Fortunately

By CaptainBeaver

225K 11.5K 207

Hera merupakan salah satu mahasiswi dari Dosen yang bernama Leo yang memiliki sebuah usaha konseling bahasa... More

LEO [1]
HERA [2]
LEO [3]
HERA [4]
LEO [5]
HERA [6]
LEO [7]
HERA [8]
LEO [9]
HERA [10]
LEO [11]
HERA [12]
LEO [13]
HERA [14]
LEO [15]
HERA [16]
LEO [17]
HERA [18]
LEO [19]
HERA [20]
LEO [21]
HERA [22]
LEO [23]
HERA [24]
LEO [25]
HERA [26]
LEO [27]
HERA [28]
HERA [30]
LEO [31]
HERA [32]
LEO [33]

LEO [29]

5.8K 324 4
By CaptainBeaver

Aku menatap lurus ke depan dengan perasaan kecewa, gundah, resah, dan gelisah. Hera yang sedang duduk bersama keponakan kami yang tercinta memberikan sebuah cengiran yang enggak jelas apa maksudnya kepadaku. Sesuai dengan permintaan Iza, akhirnya kedua orang tuanya mengabulkan dia untuk menginap di rumah kami.

Awalnya sih Mbak Isya melarang dengan alasan takut mengganggu kami, tapi Iza mengeluarkan jurus merengeknya. Alhasil, tak ada yang bisa bilang tidak. Apalagi Bang Irdan juga menambahkan kalau ini bisa menjadi latihan kami sebelum punya anak. Yah, aku sebal juga sih. Ini kan momen yang pas untuk mengajak Hera begitu, tapi kalau ada Iza kan mana mungkin!

"Nte! Ada CD Balney ga?" Suara Iza membuyarkan segala pikiranku. Ya Tuhan Nak, kenapa ganggu Om sih?

"Iza mau nonton Barney?" Tanya Hera yang dibalas dengan anggukan Iza. "Ya udah Tante setelin dulu." Hera mencari kaset Barney yang baru saja diantarkan bersama dengan tas milik Iza. Begitu ia menemukannya, ia memasang film itu.

"Yeay! Balney!" Sorak Iza kegirangan. Ia memposisikan dirinya agar duduk dengan nyaman dan memeluk boneka Barney miliknya.

"Iza nonton dulu ya, Tante mau ke belakang sebentar." Hera beranjak pergi meninggalkan aku dan Iza di ruang bersantai.

"Za, Om ke belakang dulu ya," Aku pun menyusul Hera. "Ra...." aku memanggilnya. Ia menoleh dan menatapku dengan alis terangkat.

"Iza beneran nginep di rumah kita?" Tanyaku dengan nada merajuk. Ah, kenapa aku jadi seperti anak kecil begini sih.

"Mas gak suka ya Iza nginep sama kita?" Hera balik bertanya, ah, sepertinya aku membuat dirinya merasa bahwa aku tidak nyaman akan kedatangan keponakan kami itu.

Aku buru-buru menggeleng. "Bukan gitu Ra, tapi kan Mas mau..."

"Nte!!!!!!"

Fyuh! Belum selesai ngomong juga.

Iza terlihat berlari menghampiri kami berdua. "Nte, Ija mau minum susu. Aus."

"Sebentar ya Za, Tante bikinin dulu. Kamu ke depan gih sama Om nonton tv," jawab Hera plus dengan senyuman. "Mas, sama Iza dulu ya ke depan."

"Ayo Om!" Iza menarik-narik ujung bajuku.

Aku hanya bisa menghela nafas keras dan membawa Iza ke dalam gendonganku. Kami berdua kembali ke ruang depan, sebelumnya aku sempat mendengar tawa kecil dari Hera. Huf, sepertinya Tuhan menyuruhku untuk kembali berpuasa.

Sabar Leo, sabar.

- - - - -

Aku menatap layar tv dengan bosan. Baru kali ini aku benar-benar kesal dengan kedatangan seorang anak kecil. Biasanya aku malah suka dengan kedatangan mereka. Tapi kedatangan Iza ini tuh, aduh, benar-benar kurang tepat.

