[BL] Transmigrated to be A Ma...

By kurrataaini

898K 109K 5.3K

[WARNING R18+] . [Warning "Area BoysLove"!! JANGAN SALAH LAPAK!! JANGAN HUJAT!! UDAH ADA PERINGATAN!! BIASAKA... More

Prolog
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Bab 38
Bab 39
Bab 40
Karakter
Karakter 2
Bab 41
Bab 42
Bab 43
Bab 44
Bab 45
Bab 46
Bab 47
Bab 48
Bab 49
Bab 50
Bab 51
Bab 52
Bab 53
Bab 54
Bab 55
Bab 56
Bab 57
Karakter 3
Bab 58
Bab 59
Bab 60
Bab 61
Bab 62
Bab 63
Bab 64
Bab 65
Bab 66
Bab 67
Bab 68
Bab 69
Bab 70
Bab 71
Bab 72
Bab 73
Bab 74
Bab 75
Epilog

Bab 20

12.8K 1.4K 71
By kurrataaini

Mu WeiYang memutuskan untuk menginap dikediaman Mu selama beberapa hari karena Ia harus melakukan beberapa bisnis di ibu kota.

"Besok rumah lelang HuaLian akan mengadakan lelang. Aku mendapat tiket emas. Apa kalian tertarik untuk melihat?" tanya Mu WeiYang sambil menyesap tehnya.

Mu Ge, Xu Liu dan Mu WeiYang sedang bersantai di gazebo sambil melihat langit malam.

"Apa yang akan dilelang kali ini?" tanya Mu Ge.

"Aku dengar ada hartu karun dari suku BanYue. Namun untuk tepatnya barang apa itu, aku tidak bisa mencari tau."

"Harta karun suku BanYue?" tanya Xu Liu penasaran.

"En. Aku dengar itu adalah giok langka yang sangat indah berusia lebih dari seribu tahun."

"Apakah Wangfei ingin melihat-lihat?" tanya Mu Ge sambil bermain-main dengan rambut Xu Liu

Xu Liu tidak punya waktu untuk terganggu pada keusilan Mu Ge. Ia mengangguk, sedikit bersemangat. "Aku rasa ini menarik. Aku penasaran tentang harta karun itu."

"Baiklah. Sudah sepakat. Besok siang kita akan pergi ke pelelangan. Sekalian aku bisa berkencan dengan Ah Zu-ku." Mu WeiYang menggosok telapak tangannya sambil tersenyum konyol.

"Wangfei. Ayo kita tidur. Sudah larut." ajak Mu Ge. Tangannya terulur untuk menarik Xu Liu bangkit.

Keesokan harinya dengan semangat yang berapi-api, Xu Liu berdandan dengan rapi. Mengenakan jubah brokat berwarna merah marun yang membuatnya terlihat anggun. Rambutnya disanggul dengan rapi menggunakan tusuk rambut yang ujungnya berbentuk bunga plum.

Mu Ge yang baru selesai latihan pedang, terkejut melihat penampilan rapi Xu Liu. Ada kekaguman sekaligus kekesalan dimatanya.

"Wangfei..apa kau perlu berdandan secantik ini ke pelelangan? Aku takut mereka justru akan melelangmu." Mu Ge memeluk Xu Liu dari belakang.

"Aw..Wangye pergilah mandi. Kau berkeringat." protes Xu Liu. Ia berbalik dan membantu Mu Ge melepaskan jubahnya.

"Cih..aku jadi ingin membatalkan kepergian kita."

Xu Liu mendongak dan menatap Mu Ge dengan mata sedih. Matanya yang lembab dan jernih membuat hati Mu Ge menjadi gatal. Seakan-akan ada cakar kecil yang menggaruknya.

"Wangye..kau tidak bisa menarik ucapanmu."

"Tsk..jangan menatapku dengan wajah itu atau aku tidak akan bisa menahan untuk memakanmu." Mu Ge segera pergi ke ruang sebelah untuk mandi.

Karena desakan Mu WeiYang, Mo Zu terpaksa ikut ke pelelangan. Xu Liu, Mu Ge, Mu WeiYang, dan Mo Zu berangkat menggunakan kereta milik Mu Ge.

"Ah Zu..bagaimana kabarmu? Apa kau merindukanku selama ini? Aku benar-benar merindukanmu." goda Mu WeiYang.

