Dua Jantung Satu Janji Cinta

By yehezkiel_Ferdyan

24.8K 722 58

Novel Romance Nextnya nih... Menceritakan tentang dua Pria kembar Yang tampan bagai dewa yunani yang jatuh ci... More

Kebersamaan
Camping 1
Camping 2
Aktifitas Baru
Jangan Pergi
Abstrak...
Kesendirian
Si Egois!!
Pulang ✈
Menghilang
Kemana?
Rahasia Tetap Rahasia
Will You Marry Me
Lila????
Percaya Kekuatan Cinta
Semakin Membenci!!
Wedding
Gelap...
Tangisan Perih
London
Tidur Panjang ..
Teruji Lagi.. lagi.. dan Lagi
Bara Hilang??
Kembalinya Mata Elang
Anggota Baru
Janji Cinta
Pelabuhan Terakhir
Pilihan Indah
Wujud Mimpi
Kehidupan Baru
Kevin!!
Bahagia dan Takut
Manja Labil
Two Baby Boy
Kehancuran 1
Kehancuran 2
Dendam Terbalas
Kekuatan Cinta Yang Sempurna

Selamat Datang

766 21 1
By yehezkiel_Ferdyan

Hari ini adalah hari terakhir Bram dan Bara camping, hari-hari di percampingan di lalui dengan suka cita. Semua aman terkendali dan tak ada insiden bahaya yang terjadi selama acara berlangsung, mereka pun senang dan puas dengan segala acara yang di adakan selama mereka camping.

Mereka merapihkan semua alat yang mereka pakai selama camping berlangsung dan tak lupa membersihkan hutan tersebut seperti semula sampai Bram dan Bara turun tangan langsung untuk memastikan tak akan ada satu sampah pun yang tertinggal.

Setelah di rasa semua sudah bersih mereka pun bersiap untuk pulang ke rumah masing-masing.

"Mar..  Mar...". Panggil Bram pada Marisa.

"Ya Bram... Ada yang bisa ku bantu?". Jawab Marisa sambil menoleh ke arah Bram.

"Tidak... Aku hanya ingin mengajakmu pulang naik mobil ku". Ucap Bram sambil menatap Marisa.

"Apa tidak apa? Aku tak merepotkan mu?". Tanya Marisa ragu.

"Sebenarnya mami tadi menelfonku, mami memintaku mengajakmu kerumah karena ada satu pelayanku yang sakit. Kau di minta mami untuk memeriksanya, apa kau keberatan?". Ucap Bram.

"Tentu tidak... Aku ambil tas ku dulu". Ucap Marisa hendak meninggalkan Bram.

"Tas mu sudah di mobil ku". Sergah Bram cepat sambil cengengesan memamerkan deret gigi putihnya.

"Sejak kapan kau....?"

"Ahhh sudah lah... Ayo". Potong Bram cepat lalu menarik tangan Marisa menuju mobilnya.

Ya.... Marisa adalah satu-satunya gadis yang di kenal baik dan sangat akrab dengan keluar Bram, Andin dan Albert bersahabat baik dengan orang tua Marisa yang saat ini sedang ada di luar negri, Marisa yang pandai dan cerdas itu sudah menjadi dokter walaupun usianya masih muda dan seumuran dengan Bram dan Bara, sebagai dokter muda Marisa tergolong dokter yang smart, cekatan, teliti, baik dan cantik tentunya.

"Hey Bar... Kau mau iringan mobil dengan ku atau...??".

"Aku jalan sendiri Bram, aku tak mau menganggu kalian". Sela Bara cepat dengan nada menggodanya.

"Menganggu? Ahh... Sialan kau!". Umpat Bram yang masih tak sadar akan tangannya yang dengan manisnya masih menggenggam tangan Marisa.

"Ya sudah... Kami duluan ya". Lanjut Bram lalu masuknke mobilnya dan berlalu melajukan mobilnya meninggalkan Bara yang masih tersenyum menatap kembarannya.

Bara pun akhirnya meninggalkan lokasi camping dan melajukan mobilnya.

Tok... Tok... Tok....

"Ya... Siapa?". Sahut seseorang dari dalam rumah yang Bara datangi. Ya.... Bara saat ini berada di depan sebuah rumah yang beberapa kali ia datangi selama camping.

"Aku... Bara". Jawab Bara.