"Om! Balney-nya abis! Ija mau nonton Balney yang lain!" Seruan Iza membuatku sadar dari lamunan.

Aku beranjak dari sofa untuk mengeluarkan CD Barney milik Iza dan menggantikannya dengan yang lain. Dia gak bosen apa ya nonton dinosaurus gendut ungu ini?

"Za, Za. Iza tau gak kalau temennya Barney tuh jahat?" Ketika sebuah pikiran lewat di dalam kepalaku, aku menyuarakannya dengan bertanya kepada Iza.

Iza menggeleng, ia memeluk boneka Barney-nya dengan erat. "Balney baik Om." Jawabnya dengan polos.

"Ih enggak, mereka jahat. Iza mau liat gak kalo mereka jahat?" Tawarku lagi.

Iza berpikir, lalu ia mengangguk. Aku tersenyum melihat anggukan kecil dari Iza. Segera kuurungkan niat untuk menyetel film Barney lagi. Aku membuka salah satu CD punyaku dan memasangnya untuk Iza. Begitu film dimulai, aku memposisikan diri di sebelah Iza.

"Ini Za, liat ya di sini dinosaurusnya jahat!" Kataku sambil menyeringai.

- - - - -

"HUAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!"

Aku terkejut mendengar jeritan disertai tangisan dari keponakan kecilku yang duduk di sebelahku. Padahal aku lagi seru-serunya nonton Jurassic Park, kenapa dia malah menangis?

"Aduhhh, Iza kenapa? Kok nangis sayang?" Dengan terburu-buru Hera keluar dari dapur, ia berdiri di depan Iza sambil mengusap kepalanya. "Iza, bilang sama Tante, Iza kenapa?" Sekali lagi Hera bertanya kepada Iza yang masih terisak.

"Ija takut Nte! Huhuhu, telnyata temen hiks, hiks, Balney jahat." Iza menjawab pertanyaan Hera diiringi dengan isak tangis.

Alis Hera terangkat sebelah mendengar kata-kata dari Iza. Tak lama kemudian, ia menyuruhku untuk bergeser agak ia bisa duduk di samping Iza. "Temennya Barney? Emang Barney punya temen?" Tanya Hera lagi.

"Itu.." Iza menunjuk tv dengan takut-takut. Hera mengalihkan perhatiannya kepada layar tv, akhirnya aku pun mengikuti. Layar tv menampilkan tryranosaurus-rex sedang mengeluarkan suaranya dengan sangat ganas. Gigi taringnya terlihat, matanya gelap dan mengintimidasi, suaranya sangat kencang. Si T-rex itu pun sedang mengejar orang-orang yang ada di dalam tv.

"HUAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!"

Aku terkejut mendengar suara jeritan ditambah tangisan yang kembali terdengar dari Iza. Buru-buru Hera menggendong Iza dan mengusap-usap kepalanya agar tidak menangis lagi.

"Mas kok Iza jadi nonton ini sih?" Hera beralih kepadaku, ia menatapku dengan tatapan bertanya yang sangat mengintimidasi. Duh, galak banget wajahnya.

"Tadi udah habis, jadi Mas ganti ini." Aku menjawab sambil memberikan Hera sebuah cengiran rasa bersalah.

"Kan kaset Barney dia masih banyak, kenapa diganti ini?" Tanyanya lagi.

"Abis Mas bosen Ra. Maaf ya." Jawabku penuh dengan rasa bersalah.

Hera hanya mendelik, ia kembali mengusap-usap kepala juga punggung Iza dengan sayang. Sesekali ia mengecup pipi Iza agar keponakan kami tidak menangis lagi. Duh mau dong dicium kayak gitu. Eh salah fokus.

"Za, kita beli kue cubit kesukaan Iza yuk? Mau gak?" Hera bertanya kepada Iza yang masih menangis.

Tangisan Iza sedikit mereda, "Rasa coklat ya Nte?" Tanyanya dengan suara pelan. Hera mengangguk. Seketika tangis Iza berhenti dan ia memeluk Hera dengan sangat erat.

"Mas ayo anterin." Kata Hera sebelum ia masuk ke dalam kamar bersama dengan Iza yang masih ada di dalam gendongannya.

