Xu Zao melihat dengan nanar ke arah Xu Liu. Hatinya terasa sakit. Ia tahu bahwa semua akan menjadi seperti ini dan Ia menyesalinya. Seharusnya Ia bisa menahan diri. Maka Xu Liu tidak akan membencinya. Mereka akan tetap bersama sebagai saudara.
Tak lama terdengar ketukan dari luar disusul suara Du Meng. "Tuan Muda. Apakah Anda sudah bangun? Apakah ingin disiapkan air panas untuk mandi sekarang?"
"Ya. Aku sudah bangun. Siapkan air mandi." jawab Xu Liu. Ia menoleh pada Xu Zao. "Dage..keluarlah sekarang. Aku..aku perlu menenangkan diri."
Xu Zao turun dari ranjang, mengambil pakaian dan memakainya. Ia menoleh pada Xu Liu lalu keluar tanpa mengatakan apa-apa lagi.
Xu Liu jatuh berlutut di lantai. Memegang kepalanya yang berdenyut-denyut. Beberapa kilasan kejadian tadi malam muncul di kepalanya lalu Ia menyadari bahwa dialah yang memaksa Dagenya untuk memeluknya. Dialah yang bersalah dalam hal ini. Tapi..Dagenya mengatakan bahwa dia mencintainya. Ini jelas salah dan tidak bisa diterima. Mereka adalah saudara. Ini adalah dosa besar. Xu Liu mengusap wajahnya dengan frustasi.
Setelah mandi dan berpakaian, Xu Liu berniat mencari Xu Zao, namun pelayan mengatakan bahwa Xu Zao sudah pergi sejak tadi pagi. Xu Liu akhirnya memutuskan untuk pergi ke istana dan mencoba bicara pada Kaisar. Xu Liu mengirim pesan melalui Kepala Kasim Wang yang telah Ia kenal dengan baik.
Zhuo Yan yang mendengar permintaan audiensi dari Xu Liu mendengus dingin. Ia merasa jijik. Pemandangan tadi malam masih terekam jelas di kepalanya dan sekarang pelakunya justru minta bertemu. Benar-benar tidak punya malu.
"Aku tidak ingin bertemu siapapun." jawab Zhuo Yan dingin.
"Baik Yang Mulia." Kepala Kasim Wang merasa kasihan pada Xu Liu, tetapi Ia juga tidak ingin mencari masalah.
Mendengar penolakan Zhuo Yan, Xu Liu benar-benar merasa sedih. Jika bahkan Zhuo Yan tidak ingin bertemu dengannya, bagaimana Ia bisa menyampaikan masalah mengenai mendiang Permaisuri?
"Baiklah. Besok aku akan datang lagi." Xu Liu lalu pergi.
Ketika Ia sampai didepan gerbang rumahnya, Ia melihat Hao Lan di depan dengan wajah panik.
"Lan-Ge..apa yang terjadi?"
Hao Lan bergegas ke arah Xu Liu. "Ah Liu..Dage di kepung dan ditangkap di perkebunan poppy. Ini aneh..Ia justru dituduh atas penyimpanan obat terlarang. Padahal Ia justru hendak menangkap pelakunya."
Xu Liu terperanjat sejenak. Setelah berpikir cepat akhirnya Ia mengetahui apa yang terjadi. Dagenya sengaja di jebak dan Ia tau siapa yang ada dibalik semua ini. Xu Liu menatap Hao Lan. "Apakah ayah tau?"
"Aku belum bisa memberitahunya karena Tuan Xu sedang memiliki urusan."
"Baiklah. Aku akan mencoba bicara pada ayah. Lan-Ge tolong tahan mereka sebisa mungkin."
"En." Hao Lan mengangguk lalu pergi.
Xu Liu bergegas pergi ke istana Zhuo Xuang, namun Zhuo Xuang tidak ada disana. Ia lalu meminta kertas dan kuas tinta pada pelayan lalu menulis surat. Ia menitipkan surat itu pada pelayan untuk diberikan pada Zhuo Xuang.
