[BL] Transmigrated to be A Ma...

By kurrataaini

954K 114K 5.3K

[WARNING R18+] . [Warning "Area BoysLove"!! JANGAN SALAH LAPAK!! JANGAN HUJAT!! UDAH ADA PERINGATAN!! BIASAKA... More

Prolog
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Bab 38
Bab 39
Bab 40
Karakter
Karakter 2
Bab 41
Bab 42
Bab 43
Bab 44
Bab 45
Bab 46
Bab 47
Bab 48
Bab 49
Bab 50
Bab 51
Bab 52
Bab 53
Bab 54
Bab 55
Bab 56
Bab 57
Karakter 3
Bab 58
Bab 59
Bab 60
Bab 61
Bab 62
Bab 63
Bab 64
Bab 65
Bab 66
Bab 67
Bab 68
Bab 69
Bab 70
Bab 71
Bab 72
Bab 73
Bab 74
Bab 75
Epilog

Bab 12

15.6K 2.1K 22
By kurrataaini

Xu Liu kembali ke kamarnya dan mendapati Mu Ge telah berada disana. Mu Ge menatap Xu Liu dari atas ke bawah dengan tidak senang. Apalagi ketika mendapati Xu Liu menggunakan jubah orang lain.

"Darimana?" tanya Mu Ge dingin.

"Hanya cari angin sebentar." Xu Liu juga menjawab dengan dingin sambil melepas jubah yang dikenakannya dan naik ke tempat tidur.

"Apakah kau menemui Hao Lan?"

"Ya. Lalu kenapa? Bukankah kau juga bertemu seseorang diluar?" suara Xu Liu bergetar dan Ia sedikit kesal.

Mu Ge terdiam sebentar lalu berkata "Itu tidak seperti yang kau pikirkan. Wanita itu tidak seharusnya ada disini jadi aku berusaha membujuknya untuk segera kembali."

"Kau tidak perlu menjelaskan apapun. Aku rasa itu juga bukan urusanku." Xu Liu menutup tubuhnya dengan selimut dan tak lagi berbicara.

Mu Ge menatap Xu Liu dengan sedikit tidak berdaya. Dikepalanya juga sedang memikirkan cara untuk segera mengirim Chu Su ke ibu kota. Ia hanya bisa menghela nafas dan merebahkan dirinya disamping kepompong Xu Liu.

Keesokan harinya setelah sarapan bersama Mu Ge, Xu Liu berniat untuk membuat cetak biru dari meriam. Ketika mereka pergi keluar, Chu Su itu datang lagi bersama pelayannya.

Dengan senyum ramah, Chu Su menyapa Mu Ge dan Xu Liu. "Selamat pagi Ah Ge. Apa kau sibuk? Aku memiliki beberapa hal untuk dibicarakan? Bisakah kita mencari tempat yang nyaman?"

Mu Ge melirik Xu Liu yang wajahnya pucat dan bibirnya yang sedikit cemberut. Hatinya terasa gatal, sudut bibirnya naik hanya untuk sekejap.

"Yang Mulia bukankah saya sudah meminta Anda untuk kembali?"

"Ah Ge..jangan khawatir. Aku akan segera pergi. Namun aku memiliki beberapa urusan yang harus ku selesaikan disini. Juga..aku ingin bicara denganmu." Chu Su memandang Mu Ge penuh makna.

"Baik. Sebaiknya Yang Mulia menepati kata-kata Anda. Dengan situasi saat ini akan sangat berbahaya jika kau terlibat. Untuk saat ini aku memiliki banyak hal untuk diurus. Aku akan menemui Anda malam nanti." Mu Ge berbicara dengan sopan.

Sebenarnya berdasarkan status mereka, Mu Ge harus dengan hormat menuruti perintah Chu Su. Namun tentu saja Mu Ge adalah kasus khusus. Tidak ada yang berani mengusik garis bawahnya.

