KALIMAT CINTA tak Tertata

By VellaAprilianadefinu

6.6K 7.9K 2

⚠️Wajib folow sebelum baca⚠️ Gaura elyona gadis berusia dua puluh satu tahun, yang memiliki kehidupan keras p... More

PROLOG
BROKEN HOME
BROKEN HOME
BROKEN HOME
BROKEN HOME
BROKEN HOME
PERJODOHAN
PERJODOHAN❌❌🚫
PERJODOHAN
PERJODOHAN
PERJODOHAN
PERJODOHAN
PERJODOHAN
GENGGAMAN KESABARAN
GENGGAMAN KESABARAN
GENGGAMAN KESABARAN
GENGGAMAN KESABARAN
GENGGAMAN KESABARAN
TERTIKAM
TERTIKAM
TERTIKAM
TERTIKAM
TERTIKAM
TERTIKAM
BATIN LUKA
BATIN LUKA
BATIN LUKA
BATIN LUKA
BATIN LUKA
KUNANG-KUNANG MALAM
KUNANG-KUNANG MALAM
KUNANG-KUNANG MALAM
KUNANG-KUNANG MALAM
HADIRNYA LUKA
HADIRNYA LUKA
HADIRNYA LUKA
HADIRNYA LUKA
HADIRNYA LUKA
DI HAMPAS KEKECEWAAN
DI HAMPAS KEKECEWAAN
DI HAMPAS KEKECEWAAN
DI HANPAS KEKECEWAAN
DI HAMPAS KEKECEWAAN
KAPAN BISA TEROBATI
KAPAN BISA TEROBATI
KAPAN BISA TEROBATI
KAPAN BISA TEROBATI
PENGECUT
PENGECUT
PENGECUT
SURAT CERAI
SURAT CERAI
SURAT CERIA
SURAT CERAI
SURAT CERAI
DUGAAN?
DUGAAN?✍️

KAPAN BISA TEROBATI

99 127 0
By VellaAprilianadefinu

📞"Okeh-okeh, saya ke sana sekarang, ouiya posisi sekarang di mana ya?Tolong kirimkan alamatnya."

Memutus telfonnya.

"Pak maaf kita gak jadi ke arah perumahan Teratai, sekarang kita putar balik lagi aja ya, kita balik lagi ke jalan yang tadi aja, yang ke arah bar ya pak."

"Ouuh baik mbak." Jawab sang pengendara taxi menuruti penunpang, yaitu Gaura.

Gaura meminta sang supir untuk putar balik pada arah jalan yang sebelumnya di lewati.














•••••••••🌼🌼🌼•••••••••

Seorang lelaki muda yang tengah menanti di depan pintu bar diskotik, dengan perangai kecemasannya.

"Mas, di mana suami saya?" Tanyan Gaura datang-datang, dengan berlari menghampiri cepat lelaki muda tersebut.

"Itu mbak ada di dale___"

Belum sempat di jelaskan, wanita itu sudah menghilang cepat dari tempat, dengan ia yang rupanya sudah berlari masuk ke dalam ruangan bar diskotik.

Keadaan dalam ruangan.

"Astagfirullah mas Gafi!" Terkejut Gaura, dengan wajah tercengangnya.

Wanita itu secepatnya berlari menghampiri suaminya, dengan di ikuti lelaki muda tadi yang mengaku sebagai teman dekat Gafi, yang bernama Bara.

"Huek! Aku cinta kamu Mayang ... Aagh ... Kamu terlalu cantik ... Uuuhg .... Seksih ... Huek ... huek ... huek!" Ujar lelaki yang tengah mabuk itu.

Gaura merangkul suaminya, di bantu oleh Bara, dengan posisi suaminya yang sudah terbaring lungyang pada sofa bar diskotif VIP, namun ia masih bertahan mengoceh tidak jelas pada angan-angan dalam mabuknya.

"Mas astagfirullah, sadar mas, ya Allah, ini dosa mas! Astagfirullahaladzin mas Gafi! Mana mulut kamu udah bau banget alkohol, huek!" Ujar Gaura berusaha menyadarkan suaminya, sembari memuntah-muntah saat mencium aroma alkohol dari mulut suaminya.

"Aahg .... Mayang, ouh Mayang ... Kamu datang sayank, aku senang sekali, tapi kenapa penampilanmu sesyar'i ini, tidak seperti biasanya, aahg .... Aku sangat senang sekali, kamu bisa datang ke sini menghampiriku," Halusinasinya dengan sembari memeluk-meluk mesra pada tubuh Gaura.

