Dua Jantung Satu Janji Cinta

Av yehezkiel_Ferdyan

24.8K 722 58

Novel Romance Nextnya nih... Menceritakan tentang dua Pria kembar Yang tampan bagai dewa yunani yang jatuh ci... Mer

Kebersamaan
Camping 1
Camping 2
Selamat Datang
Aktifitas Baru
Jangan Pergi
Abstrak...
Kesendirian
Si Egois!!
Pulang ✈
Menghilang
Kemana?
Rahasia Tetap Rahasia
Will You Marry Me
Lila????
Percaya Kekuatan Cinta
Semakin Membenci!!
Wedding
Gelap...
Tangisan Perih
London
Tidur Panjang ..
Teruji Lagi.. lagi.. dan Lagi
Bara Hilang??
Kembalinya Mata Elang
Anggota Baru
Janji Cinta
Pelabuhan Terakhir
Pilihan Indah
Wujud Mimpi
Kehidupan Baru
Kevin!!
Bahagia dan Takut
Manja Labil
Two Baby Boy
Kehancuran 1
Kehancuran 2
Dendam Terbalas

Kekuatan Cinta Yang Sempurna

805 21 4
Av yehezkiel_Ferdyan

Bara melajukan mobilnya membelah jalanan menuju lokasi dimana anaknya berada, dengan rahang yang terus bergemeletuk karena menahan amarah dan emosinya pada orang yang tengah membawa kedua putranya.

"Aku pastikan kau akan mati di tangan ku Vin". Ucap Bara geram dan semakin mempercepat laju mobilnya karena amarah dalam hatinya telah begitu menderu dalam hatinya.

Sedangkan di rumah sakit.....

"Bara... Bar...". Gumam Lila mengigau memanggil nama suaminya, Clara yang kebetulan tengah ada di ruangan Lila segera memeriksa kondisi Lila sampai akhirnya Lila membuka matanya.

"Ra.. Bara dimana?". Tanya Lila lemah.

"Ada.. Dia ada Lil.. Kau istirahat dulu ya..". Ucap Clara lembut.

"Dimana dia Ra? Aku ingin menemuinya..". Pinta Lila lirih.

"Sabar... Tunggu kondisi mu lebih kuat dari ini.. Aku janji akan mengentar mu.. Oke nona". Bujuk Clara mengusap bahu Lila.

"Zia dan Aron?". Tanya Lila lagi menatap sendu Clara.

"Eum.. Zia dan Aron... Ada... Bersama Bara.. Ya.. Pasti bersama Bara". Jawab Clara gugup.

"Pasti? Apa itu artinya Zia dan Aron masih bersama.....". Lila tak melanjutkan ucapannya dan lalu menangis.

"Sssttt... Hey... Baby tampan mu bersama Bara... Tenanglah.. Aku yang melarang Bara membawa Zia dan Aron kemari, ini rumah sakit.. Banyak penyakit, kau tak maukan kalau kedua baby tampan mu itu sakit?". Ucap Clara berdusta mencoba menenangkan Lila.

"Baiklah Ra.. Aku percaya pada mu.. Huh... Aku jadi ingin cepet pulang, aku sudah rindu sekali pada kedua putra ku Ra". Ucap Lila dengan suara seraknya.

"Sabarlah nona.. Besok juga kau akan bisa pulang jika kondisi mu sudah membaik". Ucap Clara sambil tersenyum.

"Ra.. Bisa kita bicara sebentar?". Ucap Bram yang tiba-tiba baru datang dan memanggil Lila dari ambang pintu.

"Oh.. Iya Bram..". Jawab Clara mengangguk lalu menatap Lila yang melihat bingung dengan sikap Bram yang terlihat panik.

"Aku temui Bram sebentar ya Lil... Istirahatlah". Ucap Clara berpamitan pada Lila lalu keruar menemui Bram.

"Ada apa ini.. Kenapa firasatku tak enak seperti ini". Batin Lila bingung dan memutuskan untuk turun dari tempat tidurnya dan mendekat ke arah pintu untuk mencoba mendengarkan pembicaraan Lila dan Bram.

"Kau tau Bara kemana?". Tanya Bram pada Clara.

"Aku tau Bram.. Ia mencari Kevin untuk menjemput Zia dan Aron". Jawab Clara.

"Apa Bara tau jaminan apa yang di minta Kevin agar Zia dan Aron kembali?". Tanya Bram lagi menatap Clara serius.

"Jaminan? Tidak.. Memangnya Kevin meminta jaminan apa?". Tanya balik Clara.

"Lila... Kevin meminta tukar posisi. Kevin akan mengembalikan Zia dan Aron asal Bara mau menukar posisi tawanan dengan Lila". Tutur Bram dengan wajah tegangnya.

