The Reason I Love Tom : Calum...

By michaelum

99.4K 11.8K 587

Its really weird when someone you hate become your love. More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
FF baru
20
21
22
23
24
25
26
27
28
Under The Tokyo Sky : Michael Clifford
29
31
32
33
34
SEQUEL

30

2.2K 292 10
By michaelum

fuck fuck fucK

"Calista, aku bisa jelasin". Egi berusaha meraih pergelangan tanganku namun aku selalu menariknya kembali.

"Fuck you, menjauh lo dari gue". Aku berjalan mundur untuk bertahan dengan keterkejutanku tentang apa yang di lakukan Egi. Sedangkan perempuan yang dibelakang sana--kau taulah, itu Zoe-- menunduk sambil meremas tangannya sendiri.

"Calista aku bisa jelasin". Ucapnya terus sambil mencoba meraih tanganku. Namun selalu kudorong badannya.

"Lo mau jelasin apa hah? Gue udah liat semuanya, gue ulangin semuanya dan lo mau jelasin lagi ke gue?". Dari raut wajah Egi, terlihat ekspresi sedih. Tapi aku tahu itu hanya ekspresi bohongan. "Lo bullshit tau ga?".

Aku langsung berlari ke kelas, tidak peduli dengan Egi yang terus mengejarku dan memanggil namaku. Saat diujung lorong, aku bertemu Michael dan Calum. Tanpa pikir panjang aku berlari memeluk Michael dengan ekspresi kagetnya ditambah aku sedang menangis.

"Lo kenapa?". Dan saat itulah Egi sudah dibelakangku. Mengerti maksudku, Michael melepas pelukanku dan berjalan ke arah Egi.

Dan langsung saja Michael menarik kerah seragam Egi, "Lo apain Calista hah?". Aku hanya bisa menunduk dan menangis, it's hurt my heart.

"Aku bisa jelasin". Ucap Egi.

Calum yang sedari tadi berada di sampingku langsung berjalan ke arah Michael dan Egi, "banyak omong lo". Satu tonjokan mendarat di pipi Egi dari Calum. Dengan tonjokan tadi, Michael langsung menarik tanganku dan meninggalkan Egi yang entah bagaimana keadaannya.

Setelah sampai di kelas, dua laki-laki didepanku langsung mengambil tasnya masing-masing, eh tidak, hanya Calum.

"Urusan absen gue yang ngurus, mending kalian berdua pulang aja. Serahin sama gue". Ucap Michael sambil menyerahkan tasku. Jadi aku dan Calum akan kabur?

Calum menarik tanganku, "lo jangan apa-apain Egi". Ucapku pada Michael.

"Kalo dia nyakitin elo, gue ga janji". Kata Michael santai.

"Michael!!". Pekikku namun Calum sudah menarikku ke parkiran mobil. Ia membukakan pintu mobil untukku, lalu dia berjalan ke kursi pengemudi.

"Ada apa sih Cals?". Tanya Calum saat mobilnya berjalan meninggalkan gedung sekolah.

"Gue lagi males mau cerita, nanti aja deh". Ia langsung menarik nafas kasar. Aku mengistirahatkan kepalaku di senderan kursi, menatap jalan didepanku.
Mungkin ini terakhir dari Egi. Mungkin ini harus disudahi. Aku sudah lelah dengan semua kelakuan Egi, ia hanya bisa mematahkan hatiku. Tapi dari hatiku yang paling dalam, aku mencintai Egi.

"Lo jangan putusin Egi, sebelum gue kasi pelajaran ke dia". Ucap Calum tiba-tiba. Aku hanya bisa diam, hal tadi membuat hatiku remuk seketika. Menguras banyak emosi dan air mata, mulai sekarang, aku benci Egi.

***

Aku pulang tepat waktu, dan langsung menuju ke kamar. Hari ini hari terburuk bagiku, dan rasanya aku ingin amnesia total.

Aku menjatuhkan tubuhku diranjang kesayanganku, mencoba untuk melupakan kejadian tadi tapi tetap saja masih terbayang hal yang dilakukan Egi dan Zoe tadi.

