A: Antara (Seq SEPATU) #Aliso...

By iniitila

3.3K 614 285

Note: Baca SEPATU dulu. Masa lalu bukanlah hal yang perlu diperhitungkan bagi seorang Aiy. Karena mengingat m... More

THROWBACK
PROLOG
KEMBALI
JANGAN BERJANJI
KISS
BERTEMU KEMBALI
ARSHA BERBEDA
SELF INJURY
KONSEKUENSI MENCINTAIKU
RASA
TAHTA, KELUARGA, AIY!
Pre-quel (SEPATU)
SEAN DAN SEKRETARIS BARUNYA
BIARKAN DIA BAHAGIA
BREAK
SEPATU PUBLISH
PERMINTAAN ELINA
CALONNYA AREZ
BYE, AREZ.
PENJELASAN ARSHA
PERASAAN YANG RUMIT
CINTA DI WAKTU YANG SALAH
JATUH PADA MASA LALU
PERMINTAAN TERAKHIR
LOVE IN SUNSET
AREZ? ARSHA?
FEELING REGRET
ERICK GAMA
PENGHIANATAN
SUARA SIAPA?
KITA BERAKHIR?
DUA BULAN LAGI
SELF HARM ... AGAIN?
MANTAN MERESAHKAN
TIDAK TERKENDALIKAN
TERLUKA KEMBALI
SHAMELESS BITCH
ORANG TUA ARSHA
DIKA PULANG
SIAPA PRIA ITU?
THE FOURTH FACT
SASA DAN ZARA
TIGA GADIS YANG TERLUKA
KITA YANG TERJEBAK
PERMOHONAN SASA
PERUBAHAN ZARA
KISSMARK
KENYATAAN BERAT
HAMIL?
SHOCKED
TANGGUNG JAWAB
THE WEDDING
HADIAH LAICIA
AFTER WEDDING
MASIH KAMU
SEMAKIN RUMIT
SORRY BANGET
KELUARGA BESAR AREZ
SASA DAN ZIAN
ANGGUN
KENANGAN RUMAH POHON

PENGUMUMAN PERNIKAHAN

24 4 2
By iniitila

Hari ini pesta anniversary Andi dan Gina. Mereka merayakannya di balkon sebuah hotel mewah. Ada banyak tamu, keluarga, kolega dan juga karyawan yang hadir. Mereka mengadakan dengan begitu megah karena ini perayaan yang ke tiga puluh tahun sekalian mengumumkan tanggal pernikahan putra sulung mereka.

Arsha tampil dengan jas hitam dan celana bahan berwarna senada, dibalut dengan kemeja putih di dalamnya. Lalu di sampingnya ada Elina yang mengenakan gaun hitam panjang tanpa lengan dengan sepatu silver mewahnya juga perhiasan yang membuat dirinya semakin terlihat eksklusif. Ya, itu semua berasal dari Gina.

Arsha merasa risi ketika Elina terus menggandeng lengannya dan mendatangi beberapa tamu. Beberapa kali Arsha mencoba untuk melepaskan gandengan itu, namun Elina malah semakin mengeratkannya.

"Bersikaplah seolah kita baik-baik aja. Jangan bikin tante Gina dan om Andi malu," bisik Elina ketika Arsha kembali ingin melepaskan gandengannya.

Arsha menghela napas dan mencoba pasrah. Ini untuk kedua orang tuanya.

"Pak Arsha dan Bu Elina sangat mesra hari ini," sapa seorang karyawan di kantor Arsha.

Elina memberikan senyum manisnya. "Terimakasih. Arsha selalu membuat saya merasa spesial," balas Elina.

Arsha menoleh ke arah Elina dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Pak Arsha beruntung mendapatkan Bu Elina. Sudah cantik, model, berkelas, ramah lagi," celetuk karyawan lainnya.

Elina terkekeh sejenak. "Justru sayalah yang beruntung mendapatkan pacar seperti bos kalian. Dia sangat romantis dan memperlakukan saya layaknya ratu." Elina menekankan ucapannya di kalimat terakhir membuat Arsha terdiam.

"Kalian benar-benar pasangan ideal. Saya jadi iri," kata yang lainnya lagi.

Arsha tersenyum menanggapi. "Terimakasih. Saya dan Elina permisi dulu."

Arsha membawa Elina menjauh dari karyawannya menuju pojok yang jauh dari pandangan orang.

"Kenapa kamu ngomong kaya gitu sama mereka? Mau nyindir aku dan membuatku merasa bersalah karena tidak menganggapmu?" tuntut Arsha dengan nada marah.

Elina hanya menghela napas dengan wajah santai. "Setidaknya mereka tidak tau hubungan kita yang jauh dari kata baik-baik ini. Emang kamu mau kalau aku bilang bahwa kamu masih mengejar mantanmu?"