- - - - -

Di sinilah aku duduk di depan dua orang yang dengan lahapnya memakan kue cubit berbagai bentuk dan berbagai rasa. Sementara aku? Aku hanya duduk diam memperhatikan mereka sambil menahan air liur. Mereka berdua sudah memesan enam piring kue cubit dan dua gelas banana split tanpa menawarkannya kepadaku. Sebenarnya sih Hera yang tidak menawarkanku, kalau Iza, ya dia sih makan-makan aja.

Hera baenggak melirikku sama sekali, ia hanya minta diantarkan lalu setelah sampai ia turun tanpa menungguku. Dia tidak menganggapku sama sekali. Di saat aku juga ingin mengambil salah satu kue cubit dari piring pesanan mereka berdua, Hera menepuk tanganku dan memandangku dengan wajah kesal, lalu kembali menikmati kue itu bersama Iza. Jahatnya istriku itu.

Daripada kelaparan, akhirnya aku mengangkat tanganku. Berusaha memanggil pelayan. Aku harus pesan, ini sudah malam, kalau kami bertiga keluar untuk makan kemungkinan makan di rumah itu sangat kecil. Paling makan dengan gulai ikan yang dimasak Hera tadi siang.

"Ya Mas?" Tanya pelayan yang kebetulan wanita itu.

"Saya pesan satu lagi yang rasanya mix, terus pesan milkshake coklat ya." Kataku kepada pelayan itu.

"Ada lagi Mas?" Tanyanya memastikan.

Baru saja aku ingin menggeleng kepada pelayan itu, Hera menyerobot. "Mbak pesan satu lagi ya, rasa cokelat! Sama lemon tea dan milkshake coklatnya satu."

"Baik, ada lagi?" Kembali pelayan itu bersuara.

Hera tidak menjawab, akhirnya aku menggeleng membuat pelayan itu segera pergi meninggalkan meja kami. Aku kembali menatap mereka berdua, mau ngomong apa aku sama Hera yang wajahnya lagi jutek maksimal begitu?

"Om Eyo, Ija mo pipis!" Iza menarik-narik lenganku sambil merajuk.

"Ayo Za, ama Tante aja." Hera bersiap akan mengantarkan Iza ke toilet.

"Gak usah, Iza sama Om aja. Tante Hera disuruh makan aja ya Za." Aku berdiri dan mengangkat Iza ke dalam gendonganku. Aku pun bergegas ke toilet bersama Iza.

- - - - -

Aku mengikuti Hera yang sedang melangkah masuk ke dalam kamar tamu di rumah kami. Ia membaringkan Iza begitu sampai di dalamnya. Gadis kecil itu sudah lumayan lama terlelap, bahkan dalam perjalanan dari kafe ke rumah, Iza sudah tertidur dengan pulas. Hera meletakkan boneka Barney milik Iza di dalam pelukan keponakan kami. Setelah mengusap kepala Iza dengan sayang, Hera memberikan sebuah kecupan di dahi dan kedua pipi Iza.

Aku mengikuti Hera, memberikan kecupan selamat malam untuk Iza. Lalu, aku keluar sambil menutup pintu kamar tamu secara perlahan. Aku menghampiri Hera yang beranjak menuju kamar.

"Ra, ngomong sama Mas dong." Pintaku begitu ia berhasil ku kejar.

Istriku memilih untuk duduk di pinggir kasur, ia menatapku dengan sama galaknya seperti di kafe tadi. Kalau seperti ini, aku janji gak akan iseng karena hal spele lagi.

"Mas kenapa iseng banget sih?"

Akhirnya. Akhirnya dia mau bicara juga sama aku.

"Iya Mas minta maaf, Mas salah udah ngajakin Iza nonton Jurassic Park."

"Konyol tau Mas, kamu tuh ya masa gak mau ngalah sama anak kecil."

"Bukan gitu Ra, Mas tadi cuma kesal aja."

"Gak jelas, masa kesal sama anak kecil."

Aku menghela nafas, berjalan mendekat ke arah Hera. Duduk di sampingnya sambil terus memandangnya dengan wajah menyesal, tak berapa lama Hera bergerak membelakangiku.

"Mas beneran minta maaf Ra." Ujarku lagi.