Xu Liu lalu pergi ke tempat dimana Xu Zao dan anak buahnya di tahan. Ia memberikan uang pada penjaga dan masuk ke dalam penjara.
"Dage." panggil Xu Liu.
Xu Zao mendongak ke arah Xu Liu. Wajahnya yang tampan sedikit berantakan. Dan tubuhnya ditutupi oleh beberapa luka, namun tidak parah.
"Mengapa kau disini?" tanya Xu Zao khawatir.
"Apa yang terjadi? Mengapa kau bisa tertangkap?" Xu Liu tidak menjawab dan justru balik bertanya.
"Aku juga tidak mengerti. Kami sudah mengintai perkebunan itu sejak beberapa bulan lalu. Hari ini kami berniat mengepung dan menangkap pelakunya. Tapi sepertinya rencana kami bocor dan justru balik dituduh. Sepertinya ada mata-mata dikelompok kami."
"Dage..jangan khawatir. Aku pasti akan mengeluarkanmu dari sini."
Xu Zao tersenyum, namun ada kepahitan dimatanya. "Tidakkah kau senang jika kau tidak melihatku? Bukankah aku menjijikkan?" tanya Xu Zao sarkas.
Xu Liu menatap Xu Zao dengan tajam. Disaat seperti ini mengapa dia masih bisa berkata sarkastik seperti itu? "Dage..jangan pikirkan itu. Aku akan mengeluarkanmu dari sini dengan cepat. Bertahanlah, ok?"
Xu Zao hanya menatap pada Xu Liu, tapi tidak mengatakan apapun. Xu Liu bangkit dan segera pergi.
Tak lama berita tentang penangkapan Xu Zao atas bisnis ilegalnya menyebar. Sekali lagi mengguncang reputasi keluarga Xu. Kabar itu juga sampai ditelinga Kaisar dan Ia pun berang.
Kaisar segera memerintahkan penyelidikan menyeluruh atas kasus ini. Bagaimana bisa Wakil Jenderal justru terlibat dengan bisnis terlarang seperti itu? Sungguh memalukan.
Di sisi lain, Zhuo Xuang akhirnya kembali setelah mengurus bisnisnya dengan orang-orang penting. Akhirnya rencananya untuk menjatuhkan Xu Zao berhasil. Namun ketika Ia membaca surat dari Xu Liu, wajahnya langsung menjadi gelap. Itu adalah surat ancaman.
Zhuo Xuang menyuruh anak buahnya menunda rencana mereka terhadap Xu Zao. Zhuo Xuang mengirim orang untuk memanggil Xu Liu ke kediamannya, namun Xu Liu menolak dan berkata bahwa isi surat itu akan dia laksanakan jika Xu Zao tidak segera dibebaskan dari segala tuduhan.
Zhuo Xuang akhirnya mengorbankan beberapa orang untuk menjadi tumbal dan membersihkan Xu Zao dari segala tuduhan. Kasus itu akhirnya dibubarkan.
Ketika Xu Zao dibebaskan beberapa hari kemudian, kabar pertunangannya kembali terdengar. Namun bukan untuk dilanjutkan, melainkan diputuskan. Menteri Pertahanan tidak ingin mencoreng nama baiknya dan memilih untuk memutuskan pertunangan. Xu Zao tidak keberatan karena sejak awal Ia tidak pernah menyetujui pertunangan yang diatur ayahnya.
Xu Zheng sangat murka. Ia berdebat hebat dengan Xu Zao di ruang belajarnya. Para pelayan kediaman Xu tidak ada yang berani mendekat atau menginterupsi pembicaraan mereka. Sampai akhirnya Wen Niang tidak tahan lagi dan menyela mereka untuk makan.
"Dimana Didi?" tanya Xu Zao pada ibunya.
"Ia dikamar. Sedang tidak enak badan. Tubuhnya semakin kurus. Ibu sangat khawatir." Wajah Wen Niang prihatin.
