Dua Jantung Satu Janji Cinta

By yehezkiel_Ferdyan

24.8K 722 58

Novel Romance Nextnya nih... Menceritakan tentang dua Pria kembar Yang tampan bagai dewa yunani yang jatuh ci... More

Kebersamaan
Camping 1
Camping 2
Selamat Datang
Aktifitas Baru
Jangan Pergi
Abstrak...
Kesendirian
Si Egois!!
Pulang ✈
Menghilang
Kemana?
Rahasia Tetap Rahasia
Will You Marry Me
Lila????
Percaya Kekuatan Cinta
Semakin Membenci!!
Wedding
Gelap...
Tangisan Perih
London
Tidur Panjang ..
Teruji Lagi.. lagi.. dan Lagi
Bara Hilang??
Kembalinya Mata Elang
Anggota Baru
Janji Cinta
Pelabuhan Terakhir
Pilihan Indah
Wujud Mimpi
Kehidupan Baru
Bahagia dan Takut
Manja Labil
Two Baby Boy
Kehancuran 1
Kehancuran 2
Dendam Terbalas
Kekuatan Cinta Yang Sempurna

Kevin!!

456 12 1
By yehezkiel_Ferdyan

"Kau janji akan segera pulang kan Bar? Aku tak ingin kau terlalu lama meninggalkan aku". Ucap Lila manja sambil membenahi dasi yang di kenakan Bara.

"Tentu sweet.. Aku hanya tiga hari di USA, setelah semua selesai aku akan segera pulang". Ucap Bara menangkup wajah cantik istrinya.

"Kau janji?". Tanya Lila lagi masih dengan nada manjanya.

"Iya.. Aku janji sayang...". Jawab Bara mengecup kening Lila lama.

"Ya sudah.. Kau segeralah berangkat... Sebentar lagi pesawat mu akan berangkat". Ucap Lila mengantar Bara sampai depan pintu rumah mereka.

Bara pun akhirnya berangkat ke bandara dan tinggallah Lila di rumah bersama pelayan dan beberapa penjaga yang Bara tugaskan untuk menginap selama Bara di USA.

"Hhuueeekkk... Hhhuueekkk...". Lila menutup mulutnya sendiri ketika merasakan mual dalam perutnya yang mendera.

"Non... Nona tidak apa?". Tanya salah satu pelayan rumah khawatir yang mendapati Lila tengah mual-mual.

"A.. Aku tidak apa bik... Tenang saja". Jawab Lila cepat tapi masih memegangi perutnya yang masih terasa begitu mual.

"Apa perlu aku terlfonkan dokter Non?". Tanya pelayan itu masih khawatir.

"Tidak bik.. Aku tidak apa.. Aku akan istirahat di kamar". Tolak Lila lalu melangkah menuju kamarnya.

"Hhhuueekk.. Hhuueekkk..". Lila berlari masuk ke kamarnya dan memuntahkan cairan bening yang keluar.

"Huuuhhh.. Kenapa sih ini.. Mual sekali perut ku". Gumam Lila sendiri dan segera merebahkan tubuhnya ke tempat tidurnya. Tubunya terasa lemas dan pusing, terlebih perutnya yang mual membuat ia merasa sangat malas untuk melakukan kegiatan.

Tok.. Tok.. Tok...

"Ya.. Masuk". Sahut Lila parau yang masih tergeletak di atas tempat tidurnya.

Cekleekkk..

Suara pintu terbuka dan terlihat sosok pelayannya yang datang bersama nampan di kedua tangannya yang berisikan makanan.

"Aku tak lapar Bik, bawalah keluar makanan itu". Ucap Lila memalingkan wajahnya dari makanan yang sedang di tata oleh pelayannya.

"Maaf non... Tapi nona sedari pagi belum makan". Ucap pelayan itu masih tetap menyusun makanan di atas meja yang ada di kamarnya.

"Aku sudah bilang aku tak mau makan!!! Bawa keluar semua makanan itu!!". Sentak Lila marah dan membentak pelayannya yang sontak membuat pelayannya terkejut akan perubahan sikap Lila yang biasanya lembut, sopan, ceria. Tapi hari ini ia terlihat begitu beda, sikapnya berubah-ubah dan mudah sekali marah.