"Fi sadar Fi, di sini ada istri lu, kasian dia, Fi astagfirullah," Bara yang ikut berusaha menbantu menyadarkannya, dengan sembari menyiprat-nyipratkan air aqua pada wajah lelaki yang tengah mabuk itu.

Gaura masih merangkul suaminya yang sudah tumbang di atas sofa itu dalam keadaan sedang mabuk berat, dan melantur tidak jelas.

"Mas plis sadar mas! Ini aku Gaura bukan Mayang, mas ighs!" Ucap Gaura kesal, dengan hampir menangis karena ulah suaminya.

"Mas ihgs! Plis, sadar mas!" Gaura terus menepuk-nepuk pipi Gafi dengan berharap ia akan sadar.

"Ah ... Apa sayank! Kamu cinta aku? Ah ... Aku juga cinta kamu sayank ... Hueek ...! Kalo gitu mau kan .... Huek ... Kita balikan lagi? Aku gak ... Huek ... Gak mau putus sama kamu sayank, aku masih mau bertahan sama kamu ... huek!"

"Mas Gafi ihgs sadar ya Allah! Udah cukup ihs! Lepasin botolnya! Udah jangan minum lagi, kamu udah minum terlalu banyak mas!" Bentak Gaura pada suaminya yang tak henti-henti untuk meminum minuman haram tersebut.

Dengan Gaura yang terus berusaha mengalihkan botol alkoholnya, namun rasanya sulit sekali, karena genggamannya yang terlalu erat, sehingga sulit di lepaskannya, namun Bara sebagai sahabat akan tetap berusaha membantu melepaskan botol minuman tersebut dari genggaman tangan Gafi, agar Gafi bisa berhenti untuk tidak meminumnya lagi.

Lelaki itu terlalu keras kepala, sehingga ia masih terus saja meneguk minumannya, dan tak mau melepaskan botol alkoholnya, Bara begitu kesulitan untuk berusaha melepaskannya.

Gaura emosi,"Udah mas cukup! Lepasin botolnya ..."

Gafi yang tiba-tiba saja membrontak, tanpa kendali kesadarannya,"Hargs! Aku benci Gaura! Kenapa dia harus menjadi istriku! Kenapa aku harus menikah dengan wanita bajingan sepertinya! Huek ... Karenanyalah hubungan aku dan Mayang menjadi hancur ... Huek! Haargs ...!"

Prak! Trung!

Ahg! Aaw ...!"

"Sadar bro! Kasian istri lo! Kenapa lo pukul! Lu udah kelewatan brengsek!" Gertak Bara, tak terima melihat wanita itu di pukul kasar oleh suaminya sendiri menggunakna botol alkohol yang berada pada genggamannya, dengan bara pun langsung reflek menahan kedua tangan Gafi yang tengah membrontak-brontak seperti banteng kelaparan itu.

Gafi yang tadi dengan tidak berdosanya memukul kepala istrinya menggunakan botol alkohol, di atas halusinasinya yang mungkin saja membayangkan bahwa Gaura sangat menyebalkan, hingga ia terus membrontak-brontak tidak karuan, sembari menyebut-nyebut nama istrinya di dasari ujar kebencian.

Gaura masih menggenggami kepalanya yang sakit, dan sedikit luka berdara-darah, usai terkena pukulan botol alkohol dari suaminya itu.

"Haghaha! Dasar wanita sialan! Kenapa kamu harus hadir di kehidupan saya brengsek! Huek ... Huek ..., Haghaha!" Lelaki itu terus tertawa-tawa miris dalam mabuknya.

"Fi, udah Fi, sadar yok, kasian istri lu nungguin, emang lu gak kasian apa?" Ucap Bara yang sudah terdengar malas, sepertinya ia mulai lelah, karena membujuk temannya sedari tadi, yang tidak sadar-sadar.

Perlahan Gaura, ikut membujuk kembali,"Mas Gafi, sadar yok, aku mohon mas sadarlah, suda hentikan minumnya, ayok kita pulang, biar kita lanjut selesaikan masalahnya di rumah," Lirih Gaura dengan tatapannya yang sendu, dan penuh memohon, ia terus berusaha membujuk dan menyadarkan suaminya dengan lemah lembut.

Sebenarnya dalam hati Gaura ingin sekali marah dan membrongak, hingga mencabik-cabik lelaki ini, namun apa dayanya, sedangkan ini dalam keadaan mabuk, dengan menatap keadaan suaminya dengan raut wajah penuh depresinya, seakan-akan membuatnya tertahan dari rasa emosinya, ia sungguh tak tega memandang keadaan lelaki itu, sakit sekali rasanya.

Gafi masih terus saja berhalusinasi.

