The Reason I Love Tom : Calum...

By michaelum

99.4K 11.8K 587

Its really weird when someone you hate become your love. More

1
2
3
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
FF baru
20
21
22
23
24
25
26
27
28
Under The Tokyo Sky : Michael Clifford
29
30
31
32
33
34
SEQUEL

4

3.1K 387 24
By michaelum

Seminggu kemudian...

Calista POV

Sudah seminggu, aku dan Tom textingan. Dia orang yang baik, suka dengerin ceritaku meskipun dia tidak mau nunjukin identitasnya ke aku.

"Lo sibuk banget textingan". Ucap Alena yang sudah memeluk gulingku di kamar.

"Iya, gue punya temen baru. Namanya tom".

"ganteng?".

"Gue gak tau, dia belum nunjukin identitasnya".

"Yaelah, awas aja itu penjahat. Eh ikut gue yuk".

"Kemana?".

"Nontonin bandnya Luke, mau ya?". Ajak alena sambil mengedip-ngedipkan matanya.

"Ih males banget, typical orang kayak elo itu bakal fangirling-an di front row teriak-teriak nama luke yakan?". Alena tiba-tiba blushing dan mengalihkan pandangan ke arah lain.

"Please gue diajakin sama dia, gue traktir starbucks deh habis nonton".

"Yaudah gue siap-siap dulu". Aku bangkit berdiri dan mengganti bajuku dengan kaus putih dan jaket denim, skinny hitamku ditambah sneakers-ku. Lalu kami berdua pergi ke tempat bandnya Luke manggung, setelah 15 menit diperjalanan aku dan alena sudah sampai di tempat luke manggung.

Sumpah, rame banget. Aku ditarik Alena ke front row, dan aku hanya menuruti ajakannya ke front row. Heran, mereka udah seterkenal apa sih? yang nonton banyak amat.

Calum POV

hari ini aku dapet job manggung di salah satu hotel. Dan seperti biasa kami berdoa bersama sebelum on stage setelah doa bersama kami langsung berjalan menuju stage. Dan menyanyikan beberapa lagu untuk menghibur pengunjung hotel.

kami bernyanyi lagi lagu I miss you - Blink 182

saat aku naik ke stage, aku udah ngeliat cewek gila a.k.a Calista. Aku heran kenapa dia dateng? dan benar, disampingnya udah ada Alena. Ini pasti ajakan Luke.

Don't waste your time on me you're already
The voice inside my head
I miss you, I miss you
Don't waste your time on me you're already
The voice inside my head
I miss you, I miss you

Semua penonton memberikan tepuk tangan saat kami telah menyelesaikan lagu terakhir kami. Lalu kami memberi ucapan terima kasih dan turun dari stage.

Lalu aku mengecek ponselku dan sudah ada 3 pesan dari Calista yang contact namenya aku beri nama '11'

From : 11

tom, gue lagi nonton bandnya calum nih. Lo kesini dong free ticket kok.

hell, yang bener aja aku bakal dateng dan nonton bandku sendiri.

From : 11

eh tom, mereka nyanyi lagu kesukaan gue. Blink 182.

dan satu lagi,

From : 11

mereka keren juga.

What? seorang calista muji bandku? aku gak salah liat? apa mungkin karena bandku nyanyi lagunya blink 182?

aku melenggang pergi dari backstage dan menekan tombol 'call' ke nomer bernama 11.

"Halo?". sapa orang disebrang sana.

Calista POV

Sesuai janji Alena, kami sudah duduk di salah satu kursi starbucks sehabis menonton bandnya Luke.

Aku terkejut saat melihat nama orang yang menelponku.

"Lena, ini yang gue mau ceritain ke elo". Kataku sambil menunjuk nama orang yang menelponku itu.

"Tom? siapa sih?". Tanya Alena yang masih menatap layar handphoneku.

"Bentar gue loudspeaker". Aku mengangkat telponnya lalu meloudspeaker agar Alena juga mendengar.

"Halo?". Sapaku

"Halo, umm maaf tadi aku gak bales smsmu karena sibuk".

Alena dan aku masih mendengarkan suaranya yang alus banget. Pake aku-kamu pula biasanya juga gue-elo.

"Iya gak papa, gaya banget pake aku-kamu". Kataku, dan alena masih menatapku dan mendengarkan orang yang berbicara disebrang sana.