Arsha terdiam. Benar juga, tidak mungkin Elina membeberkan kebrengsekannya kepada para karyawan. "Ya tapi gak seharusnya kamu mengarang cerita seperti itu."

Elina melipat tangannya di depan dada, menatap Arsha datar. "Ya terus kamu mau aku bilang yang seperti apa?"

Arsha menggusar rambutnya kasar. Mengapa semuanya jadi terasa sulit. "Pokoknya gak usah mengarang cerita lagi. Tanggapi orang-orang dengan senyuman dan balasan yang perlu!" putus Arsha.

Elina merasa ada sesuatu yang sakit di lubuk hatinya. Ucapan Arsha lagi-lagi melukai hatinya. Sampai kapan dia akan mendapatkan ucapan-ucapan seperti itu dari seseorang yang akan menjadi suaminya?

"Panggilan kepada Arsha dan Elina untuk naik ke atas panggung!"

Itu suara MC yang memanggil nama mereka. Arsha dan Elina berjalan dengan bingung menuju panggung, tentu saja dengan tangan tergandeng dan juga senyum tipis. Mereka berdiri di samping Gina dan Andi juga Risa.

"Jadi saya di sini ingin mengumumkan sesuatu yang sangat penting. Sebuah kabar bahagia mengenai kedua anak kami, bahwa pernikahan Arsha dan Elina dipercepat menjadi dua minggu lagi," kata Gina dengan lantang.

Hal itu membuat Arsha dan Elina terkejut bukan main, namun Elina langsung mengontrol ekspresinya agar orang tidak curiga dengan hubungan mereka yang terlihat seperti perjodohan.

"Kami mohon doa restu dari semua tamu agar acara nantinya akan dapat berjalan dengan lancar," sambung Gina.

Suara tepuk tangan dan riuh tamu memenuhi ruangan megah itu. Mereka tampak begitu senang dengan berita yang diumumkan oleh Gina.

Arsha menatap Andi untuk meminta penjelasan, namun sepertinya Andi tidak menghiraukannya. Arsha merasa kesal, mengapa kedua orang tuanya dengan seenak hati menetapkan tanggal pernikahannya sebelum mendiskusikan hal itu dengan dirinya.

Sebenarnya yang mau nikah siapa, sih? Pasti Elina tau soal ini, atau mungkin dia yang minta pernikahannya dipercepat. Arsha memandang Elina yang tampak bahagia dengan kabar dari Gina.

Mata Arsha beralih menuju para tamu. Dia melayangkan pandangannya pada banyak tamu, semuanya turut berbahagia. Matanya tiba-tiba berhenti pada seseorang yang juga menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan.

Hati Arsha hancur seketika saat melihat sosok itu. Bagaimana bisa orang itu ada di acara ini?

Buru-buru Arsha turun menghampiri orang itu. Dia tidak perduli tatapan banyak orang yang bingung ketika melihatnya turun panggung dengan tergesa.

"Ay," panggil Arsha.

Sosok yang dimaksud Arsha, tidak lain dan tidak bukan adalah Aiy, mantannya. Iya, Aiy datang ke acara perayaan anniversary Gina dan Andi, padahal setau Arsha dia tidak mengundang gadis itu.

"Selamat, ya. Gue turut berbahagia dengan kabar pernikahan lo dengan Elina," kata Aiy tampak tulus.

Arsha terdiam. Pasti Aiy mendengar pengumuman dari bundanya tadi. Padahal rencana Arsha dia akan menikah diam-diam tanpa memberitahu Aiy.

"Kok kamu ada di sini?" tanya Arsha tidak memperdulikan ucapan Aiy.

"Gue diundang." Aiy mengangkat undangannya.

"Diundang sama siapa?"

"Sama aku."

Sebuah suara menyelinap masuk di pendengaran Arsha. Itu suara milik calon istrinya, Elina. Dia menatap Elina yang langsung berdiri di sampingnya dan menggandeng lengannya beserta senyum manis di bibirnya.

"Selamat, ya, El. Gue doain yang terbaik buat kalian," ucap Aiy dengan senyum tipisnya.

"Makasih, Ay. Semoga lo sama Arez cepat nyusul," balas Elina.

Aiy mengangguk menyetujui. "Kalau gitu gue pamit pulang dulu, ya. Gak bisa lama-lama. Titip salam buat tante Gina dan om Andi. Permisi," pamit Aiy.

"Gue anter, Ay!"

Arsha baru saja akan menyusul Aiy, namun gandengan tangan di lengannya mengencang, membuat pria itu mengurungkan niatnya.

"Gue bisa sendiri."

