A: Antara (Seq SEPATU) #Aliso...

By iniitila

3.3K 614 285

Note: Baca SEPATU dulu. Masa lalu bukanlah hal yang perlu diperhitungkan bagi seorang Aiy. Karena mengingat m... More

THROWBACK
PROLOG
KEMBALI
JANGAN BERJANJI
KISS
BERTEMU KEMBALI
ARSHA BERBEDA
SELF INJURY
KONSEKUENSI MENCINTAIKU
RASA
TAHTA, KELUARGA, AIY!
Pre-quel (SEPATU)
SEAN DAN SEKRETARIS BARUNYA
BIARKAN DIA BAHAGIA
BREAK
SEPATU PUBLISH
PERMINTAAN ELINA
CALONNYA AREZ
BYE, AREZ.
PENJELASAN ARSHA
PERASAAN YANG RUMIT
CINTA DI WAKTU YANG SALAH
JATUH PADA MASA LALU
PERMINTAAN TERAKHIR
LOVE IN SUNSET
AREZ? ARSHA?
FEELING REGRET
ERICK GAMA
PENGHIANATAN
SUARA SIAPA?
KITA BERAKHIR?
DUA BULAN LAGI
SELF HARM ... AGAIN?
MANTAN MERESAHKAN
TIDAK TERKENDALIKAN
TERLUKA KEMBALI
SHAMELESS BITCH
ORANG TUA ARSHA
DIKA PULANG
PENGUMUMAN PERNIKAHAN
SIAPA PRIA ITU?
THE FOURTH FACT
SASA DAN ZARA
TIGA GADIS YANG TERLUKA
KITA YANG TERJEBAK
PERMOHONAN SASA
PERUBAHAN ZARA
KISSMARK
KENYATAAN BERAT
HAMIL?
SHOCKED
TANGGUNG JAWAB
THE WEDDING
HADIAH LAICIA
AFTER WEDDING
MASIH KAMU
SEMAKIN RUMIT
SORRY BANGET
SASA DAN ZIAN
ANGGUN
KENANGAN RUMAH POHON

KELUARGA BESAR AREZ

32 4 2
By iniitila

Sudah seminggu Aiy dan Arez menginap di rumah keluarga Alison. Ini saatnya mereka berdua menuju ke rumahnya Arez.

"Aiy pamit ya, Mi." Aiy menyalami Ify dan memeluk wanita itu sejenak.

"Iya, Sayang. Ingat, di sana kamu sebagai menantu. Jadi kamu harus tau tugas kamu."

Aiy mengangguk. Dia beralih menatap Sean dan Sena. Sepasang anak kembar tersebut berdiri berdampingan.

"Kak, gue pamit, ya. Sekarang ini bukan rumah gue lagi. Jaga mami dan semuanya, ya."

Sean mengelus puncak kepala Aiy lembut. "Iya, Ay. Gue bakal jaga semuanya dengan baik. Lo juga baik-baik ya, di sana."

"Kak, gue pamit. Kalau lo udah mau balik ke Sydney, kabari gue."

"Iya, ntar gue kabari. Gue nunggu suami gue ke Indo buat jemput. Dia masih ada urusan di Singapura," jawab Sena.

"Dika, Sasa, gue pamit, ya. Kalian baik-baik, langgeng terus. Cepet nyusul kaya gue sama Arez."

Sasa terkekeh. "Gue mah, nunggu lamaran aja."

"Ngode tuh, Dik," ucap Sena. "Jangan lamarannya pas udah jebol, bahaya."

"Sstt, Sena. Kenapa ngomongnya gitu? Gak baik," tegur Ify.

"Tau, nih. Ga bener lo, Na."

"Yeuuu, gue cuma ingetin doang, Yan. Sena cuma ingetin mereka, Mi. Biar gak keulang lagi."

Dika menatap Sena sinis. "Apaan, sih, Kak. Gue juga tau batasan, kali."

"Ay, gak usah dengerin kak Sena. Lo kaya gak tau dia aja," ucap Sasa. "Lo baik-baik, ya, di sana. Jagain calon ponakan gue yang bener."