"Hehehe, btw calum punya band?".

"Iya, tadi aku sama temenku nonton".

"Fangirl deh pasti, nyanyi apa mereka?".

"Eh enggak kok, gue gak fangirl sama sekali. Gue gak terlalu merhatiin mereka, gue cuma ngeliatin sepatu mereka aja kok". Alena langsung membelalakkan matanya dan aku hanya mengisyaratkannya untuk diam.

"Ha? sepatu? jadi lo nontonin sepatu?".

"Hahaha iya, gue kan musuhan sama calum. Jadi gak merhatiin banget sih".

"Terus menurut lo band mereka gimana?".

"Mereka keren semua, kecuali calum".

"What? Why?".

"Ih males banget gue bilang dia keren. Eh lanjutin nanti ya gue harus pulang kerumah nih. Bye". Tuuut...tuuut....tuuut....

"Jadi lo daritadi nontonin sepatu mereka cal?". Tanya Alena saat aku udah memutuskan sambungan telponku dengan tom.

"Duh jangan manggil gue 'cal'. Iya, gue gak minat banget tau gak? Pulang yuk, gue capek banget".

Calum POV

"Ih jahat banget sih". Umpatku saat kembali ke teman-temanku.

"Siapa yang jahat cal?". Tanya Luke yang selesai meneguk air punyaku.

"Si calis".

Mampus! aku keceplosan.

"Cie cie cie, lo ditolak ama calis? Akhirnya lo udah sadar, mate". Ucap michael sambil menaik-turunkan alisnya.

"Sadar apaan? eh lo bilang apa tadi, gue ditolak calis? maksud lo?".

"Sadar kalau classmate lo cantik. Lo nembak dia kan?". aku langsung menoyor michael yang seenaknya ngomong.

"Gue musti bawa elo ke spesialis mata mike". Aku berjalan meninggalkan mereka tapi lenganku ditarik oleh Ashton.

"Jadi apa yang calis lakuin ke elo? tadi gue nguping lo pas lagi nelpon". Ashton ketawa cekikikan sedangkan luke dan michael maksa ashton cerita.

Mampus! aku ketahuan deh sekarang.

"Pokoknya mike,luke si calum nanyain bandnya sendiri gitu ke seseorang yang dia telpon". Cerita ashton yang berhasil buat aku malu.

"Siapa sih yang lu telpon cal?". Tanya luke yang kepo abis

Kalau aku ngaku pasti diketawain deh.

"Gue nelpon calis". Jawabku dan mereka tersenyum sambil menaik-naikkan alisnya.

"Duh yang mulai naksir".
"Ciee..lo udah mulai suka ke dia?".
"Bentar lagi ada yang jadian".

Seperti itulah respon mereka.

"Enggak gue gak naksir dia, awalnya gue ngerjain dia. Tapi gak tau kenapa jadinya gue bertemen baik sama dia. Gue juga bingung".

Yaelah jadi curhat.

"Terus gak mungkin kalian bertemen baik, kalo lo ngaku lo calum". Ucap Ashton

"Iya, gue bilangnya nama gue Tom, Thomas". Mereka langsung ketawa ngakak segila-gilanya.

Heran, apanya yang lucu?

"yaampun cal, lo kok jadi bernyali ciut gitu sih". Ucap michael yang masih ngakak guling-guling di sofa.

"Bukan gitu, gue ngerjain dia. Eh gue juga lupa awalnya gimana. Lo jangan kasi tau siapa-siapa ya! gue masih cari cara ngerjain calis". Ucapku mantap, lalu meninggalkan mereka ke mobil dan segera pulang.

Calista POV

Seperti biasa, setiap malam aku dan tom textingan untuk membicarakan hal random.

From : Tom

Gue pengen tau bandnya calum deh, lain kali lo fotoin kek.

To : Tom

Idih males banget gue fotoin mereka. Ntar memori ponsel gue rusak. Eh btw lo itu good listener ya? kapan-kapan gue pengen ketemu elo.

From : Tom

Ih jahat banget, gitu-gitu dia classmate lo. Apa? gue good listener? sedangkan elo good speakingnya ya

To : Tom

No, dia bukan classmate gue. Jadi secara tidak langsung elo ngejek gue cerewet?

