ZiAron [END]

By sashasyy

7.3M 719K 63.9K

[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, SEBAGIAN PART DI PRIVAT ACAK. TERIMAKASIH] ________________________________________... More

01 - ZiAron
02 - ZiAron
03 - ZiAron
04 - ZiAron
05 - ZiAron
06 - ZiAron
07 - ZiAron
08 - ZiAron
09 - ZiAron
10 - ZiAron
11 - ZiAron
12 - ZiAron
13 - ZiAron
14 - ZiAron
15 - ZiAron
16 - ZiAron
17 - ZiAron
18 - ZiAron
19 - ZiAron
20 - ZiAron
21 - ZiAron
22 - ZiAron
23 - ZiAron
25 - ZiAron
26 - ZiAron
27 - ZiAron
28 - ZiAron
29 - ZiAron
30 - ZiAron
31 - ZiAron
32 - ZiAron
33 - ZiAron
34 - ZiAron
35 - ZiAron
36 - ZiAron
37 - ZiAron
38 - ZiAron
39 - ZiAron
40 - ZiAron
41 - ZiAron
42 - ZiAron
43 - ZiAron
44 - ZiAron
45 - ZiAron
46 - ZiAron
47 - ZiAron
48 - ZiAron
49 - ZiAron
50 - ZiAron
51 - ZiAron
52 - ZiAron
53 - ZiAron
54 - ZiAron
55 - ZiAron
56 - ZiAron
57 - ZiAron
58 - ZiAron
59 - ZiAron
60 - ZiAron
61 - ZiAron
62 - ZiAron
63 - ZiAron
64 - ZiAron
65 - E N D
EXTRA PART I
EXTRA PART II
EXTRA PART III
EXTRA PART IV + SEQUEL

24 - ZiAron

99.8K 10.1K 204
By sashasyy

• Kericuhan Lagi

"Udah sana!"

"Gak."

"Sana Aron!"

"Gak Zia!"

"Ini udah deket sama kelas gue, nempel mulu sih ah!"

"Bodo."

Aron tetap membututi Zia membuat Zia frustasi tak habis pikir dengan ulah laki laki satu ini. Sejak turun dari mobil, Aron terus membututinya. Menempel nempel seperti tak ingin lepas darinya.

Zia melirik ke belakang dan masih melihat Aron yang dengan santainya menatapnya dengan alis yang terangkat. Ia berhenti membuat yang dibelakang ikut berhenti.

"Udah, jangan ikutin gue lagi!"

Aron berdecak malas. "Kenapa sih? Orang diikuti suaminya sendiri gitu banget gak sukanya."

"Bukan gak suka, tapi risih." balas Zia cepat masih dengan kekesalan.

"Lo juga kenapa tiba tiba kayak gini? Aneh banget. Gak biasanya juga ngintilin gue." lanjut Zia membuang pandangan.

Aron maju mensejajarkan tubuhnya pada Zia. Membungkuk sedikit menyamakan kepalanya dengan tinggi istrinya itu.

"Biar lo gak di ganggu Gisa lagi." jawabnya yang kemudian langsung merangkul pundak Zia berjalan.

Zia mendongak, melihat Aron. Kini ia merasakan sifat Aron yang baru lagi. Seperti sekarang. Terlihat sangat dekat dengannya. Mungkin karena kemarin itu. Mungkin.

Zia menghela nafas pelan. Ia menurunkan tangan Aron yang membuat langkah keduanya terhenti sesaat.

"Kenapa?" tanya Aron.

"Gini aja." sambil menggenggam tangan Aron.

Aron menggeleng. Ia melepas tangannya dan beralih lagi pada pundak Zia. "Lo itu pendek banget di gue. Gandeng tangan lo kebawahan."

Yang kemudian Aron kembali melanjutkan langkahnya. Zia pun akhirnya menurut saja. Sedikit risih juga. Bukan risih karena Aron sepenuhnya, tapi juga risih karena pandangan semua orang.

"Gak usah di perhatiin. Biarin aja." Zia mendongak saat mendengar perkataan yang keluar dari mulut Aron.

Aron menunduk menatapnya. "Gue udah urus video lo kemarin. Jadi sekarang, gak usah mikir apa apa."

Zia tidak bergeming. Ia memilih memutuskan kontak begitupun Aron yang karena sudah merasa baik baik saja. Mereka berjalan dengan hening kemudian.

"ZIAAAAA HUAAA!"

"TOLONGIN DEAAAA!"

Langkah keduanya saling terhenti. Menoleh ke belakang dan melihat keempat orang yang sedang menuju kearah mereka.

Zia melepas tangan Aron dan menghadap kebelakang penuh. Begitupun Aron. Laki laki itu juga menghadap ke depan melihat dua sahabatnya dan dua sahabat Zia.

"Dea gitu banget sih sama kakak Nandoo!" ronta Nando mengejar Dea.