"Iya, Ay. Jadi menantu yang baik lo di sana. Jangan nyusahin kakak ipar lo, jangan bikin keributan, jangan jadi beban, hormati mertua lo, jagain calon bayi lo dengan baik. Paham?"

Aiy terkekeh. "Dari semua, cuma lo doang yang paling banyak pesannya, Dik. Gue pasti dengerin pesan lo. Lagian gue juga udah latihan sama mami buat jadi menantu dan ipar yang baik," balas Aiy.

"Bagus. Pokoknya kalau ada apa-apa, langsung kabari gue atau salah satu orang rumah ini. Kita masih keluarga lo, ini masih rumah lo. Jangan pernah sungkan."

"Iya, Dikaaaa. Gue bakal ingat pesan lo."

"Udahan pamitannya?" tanya Arez yang muncul dari arah tangga. Dia baru saja selesai membereskan beberapa peralatan Aiy.

"Udah, Rez."

Arez turun bersama pembantu dan supir mereka. Dia menghampiri Aiy yang berdiri bersama keluarganya di sana.

"Mami, Kak Sean, Kak Sena, Dika, Sasa, kita pamit dulu, ya. Terima kasih karena sudah menerima saya di keluarga ini. Saya berharap keluarga kita bisa akur terus."

Ify tersenyum. Dia mengelus kepala Arez lembut. "Tentu kami menerima kamu, Arez.  Kamu sudah sangat baik menerima Aiy dengan keadaannya."

"Aiy dikasih ke lo buat dijaga. Jadi lo jangan sakiti dia. Dan lo, Ay, jangan melakukan kesalahan apa pun yang buat suami lo kecewa, paham?"

Aiy mengangguk. "Iya, Kak Yan. Gue bakal inget, Kalau gitu, kita pamit dulu, ya."

"Hati-hati."

Aiy dan Arez berjalan menuju mobil mereka untuk segera pergi ke rumah keluarga Arez. Sudah banyak orang yang menunggu mereka di sana.

🌱🌱🌱🌱🌱

Elina duduk sendiri di sebuah kafe. Sebulan ini selalu menolak tawaran pemotretan dengan alasan mengurus pernikahannya, Bahkan Elina mengambil cuti sebulan lebih untuk mempersiapkan dirinya. Dia juga sibuk perawatan diri, bolak-balik salon untuk mempercantik dirinya.

Elina tertawa sumbang ketika mengingatnya. Kini dia hanya sendirian di sebuah kafe sambil membayangkan betapa menyedihkan nasibnya.

"Setelah semua pengorbanan gue, pernikahan gue malah dibatalin sama calon suami gue sendiri. Gue pikir dengan menikahnya Aiy, Arsha bakal balik perhatiin gue karena dia gak akan punya kesempatan lagi Ternyata gue salah. Justru sebaliknya, pernikahan gue malah batal. Lebih buruk," gumam Elina.

Gadis itu hanya duduk dengan kopi di depannya sambil menerawang kosong. Elina sungguh tidak memiliki semangat hidup lagi. Matanya membengkak karena menangis. Kenapa Elina seperti mengemis cinta pada Arsha?

Dulu, Arsha lah yang selalu mengikutinya, mengajaknya ke sana, ke sini, ke mana-mana berdua. Arsha selalu memperhatikannya. Malah, dulu Elina yang menghindar dari Arsha, hingga berpacaran dengan ketua OSIS sekolahnya dan membuang Arsha begitu saja. Jika Elina tau Arsha sangat berpengaruh di hidupnya, mungkin saat itu Elina tidak akan mungkin melepas Arsha.

Drrttt ... drrttt ... drrttt!

Elina melirik ponselnya yang tergeletak di meja. Ada sebuah panggilan dari bunda Arsha, Gina. Sebenarnya Elina tidak ingin mengangkat panggilan tersebut, tapi selama ini Gina yang sangat memperdulikan dirinya.

"Halo, Tante," sapa Elina lemah.

"Halo, Sayang. Kamu di mana?"

"Lagi di kafe, Tante. Kenapa?"