"Ba.. Baik non". Jawab pelayan itu tergagap takut dan segera membawa kembali makanan yang sempat ia letakkan di atas meja.

"Permisi non". Pamit lembantu itu sopan dan segera beranjak keluar dari kamar majikannya.

"Hhuueekk.. Hhuueekk". Untuk kesekian kalinya Lila kembali berlari ke kamar mandi hendak muntah, tapi tetap sama. Yang keluar hanya cairan bening.

Dddrrrrtttttt....

Ponsel Lila berdering di atas nakas, dengan malas Lila mengambil ponselnya dang tertera nama "my hubby" di layar ponselnya.

"Ya hallo". Jawab Lila malas setelah mengangkat telfon dari Bara.

"Hallo sweet... Kau tidak ke kantor?". Tanya Bara lembut di sebrang telfon.

"Tidak sayang.. Aku malas". Jawab Lila lesu.

"Kau kenapa sweet? Kau sakit?". Tanya Bara terdengar nada khawatirnya.

"Tidak sayang.. Aku baik-baik saja, hanya saja aku sedang malas untuk ke kantor hari ini. Ingin di rumah saja". Jawab Lila dengan nada seraknya.

"Oh.. Tidak sweet.. Kau pasti sedang sakit kan?". Ucap Bara semakin khawatir.

"Ti... Hueekkk... Hhuueekkk". Lila kembali mual hendak muntah namun di tahannya karena lelah harus kembali lari lagi ke kamar mandi.

"Sweet... Kau tak apa? Kau sakit sweet... Segeralah berobat". Ucap Bara sedikit keras dan tak terbantahkan.

"Tidak sayang.. Sungguh.. Mungkin aku hanya demam saja". Tolak Lila lembut sambil terus menahan mualnya.

"Sweet.. Jangan keras kepala. Aku tak ada di sisi mu saat ini, jangan membuat ku kahawatir dan tak tenang sweet.. Aku akan menghubungi Marisa atau Clara untuk da...".

"Tidak perlu! Aku bilang aku tidak apa-apa! Kenapa harus mereka?! Apa hidupmu tak pernah bisa jauh dari wanita!!!". Sentak Lila yang entah kenapa tiba-tiba hatinya begitu memanas ketika mendengar nama Marisa dari mulut Bara, cukup kaget Bara mendengar ucapan istrinya. Bukankah Lila sendiri tau bahwa Marisa dan Clara sudah punya suami.

"Apakah Lila cemburu?". Gumam Bara dalam hati tak ingin semakin membuat Lila marah padanya.

"Oke.. Oke.. Maafkan aku sweet.. Tapi aku mohon kau periksakan diri mu ya.. Aku tak mau kau sampai sakit". Ucap Bara lembut membujuk Lila, namun tak ada jawaban dari Lila. Yang terdengar hanyalah isakan tangis Lila di sebrang telfon.

"Swe......".

Tuttt... Tuuttt... Tuuuttt...

Ucapan Bara terhenti ketika sambungan telfon terputus begitu saja.

"Aneh... Apa yang terjadi padanya? Kenapa dia tiba-tiba marah seperti ini". Gumam Bara sendirian yang merasa bingung oleh sikap Lila.

Bara sudah tiga hari di USA, dan sesuai janjinya Bara bergegas untuk pulang dan memilih penerbangan malam agar bisa sampai di rumahnya pagi hari.

Bara memutuskan untuk pengelolaan perusahaannya di serahkan penuh oleh Boni selaku orang kepercayaannya, dan Bara akan selalu siap ketika Boni membutuhkannya.

Lila pun sudah kembali masuk kantor, dan karena tau bahwa Bara akan pulang hari ini ia meminta semua pelayan di rumahnya untuk pulang lebih awal.

Lila baru sampai rumah dan saat hendak akan masuk ke kamarnya tiba-tiba bel pintu rumahnya berbunyi.

"Bara sudah sampai?". Gumam Lila sumringah dan segera berlari menghampiri pintu hendak membuka pintu rumah.