"Oh.. Shit!! Bara tidak tau soal ini... Aku harap dia baik-baik saja". Ucap Clara mulai gusar.

"Lila tau masalah ini?". Tanya Bram lagi. Clara hanya menggelengkan kepalanya.

"Bagus.. Jangan sampai Lila tau". Ucap Bram tegas.

"Kalau begitu aku akan masuk. Suapaya Lila tak curiga, dan kau juga ikut masuk ya.. Bantu aku menenangkannya". Ucap Clara

Setelah mendengar semua percakapan Bram dan Clara, Lila pura-pura kembali membaringkan tubunya seperti semula dan secepat kilat mengusap air matanya dan memejamkan matanya.

"Sepertinya Lila tidur Bram.. Biarkan dia istirahat dulu". Ucap Clara yang melihat Lila memejamkan matanya.

"Baiklah kalau begitu, aku akan menyusul Bara". Ucap Bram setelah pamitan pada Clara dan melangkah keluar rumah sakit menuju mobilnya.

Di rasa aman, Lila kembali membuka matanya dan secepag kilat mencari pakaian yang bisa ia pakai untuk mengganti pakaian pasien yang ia kenakan.

"Aku harus menyusul Bara". Desis Lila kemudian merapihkan dan memoles sedikig wajahnya agar tak terlihat pucat walaupun perban masih membalut kepalanya. Dengan keyakinan ia pun akhirnya bisa keluar dari rumah sakit tanpa sepengatahuan Clara dan para pegawai rumah sakit.

Lila meminta seorang pelayan rumahnya untuk mengantar mobil di lokasi tempatnya menunggu, setelah mendapat apa yang ia inginkan Lila kemudian mencari dimana Kevin pernah membawanya, dengan harapan memang benar tempat itu yang menjadi lokasi persembunyiannya.

"Tunggu mama Zia, Aron.. Mama akan menjemput kalian". Desis Lila dalam hati saat dalm perjalanannya.

"Kevin!!! Keluar kau!!!". Teriak Bara yang sudah sampai di sebuah vila tua.

"Kevin!!! Aku tau kau ada di dalam!! Keluar kau!!". Ucap Bara seraya mendobrak pintu utama vila tersebut.

Bbrrruuaakkk...

Bara berhasil membuka pintu vila tersebut dan langsung telinganya mendengar suara tangisan bayi dari lantai atas. Saat Bara akan menaiki anak tangga tiba-tiba turun lima orang anak buah Kevin yang mengeroyoknya, dengan sigap Bara melawan kelima anak buah Kevin dan terjadilah perkelahian sengit antara Bara dan kelima penjahat tersebut.

"Cih! Hanya segitu kemampuan kalian!". Sungut Bara meremehkan kelima anak buah Kevin yang sudah terkapar, walaupun tepi bibir Bara pun sudah terluka dan mengeluarkan darah segar di sana.

"Kevin!! Keluar kau keparat!! Kembalikan anakku!!!". Teriak Bara mengedarkan pandangannya mencari sosok yang membuatnya begitu marah dan semakin khawatir karena tangisan bayi tersebut hilang.

"Keparat!!! Keluar kau!!!". Teriak Bara marah dan menghancurkan beberapa guci yang ada di ruangan tersebut.

Plok... Plokk.. Plok.. 👏👏👏

"Hebat juga kau bung bisa menemukan tempat persembunyian ku". Ucap seseorang dari lantai atas membuat Bara menggeram dan menatap tajam kearah orang tersebut.

"Kembalikan anakku bajingan!!!". Umpat Bara marah dan hendak melangkah mendekati Kevin.

"Wow.. Wow.. Wow.. Tenanglah sedikit bung! Bukankah aku sudah memberimu penawaran?". Ucap Kevin santai sambil menyesap rokok di tangannya.

"Lila sedang di rawat di rumah sakit! Mana mungkin aku bisa membawanya kemari!". Jawab Bara geram.

"Oh ya... Jadi kau ingin menipu ku bung?". Tanya Kevin sinis.

"Menipu?". Ulang Bara tak mengerti dengan ucapan Kevin.

"Bawa dia kemari". Teriak Kevin memberi aba-aba.

Betapa terkejutnya Bara melihat Lila sudah tertangkap oleh seorang anak buah Kevin sambil menodongkan pisau ke leher Lila.

"Sweet..". Ucap Bara lirih melihat istrinya sudah jatuh ketangan Kevin.

"Ba.. Bara". Panggil Lila takut.

"Bajingan kau Kevin!!". Ucap Bara marah dan hendak menerkam Kevin.