Xu Liu menatap Mu Ge dengan bingung dan bertanya. Mu Ge melihat isyaratnya dan merasa ekspresi itu lucu. "Benar. Aku belum memperkenalkan kalian dengan benar. Wangfei..ini adalah Yang Mulia Putri Mahkota, Chu Su. Yang Mulia dia adalah istriku, Xu Liu."

Chu Su menatap Xu Liu dengan intens dan tatapannya sedikit merendahkan, namun itu hanya sepintas dan tertutupi dengan senyum sopan dan tata krama yang sempurna. "Senang bertemu denganmu. Sudah lama aku ingin melihatmu."

"Aku merasa terhormat bertemu dengan Anda Yang Mulia." Xu Liu sedikit membungkuk.

"Tidak perlu terlalu formal." Chu Su menoleh pada Mu Ge. "Ah Ge ingatlah untuk datang malam ini." Ia menepuk lengan Mu Ge dengan ringan dan memberi isyarat mata lalu berbalik dan pergi.

Xu Liu menatap kepergian Chu Su dengan tidak nyaman. Bagaimana bisa wanita dengan wajah seperti mantan kekasihnya ada didunia ini dan bahkan mengenal Mu Ge? Bukankah ini seperti lelucon? Dan apa-apaan isyarat cinta dari mata wanita itu pada Mu Ge? Xu Liu tidak habis pikir.

Melihat wajah Xu Liu yang tidak sedap dipandang, Mu Ge ingin sekali menggodanya. "Jika kau penasaran dengan hal yang ingin kami bicarakan, kau bisa ikut nanti malam."

Xu Liu memelototi Mu Ge "Aku tidak. Itu tidak ada hubungannya denganku. Ngomong-ngomong apakah rombongan para utusan sudah mau berangkat? Aku akan menemui Hao Lan sebentar."

Wajah Mu Ge menjadi gelap. "Kalau begitu, aku akan ikut denganmu."

Mereka mendatangi rombongan utusan. Setelah mengantar utusan pergi, Xu Liu dan Mu Ge berpisah. Mu Ge membicarakan hal-hal tentang perang dengan anak buahnya dan Xu Liu mulai mempersiapkan untuk membuat cetak biru dari meriam.

Setelah itu beberapa minggu dilewati Mu Ge di medan perang. Selama itu pula Xu Liu menyibukkan diri dengan cetak biru meriam-nya. Xu Liu berpikir jika ada Ah Du disini, maka dia tidak akan terlalu lelah mengurus kebutuhannya sendiri.

Xu Liu menghela nafas dan meletakkan kuas dan penggaris ditangannya. Ia mengangkat kertas terakhir dari cetak biru itu dan mengangguk puas. Setelah sebulan pekerjaannya akhirnya selesai.

Xu Liu keluar dari ruangan meminta beberapa prajurit untuk segera mengantar cetak biru itu kepada teknisi di istana. Dia sudah menggambar hal-hal dengan detail sehingga tidak mungkin ada kesulitan dari pembuatannya.

Mereka telah berdiskusi bahwa mereka akan menyerang negara Qin ketika meriam itu selesai. Meski dengan pulihnya Mu Ge, pasukan negara Qin semakin terpojok mereka masih harus memastikan bahwa negara Qin tidak akan berkutik lagi.

Setelah selesai dengan urusan cetak biru, Xu Liu melibatkan diri dalam perang. Ia berada dipasukan pemanah bersama Bo Jiang dan lainnya. Melihat Mu Ge berperang digaris depan, Xu Liu mengerti mengapa Mu Ge disebut dewa perang. Kekuatannya sangat luar biasa, tangkas, dan tanpa ampun.

Perang di perbatasan kota Cheng An dan negara Qin hampir memakan waktu dua bulan ketika meriam akhirnya datang. Mu Ge dan pasukannya dengan semangat melakukan serangan ke negara Qin. Dalam waktu tiga hari tembok ibu kota negara Qin runtuh dan pasukan negara Ming berhasil menundukkan Kerajaan QiuSan.

