mengeluh sementara disana Mu Ge sedang bertaruh nyawa melawan musuh-musuhnya.

Setelah selesai mandi dan mengenakan pakaiannya, Xu Liu meminum teh herbal yang telah disediakan Du Meng. Zi Xuan segera melapor.

"Wangfei..rute pelarian telah siap. Kapan Anda ingin pergi?"

"Malam ini juga. Kita harus segera keluar dari istana." tekad Xu Liu.

"Mo Zu telah menyiapkan orang-orangnya untuk menjemput kita begitu kita keluar dari istana. Du Meng akan mengurus para kasim dan pelayan dan aku akan mengurus penjaga. Kita harus berhasil dalam sekali jalan. "

"En." Xu Liu mengangguk.

Rencana telah matang. Begitu para kasim dan pelayan jatuh tertidur akibat obat yang diberikan Du Meng, Xu Liu dan Zi Xuan bergegas menyusup keluar. Ketiganya bergerak dalam senyap menuju bagian belakang istana.

Zi Xuan melompat ke atas tembok dan bersiap untuk membantu Xu Liu memanjat dan keluar. Begitu Xu Liu berhasil turun dari tembok istana, Du Meng segera menyusul. Namun belum beberapa langkah mereka pergi, mereka segera di kepung oleh orang-orang berpakaian hitam.

Dari aura yang mereka keluarkan, Zi Xuan tau bahwa mereka adalah pengawal bayangan Kekaisaran. Ada sepuluh dan semuanya mengelilingi ketiganya. Untuk melawan mereka seorang diri, Zi Xuan merasa yakin. Yang Ia tidak yakin, bahwa mereka tidak akan menarik perhatian sebelum pasukan lain datang.

Sepuluh dari mereka segera menyerang Zi Xuan dan Du Meng. Zi Xuan fokus melawan serangan sedangkan Du Meng memilih bertahan untuk melindungi Xu Liu. Xu Liu bisa bertarung, tetapi pengawal bayangan jelas bukan lawannya.

Segera suara tapak kaki kuda terdengar mendekat. Jin XueMin mengenakan pakaian hitam, menarik kendali dan menghentikan kudanya. Ia segera melompat dan menarik Xu Liu keluar dari pertarungan.

Xu Liu bahkan tidak sadar kapan dirinya dibawa di atas kuda. Ketika Ia sadar, Ia sudah kembali ke kamarnya di istana Bulan.

Kamar itu gelap, namun Xu Liu bisa merasakan suasana suram di sekelilingnya. Seseorang duduk di pinggir tempat tidurnya, menatapnya dengan tajam.

"Kau ingin lari?" suara yang tenang namun dingin terdengar.

Xu Liu hampir melonjak kaget dan tanpa sadar mundur ke kepala tempat tidur.

"Kau benar-benar berani ingin lari dariku? Bermimpi!!" tegas Jin XueMin, tubuhnya mendekati Xu Liu. Tangannya yang kuat mencengkeram lengan Xu Liu dengan keras, membuatnya meringis kesakitan.

"Lepaskan aku Yang Mulia. Untuk apa kau menahanku disini? Jika kau ingin pengetahuan tentang mekanik, aku sudah memberikannya cukup. Apalagi yang kau inginkan?"

Jin XueMin tertawa. Tawa yang terdengar seperti iblis, matanya bersinar dalam kegelapan ketika terpantul cahaya bulan. "Ada gunanya atau tidak dirimu di sisi Zhen, bukanlah hal yang harus kau putuskan. Zhen menginginkanmu, maka tidak ada yang bisa menghalangi Zhen. Bukankah Zhen terlalu lembut memperlakukanmu, sehingga kau berani melangkahi kepala Zhen?"

Kali ini Jin XueMin menggunakan otoritasnya sebagai Kaisar. Tidak ada kelembutan dalam suaranya seperti yang biasa dia lakukan.

"Apa kau tidak takut Mu Ge akan membunuhmu jika dia tau kau menculikku?" kesal Xu Liu.

"Takut? Apa yang bisa dia lakukan? Dia akan mati di perbatasan."

Mata Xu Liu membelalak. "Apa maksudmu?"

"Selama bertahun-tahun ini aku sudah menunggu dan menanamkan orang-orangku di garnisun perbatasan utara. Kau akan lihat apakah dia bisa kembali hidup-hidup. Orang mati tidak bisa berbicara dan bertindak. Jadi..."

Jin XueMin mendekatkan bibirnya ke bibir Xu Liu. Napasnya menyapu wajah Xu Liu. Xu Liu segera memalingkan wajahnya. "Berhentilah bersikap bodoh dan patuhlah."