From : Tom

Sumpah lo peka amat gue ejek cerewet. Eh gue tidur dulu ya besok gue sekolah, lo juga jangan lupa tidur. Bye

Asli! ini orang perhatian banget. Udah lama semenjak 'kejadian' itu aku gak pernah diperhatiin kayak gini sama cowok.

Aku mematikan lampu kamarku dan segera terbang ke pulau mimpi.

***

Hari ini aku berangkat lebih siang dari biasanya mungkin karena sms dari tom kemarin. Aku mengecek ponselku yang setiap pagi akan menandakan sms masuk-dari tom. Tapi hari ini, 1 pesan pun enggak ada.

Kayaknya aku udah mulai biasa sama tom.

"Eh cewek gila, pagi-pagi udah bengong". Ucap calum yang sudah duduk disampingku alias kursinya.

"Diem lo". Ucapku ketus

"Ih judes banget jadi cewek. Gue sumpahin lo kesambet". Aku tersenyum miring kearahnya.

"Iya kesambet, kan setannya elo". Ucapku masih dengan nada ketus.

"Ih lo kenapa sih?".

Apasih? ngapain si bocah terong kepo gini.

"Banyak nanya".

"Ih judes".

Aku langsung mengalihkan pandanganku dan menatap handphoneku. Masih nihil tidak ada kabar dari Tom.

Aku sama sekali tidak memperhatikan Mrs. Vinn yang menjelaskan tentang teori tata surya. Aku masih memikirkan Tom yang tiba-tiba tidak ada kabar.

Bodo ah lebay! gak biasa Tom gak ada kabar.

"CALUM DAN CALISTA JIKA KALIAN TIDAK MAU MENDENGARKAN PENJELASAN SAYA, SILAHKAN LANJUTKAN LAMUNAN KALIAN DILUAR".

Bingo! lagi-lagi dikeluarin dari kelas.
tapi kali ini bersama calum.

Tanpa babibu dan tanpa pembelaan kami keluar kelas dan menutup pintu kelasku dari luar.

"Lo bengong juga cal?". Kataku saat kami berjalan berdua ke lorong menuju kantin.

"Eh iya". Katanya sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Gue mau sembunyi, sebelum guru konseling keliling. Ikut gak?". Sambungnya

"Ikutlah, gue gak mau masuk BP sendiri". Kami berbelok lalu menuju lorong buntu yang sangat sepi. Katanya sih disini angker, tapi aku gak peduli sih.

Kami sudah sampai di ujung lorong. Calum terduduk menyender ke tembok sedangkan aku masih berdiri menatap ke sekeliling.

"Kenapa? sana duduk". Ucap calum sambil menunjuk tempat yang ada di depannya.

Gak romantis kan? masak duduk didepannya bukan disampingnya.

Aku terduduk di depan calum dan selonjoran, tak lupa mengecek ponselku.

"Nunggu sms dari siapa sih?". Tanya calum

"Sejak kapan lo peduli sama gue?".

Aduh gue sensi amat kayaknya.

"santai aja kali, gue kan cuma nanya". Jawab calum sewot.

"Gue nunggu sms dari seseorang, cal". Jawabku nyaris berbisik.

"Siapa?".

"Tom".

Calum POV

Goblok! ngapain dia nunggu sms dari gue.

"Siapa tuh?".

"Temen baru gue, udahlah gue mau ngebahas dia lagi. Keluar yuk pengab tau gak?". Katanya sambil merapikan helaian rambut diwajahnya.
"Gue disini aja, kalo lo mau caru tempat lain. Silahkan".

"Oke". Dia langsung meninggalkanku di lorong buntu ini.

Sebenarnya ini tempat favoriteku, tidak ada yang tau aku sering kesini. Dan untuk pertama kalinya aku mengajak calista, musuh sekaligus tetanggaku.

Kalau diliat-liat Calista itu lumayan cantik. Rambut brunette, kulit putih meskipun dia termasuk cewek pendek.

Apasih, aku mikirin apa coba!?

Aku menekan tombol 'call' ke nomer yang bernama 11

"halo?".
"Tom?".

"Iya hehehe, lagi belajar?".

"enggak, gue di...emm lagi free class".

Tukang boong. Kenapa mesti boong ke aku?

"oh.... lo mau cerita sesuatu gak? gue lagi bosen calistaaa".

"Iyadeh, gue mau cerita. Si calum ngajakin gue ngomong tadi".