Setelah mengatakan itu, Aiy pergi meninggalkan tempat itu dengan cepat. Sejujurnya, ada perasaan hancur ketika mendengar berita tersebut. Namun dia harus mengerti. Lagian itu adalah permintaannya sendiri, jadi mau tidak mau Aiy harus menerimanya.

🌱🌱🌱🌱🌱

Aiy duduk di taman dekat rumahnya. Dia tidak langsung pulang karena ingin menghirup udara segar terlebih dahulu untuk menenangkan perasaannya.

Aiy mendial nomor Arez untuk menghubungi cowok itu. Ya, sudah beberapa hari belakangan ini Aiy rajin menelpon Arez hanya sekedar menanyakan kabar atau sedang apa.

Namun bukannya mendapatkan jawaban dari sang Kekasih, malah suara operator yang terdengar. Aiy kembali mendial nomor tersebut, namun nihil. Suara Arez tidak terdengar.

"Mungkin sedang sibuk."

Aiy memilih untuk menghubungi Arez kembali nanti. Aiy memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas. Dia mencoba kembali mengingat kenangannya bersama Arsha. Meskipun AIy tidak ingin, namun sepertinya hal itu masuk sendiri menerobos pikirannya.

Banyak hal yang sudah mereka lalui bersama. Meski sempat putus hubungan dan kontak selama lima tahun, namun sepertinya kenangan itu tidak bisa hilang dari ingatannya.

"Cuma ini yang bisa gue lakukan buat lo, El."

🌱🌱🌱🌱🌱

Di kediaman keluarga Miller, Arsha tampak marah besar dengan keputusan orang tuanya. Bagaimana bisa orang tuanya mengumumkan hal itu tanpa meminta persetujuannya terlebih dahulu.

"Yang mau nikah sebenarnya itu Arsha atau kalian, sih? Kenapa kalian gak diskusiin ini dulu sama Arsha?" kata Arsha dengan kesal. Nadanya pun sedikit meninggi.

"Karena kami tau, kalau didiskusikan sama kamu, pasti kamu nolak!" balas Gina.

"Yah, Bun, Arsha gak mau nikah sama Elina. Kenapa kalian gak ngerti juga? Arsha cuma mau sama Aiy."

"Arsha, cobalah untuk melihat Elina. Dia tampak tulus sama kamu. Kamu menyakiti dia terus-terusan, namun dia tetap tahan sama kamu," ujar Andi.

"Arsha gak perduli!"

Gina yang mulai tersulut emosi kini mulai ikutan berdiri sambil menatap Arsha tajam. "Mau gak mau, kamu harus tetap menikah dengan Elina!"

Mendengar hal itu, Arsha mengambil vas di atas meja dan membantingnya ke lantai dengan kencang hingga pecah, membuat Gina dan Andi terkejut.

"KALIAN EGOIS!"

🌱🌱🌱🌱🌱

"Baru pulang, Ay?"

Dika melihat Aiy memasuki rumah dengan wajah sembab. Hal itu membuat Dika yang mulanya duduk bermain IPad, kini sudah beranjak menghampiri kembarannya itu.

"Kenapa? Kok mata lo sembab?" tanya Dika khawatir.

Aiy ingin menceritakannya pada Dika, namun dia harus melihat situasi terlebih dahulu. "Dimana yang lain?"

"Sasa sama kak Sean belum balik. Kalau mami ada di kamar."

"Gue ceritain di kamar gue aja."

Mereka berdua melangkah menuju kamar Aiy. Mungkin bercerita dengan Dika bisa membuat hatinya melega.

"Arsha sama Elina bakal menikah dua minggu lagi," kata Aiy memberitahu.

Dika hanya mendengarkan Aiy dengan seksama. Wajahnya tampak biasa saja mendengar kabar itu, karena itu tidak terlalu penting baginya.

"Lalu lo nangis karena sedih Arsha bakal nikah?" tanya Dika pada Aiy. Mereka kini duduk di sofa kamar Aiy.

Aiy langsung menatap Dika dengan mata membulat. "Enggak! Gue sama sekali gak sedih. Lagian buat apa juga gue sedih padahal gue yang minta pernikahan mereka dipercepat."

"Lo yang minta?"

Oke, untuk kali ini wajar Dika terkejut. Bagaimana mungkin saudaranya melakukan hal sejauh itu pada keluarga Miller.

Aiy menurunkan tatapannya sejenak. Air matanya keluar sedikit. Aiy menyembunyikan kesedihannya dari Dika.