Mo Zu menggeser tubuhnya menjauh dari Mu WeiYang dengan tidak nyaman. "Aku baik-baik saja Tuan Muda."

"Aah..Ah Zu benar-benar tidak imut. Bagaimana kau masih begitu dingin padaku?" Mu WeiYang masih tidak menyerah.

"WeiYang berhenti mengganggunya." Tegur Mu Ge, namun tangannya sendiri terulur untuk melingkar dipinggang Xu Liu yang sedang melihat ke luar jendela.

"Wangye..lepaskan tanganmu." Xu Liu merasa risih.

"Mengapa aku harus melepasnya?" Mu Ge menarik tangan Xu Liu, membuat Xu Liu jatuh kepelukannya.

Xu Liu ingin memutar matanya. Iblis ini benar-benar tidak tahu malu.

"Hey..bisakah kalian tidak menampilkan kemesraan kalian? Pertimbangkan aku disini." Mu WeiYang cemberut.

"Apakah aku perlu mengajukan pernikahan untukmu?" tanya Mu Ge dengan santai.

"Tidakkah kau lihat aku sedang berjuang untuk Ah Zu-ku? Bagaimana bisa kau bicara begitu dihadapannya." Mu WeiYang mendengus tidak puas.

"Aku benar-benar tidak keberatan." jawab Mo Zu dengan wajah datar.

"Ah Zu..bagaimana bisa kau berkata seperti itu padaku. Kau benar-benar tidak berperasaan." Mu WeiYang ingin merangkul Mo Zu, namun Mo Zu menahannya menggunakan pedang bersarung.

"Jaga sikapmu Tuan Muda."

Xu Liu benar-benar ingin tertawa melihat interaksi Mu WeiYang dengan Mo Zu. Jika tidak menyaksikan sendiri, dia tidak akan percaya bahwa Mu WeiYang sedang mengejar Mo Zu.

Mereka tiba di pelelangan menjelang siang. Tempat pelelangan dijaga dengan ketat. Selain orang-orang yang memiliki tiket, penjaga tidak akan membiarkan orang masuk.

Melihat tiket emas ditangan Mu WeiYang, pelayan yang bertugas membawa keempat orang ke lantai dua menuju kamar pribadi khusus untuk tamu VIP. Mu WeiYang memesan beberapa makanan dan juga teh. Xu Liu memperhatikan ke bawah dimana sudah banyak orang datang dan duduk ditempatnya masing-masing.

Tak lama tuan rumah pun memulai pelelangan. Dengan kata-kata penyambutan mereka mulai menawarkan benda pertama. Itu adalah tiara dengan berlian yang sangat murni. Ruangan pun mulai riuh, terutama para wanita. Mereka mulai menawar harga lebih tinggi dan lebih tinggi dari harga dasarnya.

Lelang pun terus berlanjut dan sepuluh barang sudah di klaim. Barang selanjutnya adalah harta karun dari suku BanYue. Itu adalah giok berbentuk naga yang sangat murni. Dengan warna putih yang murni dan sangat halus. Dikatakan bahwa giok tersebut sudah berusia lebih dari seribu tahun dan mempunyai khasiat untuk menyembuhkan beberapa penyakit.

Xu Liu sudah menantikan untuk melihat harta karun itu dan Ia tertarik untuk memilikinya. Xu Liu menoleh pada Mu Ge dan langsung bertatapan dengan mata Mu Ge yang selalu mengawasinya.

"Apakah Wangfei tertarik untuk menawarnya?"

"En..apakah boleh?" Mendengar khasiat dari giok itu, Xu Liu berpikir untuk mencobanya pada Mu Ge.

"Tentu saja."

Ketika Xu Liu ingin menawar sudah ada beberapa orang yang menawar lebih dulu, sehingga harga sudah mencapai seribu emas. Karena Xu Liu adalah orang yang prihatin akan keuangan, Ia juga tidak menawar harga terlalu tinggi, hanya lebih tinggi dari pada orang sebelumnya.

Setelah beberapa kali tawar menawar, Xu Liu mendapatkannya dengan tawaran lima ribu emas. Xu Liu hampir menyerah dan menggertakkan giginya ketika mengajukan tawaran. Untungnya tidak ada lagi yang berani menawar lebih tinggi.