"Heeeiittsss... Jangan ceroboh seperti itu Bar... Kau ingin mati sia-sia?". Ucap Kevin seraya menodongkan pistol ke arah Bara dan sukses membuat langkah Bara terhenti.

"Jika kau memang merasa pantas mendapatkan Lila. Hadapi aku dengan tangan kosong! Jika kau bisa membunuhku, itu artinya Lila memang akan menjadi milik mu". Ucap Bara menatap tajam pada Kevin dan melepas jaket kulit hitam yang sedari tadi ia kenakan.

"Heeemm... Menarik juga.. Kau dengar itu Love? Suami payah mu ini mempertaruhkan dirimu". Ucap Kevin melirik Lila yang sudah menangis.

"Bara.. Bar.. Aku mohon Bar.. Jangan lakukan itu... Biarlah aku yang bertukar posisi dengan Zia dan Aron.. Aku tak mau kau terluka". Ucap Lila memohon pada Bara yang masih menatap tajam pada Kevin.

"Tidak sweet.. Aku yakin bahwa kau akan jadi milikku apapun yang terjadi. Aku hanya akan memberi pelajaran pada manusia keparat ini, agar dia tau.. Dengan siapa dia sedang main-main". Dengus Bara sambil melepas kemeja yang ia pakai.

"Bara... Aku mohon Bar...". Ucap Lila semakin menangis.

"Percayalah pada cinta kita sweet.. Aku pasti bisa mengalahkannya". Ucap Bara penuh keyakinan.

"Cih! Kita lihat saja Bar.. Siapa yang lebih layak bersama Lila". Desisi Kevin melepas wadah peluru dari pistol yang ia genggam dan meletakkannya di atas meja yang ada didekatnya.

"Baik.. Ayo kita mulai sekarang". Ucap Bara mengambil kuda-kuda dan segera menyerang Kevin lebih dahulu. Dan terjadi pertarungan yang sangat sengit antara Bara dan Kevin yang notabenenya memang sama-sama kuat. Hampir dua jam lamanya mereka bertarung dan wajah mereka pun sudah sama-sama bonyok, namun nampaknya benar-benar tak ada yang mau menghentikan pertarungan mereka. Lila yang melihat kondisi Bara semakin menangis meronta memohon pada Kevin agar berhenti memukuli Bara yang sudah tergeletak di bawah kaki Kevin.

"Aku mohon Kevin... Cukup Vin!! Cukup!! Jangan sakiti Bara!! Aku mohon!!". Teriak Lila menangis meraung dalam cengkraman anak buah Kevin.

"Cih! Kau lihatkan Love? Siapa yang lebih pantas bersama mu? Pecundang ini tak akan menang melawanku! Apa lagi cinta ku! Kau itu milikku". Ucap Kevin dengan sombongnya dan menghentikan tendangannya pada Bara yang sudah hampir tak berdaya.

"Sudah cukup Vin.. Jangan sakiti Bara lagi". Mohon Lila yang kemudian terduduk setelah dilepas oleh anak buah Kevin dan tentunya atas perintah Kevin.

"Itu artinya... Kau akan jadi milikku love". Desis Kevin mendekat dan menghirup lekuk leher Lila di depan mata Bara.
Melihat istrinya di perlakukan seperti itu, Bara dengan geram bangkit dan mencengkram bahu Kevin dan memukulnya.

"Brengsek!! Kau masih berani melawanku!". Dengus Kevin dan kembali melayangkan pukulan membalas Bara. Namun dengan cepat Bara menangkis dan mencengram kepalang tangan Kevin.

"Kau tak berhak menyentuh istri ku!". Umpat Bara melayangkan bogem mentah kearah pelipis alis Kevin dan berhasil membuat Kevin terjatuh.

"Dan ini untuk Achazia anakku!!". Satu pukulan lagi melayang dengan posisi Kevin di bawah tubuh Bara.

"Ini untuk Aaron anakku!!!". Pukulan demi pukulan Bara terus hantamkan kewajah Kevin sampai ia terhenti karena merasa lawannya sudah tak bergerak dan ia pun merasa lelah. Bara ambruk kesisi tubuh Kevin, sedang Lila segera berlari menghampiri Bara.

"Bara.. Bar... Bangun Bar.. Kau dengar aku Bar". Ucap Lila menangis menangkup wajah suaminya yang sudah babak belur.
Terulas senyum tipis di bibir Bara yang penuh darah.

"Aku tak apa sweet.. Kau milikku... Selamanya kau milikku". Ucap Bara memeluk Lila dan mengajaknya bangkit.

"Ya Bar... Aku milik mu.. Aku milik mu". Ucap Lila membalas pelukan Bara.

