Hanami | TELAH TERBIT

By Afnansyhrn

35.1K 6K 3.6K

Rantaian kisah berbagai rasa antara dua orang manusia yang dipertemukan karena 'Insiden Buah Talas'. Nada, se... More

Tuan Talas (1)
Tuan Talas (2)
Bantu Aku!
Gugup
Kau Kenapa?
Doclang
Nada, Kau Kenapa?!
Duniamu
Cemas
Keluarga
Tetap Semangat!
Cerita dan Rahasia
Obasan! (Nenek)
Rumah
Halo Cinta!
Kamu
Jelas
Cepatlah!
Tidak Mungkin
Jatuh
Sudahlah
Kebahagiaan
Nenek (1)
Nenek (2)
Kehabisan Akal
He Said
Doshite? (1)
Lucu
Doshite? (2)
Shut Up!
Stay Here
This is Love, Isn't it?
The Truth
Isshoni
Osaka Jo dan Nenek
Pengumuman!

Bogor Kota Hujan

6.1K 638 578
By Afnansyhrn

Bogor dikenal dengan julukan kota hujan, karena memiliki curah hujan yang sangat tinggi. Bogor terletak di kaki Gunung Salak dan Gunung Gede sehingga sangat kaya akan hujan orografi. 

Tak aneh jika udara di kota hujan ini sejuk dan dingin. Apalagi jika sudah masuk musim penghujan, setiap pagi rasanya berat untuk melangkahkan kaki ke luar rumah. Inginnya untuk terus berbaring di atas tempat tidur sambil memeluk guling dan berselimut.

Para pendatang harus bisa menyesuaikan diri dengan iklim di sini. Melawan rasa malas di pagi hari setiap musim penghujan. Jangankan pendatang, penduduk asli Bogor pun sudah terbiasa melawan rasa malas dan kantuk yang mengganggu aktivitas rutin di tiap pagi.

Tapi, dengan iklim yang terbilang sejuk dan dingin, kota Bogor terpilih menjadi kota Botani. Karena iklim dan struktur tanahnya yang cocok untuk perkebunan maupun pertanian. Khususnya di daerah puncak, perkebunan teh menghiasi sepanjang jalan. Hampir berbagai macam tumbuhan dapat berkembang dan tumbuh dengan baik di kota ini. Dan ya, nampaknya hari ini pun turun hujan yang cukup lebat.

Terlihat seorang wanita manis berkerudung hijau sedang berdiri termenung. Nada namanya, ia terus melihat ke bawah kedua kakinya. Sepatunya sudah lepek. Basah karena guyuran hujan. Beberapa detik kemudian ia mendongak ke atas melihat butiran air hujan yang semakin banyak. Satu persatu jatuh membasahi tanah yang sudah bergantikan aspal dan beton.

Bogor memang sudah banyak berubah, terutama stasiun Bogor. Baik dari segi bangunan mau pun suasana sekitar. Bogor yang dulu tidak ramai, sekarang sangat ramai. Bogor yang dulu selalu tenang, kini mulai tergantikan dengan kesibukan. Hiruk pikuk orang yang berjalan di dalam stasiun mengejar waktu terus membuat kedua bola mata Nada bergerak ke kanan dan ke kiri mengikuti arah pergerakan.

Ah, mungkin saja mereka ingin menghabiskan waktu untuk berlibur bersama keluarga. Begitulah, penduduk Bogor banyak bermain ke luar Bogor dan sebaliknya penduduk luar Bogor banyak juga yang bermain ke sini. Sudah dipastikan lalu lintas di Bogor pasti sangat padat. Macet dimana-mana, namun, seperti sudah terbiasa masyarakat terkesan cuek saja. Mau di apakan lagi kalau sudah begini? Satu-satunya cara agar tidak terjebak macet adalah berangkat atau pergi lebih awal.

Kalau saja Nada diberi kesempatan untuk berbicara tentang masalah kemacetan di kota Bogor mungkin ia akan menyerocos panjang lebar selama tiga hari tiga malam. Tapi, apa gunanya, sih, banyak bicara?  Kritis boleh, tapi kita harus menyeimbanginya dengan tindakan nyata. Bukan begitu?

Nada yang mengklaim dirinya sebagai salah satu agen perubahan itu pun tidak hanya ikut mengkritisi. Namun ia pun membuktikannya lewat tindakan nyata. Salah satunya yaitu dengan menggunakan transportasi umum untuk membantunya dalam beraktivitas sehari-hari. 