Sedari tadi ponselku kumatikan agar tidak seorangpun yang bisa menghubungiku.Dengan langkah gontai, aku berjalan menuju toilet untuk mandi. Mungkin dengan berendam di air hangat bisa melunturkan semua kesakitanku. Bagaimana jika besok Egi masih berusaha menjelaskan sesuatu padaku?

Setelah bermenit-menit berendam, aku langsung berganti pakaian tak lupa menghidupkan ponselku. Berpuluh pesan masuk dan itu semua dari Egi. Mungkin aku harus bertemu dengan Egi atau menelponnya?

Kutekan tombol dial pada nomor Egi, saat sambungan ketiga ia sudah mengangkatnya.

"Halo?". Ucapku

"H..a..l..o? Calista?".

"Iya ini aku, bisa ketemu?".

"Iya bisa bisa..dimana? Sekarang? Aku minta maaf Cals". Ucapnya semangat. Mendengar suaranya saja sudah membuatku meleleh. Tapi...

"Di cafe depan sekolah ya? Jam 7".

"Iya Cals, aku segera kesana".

Aku langsung mematikan sambungan telponku. Apa aku harus mengatakannya pada Egi? Di dalam lubuk hatiku, aku sama sekali tidak mau memutuskan Egi. Tapi sepertinya aku harus melakukannya.

Dengan jaket kulit hitam dan sepatu converse aku berjalan meninggalkan rumah. Aku benar-benar harus mengatakannya bahwa aku dan Egi...

Tidak bisa bersama lagi.

Aku langsung mencari kursi sesampainya di cafe itu. Egi belum datang, dan aku memesan minuman dahulu. Tak lama kemudian Egi datang dengan jaket jeans muda. Ia langsung duduk di depanku dengan wajah gugup.

"Udah lama?". Aku hanya menggeleng.

"Gi, aku ga mau denger penjelasanmu--".

"Tunggu-tunggu kamu harus dengerin". Ucapnya memotongku. Aku menaikkan satu alisku untuk memberikannya kesempatan bicara. "Emang tadi kita 'terlihat' seperti ciuman. Tapi tadi itu fingertrick bibir kami sama-sama ga nyentuh dibatasi ibu jariku. Tadi kita ngelakuin itu gara-gara besok ada dance competition, dan sekolah nunjuk aku dan Zoe untuk mewakili sekolah". Aku hanya diam. Tidak bisa merespon apa-apa, meskipun aku kurang percaya seutuhnya.

"Maafin aku Cals, aku butuh kesempatan kedua dari kamu. Setelah kompetisi selesai, aku dan Zoe juga udah selesai". Ucapnya sambil menggenggam tanganku. Pertahananku runtuh dan aku mulai dikalahkan dengan pikiranku yang mendukung untuk tetap bersama Egi. "Aku janji Cals sama kamu, kalo aku ga bakal ninggalin kamu karena orang lain terutama Zoe. Kita cuma temenan". Aku hanya menunduk menatap tangannya yang sedang menggenggam tanganku.

"Egi, aku--".

"Aku mohon Cals".

"Okay, aku kasi kamu kesempatan kedua. Kalo kamu tetap aja nyakitin aku, aku ga bisa lagi maafin kamu". Egi langsung tersenyum merekah kearahku. Aku tahu, aku benar-benar mencintai Egi. "Aku pulang".

"Aku anter ya?".

"Ga usah, aku dijemput kak Andy". Bohongku. Egi hanya mengangguk dan aku pun meninggalkan cafe itu dengan rasa sedikit ragu dengan keputusan yang kubuat. Semoga saja, aku tidak salah mengambil keputusan.

***

Sesampainya di rumah, aku langsung masuk ke kamar. Merebahkan tubuhku di ranjang, aku menatap langit-langit kamarku yang kosong. Aku merasa bahwa aku salah mengambil keputusan, aku merasa harusnya tadi aku sudahi bukan memberinya kesempatan kedua.

Aku bangkit berjalan kearah jendela. Jendela kamar Calum sudah tertutup mungkin dia sudah tidur. Aku duduk dijendela dengan kaki menggantung di luar, semoga saja Calum belum tidur.

"Cal".
"Calummmmm". Baru dua kali panggil, jendela sudah terbuka.

"Apaan?".