Barang terakhir yang dilelang adalah pedang bengkok yang berasal dari tanah arab. Mu Ge sedikit tertarik melihat pedang bengkok yang berkilau dibawah lampu itu.

"Wow..apakah itu asli? Aku dengar pedang itu sangat tajam dan elastis. Bahkan konon bisa membelah baju zirah dengan mudah." ucap Mu WeiYang penuh kekaguman. "Ahh..tapi benda itu akan sia-sia untuk berada ditanganku."

"Benarkah? Sangat bagus." mata Xu Liu juga berbinar melihat ke arah pedang di dalam kotak kayu itu.

Pedang itu dihargai dengan seribu emas untuk harga awal. Beberapa orang sudah mulai menawar harga lebih tinggi.

"Sepuluh ribu emas." tiba-tiba dari kamar samping terdengar suara tawaran seorang pria.

Kerumunan dibawah mulai ribut, berpikir bahwa orang itu sangat kaya karena menawar harga sepuluh kali lipat. Tidak ada yang berani berpikir untuk menawar harga lebih tinggi.

Mu Ge mendekat ke jendela. "Lima belas ribu emas."

Sekali lagi kerumunan orang-orang meledak ribut. Orang kaya mana lagi yang menawar harga setinggi itu? Tuan rumah menanyakan lagi tentang tawaran harga lebih tinggi. Tidak ada yang cukup gila untuk menguras uang sebanyak itu hanya untuk pedang.

"Dua puluh ribu emas." Suara pria dari kamar samping terdengar lagi.

"Tiga puluh ribu emas." Mu Ge menawar lebih tinggi.

Tidak terdengar suara tawaran lagi dan pedang itu jatuh pada Mu Ge. Lelang pun berakhir. Tuan rumah pelelangan memberikan arahan untuk klaim dan pembayaran.

Ketika mereka keluar dari kamar, orang-orang dari kamar samping juga keluar sehingga mereka saling berpapasan.

"Aku tidak tau bahwa Jenderal Mu yang hebat sedang berkunjung ke Fu." pria yang terlihat seperti bangsawan itu menyapa Mu Ge.

Mu Ge mengangguk. "Benar Yang Mulia. Aku hanya datang bersama Wangfei untuk mengunjungi mertua."

Xu Liu menatap pada pria itu dengan intens. Ada ketakutan yang mencekam dari kedalaman hatinya, tiba-tiba saja membuat tubuhnya tidak nyaman.

"Jadi Jenderal Mu ini yang memenangkan pedang itu? Aah..aku kurang beruntung." Pria itu tersenyum sopan, namun mata tajamnya melirik pada Xu Liu yang berada disamping Mu Ge. "Ah Liu bagaimana kabarmu?"

Xu Liu mendongak dan melihat pria itu. Meskipun hatinya tidak nyaman Ia tetap berusaha untuk tersenyum. "Saya baik-baik saja. Terima kasih atas perhatian Yang Mulia."

"Itu bagus. Kalau begitu aku akan pergi lebih dulu Jenderal Mu..Ah Liu." bangsawan itu dan anak buahnya pergi lebih dulu.

Setelah menyelesaikan administrasi, mereka memutuskan untuk makan siang di restoran. Mu WeiYang memesan kamar pribadi untuk mereka dan membujuk Mo Zu untuk makan bersama. Namun Mo Zu dengan tegas menolak, lebih memilih untuk berjaga didepan kamar.

"Aah..melihat si licik Zhuo Xuang itu membuatku kesal. Dalam beberapa bulan ini, aku terpaksa mengurus banyak hal karena dia mencoba mempersulit bisnis kita disini."

"Dia melakukan itu?" tanya Xu Liu.

"Itu benar. Tentu saja itu untuk membantu bisnis keluarganya dan memperbesar pengaruhnya di Fu. Menjengkelkan..mereka bahkan berani melakukan hal-hal curang. Kalau saja aku tidak jeli..bisnisku pasti sudah hancur."

"Berhati-hati pada ucapanmu. Tembok memiliki mata dan telinga." tegur Mu Ge.

"Ha..kau benar. Ini tidak seperti dia lebih pintar dariku. Haha.."

Tak lama makanan pun datang. Mereka menikmati makan siang mereka dengan tenang. Setelah selesai, mereka segera kembali ke kediaman Mu. Xu Liu yang merasa tidak nyaman segera membersihkan diri dan pergi tidur.