"Aku akan mengantarkannya makanan."
"Duduk dan selesaikan makananmu. Kalian berdua hanya bisa membuat masalah saja." Gerutu Xu Zheng.
"Kau bicara apa suamiku? Masalah yang mereka hadapi bukan berasal dari mereka sendiri. Kau tau mereka tidak bersalah namun kau selalu saja menyudutkan mereka."
"Cukup. Makan saja." Ucap Xu Zheng tegas.
Setelah selesai makan, Xu Zao mengantarkan nampan makanan pada Xu Liu.
"Didi..makanlah." Xu Zao meletakkan makanan di atas meja.
Xu Liu sedang berbaring miring, punggungnya menghadap Xu Zao. "Aku akan makan nanti." ucapnya lirih.
Xu Zao mendekati Xu Liu dan duduk dipinggir ranjang. "Makan sekarang. Ibu khawatir. Tubuhmu semakin kurus."
Xu Liu berbalik dan bangkit untuk duduk. "Dage..aku minta maaf." ucap Xu Liu pada akhirnya.
"Itu salahku. Kau benar..seharusnya aku bisa menahan diri. Dengan begitu kita akan tetap baik-baik saja."
"Dage..maafkan aku." ucap Xu Liu sekali lagi dengan kepala menunduk.
Xu Zao mengangkat wajah Xu Liu dengan jari telunjuk dan ibu jarinya. "Hey..kau baik-baik saja?"
"Aku..hanya menyebabkan masalah untuk keluarga ini. Aku juga melibatkanmu dalam bahaya. Setelah ini Zhuo Xuang tidak akan hanya tinggal diam."
"Semua akan baik-baik saja. Aku tidak akan membiarkannya bertindak sesuka hatinya. Kau bisa tenang, ok?"
"Dage..jangan lakukan apa-apa lagi. Sudah cukup. Aku tidak ingin berhutang lagi. Aku sudah terlalu banyak berhutang pada keluarga ini juga padamu. Sekarang, biarkan aku mengurus semuanya."
Xu Zao merasa kesal. "Kau bicara apa? Hutang apa? Kita keluarga bukan? Jangan bicara omong kosong lagi, mengerti?"
Xu Zao ingin memeluk Xu Liu, tapi Xu Liu menolaknya. "Maaf Dage. Aku perlu istirahat."
"Makanlah, lalu istirahat." Xu Zao menepuk kepala Xu Liu, bangkit lalu keluar dari kamar.
Beberapa hari kemudian, kabar tentang pernikahan Zhuo Xuang dan Rong Xia diumumkan. Xu Liu sangat terkejut bahwa Zhuo Xuang akan mengambil langkah ini. Dia lalai. Bagaimanapun jika Menteri Pertahanan bergabung difaksinya, dukungannya akan semakin kuat.
"Tuan Muda..Anda tidak apa-apa?" Du Meng hati-hati bertanya melihat ekspresi Xu Liu yang sangat kalut.
Selama ini Tuan Mudanya tidak pernah diperlakukan baik oleh Zhuo Xuang dan Ia bertanya-tanya mengapa Xu Liu memilih bertahan disisinya. Ia mengira Xu Liu sangat mencintai Zhuo Xuang. Tidak menyangka justru pria itu mencampakkannya begitu saja dan justru menikah dengan wanita lain.
"Tuan Muda." tegur Du Meng sekali lagi.
"Aku akan pergi menemui Kaisar." ucap Xu Liu lalu bangkit dari kursinya.
Ia harus menghentikan pernikahan ini. Ia akan memohon pada Kaisar untuk membatalkan pernikahan.
"Hah..apa yang kau katakan?" Zhuo Yan menatap Xu Liu tajam. Dadanya naik turun karena kemarahan.
"Yang Mulia. Tolong cegah pernikahan ini terjadi. Aku mohon."
