I am in danger [TERSEDIA DI G...

By zaimnovelis

31.4M 1.1M 90.6K

"Jika lo mau aman bersekolah di sini, lo juga harus menghindari dua orang yang lebih berbahaya dari guru BK,"... More

1) Two Dengerous Boys
2) A Cruel Boy Beside Me
3) Damn! He Knows me
4) I Am Not Cinderella
5) Thank You, Bad Boy
6) Wow! Lisya's Secret
7) Angry Sist
8) Deal With The Bad Boy
9) I Have Headache!!
10) Disaster
11) The Strange Feel
12) Without Formality
13) The Jealousy
14) Mr.Clean
15) Something Wrong
16) I Don't Know What Is This
17) Disappointed
18) Tabebuya
19) I Found You
20) Getting Sick
21) I Look After The Bad Boy
23) Heart Beat
24) Answer My Questions
25) I Try To Save Her
26) Shit!
27) The Big Fury
28) Damn!
29) Between Devil And Satan
30) Latecomer
31) Beautiful Girl
32) Is It Love?
33) Intoxication
34) Forgetful Girl
35) Love Action
36) The Bad Stepsister
37) Can You Help Me
38) Are You A Psychopath?
39) My Problem
40) A Difficult Question
41) She Is Mine
42) I Hate My First Kiss
43) Love Triangle
44) Omo!
45) Restless
TIPS MENULIS ALA ZAIM
PERTANYAAN PENTING!!
CHAP 46-95 SUDAH DIHAPUS
SUDAH TERBIT!!
SUDAH DIFILMKAN!!
BISA DITONTON DI YOUTUBE

22) Astonishment

371K 21.9K 641
By zaimnovelis

Sean, Lisya, Bu Liana, serta Pak Radeya mengantar Ocha keluar pintu. Mereka sudah menganggap Ocha seperti keluarga sendiri. Ocha adalah anak yang baik dan sopan, tidak ada alasan bagi keluarga Radeya untuk tidak menyukai Ocha.

"Om." Ocha mengangguk sopan pada Pak Radeya.

"Tante." Kali ini Ocha mengangguk sopan pada Bu Liana.

"Sekali lagi saya mengucapkan beribu terima kasih karena telah diperkenankan tinggal di rumah ini. Saya juga minta maaf apabila saya dan adik saya pernah berbuat salah," lanjut Ocha.

"Ocha, sebenarnya kami semua tidak ingin kamu pergi. Tapi ... mau bagaimana lagi? Kami tidak bisa memaksa kamu. Ini adalah keputusan kamu. Tapi kamu perlu ingat baik-baik, pintu rumah ini selalu terbuka untuk kamu dan Faril," jelas Bu Liana seraya menitihkan air mata. Ia kemudian memeluk erat tubuh Ocha, membuat Ocha merasakan kehangatan pelukan seorang ibu yang sudah lama tak ia rasakan.

Mata Ocha berkaca-kaca, enggan rasanya meninggalkan keluarga Radeya. Mereka semua baik, tak terkecuali Sean. Meskipun nada bicara Sean terkesan galak dan sering bersikap semaunya sendiri, tapi Ocha tahu, Sean bukan orang jahat.

"Sudahlah, Ma. Jangan sedih," kata Pak Radeya.

"Iya. Lagian Ocha bakal sering datang ke rumah ini buat ngelesin Lisya," imbuh Sean datar.

"Iya, Tante. Jangan sedih. Selain mampir buat ngelesin, nanti saya sama Faril pasti main ke sini Sabtu atau Minggu kalau ada waktu," jelas Ocha mencoba menenangkan.

"Ceramahnya udah?" tanya Sean tanpa ekspresi.

"Ya udah saya pamit, Tante." Ocha mencium punggung tangan Bu Liana, lalu mencium punggung tangan Pak Radeya.

"Gue juga sedih lho, Cha. Meskipun kita bakal masih sering ketemu." Lisya menyambar kedua tangan Ocha sambil mengayun-ayunkannya.

"Iya. Aku juga sedih," timpal Ocha.

"Eh gendut, jangan lupa makan ya." Lisya mencubit gemas pipi Faril.

Faril tersenyum, memperlihatkan deretan giginya sambil mengangkat jempol, membuat Bu Liana kembali memeluknya gemas. Padahal sebelum Ocha keluar rumah, Bu Liana sudah memeluk Faril berulang kali.

Sean memutar malas kedua bola matanya. "Sampai kapan dramanya?" Ia meraih kerah baju Ocha bagian belakang, menariknya menjauh dari Mamanya dan membawa Ocha masuk ke dalam mobilnya.

"Sean! Yang baik sama Ocha!" tegur Pak Radeya.

"Iya, Pa," sahut Sean malas.