Bukannya anti perubahan atau inovasi, hanya saja Nada berusaha bijak menggunakan kendaraan pribadi. Motor memang ada di rumah, digunakannya hanya jika benar-benar perlu. Ia pun selalu berangkat satu jam sebelum jadwal. Jadi, tidak akan terjebak macet di jalan.

Helaan napas panjang dan cukup berat itu tak membuat rasa penyesalan Nada berkurang. Ia berhenti memperhatikan sekitar dan mulai melihat ke arah sepatunya yang sekarang lebih mirip tempe goreng yang kebanyakan minyak.

Belum lagi jacket hijaunya yang ikut basah kuyup, membuat tubuh rampingnya sedikit menggigil karena dinginnya air hujan dan angin yang mulai menusuk-nusuk seluruh tulang juga persendian di tubuhnya. Tidak hanya itu, ia pun merasakan beban ditubuhnya bertambah karena seluruh pakaian yang ia kenakan basah.

Andai saja Nada mendengar nasihat Ibu di rumah untuk membawa sandal jepit dan payung. Mungkin ia tak akan basah kuyup seperti ini. Nada terus merutuki dirinya, kedua telapak tangannya kini mulai berwarna pucat hingga menjalar ke seluruh jari-jari tangan. Lihat! Bahkan seluruh jarinya pun ikut keriput. Nada merasa bersalah karena sudah ceroboh. 

Hari ini Nada memang tidak membawanya karena alasan, sejak tadi pagi cuaca cerah dan terbilang cukup panas. Memangnya Nada siapa bisa tahu cuaca hari ini atau besok? Peramal saja hanya memprediksi apalagi ia yang seorang manusia biasa. Dari dulu hingga kini level ceroboh Nada tidak pernah berubah. Bukan level high, masih medium. Tetap saja hal itu mengganggu baginya. Ingin rasanya membuang sifat ceroboh itu jauh-jauh, hingga kini bahkan Nada masih berusaha keras untuk mengubahnya.

Nada mengernyitkan dahinya heran, padahal ini bulan September. Biasanya, kan, musim kemarau. Tapi, tiba-tiba hujan deras turun begitu saja. Hei, ingat Nada! Bukankah ini kota Bogor? Wajar saja, kan? Kapan pun tanpa diprediksi hujan akan turun di kota ini. Akibat kehujanan otak Nada jadi lama untuk memproses informasi. Ia memukul kepalanya kesal. Kini ia mulai menoleh ke kanan dan ke kiri lagi, terlihat banyak orang sedang berteduh seperti dirinya. Hari ini Stasiun Bogor cukup ramai karena hari Minggu.

Mungkin mereka semua sudah pulang dari acara jalan-jalan bersama keluarga atau sahabat, Nada tahu itu. Seperti ia yang dengan keras kepala dan modal nekat pergi ke daerah Jakarta untuk membeli buku-buku yang diobral salah satu Book Store besar di sana. Lumayan, kan? Lagipula tiket kereta tidak mahal. Kapan lagi seperti ini? Di hari-hari biasa mana mungkin. Nada sibuk bekerja. Kalau pun ada waktu senggang ia habiskan untuk beristirahat di rumah. Bermain keluar rumah kalau mood saja atau ada yang mengajak.

Walau harus berdesak-desakan di dalam kereta, Nada tetap teguh pendirian. Yang penting tujuan utamanya tercapai. Ia tersenyum lebar begitu melihat bungkusan plastik cukup besar yang ia peluk erat. Senyumnya terlihat seperti orang tak waras.

Ada sekitar sepuluh buku yang ia beli. Rasanya bahagia sekali. Nada sangat menyukai yang namanya membaca dan menulis. Di dalam kamarnya ada dua rak buku cukup besar. Ia suka membaca buku fiksi maupun non-fiksi. Komik pun ia suka. Hobi membaca sudah ia tekuni sejak duduk di bangku sekolah dasar.

Hal itu ia lakukan karena ia merasa kesepian. Ya, alasan awal kenapa Nada sangat menyukai membaca adalah karena itu. Ia tidak pintar dalam hal bersosialisasi dulu, pendiam juga pemalu. Teman pertama mengobrolnya adalah buku dongeng barbie. Ia ingat betul dengan cover berwarna pink dan gambar barbie dengan sayap juga mahkota di kepalanya.

Kalau sudah melihat buku ia nampak seperti orang kelaparan. Ibu sudah sering memarahinya agar berhenti membeli buku belakangan ini karena rak buku sudah penuh. Tapi, mau bagaimana lagi? Ia sudah terlanjur cinta.