Holy shit, kenapa dia cerita tentangku ke aku.

"Ngomong apa? udah baikan?".

"Nanyain gue kenapa terus ngajakin gue sembunyi".

"Eh emang lo kenapa? terus ngapain lo sembunyi?".

"Gue nunggu sms lo goblok, hehehe gue dikeluarin dari kelas".

"Cie nungguin gue, gue baru beli pulsa calis".

"Eh udah tau bandnya calum?".

"Belum sih, nanti gue searching lagi deh".

"Yaudah udah dulu ya, aku mau sembunyi. Ada guru konseling".

tuut...tuut....tuut...

Aku langsung mencari calista dan menyelamatkannya dari ambang kematian-guru konseling. Karena siapapun tidak akan selamat jika bertemu guru konseling apalagi alasannya dikeluarin dari kelas.

Aku berjalan menyusuri toilet dan kantin sambil berhati-hati dari guru konselingku. Aku masih tidak menemukan calista, lalu aku duduk di bawa pohon yang berdaun lebat.

"Cal...psst..calum". Aku langsung melihat ke sekeliling mencari sumber suara yang memanggilku. "Diatas goblok".

Aku menoleh keatas dan disana sudah ada Calista yang duduk diatas pohon sambil nyengir ke arahku. "Sini cal naik". ia menepuk-nepuk batang pohon disampingnya. Aku langsung naik dan duduk disebelahnya.

"Lo bisa naik pohon?". Tanyaku saat aku sudah duduk dengan nyaman menyender ke pohon.

"Gue reflek, abisnya tadi ada guru konseling lewat. Lo ngapain keluar dari persembunyian?". Tanyanya

Sebenernya calista manis banget kalau lagi baik gini.

"Gue bosen, gue mau tidur ya? Jangan dibangunin". Dia hanya mengangguk dan membiarkanku tidur bersender dipohon. Sebenernya aku hanya memejamkan mataku saja.

"Cal".
"Cal lo kok lucu, tidur diatas pohon?".
"Gue gak bakal nolongin lo kalo lo jatuh".
"cal lo beneran tidur?".
"Calum".
"Hei, lo beneran tidur?". Oceh calista sambil menepuk-nepuk bahuku. Aku sengaja tidak bangun dan membiarkan dia mengoceh.

Kringggg.........

Akhirnya bel istirahat.
Aku langsung melompat saat suara bel itu menusuk telingaku.

"Calum, jangan tinggalin gue". Teriak seseorang

Oh iya! masih ada calis.

"Turun woy, udah istirahat ni". Kataku sambil menatapnya dari bawah.

"Gue gak bisa turun cal, gue takut mau turun". Ucapnya dari atas pohon.

Dasar goblok, naik bisa turunnya gak bisa.

"Bantuin cal". Sambungnya kemudian.

"Sekarang lo loncat gue tangkep dibawah". Ucapku sambil menyiapkan kuda-kuda menangkap calis.

"Dasar modus, enggak ah". Katanya

"Yaudah gue tinggal".

"EH CALUM!".

"Apa lagi?".

"Yaudah tangkep gue ya, kalo sampe pala gue bocor lo yang tanggung jawab".

"Ih yang naik kan elo, kok gue yang tanggung jawab. Udah cepet loncat keburu gue tinggal".

Dan bruk!

aku berhasil nangkep calista, dia jatuh ke pelukanku dan dia mengalungkan tangannya ke leherku.

"Udah gue tangkep kan? lo masih mau dipelukan gue?". Tanyaku sambil tersenyum padanya.

"Thanks". Ucapnya lalu berlari ke arah kantin.



---To be continued--

Continue Reading

You'll Also Like

5M 920K 50
was #1 in angst [part 22-end privated] ❝masih berpikir jaemin vakum karena cedera? you are totally wrong.❞▫not an au Started on August 19th 2017 #4 1...
1.3M 113K 61
Ziel adalah candu. Tawanya Candanya Aroma tubuhnya Senyum manisnya Suara merajuknya dan Umpatannya. . . . "Ngeri bang." - Ziel "Wake up, Zainka."...
180K 15.6K 84
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
30.2M 1.6M 58
SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA - (Penerbitan oleh Grasindo)- DIJADIKAN SERIES DI APLIKASI VIDIO ! My Nerd Girl Season 2 SUDAH TAYANG di VIDIO! https:...