Anggota Kerajaan berkumpul di aula besar dengan tubuh gemetaran. Raja Liang Hu yang ambisius terpaksa menundukkan kepalanya dihadapan Jenderal tertinggi Kekaisaran Ming. Ratu dan putrinya berlutut menangis disampingnya.

"Jenderal..kau bisa mengambil apapun yang kau inginkan. Tapi bebaskan rakyatku serta keluargaku, dan aku akan menebusnya dengan jiwaku." Raja Liang Hu membawa kebanggaan terakhirnya sebagai seorang raja.

Mu Ge mengerutkan alis dan hanya menatap tahanan perang dihadapannya dengan dingin. "Kaulah yang menyerang negara kami tanpa alasan. Tentu saja kau harus mendapat ganjaran." jawab Mu Ge dengan sinis.

"Aku akan menebusnya dengan kepalaku. Hanya biarkan keluargaku hidup."

"Tidak suamiku. Aku akan pergi bersamamu." Ratu berbicara, nadanya penuh tekad.

"Tidak." Putri kerajaan QiuSan bergegas ke depan Mu Ge, namun ditahan oleh para prajurit. "Aku mohon..aku mohon..aku bersedia menjadi tawanan dinegara Ming atau bahkan menjadi budak..asal biarkan ayah ibuku hidup."

Putra Mahkota kerajaan QiuSan akhirnya berbicara. "Jenderal bagaimana jika aku menawarkan adikku padamu? Bagaimana dengan itu? Dia akan melayanimu dengan baik."

Mu Ge hendak tertawa dan menatap pada Putri Liang Zu, sungguh keindahan yang luar biasa. Sayang sekali, dia tidak tertarik. "Itu tidak mungkin. Bagaimanapun wanita disini akan menjadi milik Kaisar Jin. Prajurit..bawa mereka ke sel." perintah Mu Ge.

Jika dilihat dengan benar, negara Qin tidaklah terlalu besar. Juga bukanlah tempat yang subur. Namun negara ini diberkati dengan banyaknya bahan tambang yang terkubur. Oleh karena itu mereka bisa memikat negara Barat dan melakukan pertukaran untuk menyerang negara Ming yang kaya dan subur.

Raja Liang Hu adalah orang yang ambisius. Ia dengan gegabah berpikir bahwa dengan sedikit bantuan negara Barat Ia bisa menguasai sedikit dari wilayah negara Ming, terutama kota Cheng An di provinsi Tan Cen. Ia memanfaatkan momen perburuan sebagai kamuflase dalam penyerangan. Tidak beruntung bahwa rencana mereka berhasil terungkap.

Xu Liu menatap putri Liang Zu dengan simpati. Bukankah nasibnya sama dengan Xu Liu asli? Menjadi cendera mata bagi kekalahan negaranya. Hanya saja Ia masih bertanya-tanya mengapa Ia yang terpilih untuk menikah dengan Jenderal Mu? Ini tidak seperti Kekaisaran Xia An tidak memiliki wanita untuk dipersembahkan.

Melihat Xu Liu fokus menatap Liang Zu, Mu Ge merasa tidak senang. "Duan Qin..Hal-hal disini aku serahkan padamu." ucap Mu Ge pada anak buahnya.

"Siap Jenderal." jawab Duan Qin.

Mu Ge menarik tangan Xu Liu keluar dari aula dan membawanya ke kamar paling mewah diistana. "Ayo mandi." Mu Ge membawa Xu Liu ke kolam.

Kolam itu penuh dengan bunga dan terlihat sangat menyegarkan. Namun keberadaan Mu Ge sungguh membawa tekanan bagi Xu Liu.

Sementara Mu Ge sudah masuk ke kolam dengan santai, disisi lain Xu Liu masih berakar ditempatnya.

"Turunlah." Mu Ge melambaikan tangannya.

Xu Liu pada akhirnya tidak bisa tidak bertanya. "Apakah kita akan mandi bersama?"

"Tentu saja. Mengapa menurutmu kolamnya sangat besar?"