"Hay.....". Sapa Lila manis.

"Hay... Apa kau sudah siap?". Tanya Bara.

"Sudah... Sebentar ya... Bun... Bunda". Teriak Lila memanggil Sinta.

"Ya... Tunggu... Hallo nak Bara". Sapa Sinta saat sudah keluar menemui Bara.

"Hay tante...". Sapa Bara sopan lalu menyalami dan tak lupa mencium tangan Sinta.

"Apakah akan berangkat sekarang?". Tanya Sinta dengan raut wajahnya yang berubah sedih.

"Iya tante, sudah jam segini, takut nanti kemalaman sampai rumah". Jawab Bara.

"Yah... Baiklah.. Kau harus berhati-hati ya nak di sana, jangan merepotkan Bara atau siapa pun. Bunda akan sangat merindukan mu". Ucap Sinta sendu lalu memeluk putri kesayangannya erat.

"Iya bun, aku janji tak akan menyusahkan di sana". Jawab Lila yang turut sedih dalam dekapan bundanya.

"Aku janji akan menjaga Lila te, dan ku pastikan tak akan ada yang berani menyakitinya". Ucap Bara menyela dan menenangkan Sinta.

"Iya nak Bara, terimakasih banyak ya". Ucap Sinta sambil mengusap pipinya yang basah karena air mata.

"Dan aku janji setiap Lila libur akan mengantar Lila pulang untuk menemui tante". Ucap Bara di iringi senyum manisnya.

"Iya nak... Sekali lagi terimakasih banyak ya". Ucap Sinta lalu memeluk Bara sebentar.

Setelah berpamitan Bara dan Lila pun beranjak meninggalkan rumah Lila dan Sinta yang masih setia menatap mobil Bara yang melaju perlahan sampai mulai tak terlihat oleh pandangannya.

Sementara di rumah Albert........

"Selamat datang tuan muda". Sapa seorang penjaga pintu rumah istana itu.
Bram hanya mengangguk dan tersenyum kepada penjaga pintu lalu masuk ke dalam rumah bersama Marisa yang mengekorinya.

"Mi... Mami... Aku pulang mi". Teriak Bram mencari sosok yang sangat ia rindukan.

"Oouuhhh anak mami sudah pulang". Sambut Andin hangat lalu memeluk pangerannya melepas rindu.

"Tunggu... Dimana adikmu?". Tanya Andin yang menyadari hanya satu putranya yang ia peluk.

"Bara masih di belakang mi, aku ajak inring mobil tak mau, dan ini aku sudah membawa Marisa bersama ku". Ucap Bram lalu menoleh menatap pada gadis di sebelahnya.

"Hay... Marisa... Oh tante sangat merindukan mu". Ucap Andin sambi berhambur memeluk Marisa.

"Iya tante... Marisa juga sangat merindukan tante". Jawab Marisa membalas pelukan Andin.

"Kau semakin cantik saja sayang, bagaimana kabar papa dan mama mu?". Tanya Andin saat pelukannya sudah terlepas.

"Mereka baik te, lusa mereka akan sampai di indonesia". Jawab Marisa.

"Oh ya... Sampaikan pada orang tua mu, tante menunggu mereka untuk makan malam bersama di rumah". Ucap Andin antusias.

"Eehheemmm...". Deham Bram yang merasa di acuhkan.

"Aku mau mandi dulu... Sudah gerah sekali". Ucap Bram pura-pura ngambek.

"Haha... Iya nak... Mami akan menyiapkan makan untuk mu". Ucap Andin diiringi tawa merdunya.

"Oya tante, kata Bram tante memintaku kemari karena ada pelayan tante yang sakit?". Tanya Marisa setelah melihat Bram berlalu dari hadapannya.

"Oh iya... Tante sampai hampir lupa... Ayo tante antar". Ucap Andin lalu melangkah menuju sebuah kamar.

Usai Marisa memeriksa keadaan pelayan rumah Albert, bertepatan pula dengan kedatangan Bara di rumah bersama Lila.

"Hari sudah gelap ternyata, Lil... Ayo turun". Ucap Bara menoleh kepada Lila yang duduk di bangku penumpang.

"Lil...". Panggil Bara sambil menggoyangkan tubuh Lila, namun nampaknya karena perjalanan jauh dan melelahkan Lila tertidur pulas di sebelah Bara.