Sean mulai menyalakan mobilnya setelah Faril masuk dan menutup pintu. Ocha membuka jendela, melambaikan tangan pada seluruh anggota keluarga Radeya. Terharu, ia dapat merasakan kehangatan di sana selama ini.

***
Semua pasang mata melihat ke arah Ocha yang keluar dari mobil Sean. Banyak di antara mereka yang menganga tak percaya. Sean Aurelliano Radeya, ketua geng dari kelas IPA, satu-satunya orang yang berani berinteraksi dengan target bullyan Axel Sharafat Ardiaz, ketua geng dari kelas IPS.

Sean sudah melesat pergi sebelum Ocha mengucapkan terima kasih, tepat setelah Ocha menutup pintu mobil. Sean hanya tak suka jadi sorotan publik.

Ocha melangkah ke ruang kepala asrama, Bu Jenita, seorang wanita bertubuh tambun, berkacamata tebal, dan berlipstick merah menyala. Ia segera mengantar Ocha ke kamar nomor 56 setelah menjelaskan beberapa peraturan di sepanjang koridor.

Ocha memegang gagang pintu kamar nomor 56 di asrama Delton. Ocha kemudian masuk, dilihatnya ada dua buah kamar tidur, dua meja belajar, dua kursi, satu sofa, dan satu kamar mandi dalam. Ia meletakkan tas bawaannya di atas meja. Ocha tak membawa banyak barang. Semua barang-barangnya hangus dilalap api. Bahkan pakaian yang ia kenakan saat ini adalah pakaian baru Lisya yang tidak sempat terpakai karena Lisya terlalu banyak berbelanja, tak sempat memakai semua baju yang ia beli. Jadi tak ada salahnya memberikan beberapa pada Ocha.

Ocha duduk di sofa, melihat-lihat ke sekeliling. Kamar asrama Delton seperti hotel bagi Ocha. Kasurnya empuk dan dilengkapi dengan AC. Dan yang lebih menyenangkan, Ocha bisa tinggal secara gratis di asrama karena dia masuk dari jalur beasiswa.

"Ocha?" sapa seorang cewek yang baru saja masuk ke kamar, dia adalah Davina, teman sekelas Ocha yang tak lain adalah pacar Axel.

"Davina?" Ocha menyapa balik.

"Jangan bilang kalau lo teman sekamar gue."

"Jadi, ini kamar lo?"

Davina adalah siswi Delton yang berasal dari Kalimantan Tengah. Ayahnya memiliki ratusan hektar lahan kelapa sawit. Tak heran jika dia mampu bersekolah di Delton dengan uang pribadi.

"Iya." Davina mengangguk. "Ini kamar gue."

"Ooooh." Ocha mengangguk kikuk, bingung harus memulai pembicaraan dari mana. Ia tak begitu pandai bergaul. Selama bersekolah di Delton, ia hanya mempunyai satu teman akrab, yaitu Lisya.

"Sebenarnya, gue senang sekamar sama lo. Tapi gue takut Kak Axel mutusin gue gara-gara dia tahu kalau gue sekamar sama lo," ungkap Davina blak-blakan seolah mengusir Ocha secara halus.

Seorang cowok membuka pintu jendela seenaknya. "Enggak. Kamu tenang aja, Sayang," sahut cowok itu.

Ocha menoleh terkeget-kaget mendapati sosok Axel yang menyelinap di asrama putri. Ocha menghela napas tak percaya, ia masih ingat betul kalau Axel adalah anak pemilik sekolah. Mungkin karena itulah Axel tidak akan pernah mendapatkan hukuman meskipun dia menyelinap di asrama putri.

"Sayang, kenapa kamu ke sini lagi?" tanya Davina malu-malu.

"Kangen," jawab Axel singkat.

Ocha seolah mau muntah, jijik mendengar rayuan Axel terhadap Davina. Ocha bergidik, memilih menata baju-bajunya ke dalam lemari dan buku-bukunya ke dalam rak, tak menghiraukan Axel dan Davina yang bermesraan, tak ada gunanya melapor. Axel seolah memiliki wewenang penuh bahkan melebihi kepala sekolah.

😊😊😊😊😊
Di mana-mana, ketemu sama dua cowok paling berbahaya!!

Ingat, Sean itu juga berbahaya ya...


Follow instagramku yuk

Zaimatul.hurriyyah

Continue Reading

You'll Also Like

4.1M 318K 52
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
612K 23.9K 36
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
837K 101K 13
"Gilaa lo sekarang cantik banget Jane! Apa ga nyesel Dirga ninggalin lo?" Janeta hanya bisa tersenyum menatap Dinda. "Sekarang di sekeliling dia bany...
PUNISHER By Kak Ay

Teen Fiction

1.3M 116K 44
"Kenapa lo nolongin gue, hm? Kenapa nggak lo biarin gue mati aja? Lo benci 'kan sama gue?" - Irene Meredhita "Karena lo mati pun nggak ada gunanya. G...