"Gue ga jadi putus sama Egi". Ia mebelalakan matanya padaku. "Gue udah denger penjelasannya".

"Dan lo percaya?". Aku mengangguk. Ia tersenyum kecut dan mengalihkan pandangan dariku. Ya seperti biasa, Calum tidak akan suka dengan Egi. Aku tahu itu.

"Gue ga bisa mutusin dia, maaf". Lirihku.

"Kenapa lo minta maaf?".

"Ga papa cuma pengen minta maaf aja". Aku jadi teringat kertas yang kulemparkan di jendela kamarnya waktu itu. My heart want you but my mind not.

"Yadahlah mending sekarang lo masuk, gue mau belajar buat ujian kelulusan". Ucapnya kemudian. "Ujian lagi 5 hari, lo juga belajar sana".

"Iya deh, bye". Ia hanya tersenyum padaku.

***

Esoknya, aku ke tempat dimana kompetisi dance itu diselenggarakan. Tentu bersama Calum--ia memaksa. Awalnya Egi memberikanku satu tiket tapi karena Calum ingin ikut, ia memberikanku satu lagi.

Egi sudah memperingatkanku tentang koreografi yang akan ia tampilkan akan membuat aku 'terbakar' tapi apa salahnya sih seorang pacar datang untuk mendukung?

Setelah beberapa menit kemudian nomor peserta Egi sudah dipanggil dan siap untuk tampil. Jujur, aku sangat deg degan. Sedangkan Calum terlihat biasa saja.

"Lo yakin mau nonton? Awas aja lo cemburu terus nangis lagi". Ucap Calum.

"Yakin. Udahlah".

Zoe langsung on stage dan aku sangat menunggu kehadiran Egi. Tak lama kemudian, Egi masuk ke panggung. Dan langsung saja aku teriak-teriak, bagaimana tidak? Egi tampan sekali!!!!

Lagu one dari Ed Sheeran menjadi backsound dance mereka. Aku terus melihat penampilan mereka sedangkan Calum melipat tangan dan terlihat tidak tertarik sekali.

"Uhhh i'm so proud of him". Ucapku. Mungkin sekalian ingin membuat Calum cemburu. Eh tidak, hanya mengetes Calum.

Tak lama kemudian gerakan dance mereka menyayat hati. Dan aku langsung duduk lemas-terdiam.

"Mampus kan lu, sakit tuh hati". Calum tertawa sambil memegangi perutnya. Ia nampak bahagia melihatku sedikit cemburu.

"diem lu ah". Aku memukul lengannya dan masih pandangan lurus ke depan. Tiba-tiba saja telapak tangan Calum menutup kedua mataku.

"Kalo sakit hati tuh ga usah di terusin. Goblok lu ah". Aku hanya diam di perlakukan seperti ini. Memang membuat hatiku sedikit sakit. Tapi lebay juga kalau marah ke Egi.

Tiba-tiba terdengar suara riuh penonton dan sontak aku bertepuk tangan juga.

"Pulang?". Tanya Calum. Aku hanya mengangguk lalu mencari ponselku yang kuletakkan di tas.

To : Egi

Aku pulang ya. Laper

Setelah memencet tombol send, aku berjalan mengikuti Calum.

Di mobil, aku hanya diam. Entah kenapa acara tadi langsung membuat moodku buruk. Harusnya Calum yang sebagai moodboosterku sudah membuat moodku balik.

"Cals". Aku menoleh. "If it broke your heart, don't be shy to cry. My shoulder yours". Aku tersenyum pada Calum.

"Thanks a lot, Cal".

--to be continued-

Mac Harmon ft. Jada Nacario (Egi&Zoe) Dancing : On mulmed!!


Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 35.4K 8
Di balik dunia yang serba normal, ada hal-hal yang tidak bisa disangkut pautkan dengan kelogisan. Tak selamanya dunia ini masuk akal. Pasti, ada saat...
1.4M 19.4K 48
ON GOING SAMBIL DI REVISI PELAN-PELAN. Start 18 November 2023. End? Cerita bertema 🔞, Kalau gak cocok bisa cari cerita yang lain terimakasih. Mars...
752K 46.5K 35
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
360K 29.8K 56
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.