"Dia tidur?". Gumam Bara setelah memastikan Lila dengan nafas teratur dan mata terpejamnya.

"Pak....". Panggil Bara pada salah satu penjaga pintu rumahnya.

"Ya tuan muda, ada apa?". Tanya penjaga itu setelah membungkuk hormat pada Bara.

"Tolong bapak turunkan barang-barang ini ya". Pinta Bara yang di beri anggukan oleh Pak Soleh tanda mengerti.

Bara lalu membuka pintu di bagian penumpang dan menggendong Lila ala bridal style masuk ke rumahnya.

"Loh tuan, nona ini kenapa?". Tanya salah satu pelayan rumahnya yang terlejut melihat Bara menggendong Lila.
Spontan orang-orang yang sedang asik mengobrol di ruang tamu rumah itu menoleh ke arah Bara dan gadis yang di gendongnya.

"Di.....".

"Ya ampun Bara, kau menabrak orang?". Tanya Andin histeris seraya menghampiri Bara.
Nampaknya ucapan maminya malah justru membuat Bara menatap bingung kepada Andin.

"Siapa yang kau tabrak ini nak? Apakah dia terluka parah? Oh Tuhan... Bara kenapa kau tak berhati-hati membawa mobil mu... Lihat dia, kasihan sekali". Cerocos Andin tanpa memberi kesempatan Bara untuk menjawab pertanyaannya.

"Bar... Dia bukannya Lila?". Tanya Bram memastikan wanita yang berada dalam dekapan Bara.

"Iya... Dia Lila". Jawab Bara singkat lalu menatap wajah cantik gadis di gendingannya.

Deeegggggg.....

"Shit!!! Hatiku kenapa seperti di remas begini, sesak sekali dadaku". Gumam Bram menunduk dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Apa dia sakit Bar?". Tanya Marisa penasaran setelah menatap wajah Lila.

"Berhentilah bertanya, aku sudah keberatan menggendong gadis ini". Ucap Bara meninggalkan mereka semua tanpa menjawab pertanyaan yang mereka lemparkan padanya.

Setelah meletakkan Lila di tempat tidur yang berada di kamar tamu, tak lupa menutupi tubuh Lila yang mungil itu dengan selimut dan menyalakan AC kamar tersebut. Menatap Lila sebentar lalu Bara keluar kamar tersebut dan menghampiri keluarganya serta Marisa yang masih menunggu jawaban Bara.

"Apa aku bisa memeriksanya dulu?". Tanya Marisa hendak berdiri dari duduknya dan dengan segera Bara menahan Marisa.

"Tidak perlu dok, dia hanya tertidur". Jawab Bara lalu duduk di sebelah maminya.

"Tidur?". Tanya Andin dengan tatapan bingung.

"Kau temukan dimana gadis itu Bar?". Tanya Albert.

"Di lokasi camping, dia gadis yang sudah mebyelamatkan ku saat aku lergelincir dari bukit". Jawab Bram dengan wajah yang masih tertunduk.

"Oh... Jadi dia gadis yang kau ceritakan pada mami ya?". Tanya Andin membuat Bram mengangkat wajahnya dan menatap Bara.

"Kenapa kau bawa dia kemari? Jadi kau rak mau beriringan tadi karena kau bersamanya?". Tanya Bram pada Bara dengan tatapan yang sulit di artikan oleh Bara.

"Aku tak pernah melihat tatapan seperti ini dari Bram". Ucap Marisa dalah hati yang menatap manik mata Bram di sampingnya.

"Apa dia menyukai gadis itu?". Lanjutnya lagi masih dengan posisi yang sama.

"Aku sudah bicara pada papi akan menguliahkan dia, makanya aku membawanya kemari". Jawab Bara acuh.

"Jadi gadis itu juga yang kau maksud Bar?". Tanya Albert.

"Iya pi... Dia gadis yang baik, aku hanya mau balas budi karena dia telah menyelamatkan Bram waktu itu". Jawab Bara menatap Albert dan Andin secara bergantian.

Bram yang mendengar jawaban Bara langsung mengedipkan matanya berkali-kali dan tatapannya kembali teduh.

"Jadi dia hanya ingin balas budi karena aku". Ucap Bram dalam hati lega lalu tersenyum menatap kembarannya.

