I am in danger [TERSEDIA DI G...

By zaimnovelis

31.4M 1.1M 90.6K

"Jika lo mau aman bersekolah di sini, lo juga harus menghindari dua orang yang lebih berbahaya dari guru BK,"... More

1) Two Dengerous Boys
2) A Cruel Boy Beside Me
3) Damn! He Knows me
4) I Am Not Cinderella
5) Thank You, Bad Boy
6) Wow! Lisya's Secret
7) Angry Sist
8) Deal With The Bad Boy
9) I Have Headache!!
10) Disaster
11) The Strange Feel
12) Without Formality
13) The Jealousy
14) Mr.Clean
15) Something Wrong
17) Disappointed
18) Tabebuya
19) I Found You
20) Getting Sick
21) I Look After The Bad Boy
22) Astonishment
23) Heart Beat
24) Answer My Questions
25) I Try To Save Her
26) Shit!
27) The Big Fury
28) Damn!
29) Between Devil And Satan
30) Latecomer
31) Beautiful Girl
32) Is It Love?
33) Intoxication
34) Forgetful Girl
35) Love Action
36) The Bad Stepsister
37) Can You Help Me
38) Are You A Psychopath?
39) My Problem
40) A Difficult Question
41) She Is Mine
42) I Hate My First Kiss
43) Love Triangle
44) Omo!
45) Restless
TIPS MENULIS ALA ZAIM
PERTANYAAN PENTING!!
CHAP 46-95 SUDAH DIHAPUS
SUDAH TERBIT!!
SUDAH DIFILMKAN!!
BISA DITONTON DI YOUTUBE

16) I Don't Know What Is This

387K 24.9K 1.5K
By zaimnovelis

Ocha dan Arvind berjalan-jalan di taman. Sesekali Arvind melirik tangan Ocha. Arvind berdehem, mengumpulkan keberaniannya untuk meraih tangan Ocha.

"Minggu depan ujian ya?" Arvind memulai percakapan.

"Iya." Ocha mengangguk.

"Em ... Kita beli itu yuk!" tangan kanan Arvind menunjuk seorang penjual arum manis. Sementara tangan kirinya meraih tangan Ocha cepat.

Ocha tersipu malu, senang karena Arvind menggandeng tangannya. Mereka membeli setusuk arum manis dan memakannya bersama, berjalan di taman, menikmati sapuan angin yang menyejukkan.

"Eh cowok yang ganteng itu namanya siapa? Aku lupa," tanya Arvind sembari mengingat nama Sean.

"Cowok ganteng yang mana? Aku cuma kenal satu cowok ganteng namanya Arvind," goda Ocha lalu terkikik.

"Eh eh sekarang kamu bisa gombal ya." Arvind mengacak gemas rambut Ocha.

"Ih apaan sih? Rambut aku jadi berantakan nih." Ocha mengerucutkan bibirnya sembari merapikan kembali rambutnya yang dibuat berantakan oleh Arvind.

"Cowok yang itu lho, Cha. Yang traktir kamu ayam krispi."

"Ooooh. Kak Sean?"

"Iya itu."

"Kenapa?" alis Ocha sedikit terangkat.

"Aku nggak suka lihat kamu deket-deket sama dia. Aku takut kamu suka sama dia."

Tawa Ocha spontan riuh memenuhi taman. "Aku suka sama Kak Sean? Nggak mungkinlah!"

"Kenapa enggak? Dia kan lebih ganteng daripada aku, jauh lebih tajir, lebih keren, lebih pinter, dan lebih dalam segala hal. Lagian kalian satu sekolah." sejak awal, Arvind takut jika Ocha jatuh cinta pada cowok lain karena mereka tidak satu sekolah dan jarang bertemu.

"Iya sih. Dia ganteng, tajir, keren, pinter, atletis pula. Tapi aku nggak mungkin suka sama dia. Soalnya dia tuh homo."

"Homo?" Arvind terlonjak kaget. "Yang bener?"

"Iya." Ocha mengangguk. "Adik kandungnya sendiri yang bilang ke aku kalau Kakaknya itu homo."

"Syukurlah kalau gitu." Arvind bernapas lega sembari mengelus dadanya.

Tangan Arvind menuntun tangan Ocha menuju ke salah satu tempat duduk. Malam minggu seperti ini, mereka menjadi salah satu pasangan yang menghabiskan waktu di taman, menikmati bintang-bintang yang menggantung di langit. Sesekali mereka bisa melihat muda-mudi yang saling berciuman di dalam jaket.

"Vind, aku ingat setiap sajak puisi yang kamu kasih ke aku. Sayangnya, puisi-puisi itu hangus karena kebakaran. Kapan-kapan, kamu mau nulisin aku lagi kan? Nanti aku kirim lewat WA."