Keesokan paginya Xu Liu dan Du Meng pergi ke kediaman Xu untuk mengunjungi ibunya, membawakan beberapa obat-obatan herbal untuk menjaga kesehatan ibu dan ayahnya.

"Ibu..bagaimana keadaan ayah?" tanya Xu Liu masih merasa khawatir.

"Yah..dia sedang sibuk dengan proyek pembagian beras. Jangan khawatir. Sekarang ibu memaksanya untuk makan dengan teratur dan minum tonik. Dia akan baik-baik saja."

"Lalu bagaimana dengan cabang keluarga Xu. Apakah mereka masih menyulitkan ayah?"

"Ah itu benar. Beberapa hari lalu aku tidak sengaja mendengar percakapan ayah dan pamanmu. Sepertinya Pangeran Zhuo Xuang berusaha mendekati pamanmu Xu Min dan mendapatkan dukungannya."

"Paman Xu Min?"

"Sebelum ayahmu menjadi kepala keluarga Xu, pamanmu Xu Min adalah kandidat yang cukup kuat untuk menjadi kepala keluarga. Setelah ayahmu menjadi kepala kelurga dia menyibukkan diri dengan berbisnis dan jarang terlihat dipertemuan keluarga. Namun baru-baru ini, Ia sering muncul. Ibu merasa sedikit tidak nyaman."

"Ibu jangan khawatir. Aku tidak akan membiarkan siapapun yang mencoba mengganggu keluarga kita."

"En..Ibu merasa lega Ah Liu ada disini."

Setelah berbicara hingga hampir siang hari dengan ibunya, Xu Liu pun pamit. Saat dia tiba digerbang, seorang pria paruh baya berpakaian kasim mendatanginya.

"Tuan Muda Xu, Yang Mulia Kaisar ingin bertemu dengan Anda."

Xu Liu sedikit terkejut melihat kedatangan kasim itu yang tiba-tiba. Tapi Ia segera mengangguk dan pergi ke istana.

Xu Liu memasuki istana dan melewati jalan yang panjang sebelum tiba ditujuan. Pelayan dipintu segera membukakan pintu, mempersilahkan Xu Liu masuk. Xu Liu meminta Du Meng menunggunya dengan tenang.

Xu Liu masuk ke sebuah kamar. Didalamnya ada seorang kasim yang telah menunggunya. Sepertinya Ia adalah Kasim Kepala yang melayani Kaisar.

"Tuan Muda Xu. Yang Mulia telah menunggu Anda."

Xu Liu sedikit mendongak dan melihat seseorang dari balik tirai. Aura dari seekor naga menekan Xu Liu, membuatnya secara alami berlutut untuk memberi hormat.

"Subjek Anda yang rendah hati menyapa Yang Mulia."

"En..bagaimana kabarmu?" suara Kaisar terdengar dari balik tirai.

Alis Xu Liu berkedut. Mengapa rasanya Ia pernah mendengar suara ini? "Hamba baik-baik saja. Terima kasih atas perhatian Yang Mulia."

"Zhen senang mendengarnya. Zhen tidak yakin apakah Xu Liu keberatan untuk memainkan sebuah lagu untuk Zhen?"

"Ah???"

Kasim disamping membawakan sebuah kotak emas kepada Xu Liu dan membukanya. Didalamnya adalah sebuah seruling giok berwarna putih dengan ukiran bunga haitang.

***
26 Desember 2019

Continue Reading

You'll Also Like

307K 24.1K 57
Ia bernama Maple seorang beta yang terpaksa menikah dengan Alpha dominan yang dingin bernama Louis. Alih-alih mencintai Maple, Louis malah menjalin i...
408K 37.8K 37
WARNING!! BAGI YANG HOMOPHOBIC HARAP MENJAUH~ BAGI YANG FUJOSHI DAN FUDANSHI MARI MERAPAT~ ~~~ Leorio Indrawanto seorang mahasiswa tingkat akhir. Ia...
6.4M 331K 60
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...
3.9K 316 3
Kata Gio, Ken itu manis kayak gula. Kata Gio, Ken itu putih kayak kue salju. Kata Gio, Ken itu bantet kayak kue apem. Kata Gio lagi-Ken itu polos. Ka...