"Hay sa...". Ucap Lila dan menghentikan pergerakan serta ucapannya setelah membuka pintu, betapa terkejutnya Lila melihat siapa yang ada di depan pintu rumahnya.

"Hay love.. Apa kabar?". Sapa seorang pria menatap tajam ke arah Lila di balik kaca mata hitam yang ia kenakan dengan seringai yang tersungging di sudut bibirnya.

"Ke.. Kevin". Gumam Lila pelan dan selangkah memundurkan langkahnya hendak masuk dan menutup pintu. Namun sayang Lila kalah cepat dengan pergerakan Kevin yang sudah mampu membaca pergerakan Lila. Dengan sekuat tenaga Lila mendorong pintunya agar bisa tertutup, namun kekuatannya tak sebanding dengan dorongan Levin hingga ia tersunkur ke lantai.

"Apa kah ini cara mu menyambut tamu love?". Tanya Kevin dengan pandangan meremehkan.

"Ma.. Mau apa kau?!". Sentak Lila gemetaran dan beruaha bangkit berdiri.

"Aku hanya ingin menemui mu love.. Tentu karena aku merindukan mu". Ucap Kevin santai dan duduk di sofa ruang tamu rumah Lila.

"Pe.. Pergi kau Vin... Pergi lah sebelum Bara sampai di rumah". Ucap Lila tegas berusaha menutupi ketakutannya.

Bukannya menjawab Kevin justru menghampiri Lila yang berdiri tidak jauh dari posisi Kevin duduk.

"Bisakah kau bersikap sedikit manis pada ku love.. Aku hanya ingin melepas rinduku pada mu". Ucap Kevin menyeringai menatao Lila yang semakin memundurkan langkahnya ketika Kevin terus perlahan mendekatinya.

"Berhenti di situ Vin!". Ucap Lila menatap tajam kearah Kevin yang justru membuat Kevin semakin menyeringai senang akan kegarangan Lila.

"Kau semakin terlihat begitu menggairahkan love... Aku semakin tak tahan melihat kemarahan mu". Ucap Kevin mencengkram erat tangan Lila.

"Lepaskan aku Vin!". Teriak Lila meronta.

"Ya.. Tentu... Aku akan melepaskan mu bersamaan dengan bajumu ini". Ucap Kevin semakin mencengkram kedua tangan Lila tepat di atas kepalanya.

"Lepas Vin! Lepaskan aku! Brengsek!". Umpat Lila tak henti-hentinya meneriaki Kevin yang semakin memajukan wajahnya.

"Tttooollloonngg!!". Teriak Lila semakin ketakutan dan tubuhnya sudah basah akan keringat, terlihat dari dahinya yang sudah basah.

"Ouh... Kau memang terlihat sangat seksi saat basah akan keringat seperti ini love.. Aku menyukainya". Ucap Kevin menciumi dan menjilati wajah Lila yang di penuhi keringat serta air mata. Rasanya Lila semakin tak kuasa untuk memberontak karena Kevin semakin mencengram kuat tangan Lila.

"Lepaskan aku Vin.. Ku mohon!". Ucap Lila merintih memohon pada Kevin.

"Oohh... Tentu.. Aku akan melepaskan mu love". Ucap Kevin kemudian menghentikan aktifitasnya dan menjatuhkan tubuh Lila, rasa sakit di kedua tangganya membuat Lila melemah, ada sedikit rasa lega di hati Lila yang menatap Kevin melangkah menuju pintu rumahnya. Tapi sayang kelegaannya kini berbalik menjadi ketakutan yang berlipat ganda karena ternyata kevin hanha mengunci pintu rumahnya dan berjalan mendekati Lila lagi.

"Ayo! Ikut dengan ku!". Ucap Kevin menyeret Lila menuju ke kamarnya dan Bara.

"Tidak! Lepaskan aku Vin! Lepas!!!". Teriak Lila semakin manjadi dan terus berusaha meronta.

"Ayo sini! Ikut aku! Aku akan menjadikanmu milikku love! Milikku! Kau tak seharusnya menjadi Bara! Kau seharusnya jadi milikku!! Kau dengar itu?! Seharusnya kau jadi milikku!!!". Teriak Kevin marah dan terus menyeret Lila sampai masuk kedalam kamar dan mendorong tubuh Lila sampai terlempar di atas tempat tidurnya.