"Beraninya kau! Sebegitunya kau mencintainya sampai kau bahkan memohon padaku?"
"Yang Mulia..."
Zhuo Yan memotong. "Cukup. Liu..mengapa setelah semua..kau menghianatiku. Aku sangat mencintaimu. Aku bertanya-tanya apa yang salah dengan kita. Lihat kau sekarang...kau bahkan memohon untuk orang lain. Kau pikir bagaimana perasaanku?"
"Yang Mulia..Anda tau apa yang akan terjadi jika Menteri Pertahanan berada disisi Zhuo Xuang."
"Cukup. Keluarlah."
"Yang Mulia." Xu Liu panik.
"Keluar." bentak Zuo Yan.
Kepala Kasim Wang menarik Xu Liu untuk keluar dari ruang belajar Kaisar.
Seminggu kemudian pecah perang antara Negara Fu dan Negara Ming. Xu Zao segera diperintahkan untuk pergi ke perbatasan untuk berperang. Kepanikan terjadi di seluruh negara. Prajurit terus saja dikirim ke perbatasan untuk mempertahankan negara.
Selain kekacauan diperbatasan, itu cukup tenang di ibu kota. Keadaan masih cukup stabil. Namun tidak begitu dipengadilan. Setiap hari adalah perdebatan diantara para menteri. Zhuo Yan sampai tidak tahan dan memarahi para menteri yang tidak kompeten itu lalu keluar dari aula dengan kesal.
Ditengah kekacauan, Zhuo Xuang ingin mengambil keuntungan untuk melenyapkan Xu Zheng sementara tidak ada yang memperhatikan. Maka dukungan untuk Zhuo Yan akan berkurang. Mata-mata yang di tanam Xu Liu dikediaman Zhuo Xuang segera memberitahukan hal ini pada Xu Liu.
Mendengar kabar itu, Xu Liu mengepalkan jari-jarinya. Ia tidak bisa berbicara pada Zhuo Yan mengenai kematian mendiang Permaisuri. Xu Zao sedang berada di perbatasan. Dan keluarganya sendiri sedang dalam bahaya.
Malam itu sekelompok orang berpakaian hitam memasuki kediaman Xu. Mereka mengambil barang-barang berharga dan para pelayan yang memergoki segera dibunuh. Kejadian dibuat seolah-olah telah terjadi perampokan. Padahal niat aslinya adalah untuk melenyapkan Xu Zheng.
Xu Liu sudah bersiap dengan beberapa pengawal untuk melawan para penjahat itu. Tubuhnya memang lemah, tapi bagaimanapun dia adalah seorang lelaki. Berkelahi beberapa saat sampai polisi datang harus bisa dilakukan. Ia telah memerintahkan seorang pelayan sebelumnya untuk segera memanggil petugas kepolisian jika sesuatu terjadi.
Mendengar ribut-ribut diluar, Xu Zheng keluar dari kamar dengan membawa pedangnya. Langsung saja orang-orang berpakaian hitam itu menyerangnya.
Xu Zheng berhasil mengalahkan beberapa dari mereka. Ia tidak melihat bahwa ada orang yang bersembunyi di balik bayangan berusaha menebasnya.
Xu Liu mendorong pria dihadapannya dan berlari ke ayahnya. Ia tak sempat menahan serangan pedang itu dan hanya menjadikan dirinya tameng untuk Xu Zheng.
"Xu Liu." teriak Wen Niang yang baru saja keluar dari kamar.
Wen Niang segera memeluk tubuh Xu Liu yang berlumuran darah. Xu Zheng menebas beberapa orang lagi dihadapannya dan berlari ke arah Xu Liu.
Tak lama petugas kepolisian datang dan menangkap para penjahat itu. Tabib segera dipanggil untuk menyelamatkan Xu Liu. Xu Liu menderita tebasan dibagian punggungnya dan luka itu cukup parah. Ditambah keadaan tubuh Xu Liu yang memang lemah, kondisinya menjadi kritis.
***