"Gue lihat Elina waktu lagi ke makam papi. Dia bahkan berencana untuk bunuh diri karena Arsha terus ngejar gue. Dia terus nangis di makam kedua orang tuanya dan itu bikin hati gue sakit. Gue tau, gue nyiksa dia. Karena itu gue datangi rumah keluarga Miller dan bicara sama orang tuanya. Gue kasih tau soal Elina yang putus asa, dan meminta mereka untuk segera mempercepat pernikahan Arsha. Dengan begitu, rasa bersalah gue bisa gue tebus. Dan tadi, mereka sudah mengumumkan bahwa pernikahan itu akan dilaksanakan dua minggu lagi," jelas Aiy.

Dika mendengarkan penjelasan Aiy dengan baik. Dia bahkan tidak berpikir bahwa Aiy begitu baik sehingga masih mau menolong orang yang sudah mengambil pacarnya dulu.

Dika melihat bahu Aiy yang bergetar. Dia tau bahwa Aiy pasti hancur dengan keputusan yang dia buat.

Dika perlahan mendekap Aiy dengan erat, membiarkan kembarannya itu nangis di pundaknya. Meski Aiy sudah memiliki Arez, nyatanya hatinya tidak bisa dibohongi bahwa Aiy juga masih mencintai Arsha.

"Lo udah melakukan sesuatu yang benar, Ay. Jangan sedih. Gue yakin lo bisa melewati semua ini. Lo punya gue, Ay. Lo punya gue."

Dika terus mengelus punggung Aiy dengan lembut sambil menenangkan adiknya. Dika meyakinkan Aiy bahwa semuanya akan baik-baik saja.

🌱🌱🌱🌱🌱

Arsha duduk di ruang kerjanya sembari memegangi kepalanya frustrasi. Aiy tidak mengangkat panggilan darinya bahkan gadis itu sudah memblokir semua kontak Arsha. Mereka kini kembali menjadi dua orang asing lagi.

"Gue gak mau ini terjadi! Gue gak mau!" teriak Arsha kuat.

Kantornya adalah ruangan yang kedap suara sehingga tidak ada yang bisa mendengarnya dari luar sana.

Ceklek!

"Morning, Baby," sapa Elina ketika memasuki ruangan Arsha. Gadis itu memasang senyum manis di hadapan Arsha.

"Ngapain kamu di sini?" tanya Arsha tanpa menatap Elina.

Elina terkekeh sejenak. "Tidak ada larangan untuk calon istri menemui calon suaminya, kan?"

Arsha langsung membuka laptop dan dokumennya, pura-pura mengerjakan sesuatu di sana.

"Aku sibuk. Kalau gak keberatan, kamu bisa keluar sekarang," usir Arsha tanpa menatap wajah Elina.

Bukannya pergi, Elina malah semakin mendekati Arsha. Dia berjalan memutar ke sisi meja lalu menyentuh dada Arsha dari belakang. Wanita mendekatkan mulutnya ke telinga Arsha lalu membisikkan kalimat yang membuat darahnya mendidih.

Elina menarik dirinya kembali lalu berjalan ke sisi depan meja. "Aku harus pergi untuk menyiapkan pesta kita. Sampai ketemu di rumah."

Elina mengedipkan sebelah matanya sebelum benar-benar meninggalkan ruangan Arsha.

PRAAANGGG!

"ELINAAAA!"

🌱🌱🌱🌱🌱

Haii semuanyaa. Lama tidak bertemu. Udah lama buangeett aku ga up. Kalian ga ada yang kangen aku, kah? Wkwk.

Maaf, yaa. Aku lagi banyak masalah banget. Semoga kalian mengerti. Dimana pun kalian berada, tetap jaga kesehatan dan kalian juga harus banget vaksin.

Terimakasih banyak bagi yang masih nungguin A: Antara update. Aku akan berusaha untuk update secepatnya.

Pesan aku kaya biasa. Jangan lupa vote, comment and share ke teman-teman kalian semua. Babay.❤️❤️

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 6.2K 14
Area panas di larang mendekat 🔞🔞 "Mphhh ahhh..." Walaupun hatinya begitu saling membenci tetapi ketika ber cinta mereka tetap saling menikmati. "...
285K 2.6K 17
WARNING 21+ **** Jeriko mesum, Jeriko sangean, Jeriko nafsuan. Jeriko sudah memiliki lebel yang sangat buruk dalam otak Keyna. Tapi, kenyataan dunia...
563K 52.2K 54
⚠️ BL LOKAL Awalnya Doni cuma mau beli kulkas diskonan dari Bu Wati, tapi siapa sangka dia malah ketemu sama Arya, si Mas Ganteng yang kalau ngomong...
372K 9K 61
bagaimana kalau hidup kamu yang awal nya bahagia dengan pekerjaan itu, malahan menjadi petaka untuk kamu sendiri. Pernikahan paksa akibat sebuah jeba...