I am in danger [TERSEDIA DI G...

By zaimnovelis

31.4M 1.1M 90.6K

"Jika lo mau aman bersekolah di sini, lo juga harus menghindari dua orang yang lebih berbahaya dari guru BK,"... More

1) Two Dengerous Boys
2) A Cruel Boy Beside Me
3) Damn! He Knows me
4) I Am Not Cinderella
5) Thank You, Bad Boy
6) Wow! Lisya's Secret
7) Angry Sist
8) Deal With The Bad Boy
9) I Have Headache!!
10) Disaster
11) The Strange Feel
12) Without Formality
13) The Jealousy
14) Mr.Clean
15) Something Wrong
16) I Don't Know What Is This
17) Disappointed
18) Tabebuya
19) I Found You
20) Getting Sick
22) Astonishment
23) Heart Beat
24) Answer My Questions
25) I Try To Save Her
26) Shit!
27) The Big Fury
28) Damn!
29) Between Devil And Satan
30) Latecomer
31) Beautiful Girl
32) Is It Love?
33) Intoxication
34) Forgetful Girl
35) Love Action
36) The Bad Stepsister
37) Can You Help Me
38) Are You A Psychopath?
39) My Problem
40) A Difficult Question
41) She Is Mine
42) I Hate My First Kiss
43) Love Triangle
44) Omo!
45) Restless
TIPS MENULIS ALA ZAIM
PERTANYAAN PENTING!!
CHAP 46-95 SUDAH DIHAPUS
SUDAH TERBIT!!
SUDAH DIFILMKAN!!
BISA DITONTON DI YOUTUBE

21) I Look After The Bad Boy

370K 23K 898
By zaimnovelis

Kepala Axel semakin pusing, badannya tiba-tiba terhuyung ke arah Ocha, membuat Ocha gelagapan menangkap Axel. Ocha bisa merasakan suhu tubuh Axel yang begitu panas.

"Kak, Kakak nggak apa-apa kan?" Ocha menepuk-nepuk punggung Axel, tidak ada respon, hanya suara Axel yang meracau tak jelas.

Ocha memapah tubuh Axel ke dalam apartemen dan merebahkannya ke atas sofa. Tangan Ocha merambat, menyentuh kening Axel. Ocha terperanjat.

"Ya ampun, Kakak harus dikompres!" Ocha cepat-cepat mencari baskom, mengisinya dengan air es, lalu mengambil handuk bersih dari dalam kamar mandi.

Axel kembali meracau tak jelas, kepalanya pusing bukan main, baru kali ini ia sakit cukup parah sehingga berdiri pun sulit. Tubuhnya yang lemas rupanya tak membiarkannya beraktivitas seperti biasa.

"Kak, sepertinya Kakak harus ke dokter deh." Ocha memeras handuk yang baru saja ia celupkan ke dalam air es, menaruhnya di kening Axel, lalu mengambil handuk yang lain untuk mengelapi keringat Axel. Ia terbiasa merawat Faril, berperan sebagai ibu bagi adiknya itu.

"Aku nggak butuh dokter," sahut Axel.

"Btw, Kakak udah makan belum?"

"Belum. Emangnya lo mau bikinin gue makanan kayak di drama korea?"

"Idiiiih aku nggak sebaik itu keles. Aku tuh mau pesenin Kakak makanan lewat aplikasi online. Kakak yang bayar tapi."

Axel memutar kedua bola matanya, dengan sisa tenaganya, ia berusaha mengambil dompet dari dalam saku celananya, memberikan dompet tersebut pada Ocha seolah tak ada rasa takut dompet itu hilang atau diambil.

"Pesan sesuka elo," kata Axel tak peduli.

Ocha mengedikkan bahu, menyalakan ponselnya, lalu memesan bubur ayam. Ocha membuka dompet Axel, matanya spontan terbelalak lebar mendapati banyak sekali uang bergambar soekarno-hatta di dalamnya. Selain itu, berbagai macam kartu juga melengkapi wadah-wadah yang tersedia di dompet tersebut.

"Waduh, uangnya seratus ribuan semua. Entar kalau Abang tukang antar makanan nggak punya kembalian gimana?" tanya Ocha bingung.

"Ya udah. Pesen lagi aja. Di pasin pembelian seratus ribu," jawab Axel tanpa berpikir panjang.

Ocha tak mau berpikir. Ia memesan bubur ayam lagi beserta minuman, menuruti perintah Axel yang meminta agar pembelian dipress dengan jumlah uang seratus ribu. Tak lama kemudian, terdengar suara bel berbunyi. Ocha segera membuka pintu, membayar pesanan, lalu kembali duduk di dekat Axel.

"Nih buburnya udah datang, makan gih!" Ocha menaruh kembalian tiga puluh ribu di atas meja, membukakan bubur pesanannya dan menaruhnya di mangkuk.

"Suapin," pinta Axel.

Ocha langsung bergidik takut. "Idiiih ogah."

"Ya udah. Kalau gitu, gue nggak mau makan."

"Emang aku pikirin?"

Axel tak kehabisan akal. "Kalau nggak elo suapin, gue bakal bully pacar lo."