"Ahagahha! Aku sangat mencintaimu Mayang, haghaha! Kamu ini sangat cantik dan menggoda, di bandingkan istri jalangku itu, ayok lah ... Kembalilah lagi padaku ... Aku sangat merindukanmu ... Huek!" Lagi-lagi Gafi melantur, dengan di atas halusinasinya tetap di dasari kata-kata pedas yang membuat hati Gaura tertusuk.

Awalnya Gaura takan memperudlikan ucapan-ucapan suaminya, karena posisinya masih dalam kondisi mabuk, jadi wajar saja jika ia melanturkan kata-kata tidak jelas, namun ntah kenapa semakin lama ia semakin tidak tahan mendengar ucapan-ucapan suaminya, apa lagi semakin lama ucapannya semakin terdengar pedas.

Gaura yang sedari tadi termenung, Tak terasa air mata pun seketita jatuh mengalir deras dari klopak matanya, Gaura tak menyadari itu.

Gaura yang malah mundur menyerah, dan membiarkan Bara yang mengatasi suami mabuknya itu.

Gaura pun juga malah jadi terdiam bengong.

Sepertinya Gaura tengah memikirkan ucapan-ucapan menyakitkannya Gafi yang sempat membuatnya jadi terbawa perasaan.

Gaura berdiam kosong, dengan fikiran dan hatinya yang saling bertabrakan kacau dari satu sama lain, dan ia pun juga terus meneteskan deras air matanya.

Posisi Gaura yang menghindar dan membalakangi suaminya berserta lelaki muda yang mengaku teman dekatnya itu, dengan rupanya lelaki muda itu masih terus berusaha menyadarkan temannya.

Gaura memilih untuk menenangkan dirinya sendiri terlebih dahulu, rasanya benar-benar menyakitkan mendengar ucapan kebencian yang terlontar dari bibir suaminya, walaupun ia tahu bahwa ucapan itu terlontar di bawah kesadarannya, namun tetap saja hati itu terasa sakit, ia tidak bisa meyakini bahwa itu hanya ucapan biasa orang dalam keadaan mabuk, dan ia malah merasa bahwa ucapan suaminya memang benar apa adanya.

"Hiks hiks hiks, sakit sekali ya Allah, kuatkanlah hati ini, dan berilah kesabaran, aku yakin ada saatnya kau memberi keadilan padaku," Ucap Gaura merenung pada diri sendiri.

"Iiighs ...!" Dengan kesal Gaura memukul kasar meja minuman di ruang bar diskotik tersebut, sembari menangis terisak-isak dalam kesendirian, posisinya memang sudah sepi, karena dalam keadaan sudah larut malam.

"Gaura!" Panggil Bara yang berdiri di belakang wanita itu.


Gaura tersadar gugup, ia secepatnya menghapus air matanya, hingga menoleh ke arah seruan lelaki itu, "I-iya mas."


Gaura berjalan menghampirinya.

"Sebaiknya kamu bawa pulang saja suamimu, tidak akan mudah untuk menyadarkannya di sini, suamimu sudah meminum terlalu banyak, jadi akan sulit untuk menyadarkannya."

Gaura masih membeo dengan perasaan khawatir dan bingungnya.

"Akan saya bantu untuk membawanya ke dalam mobil, tapi maaf kalau saya tidak bisa membantumu untuk mengantarkannya hingga ke rumah, di karenakan saya masih ada kepentingan pribadi lainnya."

"Y-yasudah tidak papa mas, tapi saya mohon, tolong bantu angkat suami saya sampai masuk ke dalam mobil, nanti sesampainya di rumah biar saya usahakan sendiri."

"Baik, akan saya bantu, tapi mohon maaf sekali ya, jika saya tidak bisa membantumu membawa suamimu hingga sampai ke rumah."

"Iya tidak papa mas, justru saya sangat berterimakasih sekali pada mas, karena mas yang sudah mau membantu saya dan mau memberitahukan saya tentang perihal ini."

"Iya sama-sama, yasudah ayok, kita angkat dan bawa suamimu masuk ke dalam mobil."

"Ouh iya."

"Kamu bisa kan bawa mobil?"

"Insyaallah bisa mas."

"Tapi hati-hati ya di jalan."

"Insyaallah mas."

Kedua insan ini segera merangkul secara bersamaan untuk satu insan yang tengah mabuk tak berdaya itu, dengan posisinya saat ini sudah dalam keadaan tenang dan tidak memberontak-brontak konyol seperti tadi lagi.















•••••••🌼🌼🌼•••••••

Kini akhirnya Gaura pun berhasil sampai juga membawa masuk suaminya hingga ke dalam rumahnya, tanpa bantuan siapapun.