Xu Liu menatap Jin XueMin dengan tajam. "Kau.." ucap Xu Liu penuh kebencian. Ia bergegas ke arah Jin XueMin untuk meninjunya, namun tangannya segera di tangkap. "Jika kau menyakitinya seujung rambut saja, aku akan membunuhmu dan bunuh diri."

Jin XueMin terkekeh, ada humor di matanya. "Benarkah? Bisakah kau melakukannya? Begitu aku mati orang-orang akan mengejar putramu." bisik Jin XueMin. "Kau tidak bisa melindunginya begitu kau mati. Bukankah itu sangat disayangkan?"

"Bajingan!!" Xu Liu sekali lagi berjuang.

"Selir Bao. Tenang. Jangan buang-buang energimu untuk hal-hal yang tidak berguna." Jin XueMin mendekati telinga Xu Liu dan berbisik "Jika kau menurut..aku akan mempertimbangkan untuk melepaskan putramu."

Xu Liu tidak bisa lagi menahannya. Ia melepaskan diri dari Jin XueMin dan segera menarik belati kecil dari dalam jubahnya. Kegilaan memenuhi matanya.

Tangan Xu Liu bergerak cepat untuk menikam dada Jin XueMin. Namun Ia bukanlah lawan Jin XueMin yang telah berada di militer untuk beberapa waktu.

Setelah bertarung beberapa gerakan, Ia dilumpuhkan. Tangannya di cengkeram di kedua sisi. Tubuhnya di tekan di bawah Jin XueMin.

"Baiklah. Aku sudah cukup bersabar denganmu." Jin XueMin menekan titik akupuntur di tubuh Xu Liu dan membuatnya tidak bisa bergerak.

Xu Liu panik ketika Ia tidak bisa bergerak. Matanya melotot ke arah Jin XueMin. Ia semakin panik ketika mendengar suara logam dan gesekan kain dari arah depannya. Jin XueMin melepaskan sabuk jubahnya.

"Apa..apa yang mau kau lakukan?" Xu Liu sangat takut. Ia tau ini tidak akan baik.

Jin XueMin melepas jubahnya. Berbisik di telinga Xu Liu. "Menurutmu?"

Ketika tangan Jin XueMin terulur untuk membuka pakaian Xu Liu, tubuh Xu Liu gemetar tak terkendali. Ketakutan dan rasa terhina menguasai dirinya.

"Ti..tidak. Kau tidak bisa. Kau tidak boleh melakukannya." Air mata mengalir di mata Xu Liu. Ia menatap Jin XueMin dengan pandangan memohon. "Ak..aku..mohon..Yang Mulia..bunuh aku..bunuh saja aku. Jangan..jangan lakukan ini padaku. Aku mohon bunuh aku.." Xu Liu hampir tersedak.

"Ssstt.." Jin XueMin menjilat air mata Xu Liu. "Jika kau menangis..kau hanya membuatku merasa bergairah. Hm..??"

Xu Liu terus menggigil di seluruh tubuhnya. Ia ingin mati. Mati. Tubuhnya hanya milik Mu Ge. Ia tidak akan sanggup menerima penghinaan ini.

Bunuh saja aku!!

***

Continue Reading

You'll Also Like

49.2K 5.3K 14
Pernikahan tanpa cinta hanya akan membawa luka. Lu Liyang terpaksa menikah dan memendam cinta rahasia pada suaminya. Tetapi pada akhirnya kenyataan m...
4.2M 128K 88
WARNING ⚠ (21+) πŸ”ž π‘©π’†π’“π’„π’†π’“π’Šπ’•π’‚ π’•π’†π’π’•π’‚π’π’ˆ π’”π’†π’π’“π’‚π’π’ˆ π’˜π’‚π’π’Šπ’•π’‚ π’šπ’ˆ π’ƒπ’†π’“π’‘π’Šπ’π’…π’‚π’‰ π’Œπ’† 𝒕𝒖𝒃𝒖𝒉 π’π’“π’‚π’π’ˆ π’π’‚π’Šπ’ 𝒅𝒂𝒏 οΏ½...
143K 12K 68
Kayden Davidson, seorang pembunuh bayaran yang bekerja pada sekelompok mafia. Kehidupan nya yang sangat miskin membuat nya mau tak mau menjalani prof...
2.3M 105K 47
⚠️ Jangan menormalisasi kekerasan di kehidupan nyata. _______ Luna Nanda Bintang. Gadis itu harus mendapatkan tekanan dari seniornya di kampus. Xavie...