"Ish nih orang bikin gregetan deh," geram Ocha. Terpaksa, ia mengangkat sendok dan menyuapkannya ke mulut Axel.

"Nah gitu dong, nurut. Gue kan jadi nggak perlu pakek kekerasan."

Axel cukup lahap memakan bubur ayam walaupun sebenarnya rasa bubur ayam tersebut kurang sesuai di lidahnya. Tapi ia senang karena Ocha mau menyuapinya.

Axel mengambil dompetnya, mengeluarkan semua uang, lalu mengayunkan uang itu pada Ocha, berharap Ocha mau menerima uang itu. Axel berdecak kesal melihat Ocha yang masih kelihatan bingung dan enggan menerima uang tersebut.

"Ini gaji lo yang belum gue bayar. Tiga minggu jadi manager dan sehari jadi babu di apartemen ini. Ayo ambil!" Axel kembali mengayunkan setumpuk uangnya.

Ocha tersenyum, tak lagi sungkan menerima uang itu, menghitungnya benar-benar, lalu mengembalikan sisanya ke dalam dompet Axel. Ia hanya mengambil uang yang menjadi haknya.

"Kenapa lo balikin separuh? Ambil aja semuanya!" dahi Axel berkernyit heran. Biasanya, cewek-cewek yang ia kenal malah suka mengambil habis uang dalam dompetnya.

"Aku hanya ngambil gajiku selama tiga minggu dan jadi babu sehari. Selebihnya, aku nggak mau ngambil. Siapa tau itu uang dari menang togel."

"Eh lo jangan sembarang nuduh ya! Gini-gini, gue nggak pernah main togel. Nggak level!"

Ocha tak menghiraukan penjelasan Axel. Dia teringat kalau dia membawa obat warung yang biasa ia bawa ke mana-mana. Harganya murah, jadi ia tak masalah jika Axel meminumnya satu butir.

"Nih. Jangan lupa minum obat." Ocha menyobek bungkus obat lalu mengeluarkan isinya.

"Eh itu kan obat murahan yang harganya dua rebuan," tebak Axel nyaris benar.

"Enak aja! Ini tuh harganya dua ribu lima ratus. Ayo cepat minum! Biar cepat sembuh."

Axel menggeleng, tak pernah sebelumnya ia meminum obat yang bahkan bisa ia beli di pinggir paret.

"Jangan lihat harganya, Kak. Lihat fungsinya! Ini tuh bisa meredakan demam, sakit kepala, dan gejala flu," kata Ocha mencoba meyakinkan.

"Ogah." Axel kembali menggeleng.

"Eh aku aja sembuh kok kalau minum obat ini."

"Elo kan orang miskin. Obat murahan juga udah mampan."

"Orang kaya orang miskin sama aja kok. Ayo cepetan minum! Tanganku pegel nih!" Ocha masih menyodorkan pil tersebut pada Axel.

Axel terbujuk. Perlahan, ia membuka mulutnya, membiarkan Ocha menyuapkan sebutir pil itu padanya. Ocha cepat-cepat mengambilkan Axel air minum.

"Nah sudah makan, sudah minum obat. Waktunya Kakak istirahat. Aku mau pulang dulu." Ocha berdiri dari tempat duduknya, namun Axel dengan cepat meraih pergelangan tangan Ocha, tak mau membiarkan Ocha pergi.

"Eh lo harus tanggung jawab. Lo udah pesen bubur ayam sebanyak itu." Axel menunjuk dua porsi bubur ayam dengan dagunya. Ia hanya mencari alasan agar Ocha tidak pergi.

"Tanggung jawab gimana?"

"Makan semuanya!"

"Ha?" Ocha terlonjak kaget.

Ocha berpikir sejenak. Ia sudah melewatkan jam makan malam bersama keluarga Radeya. Tak mungkin jika Ocha mengambil makanan sendiri di dapur. Ia takut dianggap lancang. Kebetulan, Ocha juga lapar. Daripada harus membeli makanan di luar, lebih baik Ocha memakan bubur pesanannya.

"Iya deh." Ocha kembali duduk dan memakan dua mangkuk bubur ayam dengan lahap.

Axel tersenyum, mengamati betapa lahapnya Ocha menikmati dua mangkuk bubur ayam. Ia tak habis pikir, bagaimana bisa gadis mungil seperti Ocha menghabiskan makanan sebanyak itu.

😊😊😊😊😊
Waaaah Axel maunya apa sih?

Reader : Thor, Sean mana Thor?

Author : Tenang aja, Der

Eh btw follow instagramku yuk
Zaimatul.hurriyyah

Akun WP Zaeemaazzahra

Nih orangnya! Sakit, tapi masih bisa bikin orang sebel
Nyebelin!!

Senyumnya Ocha

Continue Reading

You'll Also Like

558K 43.3K 29
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gu...
586K 27.8K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
3.4M 279K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
298K 13.6K 18
Level tertinggi dalam cinta adalah ketika kamu melihat seseorang dengan keadaan terburuknya dan tetap memutuskan untuk mencintainya. -𝓽𝓾𝓵𝓲𝓼𝓪𝓷�...