"Elina, Tante minta maaf. Tante benar-benar tidak bisa membujuk Arsha untuk kembali dengan kamu lagi. Dia bersumpah tidak akan menikah dengan siapa pun, kecuali Aiy."

Elina hampir menangis mendengarnya. Oh, bukan hampir. Air matanya kini sudah turun tanpa diminta. "Iya, Tante. Itu hak Arsha. Kalau Arsha gak mau nikahin Elina, Elina sudah menerima semuanya dengan lapang dada."

"Maafkan Arsha yang selama ini nyakitin kamu, ya. Tante harap kamu bisa menemukan pasangan yang baik, yang bisa menerima kamu dan mendampingi kamu sepenuhnya."

Elina hanya tersenyum bersama air matanya yang semakin turun. "Gak apa-apa, Tante. Udah Elina maafin. Makasih juga doanya. Elina kirim salam terakhir buat Arsha, ya."

"Iya, Sayang. Sekali lagi Tante minta maaf, ya. Tante gak bisa paksa Arsha nikah sama kamu."

"Gak apa-apa, Tante. Kalau gitu, Elina tutup dulu teleponnya. Elina mau pulang."

"Iya, El. Hati-hati. Salam buat tante Rose."

"Iya, Tante."

Elina menutup sambungan teleponnya. Dia menatap nanar benda pipih itu. "Segitu cintanya kamu sama Aiy? Apakah kamu gak bisa mencintai aku sedalam kamu mencintai dia?"

Air mata Elina semakin deras mengalir. "Inikah saatnya gue menyerah pada semuanya?"

🌱🌱🌱🌱🌱

"Selamat datang!"

Beberapa keluarga besar Arez sudah menyambut mereka. Ada banyak kerabat yang datang. Ternyata diam-diam, Jerry, Niken dan Iruz sudah mempersiapkan kejutan untuk pengantin baru itu. Mereka mendatangkan seluruh keluarga uang memang tidak bisa terbang ke Bali untuk menghadiri pesta pernikahan Aiy dan Arez.

Aiy merasa terkejut melihatnya. Belum lagi semua pandangan keluarga tertuju padanya sebagai pendatang baru. Hal ini tentu membuat Aiy sedikit merasakan gugup. Ini terlalu tiba-tiba menurutnya. Pada keluarga inti Arez saja, Aiy belum bisa beradaptasi. Apalagi pada seluruh keluarga besar Arez.

"Cantik banget, ya, istri Arez."

"Cantik banget menantunya, Jer."

"Itu adik iparmu kaya bidadari, lho, Ken."

"Wah, kok bisa, ya, Arez dapat istri secantik dia?"

"Aduh, Arez kayanya gak salah pilih istri. Dari pakaiannya aja, dia pasti orang kaya."

Aiy mendengar banyak sekali pujian tentang dirinya. Gadis itu menunduk malu, tidak tau harus bersikap seperti apa.

"Rame banget di rumah. Ini buat apa?" tanya Arez bingung.

"Ini acara buat menyambut kamu dan istri kamu," ucap Jerry.

Niken mengangguk. "Ini semua ide gue. Berterimakasihlah sama gue."

"Hm, makasih," kata Arez setengah ikhlas.

"Jadi semuanya, istri Arez ini anak dari keluarga konglomerat dengan bisnis yang banyak. Salah satu yang paling terkenal di Indonesia dan internasional, Alison Corp. Kalian pada tau perusahaan besar itu, kan?"

Kebanyakan dari keluarga Arez memang pengusaha besar. Mereka pasti mengetahui tentang perusahaan milik keluarga Aiy tersebut, Sungguh, mereka sangat terkejut. Salah satu perusahaan pasling bergengsi di Indonesia. Bahkan hampir semua dari mereka, mendapatkan suntikan investasi dari perusahaan yang diurus oleh Sean itu.

"Alison Corp yang di Sydney itu?"

"Anak orang kaya banget berarti. Sultan banget."

Aiy mulai mengangkat kepalanya dan menatap semua keluarga suaminya itu. "Saya Aiy Agatha Alison, anak bungsu dari keluarga Alison. Saya harap saya diterima dengan baik di keluarga ini. Jika saya memang ada kesalahan dalam berkeluarga, mohon ditegur karena saya masih sangat butuh tuntunan."

