Chap ini paling pendek dari semua chap yang ada.. Coz kalo dibuat panjang takutnya malah gk nyambung..
Ok langsung aja ya..
~Happy Reading~
***
Xu Liu menatap Mu Ge dengan dalam, jelas melihat keraguan dan kegelisahan dimatanya. Xu Liu berpikir bahwa jelas Mu Ge tidak ingin melepasnya, jadi apa gunanya dia mengajukan pertanyaan seperti itu? Apa Mu Ge meragukan perasaannya?
Xu Liu tanpa ekspresi berkata "Kau menyerah padaku?"
Mu Ge terdiam. Nyatanya Ia merasa bodoh dan ingin sekali memukul mulutnya. Ia hanya terbawa perasaan karena menyadari ketidakmampuannya melindungi keluarga kecilnya sehingga tanpa sadar mengajukan pertanyaan konyol itu. "Tidak. Aku tidak!"
"Lalu..apa kau sedang mengujiku? Kau pikir perasaanku selemah itu sehingga kau bisa bermain-main denganku? Aku ingat dengan jelas bahwa alasanmu tidak bisa melawan perintah Kaisar karena kau tidak ingin dipisahkan dariku. Lalu sekarang kau ingin menyuruhku pergi dengan tanganmu sendiri? Begitu?"
Xu Liu bangkit berdiri. "Jika kau menginginkan itu, maka aku hanya bisa menurutimu." Xu Liu pura-pura ingin pergi.
Mu Ge panik turun dari ranjang untuk mengejar Xu Liu. Dengan cepat Ia menarik Xu Liu dan memeluknya dari belakang. "Tidak. Wangfei..aku hanya..aku hanya bingung. Sebenarnya aku ingin egois untuk menahanmu disisiku. Tapi jika itu membuatmu menderita, bersedih dan kehilangan senyummu..hatiku sakit. Aku ingin kau bahagia..bahkan jika tidak bersamaku."
Plak!!! Xu Liu berbalik dan menampar Mu Ge dengan keras.
"Lihat aku..semua sudah seperti ini. Jika kau ingin menjadi egois maka egoislah sampai akhir dan pertanggungjawabkan perbuatanmu. Aku akan tetap disisimu entah kau suka atau tidak. Aku akan membalas dendam untuk bayi yang kau renggut dariku. Jadi..jangan kira kau bisa mengusirku dengan mudah." Xu Liu berbicara dalam satu nafas hingga terengah-engah. Sungguh dia merasa sangat jengkel. Ingin menggali kepala Mu Ge dan melihat apa isinya. Idiot!
Mu Ge menyentuh pipinya yang panas, matanya terbelalak. Setiap kata dari Xu Liu terngiang-ngiang ditelinganya seperti gema. "Baik. Bertahanlah disisiku dan balas dendam padaku. Jangan tinggalkan aku. Wangfei..jangan pernah tinggalkan aku." Mu Ge menarik Xu Liu dalam pelukannya dan mencium puncak kepala, dahi, mata pipi dan bibirnya.
"Brengsek..lepaskan. Aku sangat kesal sekarang hingga ingin menggali isi kepalamu." Xu Liu mendorong Mu Ge.
Mu Ge terkekeh. "En..baik. Wangfei bisa menjadikanku samsak tinjumu. Aku tidak akan melawan." ucapnya sambil memeluk Xu Liu lagi.
Xu Liu memutar matanya, namun tangannya terangkat untuk memeluk Mu Ge kembali. Mereka akan melewati masalah ini bersama. Xu Liu tidak ingin kehilangan siapapun lagi. Di dunia ini, yang memiliki ikatan dengannya dan sangat penting baginya adalah Mu Ge serta anak-anaknya.
Pada 100 hari kelahiran, kediaman Mu mengadakan jamuan dan upacara pemberian nama untuk roti kecil. Seluruh keluarga utama dan cabang Mu datang dan memberikan berkat mereka bagi roti kecil yang sekarang telah memiliki nama yakni Mu HuanRan.
Mu WeiYang juga hadir dalam acara itu dan memberi salam pada Xu Liu. "Kakak ipar. Selamat atas kelahiran bayimu."
"En..terima kasih. Kapan kau kembali dari Fu?"
"Aah..sudah seminggu yang lalu. Hanya saja banyak hal yang harus aku urus sehingga belum ada waktu mengunjungimu. Aaww lihatlah bayi kecil ini. Pasti kecantikan ini warisan dari pamanmu ini kan?" Mu WeiYang menggoda HuanRan hingga bayi itu terkikik.
Mu HuanRan sedang di gendong di pangkuan Xu Liu dan bergerak dengan lincah. Xu Liu sampai khawatir dia akan terjatuh jika tidak memegangnya dengan benar.
"WeiYang berhenti menggoda keponakanmu." Mu Ge tiba-tiba sudah berada dibelakang Mu WeiYang.
"Sepupu jangan menghentikanku. Kecantikan ini sangat langka dikeluarga Mu."
"Oh..jadi kau menyerah pada Mo Zu dan ingin menggoda anakku?" tanya Mu Ge sinis.
"Hehe..hatiku tetap milik Ah Zu. Tapi mataku tidak akan tahan melihat kecantikan yang menganggur."
Mu Ge memukul belakang kepala Mu WeiYang. "Dia masih sangat kecil untuk menjadi objek godaanmu. Carilah wanita. Mungkin kau akan mendapatkan generasi Mu yang lain."
"Aw..sepupu. Tanganmu memang tidak punya sopan santun. Jangan seenaknya memukul kepalaku yang berharga. Kepala ini yang memikirkan untuk menghasilkan kekayaan keluarga Mu."