Dia kembali tidak menjawab pertanyaanku.

"Masa gara-gara ini aja kamu marah sih? Ayolah, Mas minta maaf."

Kedua tanganku bergerak melingkar di pinggangnya. Aku merapatkan tubuh sehingga posisiku sekarang adalah memeluknya dari belakang.

"Ih, gausah peluk-peluk!" Dengusnya. Kedua tangannya berusaha melepaskan tanganku. Aku mengeratkan pelukan dan akhirnya ia pasrah karena tidak bisa melepaskan kedua tanganku.

"Mas minta maaf ya, jangan marah lagi?" Dengan suara nyaris seperti bisikan aku berbicara, sengaja kudekatkan wajahku ke telinganya. Sudah pasti ia bisa merasakan hembusan nafasku. Ah, aku seperti penggoda saja.

"Mas dimaafin kan? Pasti dimaafin lah, ya ya ya?" Pintaku sekali lagi kepada Hera.

Ia berdecak, lalu mengangguk dengan pelan. "Jangan diulangin lagi oke?"

Senyuman lebar terukir di wajahku. Dengan pelan aku mencium pipi kanan Hera, kurasakan hangat menjalar di seluruh tubuhku. Ah dia benar-benar sudah menjadi pengisi tenagaku!

"Ra, Mas mau ngomong sesuatu deh sama kamu."

"Apa Mas?" Ia menoleh, memandangku dengan wajah bertanya.

"Kalau Mas mau kita--"

"NTE!!!!!!!!!!!!!!!!"

Hera langsung melepaskan tanganku dari pinggangnya, dengan secepat kilat ia berdiri menghampiri Iza yang sudah berada di ambang pintu kamar kami. Ah, belum nasib baik.

"Ada apa Za?"

"Ija takut nanti dino jahat dateng Nte." Rengek Iza, ia menenteng boneka Barney-nya di tangan sebelah kanan.

Hera menggendong Iza dan mengusap rambutnya. "Ya udah, Iza tidur sama Om sama Tante ya."

Dengan cepatnya ia mengangguk senang. Lalu Hera membawa Iza ke atas kasur kami. "Iza tidur duluan di situ, Tante mau ke kamar mandi dulu, bersih-bersih habis itu tidur sama Iza ya." Setelah mengatakan hal seperti itu, Hera bergegas masuk ke kemar mandi.

Ya ampun, sabar Leo sabar. Anggap ini cobaan.

Aku melirik Iza yang sudah merebahkan diri di atas kasur empukku dan Hera.

"Za, kok gak tidur di kamar Iza sih?" Tanyaku yang membuat gadis kecil itu menoleh ke arahku.

"Ija gamau didatengin dino jahat Om! Ntal Ija dimakan." Jawabnya dengan polos.

"Kan ada Barney yang nemenin?"

Iza menggeleng, lalu memberikan boneka Barney-nya kepadaku. "Nih, Balney-nya buat Om aja. Ija gak suka sama dino jahat!"

Setelah itu Iza menutupi dirinya dengan selimut yang ada di atas kasur. Oh sial, senjata makan tuan.

- - - - -

Hai!

Puasa udah puasa hari kedua aja, aku ucapin selamat berpuasa untuk yang menjalankan yaa ^^

Semoga Leo dan Hera bisa nemenin kalian-kalian semua di puasa hari ini.

Terima kasih :)

Continue Reading

You'll Also Like

62.7K 3.8K 28
Apa jadinya jika seorang florist cantik yang lugu melakukan kesalahan besar terhadap CEO tampan yang memiliki kekuasaan dimana - mana? Nicholas yang...
810 148 13
=+= BTS {Babang Tamvan Sekaleh} =+= {Fanfiction Story} โœ“ Mature Area 15+ โœ“ On Going (SLOW UP) sekalian REVISI โœ“ #Rank1 (dihatiku)๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜ Posting : 07 Se...
1.2M 107K 25
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
575 362 21
"Aku bisa dekat dengan ragamu, tapi tidak dengan hatimu." -Ruminten- Semua menjadi rumit jika melibatkan rasa. Jatuh hati pada Arlanta membuat Rumint...