"Pasti diterimalah. Masa anak sultan ditolak," celetuk salah satu sepupu Arez.

"Will, jangan malu-maluin!"

"Udah ayo masuk, kenapa pada berdiri. Kita akan bersenang-senang," suruh Jerry.

Arez membawa istrinya untuk masuk ke rumahnya. Sebelumnya, mereka permisi untuk pergi ke kamar dahulu karena ingin berganti baju sejenak.

🌱🌱🌱🌱🌱

Sudah sejam lebih keramaian di rumah Arez. Banyak sekali orang-orang yang datang pada Aiy. Entah itu untuk berkenalan, bertanya, dan mengajak Aiy ke sana-ke mari. Pertanyaannya pun beragam. Ada yang bertanya tentang keluarganya, rahasia kesuksesan keluarganya, pemimpin Alison Corp saat ini, tentang kakaknya Sean, usaha-usaha yang dimiliki keluarganya, dan tentang papinya.

Jujur, Aiy sedikit risi. Bukannya dia tidak suka, tapi ini adalah pertemuan pertama mereka. Tidak seharusnya mereka menanyakan tentang keluarganya, yang tujuannya adalah berbisnis. Mereka sekarang adalah keluarga, kan, bukan berarti mereka seenaknya meminta akses yang sama, seperti yang dimiliki oleh keluarga inti Arez, Entah itu meminta penginapan gratis di hotel Dika, atau belanja sepuasnya dengan gratis di butik Ify, biaya pengobatan gratis di rumah sakit Aiy, makan gratis di semua restoran Dika, serta investasi pada perusahaan Sean tanpa mengajukan proposal.

Jika soal rumah sakit, mungkin Aiy bisa memberikan akses itu. Tapi yang lain, itu bukan keputusan dan hak Aiy. Lagi pun jika mereka memang orang berada, tidak seharusnya mereka meminta hal seperti itu. Malu sama berlian dan pakaian mahal yang bertengger di tubuh mereka.

"Ay, kamu mau apa? Mau minum?" tawar Arez. Pria itu baru saja kembali dari berbincang bersama keluarga lainnya.

Aiy menggeleng. "Gak, deh."

Arez memperhatikan wajah istrinya yang lesu dan malas. "Kamu kenapa? Capek?"

"Nggak, kok. Aku gak apa-apa." Aiy masih berpikir untuk berbicara mengenai keluarga suaminya itu dalam situasi seperti ini.

"Kalau ada apa-apa, ngomong samaku." Arez mengelus lembut rambut Aiy. "Aku tinggal dulu, ya. Ada keluarga yang mau kutemuin, mau bicarakan sesuatu."

"Iya, Rez."

Arez pergi meninggalkan istrinya yang duduk di sofa dengan ponsel di tangannya. Bukannya dia tidak mau berbaur, tapi dia sedikit merasa kelelahan. Sedari dia sudah berjalan menghampiri keluarga atas suruhan Jerry, Arez ataupun Niken. Dia juga sudah berbincang dengan keluarga lainnya yang mendatanginya sejak dia keluar dari kamar.

"Kak."

Aiy menoleh saat mendengar suara seseorang memanggil. Di depannya berdiri seorang cowok yang Aiy perkirakan umurnya masih tidak terlalu jauh di bawahnya.

"Iya, ada apa?" tanya Aiy lembut.

"Boleh gue duduk di sini?" Cowok itu menunjuk sofa yang berada di dekat Aiy.

"Iya, boleh."

Cowok itu duduk dengan senyuman yang tak lepas dari wajahnya. "Kenalin, nama gue William, sepupunya bang Arez. Gue lulusan Cambridge University. Tau, kan?"

"Iya, tau," jawab Aiy sekenanya. Dia meletakkan ponsel dengan casing biru langit itu.

"Iyalah, pasti tau. Orang kaya seperti Kakak ini gak mungkin gak tau."

Aiy hanya diam saja, menunggu ucapan selanjutnya yang akan dikeluarkan sepupu Arez.

"Kak, kok bisa ketemu sama bang Arez?" tanya William.