Dengan susah payah ia mengangkat berat tubuh suaminya, hingga kini akhirnya berhasil sampai masuk ke dalam kamarnya, dan meletakannya sampai ke atas ranjang.

Gaura memijit-mijit pelipis pundaknya yang terasa pegal dan nyeri usai mengangkat berat tubuh suaminya dari luar rumah hingga sampai ke lantai dua atas.

Gafi sudah terlelap rupanya, namun ntahlah ia masih akan terbangun lagi atau tidak nantinya.

Gaura menoleh dan menatap kesal ke arah suaminya yang sudah terlelap itu.

Ada yang tidak enak di pandang, sengan pekanya Gaura pun perlahan naik ke atas ranjang untuk membereskan tubuh berantakan suaminya, yang sudah terlihat acak-acakan tiada rupa itu.

Perlahan-lahan Gaura membukakan kancing kemeja suaminya, dengan berniat untuk menggantikannya dengan pakaian piama.

Namun di sela itu, tiba-tiba saja suaminya terpejat, dan Gaura fikir ia akan sadar dari mabuknya, namun ternyata ...

"Sayaank .... Kamu masih di sini sayank .... Kamu gak jadi marah kan sama aku? Kita gak jadi putus, kan? Kamu pasti masih berharap buat balikan lagi sama aku, kan? Uuuh .... Hari ini kamu terlihat cantik sekali sayank," Ternyata masih tetap berhalusinasi, dan kembali berkelanjutan.

Gaura yang merasa tegang dan panik saat tiba-tiba suaminya mulai menyentuh-nyentuh tubuhnya, dan meraba-raba tubuhnya asal-asalan.

Dengan bergidik jijik Gaura terus menepis-nepis kasar rabaan-rabaan yang tidak sopan dari tangan suaminya.

"Kenapa sayank, hm? Heghem ... Hadeeuh .... Kamu ini lucu, bukak saja hijabmu cantik, untuk apa kamu pakai hijab? Bukankah kamu biasanya terlihat sexi di hadpanku Mayang?"

Air mata Gaura kembali menetes.

Di tengah itulah, tiba-tiba keganasan Gafi mulai meronta, hingga ia menarik kasar tubuh Gaura dan memasukannya ke dalam dekapannya.

"Aaaakgh ....! Mas, ini aku Gaura, bukan Mayang! Kamu mau apain aku!?" Panik Gaura, berusaha membrontak, namun sulit sekali rasanya untuk menang, saat tubuhnya sudah terperangkap lengket dalam dekapannya.

"Ah sayank kemarilah aku sangat menginginkanmu," Ucap suata beratnya.

"Mas Gafi, aagh ...! Aaaak ...!" Gaura berteriak-teriak berusaha melepas dekapan suaminya, yang sudah membuatnya jadi sesak nafas itu.

"Bukakla hijabmu itu Mayangku," Kicau Gafi, sembari menarik kasar hijab yang di kenakan Gaura.

"Mas Gafi ihgs! Lepas! Aaaak ...!" Gaura terus memukuli dada kekar suaminya itu.

Gaura sungguh tersiksa saat ini, karena setelah di dekap erat, ia pun juga di timbun berat oleh tubuh kekar dan berotornya suaminya itu.

"Aaaak ...! Mas ihgs! Sadarlah, ini aku Gaura!"

"Diamlah Mayang, mari kita bersenang-senang," Suara berat Gafi terbisik di telinga Gaura.

"Mas aku bukan Mayang, aku Gaura! Aaakh ...!" Gaura terus berusaha membrontak, tubuhnya sudah sangat tertindas sesak, karena di timbun berat oleh tubuh kekar suaminya itu.

Gaura pun juga terus memukuli tubuh besar suaminya, dengan berusaha menghindari cengkramannya itu, namun mengapa sulit sekali sepertinya.

Hingga pada akhirnya Gaura pun mengalah dan pasrah, biarkan saja jika suaminya memperlakukan dirinya sesuai yang dia mau.



Jangan lupa mampir ig@cici_ai_ai




Continue Reading

You'll Also Like

860K 32.6K 34
[KAWASAN BUCIN TINGKAT TINGGI 🚫] "Lo cuma milik gue." Reagan Kanziro Adler seorang ketua dari komplotan geng besar yang menjunjung tinggi kekuasaan...
632K 59.3K 46
Demi menghindari sebuah aib, Gus Afkar terpaksa dinikahkan dengan ustadzah Fiza, perempuan yang lebih dewasa darinya. Gus Afkar tidak menyukai Fiza...
488K 3.2K 5
Akurnya pas urusan Kontol sama Memek doang..
SCH2 By xwayyyy

General Fiction

139K 19K 49
hanya fiksi! baca aja kalo mau