"Pergi..pergi. Kau sangat berisik." usir Mu Ge.
"Dada.." Mu HuanRan berceloteh bayi.
"Apa kau tidak ingin berpisah dengan pamanmu ini hm? Ah aku tau..kemarilah bayi kecil." Mu WeiYang siap mengambil bayi itu namun tangannya dengan cepat dipukul oleh Mu Ge.
"Ah Mo Zu. Kau datang." Xu Liu mengangguk pada Mo Zu yang baru saja tiba.
"Ya..Wangfei. Selamat atas kelahiran bayi Anda." Mo Zu menyerahkan kotak hadiah kepada Du Meng.
"En..terima kasih sudah memberi berkatmu. Aku harap kau akan membantu menjaga Ranran di masa depan."
"Sudah menjadi tugasku." jawab Mo Zu dengan sopan.
"Ah Zu sayang. Akhirnya aku bisa melihatmu. Apa kau merindukanku? Hm..Hm.. Hm? Pasti kau merindukanku. Itu sudah jelas tertulis di wajahmu."
Mo Zu ingin memutar matanya, namun Ia hanya tersenyum sopan. "Tuan Muda Mu..aku permisi dulu."
"Ah Zu..tunggu. Kita baru bertemu dan kau ingin kabur lagi." Mu WeiYang ingin mengejar Mo Zu namun kerahnya ditarik oleh Mu Ge.
"Pergi temui ibu. Kau belum memberi salam padanya bukan?"
"Itu benar. Baiklah..kita akan lanjut bermain nanti..ok..Ranran?" Mu WeiYang mencium tangan kecil Mu HuanRan dengan gemas.
"Apa kau lelah?" tanya Mu Ge pada Xu Liu.
Xu Liu mengangguk. "En..Ranran juga sepertinya mulai mengantuk."
"Beristirahatlah. Aku yang akan mengurus sisanya."
"Baik." Xu Liu bangkit dari kursi dan pergi meninggalkan aula. Du Meng mengikutinya dari belakang.
Hari-hari di Ming cukup damai, namun tidak berarti Mu Ge bisa santai. Banyak hal-hal yang harus diurus di markas mengenai masalah kemiliteran dan juga perbatasan utara, terlebih dia telah berjanji pada kepala suku BanYue untuk membawa mereka kembali ke tanah leluhurnya.
Xu Liu juga masih tetap meneliti terjemahan, namun Ia belum memberitahu Mu Ge tentang metode pengobatan racun Maigu. Bahan-bahan yang diperlukan sudah hampir tersedia semua. Ia hanya perlu menyelesaikan risetnya dan segera Ia akan membicarakan hal itu dengan Mu Ge.
Namun Xu Liu menemui kesulitan dalam memahami metode kedua selain mandi ramuan obat, yakni metode yang disebut kultivasi ganda. Hal-hal disebutkan bahwa ramuan obat akan membuang racun dan kultivasi ganda akan membuka meridian yang terkunci serta memperlancar aliran Qi. Jadi Ia membutuhkan Du Meng untuk menjelaskan.
Du Meng pernah mempelajari hal itu lama sekali. Namun karena jarang bahkan hampir tidak pernah menemukan kasus yang memerlukan kultivasi ganda Ia tidak mendalami metode itu. Ia memberitahu Xu Liu secara detail tentang hal-hal yang dia pelajari dan pahami. Mendengar penjelasan Du Meng, pipi, telinga serta leher Xu Liu menjadi merah.
Inti dari kultivasi ganda adalah pengobatan dengan seks. Gabungan dari energi Yin dan Yang yang seimbang akan membuka meridian yang tersumbat dan memperlancar aliran Qi sehingga bisa membuang racun secara menyeluruh.
Gabungan Yin dan Yang? Masalahnya adalah Xu Liu dan Mu Ge adalah laki-laki. Keduanya seharusnya memiliki energi Yang yang berlimpah. Bagaimana bisa dia menjalankan metode ini? Ketika Xu Liu memikirkannya lagi, hatinya tenggelam.
Seorang pelayan membawa HuanRan sekembalinya dari kediaman Jin Xia. Karena bayi itu tertidur, Xu Liu meletakannya di ranjang bayi. Melihat wajah bayi itu, hati Xu Liu menjadi melankolis.
Xu Liu membuka lemari pakaian dan mengeluarkan kotak kayu berisi baju bayi kembarnya yang lain. Xu Liu mengambil baju bayi itu dan memeluknya. Dadanya terasa sesak, hatinya kesakitan. Tanpa sadar air mata mengalir di pipinya.
Du Meng yang selalu mengawasi di sisinya juga ikut bersedih. "Tuan Muda.. Yakinlah bahwa Tuan Muda kecil akan baik-baik saja di istana. Mereka pasti akan memperlakukannya dengan sangat baik."
Xu Liu tidak menjawab, hanya terus terisak sambil memeluk baju bayi ditangannya.
Mu Ge berdiri di luar kamar, membatalkan niatnya untuk masuk. Mendengarkan tangis Xu Liu secara diam-diam, hati Mu Ge juga terasa di remas. Ia tau meski Xu Liu nampak baik-baik saja, ditengah malam Xu Liu sering bermimpi buruk dan mengigau memanggil bayi mereka. Terkadang Ia juga mendapati Xu Liu melamun sambil menatap jauh keluar jendela. Mu Ge tau bahwa Xu Liu sangat merindukan putra mereka.
***
A/N Maaf kalo ada typo.. Silahkan di koreksi..
Jangan lupa vote dan komennya ya.. 😊