"Kalau kamu udah ingat, ngapain kamu mau aku nulis buat kamu lagi?"

"Soalnya ... aku suka baca tulisan kamu," ungkap Ocha malu.

"Oh ya?" Arvind terkekeh. "Eh kamu tau nggak, kenapa aku jarang lihat bintang?"

"Kenapa?"

"Soalnya kamu lebih cantik daripada bintang."

"Ih gombal banget ih." Ocha memukul gemas lengan Arvind.

Arvind kembali terkekeh. "Iya-iya. Aku bakal nulis ulang puisi-puisi itu buat kamu. Apa sih yang enggak buat kamu?"

"Ciyaelah. Mulut kamu tambah manis ya! Nih makan arum manis biar bibir kamu digigit semut." Ocha menyobek arum manis lalu menyuapkan arum manis tersebut pada Arvind.

"Daripada digigit semut, mendingan aku digigit kamu." Arvind terkekeh, senang melihat pipi Ocha yang sudah memerah malu karena gombalannya.

"Ih apaan coba? Nih makan lagi! Biar nggak jadi tukang gombal!" Ocha kembali menyuapi Arvind dengan arum manis lagi.

Dari kejauhan, Sean mendengus kesal, melihat betapa bahagianya Ocha bersama Arvind. Tanpa berpikir panjang, Sean berjalan cepat ke arah Ocha, menarik tangan Ocha, hingga Ocha berdiri di sebelahnya. Arvind hanya melongo kaget atas kedatangan Sean yang tiba-tiba datang mengganggu malam minggunya yang romantis.

"Sudah jam delapan lewat lima belas. Waktunya pulang, pendek!" Sean menggandeng paksa tangan Ocha menuju mobilnya.

Ocha menoleh melihat Arvind yang masih speechless. "Vind, nanti aku jelasin. Daaaah." Tak lupa, Ocha melambaikan tangan.

Sean memasukkan Ocha ke dalam mobil. Marah. Itulah satu-satunya kata yang bisa menggambarkan emosi Sean saat ini. Dia tidak suka melihat Ocha bahagia bersama cowok lain.

"Kak, kenapa harus pulang sekarang sih? Kan masih ada waktu lama buat-"

"Sekarang lo sudah pinter ngebantah?" potong Sean. Nada suaranya lebih tinggi dari biasanya.

Ocha melipat mulut, takut jika Sean bertambah marah padanya.

Sean melirik sebentar arum manis yang dibawa Ocha. Kemarahannya kembali memuncak, cemburu. Ia langsung membuka jendela mobil, merebut arum manis itu dari tangan Ocha, lalu membuangnya jauh-jauh.

"Arum manis lo mengotori mobil gue," ungkap Sean beralasan.

Sean menutup kembali jendela mobilnya lalu mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ocha memejamkan mata, takut barang kali Sean lepas kendali dan menabrak tiang listrik.

"Kak, jangan ngebut! Nanti nabrak tiang listrik gimana?" cegah Ocha yang berpegangan ke segala sisi mobil yang bisa ia gunakan sebagai pegangan.

Sean menghentikan mobilnya seketika. Matanya melirik ke Ocha sebentar. Ocha ternyata belum memakai sabuk pengaman.

"Cepetan pakai sabuk pengaman lo!" suruh Sean. Wajahnya masih tampak marah.

Ocha hanya menurut. Ia mulai memasang sabuk pengamannya. Namun sabuk pengaman Ocha sedikit tersangkut, susah untuk ditarik.

"Dasar lambat!" Sean berdecak kesal, membantu Ocha memasang sabuk pengaman.

Mata mereka saling bertatapan. Wajah mereka hanya terpaut 10 cm. Sean meneguk ludah dan cepat-cepat kembali ke posisinya. Entah mengapa ada perasaan aneh yang menggelitik dadanya. Sean tak tahu apa itu. Namun Sean menyukai perasaan yang menggelitik itu.

😊😊😊😊
Kapan ya, Sean menyadari apa itu cinta?

Misalnya, ada cogan yang cemburu ke kalian, apa yang akan kalian lakukan?

Sean Aurelliano Radeya

Okalina Taruni

Axel Sharafat Ardiaz

Continue Reading

You'll Also Like

541K 58.4K 23
Berkisah tentang seorang Gus yang dikejar secara ugal-ugalan oleh santrinya sendiri. Semua jalur ditempuh dan bahkan jika doa itu terlihat, sudah dip...
Love Hate By C I C I

Teen Fiction

3.3M 224K 38
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Ada satu rumor yang tersebar, kalau siapapu...
1.1M 44.8K 51
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...
1M 16K 27
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+