Kening Xu Liu berkerut dan ketegangan menjalar ditubuhnya. Ia merasakan alarm bahaya berdering dalam pikirannya, hanya saja terperangkap dalam tatapan Mu Ge sudah cukup membuat lututnya lemas.

"Wangye..ini adalah istana milik orang lain."

"Lalu?"

"Tidak..ini..aku merasa tidak nyaman."

"Apa yang kau khawatirkan? Bagian mana dari tubuhmu yang tidak aku tau? Lagipula para pelayan itu tentu sudah ku usir pergi. Jadilah baik dan turun." perintah Mu Ge dengan tatapan terarah pada tubuh Xu Liu, nadanya sugestif dan penuh godaan.

Sialan. Iblis ini!

Xu Liu pada akhirnya tidak bisa menolak perintah Mu Ge. Dia seperti sapi yang dicucuk hidungnya. Melepas jubahnya satu persatu, lalu masuk ke dalam kolam.

Mu Ge langsung menyambar Xu Liu dan mencium bibirnya. Aah..ini sudah lama sejak mereka terakhir melakukannya. Dan hasratnya sudah sampai pada batasnya. Ia mencium Xu Liu dengan kuat, seolah ingin merampas udara dari paru-parunya.

Awalnya Xu Liu masih berjuang. Namun karena kekuatannya tidak sebanding dengan Mu Ge, dia hanya bisa menyerah. Pada akhirnya Ia kalah dari hasrat binatang buasnya dan terjerat bersama Mu Ge untuk entah siapa yang tau berapa lama.

Ketika Xu Liu sadar, Ia sedang berada didekapan Mu Ge. Tertidur dengan nyaman di tempat tidur naga dengan tirai emas. Ah..ah..ini adalah kejahatan feodal. Sangat kaya ah. Ia tidak pernah membayangkan akan tidur diranjang emas milik Raja. Mu Ge benar-benar memanfaatkannya dengan baik.

Merasakan gerakan dari sosok dipelukannya, Mu Ge secara alami terbangun. Mata hitam pekatnya yang seperti jurang neraka, menatap lembut pada Xu Liu. "Kau butuh sesuatu?"

"Air.."suara Xu Liu berkarat. Serak dari teriakannya memohon ampun pada binatang buas dihadapannya.

Mu Ge bangkit dan mengambil segelas air dari meja lalu menyerahkannya pada Xu Liu. "Apa tubuhmu baik?"

"Tentu saja tidak. Astaga kau benar-benar binatang." Xu Liu mengumpat.

"Maaf. Aku terlalu bersemangat karena sudah lama sejak terakhir kita melakukannya." Mu Ge terkekeh, namun tangannya terulur untuk memijat pinggang Xu Liu.

Tak lama terdengar ketukan dari luar. "Jenderal..ini Zi Xuan. Kita memiliki masalah."

***
28 November 2019

A/N
Jika kalian menyukai cerita ini tolong berikan vote dan komentarnya ya..bisa kasih kritik dan saran juga supaya author bisa lebih semangat lagi. Xiexie..😊😊

Continue Reading

You'll Also Like

455K 40.8K 37
WARNING!! BAGI YANG HOMOPHOBIC HARAP MENJAUH~ BAGI YANG FUJOSHI DAN FUDANSHI MARI MERAPAT~ ~~~ Leorio Indrawanto seorang mahasiswa tingkat akhir. Ia...
403K 52.4K 164
༺ღ༒ ༒ღ༻ Author: Dai Wen Xi Nanmu Shengsheng Status di COO: 159 Bab - 5 Extra Bab (Selesai) Status Translate: Completely Indonesia translate: wx__wx ...
4.6K 282 25
Berawal dari lelaki berambut merah yang membenci ketua osis sampai mereka merasakan perasaan yang aneh di dalam diri mereka perasaan apa yang mereka...
143K 12K 68
Kayden Davidson, seorang pembunuh bayaran yang bekerja pada sekelompok mafia. Kehidupan nya yang sangat miskin membuat nya mau tak mau menjalani prof...