"Dan mulai hari ini, kau akan jadi milikku love. Hanya milikku". Lanjut Kevin menghampiri Lila yang meringkuk di sandaran tempat tidur dengan tatapan memohon dan kalut melihat Kevin yang membuka pakaian atasnya seraya menghampiri Lila ke atas tempat tidur.

"Kau milikku love! Kau milikku!". Ucap Kevin lalu manrik kaki Lila hingga roknya pun terangkat dan terpampanglah paha mulus milik Lila.

"Aku mohon Vin, jangan lakukan ini pada ku". Pinta Lila memohon, namun nampaknya Kevin tak mau mendengar lagi ucapan Lila dan mengunci pergerakan Lila dengan menjatuhkan tubuhnya di atas tubuh Lila serta mengikat kedua tangan Lila ke atas kepalanya menggunakan dasi yang ia kenakan.

Kevin berusaha memaksa Lila yang terus meronta dan menangis berusaha melepaskan diri, Kevin mendesah keenakan menciumi lekuk leher Lila yang jenjang dan menghirup aroma tubuh Lila.

"Bara.. Tolong". Rintih Lila dalam hati dan terus menangis sambil memejamkan matanya erat-erat.

"Kenapa perasaan ku begitu gelisah.. Ada apa ini". Pikir Bara dalam hati saat sudah semakin dekat dengan rumahnya.

"Pak, bisa tolong di percepat". Ucap Bara memberi intruksi pada sopir taxi agar menambah kecepatan mobil.

"Sweet.. Aku pulang.. Bisa kau buka pintunya sweet?". Panggil Bara yang sudah sampai di depan pintu rumahnya.

"Sweet... Buka pintunya.. Aku pulang". Panggil Bara sekali lagi namun tetap tak ada jawaban.

"Kemana Lila". Gumam Bara lalu menelfon ponsel istrinya yang ternyata sedang tidak aktif.

"Sweet.. Kau dengar aku... Buka pintunya sweet". Panggil Bara lagi semakin keras. Dan tetap.tak ada jawaban, hati Bara semakin gelisah dan meyakini ada sesuatu hal terjadi pada istrinya di dalam.

Dengan sedikit ragu-ragu Bara akhirnya mendobrak pintu rumahnya sendiri.

Bbbrrruuuaakkk...

Pintu terbuka, telinga Bara langsung menangkap suara desahan serta rintihan minta tolong dari dalam kamarnya.

"Brengsek!!". Umpat Bara geram lalu berlari memasuki kamarnya dan kamar Lila.

Bbbrrruuuaakkk....

Sekali lagi Bara merusak pintu rumahnya.

"Bajingan!!! Mati lah kau karena telah berani menyentuh istriku!!!". Teriak Bara keras penuh amarah dan emosi yang luar biasa dan segera menarik tubuh Kevin dari atas tubuh Lila hingga ia jatuh ke lantai.

"Aku pastikan kau akan mati di tanganku bajingan!!!". Ucap Bara menatap tajam ke arah Kevin. Dan dengan cepat Bara melayangkan banyak pukulan ke wajah Kevin hingga Kevin tak sadarkan diri.

Setelah di rasa lawannya tak lagi bergerak Bara menghentikan pukulannya, dan beralih menatap Lila yang meringkuk di lantai dekat tempat tidurnya sambil memeluk lututnya sendiri.

"Sweet... Ma...".

"Jangan mendekat! Kumohon! Jangan mendekat! Jangan sentuh aku!!!". Teriak Lila histsris membuat Bara terdiam bingung ada apa dengan istrinya sampai-sampai tak mau lagi di sentuh olehnya.

Continue Reading

You'll Also Like

4.8M 177K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...
352K 31.5K 31
Arvi dan San adalah sepasang kekasih. Keduanya saling mencintai tapi kadang kala sikap San membuat Arvi ragu, jika sang dominan juga mencintainya. Sa...
353K 14.4K 33
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...
16.3M 638K 37
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...