"Eum... Maaf mengganggu rapat kalian, nampaknya malam semakin larut, aku pamit pulang ya". Ucap Marisa dengan senyum menatap keluarga Albert.

"Eh... Tidak..tidak... Kamu menginap saja di rumah ini". Ucap Andin mencegah Marisa untuk pulang.

"Tapi tan...".

"Tidak ada tapi-tapian.. Kamu malam ini harus menginap, tante masih merindukan mu". Ucap Andin merayu Marisa dan alhasil Marisa hanya mengangguk pasrah lalu menumpang mandi di rumah Andin.

Bara masuk kedalam kamarnya, semenjak kepergian Bara dan Bram untuk camping, Albert menggunakan kesempatan tersebut untuk memperbaiki satu kamar lagi untuk Bara tujuannya agar tak ada lagi keributan pagi hari karena berebut kamar mandi.
Bara pun tak keberatan harus pindah ke kamar barunya.

"Aaaaaaaaa......".

"Wwaaaaa.....".

Teriak Marisa dan Bara bersamaan karena sama-sam terkejut dan sesaat itu juga Marisa hendak berlari lagi masuk ke kamar mandi, namun saat akan berlari marisa terjegal kakinya sendiri spontan Bara yang melihat Marisa yang kehilangan keseimbangan segera menangkap tubuh Marisa.

Mata Bara menatap mata Marisa yang ternyata sedang menutup rapat matanya.

"Tunggu... Kenapa badanku terasa seperti melayang". Gumam Marisa dalam hati dan perlahan membuka matanya. Tubuh Marisa sempat menegang saat matanya menangkap manik mata hazel Bara di balik kaca matan minus yang bertengger di hidung mancungnya.
Mereka masih asik memandang satu sama lain tanpa berkedip.

Kesadaran Marisa telah kembali ke dalam otaknya lalu perlahan melepaskan pelukan Bara pada tubuhnya yang hanya terbalut handuk.

"Ma.. Maaf". Ucap Bara gugup lalu membenarkan posisi berdirinya.

"Ti... Tidak apa... Seharusnya aku yang minta maaf, aku lupa mengunci pintunya". Ucap Marisa lalu menunduk dan sedetik kemudian membalikkan tubuhnya membelakangi Bara.

"Kau kenapa?". Tanya Bara bingung melihat marisa yang memunggunginya.

"Balikkan tubuhmu Bar, a... Aku...". Ucap Marisa tergagap bingung apa yang harus ia lakukan.

"Kau kenapa? Apa kau terluka?". Tanya Bara hendak mendekati Marisa.
Dan baru Bara sadari bahwa Marisa hanya menutup tubuh polosnya dengan sehelai handuk yang melilit tubuhnya.
Naluri laki-laki Bara tak bisa memungkiri keindahan tubuh Marisa yang begitu bersih dan putih, Bara berkali-kali menelan ludahnya sendiri menatap Marisa dengan keadaan seperti itu, apa lagi rambut Marisa yang masih basah terlihat menambah kesan sexy di mata Bara.

"Balikkan tubuh mu Bara!". Sentak Marisa yang tau kalau Bara masih asik dengan fikirannya sambil menatap tubuhnya.
Secepat kilat Bara lalu membalikkan tubuhnya dan berkata.

"Ma.. Maaf Mar, aku tak bermaksud buruk pada mu. Percayalah".

"Haha.. Iya.. Iya.. Aku tau... Bisa tolong kau keluar dulu dari kamar ini? Aku ingin memakai pakaian ku". Ucap Marisa sambil tertawa, tanpa menjawab lagi Bara segera keluar dari kamarnya dengan rasa malu karena tindakan bodohnya barusan.

Continue Reading

You'll Also Like

350K 31.1K 31
Arvi dan San adalah sepasang kekasih. Keduanya saling mencintai tapi kadang kala sikap San membuat Arvi ragu, jika sang dominan juga mencintainya. Sa...
478K 45.2K 28
Lily, itu nama akrabnya. Lily Orelia Kenzie adalah seorang fashion designer muda yang sukses di negaranya. Hasil karyanya bahkan sudah menjadi langga...
1M 46.8K 66
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
319K 16.8K 48
Ravena Violet Kaliandra. Mendengar namanya saja membuat satu sekolah bergidik ngeri. Tak hanya terkenal sebagai putri sulung keluarga Kaliandra yang...