[BL] Transmigrated to be A Ma...

By kurrataaini

899K 109K 5.3K

[WARNING R18+] . [Warning "Area BoysLove"!! JANGAN SALAH LAPAK!! JANGAN HUJAT!! UDAH ADA PERINGATAN!! BIASAKA... More

Prolog
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Bab 38
Bab 39
Bab 40
Karakter
Karakter 2
Bab 41
Bab 42
Bab 43
Bab 44
Bab 45
Bab 46
Bab 47
Bab 48
Bab 49
Bab 50
Bab 51
Bab 52
Bab 53
Bab 54
Bab 55
Bab 56
Bab 57
Karakter 3
Bab 58
Bab 59
Bab 60
Bab 61
Bab 62
Bab 63
Bab 64
Bab 65
Bab 66
Bab 67
Bab 68
Bab 69
Bab 70
Bab 71
Bab 72
Bab 73
Bab 74
Bab 75
Epilog

Bab 4

21.6K 2.4K 189
By kurrataaini

Setelah malam itu, Mu Ge sering pulang ke manor. Dan dengan tipuan Mu Ge, Xu Liu dipaksa untuk membantu Mu Ge menyelesaikan hasratnya setiap malam. Xu Liu berjanji pada dirinya sendiri bahwa Ia ingin hidup dengan baik dikehidupannya kini. Jadi meski tidak ada cinta antara dia dan Mu Ge, Ia akan tetap menghormati hubungan mereka.

Beberapa hari ini, Xu Liu memasakkan sendiri makan malam untuk Mu Ge. Mu Ge selalu memuji masakannya dan itu membuat perasaannya menjadi lebih baik. Tidak buruk juga mempunyai partner hidup seperti Mu Ge.

Xu Liu seperti biasa berkunjung ke kedai untuk bermain musik. Kedai itu sudah seperti taman bermain untuknya dan pemilik kedai juga sangat senang dengan kehadirannya. Karena keberadaan Xu Liu dan Lu Lin, kedainya menjadi sangat ramai setiap hari.

"Lagu apa yang ingin kita mainkan hari ini?" tanya Xu Liu.

"Bagaimana kalau Legend of Blue Sea?" tanya Lu Lin.

"Baiklah." Xu Liu mengangkat serulingnya dan mulai meniupnya.

Lu Lin juga mulai memetik guqin dan mengiringi suara seruling. Para tamu bisa merasakan deburan ombak yang indah dan cahaya matahari senja yang menenangkan. Namun ditengah lagu, ombak itu semakin kencang dan berubah menjadi badai di lautan. Kapal-kapal bergoyang tidak stabil, petir menyambar, dan hujan turun dengan derasnya. Membuat suasana malam mencekam. Semakin lama suara musik menjadi  lebih tenang. Badaipun mereda, membawa cuaca pagi yang hangat dan suara burung camar yang terbang di atas lautan.

Xu Liu menurunkan serulingnya. Nafasnya sedikit terengah-engah. Ia menoleh pada Lu Lin dan tersenyum. Suara tepuk tangan bergema diseluruh ruangan memberi penghargaan pada para pemain.

Dari jauh seseorang memperhatikan Xu Liu. Matanya tajam menatap interaksinya dengan gadis bernama Lu Lin. Baru sekarang Ia menyadari Xu Liu bisa tersenyum lepas seolah tidak ada beban. Itu sangat mempesona.

"Tuan..apakah kau akan kembali sekarang?" tanya Lu Lin.

"En..aku harus kembali. Ini hampir sore."

"Baiklah." Lu Lin mengeluarkan sesuatu dari sakunya. "Ini adalah sesuatu yang aku buat untukmu. Aku harap kau menyukainya."

Xu Liu menerima sebuah kantong parfum dengan jahitan berbentuk phoenix di bagian depan. Xu Liu tersenyum berterima kasih. "Terima kasih Nona Lu. Ini sangat cantik."

Lu Lin tersenyum malu-malu dan dengan cepat berbalik. Tak sadar Ia menginjak gaunnya sendiri. Tubuhnya oleng, Xu Liu dengan cepat menahannya dipinggang.

"Nona Lu. Berhati-hatilah."

Lu Lin menstabilkan tubuhnya dan berbalik. "Maafkan aku. Aku ceroboh."

"Wangfei.." panggil Mu Ge.

Xu Liu berbalik, kaget mendapati Mu Ge berdiri dibelakangnya dengan wajah gelap. Du Meng berdiri dibelakang Mu Ge dengan wajah ketakutan.

Kedai menjadi riuh mendapati dewa perang negara mereka muncul ditempat ini. Nama Mu Ge sangat terkenal di kalangan masyarakat bawah karena jasanya mempertahankan negara sejak muda. Jadi begitu Ia muncul, orang-orang penasaran untuk melihat wajahnya.

Xu Liu masih terpana hingga tak bisa berkata-kata. Bukankah pria ini seharusnya ada di markas militer? Mengapa Ia ada disini sekarang?