Dddooorrrrr..... 💥

Suara tembakan terdengar berbarengan dengan suara tangisan Zia dan Aron memenuhi ruangan yang tiba-tiba berubah senyap.

"A.. Aku... Mencintai mu sweet". Bisik Bara dalam pelukan Lila dan perlahan semakin terasa mengendur dekapan yang tadi Lila rasakan begitu rapat.

Ternyata tanpa di duga, sebelum Kevin melepas wadah peluru dari pistolnya, pistol tdrsebut sudah menyimpan satu peluru yang sudah siap di tembakka.

Dddoooorrr 💥

Suara tembakan kedua membuat Kevin tumbang tepat di sisi Bara.
Lila mangis meraung mendekap kepala Bara dengan bergegas Bram dan beberapa polisi mengamankan anak buah Kevin.

"Lila...". Panggil Bram lirih.

"Bram... Bara Bram... Tolong Bara Bram...". Ucap Lila menangis pilu menarik tangan Bram yang sudah menangis di sisi tubuh Bara.

"Ce.. Cepat bawa Bara kerumah sakit Bram.. Aku akan mengambil Zio dan Aron". Ucap Marisa bergetar menahan tangisnya.

Ambulance datang dan segera membawa Bara ke rumah sakit, Lila dengan setianya menemani Bara di rumah sakit, seakan kembali masa ketika Bara koma dulu. Tak pernah lewat sedetik pun Lila tak sisi Bara, dengan ketegaran hatinya ia menunggu Baranya bangun.

Zio dan Aron berada di rumah Albert dan Andin, untuk sementara kedua baby tersebut di asuh oleh oma opanya.

"Sweet....". Desis Bara berbisik.

"Ba.. Bara.. Sayang.. Ini aku sayang". Ucap Lila menangis menatap lekat wajah tampan suaminya.

"Haahh.. Aku menang sweet... Aku menang". Ucap Bara tersenyum tipis membuat Lila semakin menangis.

"Kau milikku sweet... Kau milikku". Bisik Bara sangat pelan.

"Ya sayang..  Aku milik mu... Selamanya aku milik mu". Jawab Lila berusaha tersenyum dalam tangisnya.

Kesehatan Bara berangsur membaik dan kondisinya sudah pulih walaupun luka-luka di tubuhnya dan luka oprasi belum terlalu sembuh, Bara sudah di perbolehkan pulang oleh Clara. Tentu karena paksaan Bara yang sudah sangat merindukan keluarganya, terlebih pada kedua putra mahkotanya, Achazia dan Aaron.

Kebahagiaan kembali menyelimuti keluarga besar Albert dan Andin. Terlebih Lila, Clara, dan Marisa hamil secara bersamaan yang hanya di selang sehari dari masing-masing waktu kehamilan mereka.

Rain, Joe, Achazia, dan Aaron tumbuh menjadi anak-anak yang pintar dan cerdas, orang tua masing-masing pun tak pernah lupa mengajarkan kebaikan kepada anak-anak mereka.

"Aku mencintai mu sweet". Ucap Bara mengecup kening Lila lembut.

"Aku juga mencintai mu Bara ku". Ucap Lila tersenyum manis pada Bara.

Sedetik kemudian Bara sudah mendaratkan binirnya di bibir Lila dan melumatnya di saksikan oleh senja yang mengahangatkan hati dan cinta keduanya.....

THE END

💙💗💗💗💗💗💗
💙❤❤❤❤❤💛
💙❤❤💛
💙❤💛
💙❤❤💛
💙❤❤❤❤❤💛
💚💚💚💚💚💚💛

💏🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹👪💑

Yeyyyy guysss....
Akhirnya ending nih....
Gimana guys menurut kalian??
Bagus gak karya tulisku ini??

Penulis ucapkan banyak terimakasih ya buat yang udah Vote dan Coment serta yang sudah membaca karya tulis ku yang masih agak jauh dari sempurna...

Mohon maaf jika ada salah-salah kata dan banyak banget kalimat yang salah dalam penulisan...
Maklum.. Namanya juga manusia...
Hehehe....

Kira-kira keberatan gak kalau misalnya aku mencoba belajar lagi dan terus mencoba nulis lagi???

Vote dan coment kalian adalah penyemangat penulis...

Sekali lagi....
Thx guys....
GBU semuanyaaaa.... 😘😘

                                   YF19

Fortsätt läs

Du kommer också att gilla

1M 46.9K 66
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
1.1M 55.2K 48
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
199K 1.1K 24
[21+] Diadopsi oleh keluarga kaya raya bukan bagian dari rencana hidup Angel. Namun, ia anggap semua itu sebagai bonus. Tapi, apa jadinya jika bonus...
1M 14K 34
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...