Pandangan wanita manis berlesung pipit itu mulai meluas. Melihat ke seluruh bagian stasiun Bogor. Suasana mulai berubah, keadaan sekitar terlihat tenang walau hujan masih turun dengan lebatnya. Senyum lebar terukir di wajahnya. Memang hari ini ia basah kuyup karena kehujanan, tapi semua keinginannya sudah tercapai. Nada rasa itu cukup untuk menutupi seluruh rasa lelahnya.

Berdiri berlama-lama di sini ternyata cukup menyenangkan juga. Ia tidak merasa bosan berada di stasiun Bogor. Walau hanya untuk berteduh seperti ini. Malah Nada suka berada di tempat ini. Stasiun Bogor adalah stasiun kereta favoritnya di daerah Bogor. Ia suka dengan desain maupun arsitekturnya.

Menurutnya unik dan tempo dulu. Justru karena tempo dulunya itu Nada sangat menyukainya. Stasiun Bogor merupakan stasiun utama kota Bogor yang merupakan warisan dari zaman Belanda. Maka dari itu terlihat jelas dari segi bangunan. Stasiun Bogor kini telah berubah menjadi lebih baik.

Banyak perbaikan di sana-sini yang membuat Nada semakin kagum. Lebih terlihat modern, ada banyak bagian yang dirubah total maupun tidak. Seperti misalnya di bagian loket karcis telah banyak mengalami perubahan. Banyak loket baru berjajar dengan rapi, begitu pun dengan fasilitas lainnya seperti toilet dan mushalla.

Yah, walau tetap saja pemandangannya masih kontras. Bagaimana tidak? Di bagian luar stasiun Bogor masih terdapat banyak pedagang kaki lima yang bertebaran. Baik di bahu kanan jalan maupun di bahu kiri jalan. Sebenarnya Nada tahu bahwa pemerintah setempat telah berusaha menertibkan, namun tetap saja para PKL itu tetap membandel.

Jika Nada berpikir lagi dari segi lainnya, tidak bisa ia menyalahkan para PKL itu juga. Karena walau bagaimana pun itu adalah lahan bagi mereka mencari nafkah untuk keluarga. Ah, sungguh membingungkan.

Belum lagi jalanannya yang kotor dan becek karena curah hujan yang tinggi serta ketidakdisiplinan masyarakat dalam menjaga kebersihan. Mereka begitu mudah membuang sampah sembarangan. Andai saja pedagang kaki lima ditertibkan dan tingkat kedisiplinan masyarakat membuang sampah pada tempatnya itu terlaksana.

Mungkin tidak akan ada lagi pemandangan kontras seperti ini. Nada hanya bisa berharap, dan tentunya ikut serta dalam menjaga kebersihan kota Bogor. Kenapa? Karena Nada cinta kota hujan ini



Bersambung.




Halo 👋 selamat datang di Lapak Afnan Syahirain. Terima kasih karena sudah meluangkan waktu untuk membaca karya saya yang satu ini.

Mari saling menghargai sesama penghuni dunia wattpad dengan meninggalkan votes atau pun comment di setiap part yang telah dibaca.

Saya terbuka dengan kritik dan saran yang membangun dari sesama penghuni dunia wattpad.

Jika merasa tertarik dan penasaran dengan karya saya yang satu ini. Silakan ditambahkan dalam daftar bacaan atau perpustakaan pribadi agar dapat dibaca kapanpun tanpa perlu bingung membuka profil buku akun saya.

Gak mau cuma kamu seorang yang menikmati kisah menarik dalam cerita ini? Silakan share atau rekomendasikan kepada para sahabat.

Wattpad: Afnansyhrn
Instagram: afnan_syahirain

Mohon doa dan dukungannya!
Semoga saya bisa selalu memberikan yang terbaik! Aamiin.

Terima kasih 😊🙏







   



Continue Reading

You'll Also Like

1.5K 207 30
[FiksiRemaja-Spiritual] "Dia hadir dalam genggaman kepiluanku."-Winara "Dialah permata indah yang harus dijaga."-Haidar Cerita yang berawal untuk dia...
1.3K 78 7
(Tamat dan dalam proses Revisi. Bagian yang belum direvisi akan diunpublish). Terlahir sebagai gadis bisu membuat kehidupan Hana terasa menyakitkan...
42.4K 2.1K 75
Kenapa harus ada Cinta di dunia ini? Ketika Cinta memiliki alur yang sama, kenapa kamu mau mendekati Cinta? Cinta Alcia Arifin, seorang gadis cantik...