Du Meng buru-buru maju dan menjelaskan. "Wangye..kau salah paham. Tuan muda.."

"Diam." Mu Ge memotong ucapan Du Meng. "Wangfei..ikut aku pulang sekarang."

Xu Liu masih terpaku ditempatnya. Melihat wajah Mu Ge yang tidak sedap dipandang, Ia merasakan firasat buruk. Mu Ge menjadi tidak sabar dan berjalan mendekatinya. Ketika dia hampir dekat untuk menangkap Xu Liu, Xu Liu malah mundur menjauh.

"Wangfei.." Mu Ge menggertakkan giginya, suaranya naik.

Xu Liu akhirnya tersadar. Ia berhenti mundur dan menatap mata Mu Ge yang kemerahan. "Mengapa kau disini?"

Mu Ge tidak menjawab dan malah menggendong Xu Liu dipundaknya. Xu Liu yang tidak siap merasa pusing karena terbalik tiba-tiba.

"Apa yang kau lakukan? Turunkan aku." Xu Liu merasa malu karena dipanggul seperti karung beras.

Mu Ge hanya diam dan keluar dari kedai. Du Meng dengan cepat mengikuti dibelakang, wajahnya penuh kekhawatiran akan nasib Tuan Mudanya.

Mu Ge menaikkan Xu Liu ke atas kuda, lalu naik ke kudanya. Ia dengan cepat membawa kudanya ke arah manor. Orang-orang yang menyaksikan itu sedikit bingung. Apa sebenarnya yang terjadi?

Sesampainya di manor Mu Ge menggendong Xu Liu lagi yang meronta-ronta ke dalam kamar. Ia melemparkannya ke tempat tidur dengan kasar.

"Ap..apa-apaan semua ini?" teriak Xu Liu marah.

"Jadi alasanmu menolakku selama ini bukan karena kau belum siap bukan? Apa kau tertarik pada gadis itu? Kau berniat mendekatinya?" ucap Mu Ge dingin.

Wajah Mu Ge sangat gelap dan matanya merah. Ada aura hitam yang mengelilinginya. Mau tak mau membuat Xu Liu ketakutan.

"Aku tidak. Aku benar-benar hanya belum siap."

"Omong kosong."

Mu Ge menangkap kedua tangan Xu Liu ke atas kepalanya. Tangannya merobek jubah hijau muda yang dikenakan Xu Liu. Meraba dadanya.

Xu Liu bergidik ketakutan. "Apa yang mau kau lakukan?"

"Menyempurnakan pernikahan." jawab Mu Ge singkat.

"Ja..ngan."

Xu Liu hampir menangis. Ia tidak bisa membayangkan melakukan itu dengan seorang pria. Ia tidak akan bisa menanggungnya.

Mu Ge tidak berhenti. Bibirnya terus menciumi tubuh Xu Liu, mulai dari telinga, leher, dada, hingga perut Xu Liu. Xu Liu berjuang, tapi kekuatannya tidak bisa dibandingkan dengan pria itu. Ia berusaha menendang, namun kakinya ditekan oleh kaki Mu Ge.

"Wangfei..aku harus menghukummu karena berani bermain api dibelakangku." ucap Mu Ge dengan suara rendah magnetiknya, membuat Xu Liu menggigil diseluruh tubuhnya.

Mu Ge berniat melepaskan celana Xu Liu, namun Xu Liu semakin memberontak.

"Tidak. Wangye..jangan lakukan ini. Aku mohon."

"Apa? Ada yang kau sembunyikan dariku? Apa kau impoten?"

Mu Ge tidak sabar dan merobek celana Xu Liu. Tiba-tiba gerakannya berhenti melihat pemandangan didepannya. Tubuh Mu Ge berada ditengah kaki Xu Liu yang terbuka lebar, jadi Ia bisa melihat jelas semua pemandangan didepannya.

Xu Liu menutup matanya. Habislah sudah! Rahasia tubuh ini telah terpapar. Ia tidak mau melihat reaksi Mu Ge. Mu Ge pasti menganggapnya aneh, bahkan jijik padanya. Sekarang tinggal menunggu waktu dia diusir dari manor.

"Jadi ini alasanmu tidak membiarkanku menyentuhmu? Karena kau..tubuhmu..kau.." Mu Ge tidak bisa melanjutkan kata-katanya.

"Sekarang kau jijik bukan? Apakah kau sudah puas? Lepaskan aku."

Xu Liu membuka matanya, namun terkejut mendapati tatapan takjub diwajah Mu Ge. Wajahnya memerah malu karena seluruh tubuhnya terpapar, bahkan tempat pribadinya.

"Wangfei..mengapa harus kau sembunyikan dariku?" Mu Ge menatap Xu Liu.

"Itu jelas karena aku memiliki tubuh yang aneh. Bukan perempuan, tapi tidak sepenuhnya laki-laki."