Aiy sedikit senang karena akhirnya ada yang menanyakan hubungannya dengan Arez. Pertanyaan ini lebih masuk akal dibanding pertanyaan sebelumnya. Setidaknya mereka menanyakan mengenai dirinya dan Arez terlebih dahulu, bukan malah ke bisnis.

"Kita ketemu di Sydney. Kuliah di universitas yang sama, tapi kita beda jurusan," jawab Aiy.

"Oh, gitu. Terus kok bisa jadian?"

"Ya ... karena kita merasa sama-sama cocok aja. Latar belakang kepindahan kita juga gak jauh berbeda. Sama-sama untuk melupakan seseorang di sini."

William lalu menyandarkan tubuhnya pada sofa dan menerawang ke atas. "Andai gue tau ada bidadari kaya Kak Aiy di Sydney, aku pasti nurutin permintaan mama buat ikut bang Arez kuliah di Sydney. Siapa tau aku yang ada di posisi bang Arez sebagai pasangan kak Aiy, kan."

Senyum Aiy yang semula ada, kini perlahan-lahan menghilang. Apa maksud dari perkataan cowok ini? Dia mau menggoda Aiy?

"Maksudnya apa, ya?" tanya Aiy kurang nyaman.

"Ya, masa Kakak gak paham. Maksud gue, tuh, jadi suaminya Kak Aiy sekarang. Atau Kakak mau jadi pacar gue? Janji, deh, aku gak bakal kasih tau siapa pun."

Mata Aiy membulat mendengar ucapan William. "Tolong jaga sopan santun kamu, ya. Saya ini istri sepupu kamu. Tidak seharusnya kamu berbicara seperti itu."

"Ah, Kakak gak asik. Atau karena Kakak takut sama bang Arez? Gak usah takut, Kak. Santai aja." William masih gencar menggoda Aiy.

"Bicaranya tolong dijaga, ya!" sentak Aiy. Memangnya dia wanita apaan yang selingkuh dari suaminya.

"Ada apa ini?"

Arez tiba-tiba datang menghampiri Aiy dan langsung duduk di sebelah wanitanya.

William sontak berdiri dari tempatnya. "Nggak, kok, Bang. Gue cuma mau kenalan aja sama kakak sepupu gue. Kalau gitu gue pamit dulu." William melirik pinggang Aiy yang digenggam Arez.

"Ada apa, Sayang?" tanya Arez pada Aiy.

"Masa dia minta aku jadi pacarnya di belakang kamu," adu Aiy.

Arez menghela napas berat. "Dia memang playboy, suka godain cewek-cewek. Gak peduli mau yang udah nikah atau belum. Jadi kalau kamu dideketin dia jangan mau."

Aiy mengangguk. "Iya, Rez."

Ada aja cobaan gue.

🌱🌱🌱🌱🌱

Haiii, semuaaa. Seneng banget bisa ketemu kalian lagi di tengah kesibukan aku.

Kalau kalian gimana, nih? Lagi pada sibuk juga atau pada gabut? Wkwkwk.

Oiya, aku mau ucapin selamat berpuasa juga untuk yang menjalankannya. Sampe hari ini, puasanya pada full, gak? Atau ada bolong-bolong? Wkwkwk. Pokoknya semangat terus puasanya sampe selesai.

Maafin aku jarang update, yaa. Emang lagi sibuk. Tapi kalau kalian votenya banyak, aku jadi semangat buat up. Makanya jangan lupa vote, comment and share ke teman-temannya. Jangan lupa follow juga aku ini, biar kalian tau kalau aku update atau post cerita baru.

Papaayyy.💗

Continue Reading

You'll Also Like

2.5M 37.5K 50
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
1.5M 135K 48
Kehidupan Dinar Tjakra Wirawan berubah, setelah Ayah dan kakak laki-lakinya meninggal. Impiannya yang ingin menjadi seorang News anchor harus kandas...
514K 2.9K 24
Warning ⚠️ 18+ gak suka gak usah baca jangan salpak gxg! Mature! Masturbasi! Gak usah report! Awas buat basah dan ketagihan.
3M 152K 62
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