"Ini akan baik-baik saja. Karena hanya aku yang bisa dan boleh melihatmu." Mu Ge mengusap bagian pribadi Xu Liu dengan telapak tangannya.

Terdapat kapalan di telapak tangan Mu Ge akibat memegang pedang selama bertahun-tahun. Ketika itu mengusap bagian pribadi Xu Liu, itu menimbulkan sensasi aneh.

Mu Ge mendekati wajah Xu Liu dan mencium bibirnya dengan lembut. Sedikit menggigitnya agar terbuka dan lidahnya menelusup ke dalam. Menjelajahi setiap inci mulut Xu Liu.

Xu Liu merasa pusing akibat ciuman itu. Awalnya Ia berpikir akan mual karena mencium sesama pria. Tapi kini Ia merasa hal itu tak buruk dan cukup enak? Sampai mereka tidak bisa bernapas, baru bibir mereka berpisah. Kening Mu Ge menyentuh kening Xu Liu. Mereka bisa merasakan nafas satu sama lain.

Tangan Mu Ge mulai membelai tubuh Xu Liu, menggoda dan menaikkan hasratnya. Xu Liu yang sudah merasa lemas akibat ciuman itu tidak bisa lagi melawan dan dengan pasrah menerima sentuhan Mu Ge.

Mu Ge mengeluarkan pelumas dari saku didadanya dan menuangkannya ditubuh bawah Xu Liu. Sensasi dingin di bagian pribadinya, membuat Xu Liu menggigil. Ketika Mu Ge mulai menggosok bagian depannya, desahan nakal lolos dari mulut Xu Liu.

Tubuh Xu Liu terasa semakin ringan, pandangannya berkabut. Ia hanya bisa mengikuti insting paling dasarnya untuk mengejar kepuasan. Saat hasratnya berkumpul di ujung panasnya, Ia melenguh panjang dan mencapai puncaknya.

Mu Ge dengan nakal menjilat esensi ditangannya dan tersenyum. Ia memasukkan jarinya ke pintu belakang Xu Liu. Perlahan mencoba melonggarkannya. Ketika Ia merasa cukup, Mu Ge mengangkat betis Xu Liu ke pundaknya dan mencoba memasukkan panjangnya.

Xu Liu ketakutan. "Itu tidak akan muat."

"Santailah. Lemaskan tubuhmu atau kau akan terluka nanti." Mu Ge menenangkan Xu Liu dan mencium kelopak matanya.

Mu Ge memasukkan panjangnya yang sudah mengeras sedikit demi sedikit. Meski pintu masuk itu sudah dilumasi, karena ukuran Mu Ge yang besar masih membuat Xu Liu mengernyit kesakitan. Air mata keluar dari sudut matanya dan Ia menggigit bibirnya.

Mu Ge bertahan didalam untuk beberapa saat mencoba membiasakan pintu masuk Xu Liu dengan miliknya Susah payah menekan hasratnya yang sudah membakar. Akhirnya Ia menggerakkannya perlahan-lahan.

Karena gerakan yang intens pintu masuk Xu Liu yang fleksibel perlahan terbiasa dengan benda besar yang menginvasi bagian dalamnya. Ketika panjang Mu Ge menyentuh tempat tertentu, Xu Liu merasakan nikmat yang luar biasa. Erangannya semakin kencang, membuatnya sangat malu.

Mu Ge yang merasa akan mencapai puncaknya mempercepat gerakannya. Xu Liu sudah kehabisan akal, tak tahu yang mana langit yang mana bumi. Ketika Ia merasakan cairan hangat didalam tubuhnya, Ia juga mencapai puncaknya. Xu Liu mengeratkan pelukannya pada punggung Mu Ge. punggungnya terangkat dan nafasnya terengah-engah menyambut pelepasannya.

Mu Ge mengangkat tubuhnya ke samping dan memeluk tubuh telanjang Xu Liu ke dadanya. Karena kelelahan, Xu Liu langsung tertidur.
Mu Ge menggendong Xu Liu dan membersihkan tubuhnya. Akan sangat buruk jika dia membiarkan kotoran itu berada ditubuh Xu Liu. Setelah mengganti pakaiannya, Mu Ge tidur sambil memeluk Xu Liu.

***
3 Oktober 2019

Continue Reading

You'll Also Like

272K 38.1K 45
dulu aku di kenal sebagai Dewi perang, aku tidak tahu dari mana sebutan itu berasal tapi setahu ku itu untuk menutupi kenyataan bahwa ada seorang may...
30.3K 3K 13
Lu Han merupakan omega dalam tubuh alpha. Dia hidup dengan menyedihkan sampai akhirnya bertemu dengan Gu RuXuan, alpha dingin dengan bekas luka. Mesk...
2.5M 38.1K 50
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
75.6K 11.6K 43
Zhu Yinan berasal dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Gu Shangjun disisi lain adalah Jenderal yang dulu berada di pasukan yang sama dengan Zhu Yinan...