Sisanya hanya tertawa melihat keduanya. Tidak lain itu adalah Ray dan Sasa. Sesekali Sasa juga curi curi pandang. Melihat tawa Ray merupakan anugerah terindah yang Sasa miliki saat ini sepertinya.

"Huhu Zia tolongin aku dari kakak dodo!" Dea langsung bergelayutan di lengan Zia. Memeluknya begitu kuat dengan wajah yang di benamkan.

"Bukan kakak dodo Dea sayang,"

"HUAA BUAYA BANGET JADI COWOK!" sembur Dea membuat semua menertawai Nando.

"Nggak buaya sayang, sini yuk sama aa Nando."

"DIH GILA STRES!"

Semua semakin tertawa pastinya. Juga terkecuali Aron.

"Deaaa padahal kan gue cuma mau kasih ini loh, kenapa gitu banget sih sama gue?" ronta Nando semakin menjadi.

Dea melirik dengan wajah bocahnya itu. "Kasih apa?"

"Tada!"

Mata Dea membulat lebar saat melihat setumpuk lollipop di tangan Nando. Dengan cepat gadis itu langsung mengambilnya dengan wajah berbinar. Tidak memperdulikan lagi masalah tadi yang ia terus menjauhi Nando. Terpenting adalah lollipop.

Nando terkekeh kecil. Menepuk nepuk kepala Dea gemas membuat sang empu langsung menabok tangan itu.

"Jangan sentuh aku! Kuman!"

Gelak Ray paling terdengar kini.

"Udah berapa kali lo di sebut kuman sama Dea, nan?" lanjutnya dengan bertanya pada Nando mengejek.

"Setiap hari kak onde." timpal Dea membalas.

Panggilan itu seketika membuat wajah Ray yang tertawa sumringah berubah menjadi datar. "Nama gue Ray astagfirullah."

"Gapapa de, panggil onde onde aja ya? Pinter banget sih ah. Pen nikahin nih bocah gue," cerca Nando gemas pada Dea juga dongkol pada Ray.

Dea tak bergeming. Ia sibuk membuka bungkus permen yang sisanya ia suruh Zia untuk membawa.

"Tadi kenapa kejar kejaran lo berdua?" tanya Zia menatap Nando dan Dea bergantian.

"Itu aku nggak mau deket deket sama kak dodo," aku Dea yang sudah mengemut permennya.

"Kenapa?"

"Kak dodo ngechatin aku ngajak nikah terus masak. Stres banget kan Zia?" jawab Dea polos.

"Terus lo gak mau gitu?" timpal Sasa jahil. Dea menoleh dan mengangguk.

"Kak dodo bukan spec Zayn Malik. Aku gak suka."

Semua tertawa kembali. Ray pun juga tak henti hentinya mengolok olok Nando yang sudah dalam keadaan tertekan lahir batin.

"Besok besok harus cari obat penumbuh jenggot kalo gini caranya," hela pelan Nando.

"Tambah gak karuan sih muka lo ntar," timpal Ray sekenanya dengan menggeplak lengan Nando.

"Iya betul!" seru Dea melengking.

Nando memelotot. Sedetik kemudian menghela nafas berat. Permintaan Dea terlalu tinggi. Tapi dengan izin Allah dan mama papa, Nando pasti bisa menjadi Zayn Malik.

"Udahlah bocah banget semua." sela Aron sudah merasa muak dengan ini semua. Semua tak bergeming dan menatap Aron aneh.

"Apa? Gak suka?" ucap Aron lagi.

"Dih sensian amat lo?" sahut Ray.

"Gak dapet jatah semalem ya gitu." timbrung Nando yang membuat semua menahan tawa.

Zia melirik tajam Nando. Saat itupun Aron malah melirik dirinya. Semakin jengah dan Aron memilih untuk menarik tangan Zia.

"Apa sih?"

"Masuk kelas."

"Temen gue masih di belakang!"

"Bodoamat." Aron tetap menarik Zia dan akhirnya pasrah.

Semua geleng geleng kepala melihat dua sejoli itu. Yang kemudian langsung mengikutinya.

••••••

Zia

ZIAAA
Lo kemana?
Di kelas gak ada!
Kemana?
ZIAAAAA
09.35

Aron mengacak acak rambutnya frustasi. Sedangkan kedua temannya yang membututi garuk garuk kepala.

"Paling masih kemana gitu ron. Tenang tenang. Gak bakal ilang Zia nya," ucap Nando menenangkan Aron yang sudah kelihatan panik itu.

"Kalo ilang gimana?" balas Aron sedikit meninggi.

"Orang masih di kampus mana ada ilang?" sahut Ray sedikit bingung sendiri dengan Aron yang sudah sangat kelimpungan ini.

"Ada lah. Orang ilang bisa dimana mana." balas Aron cepat.

Ray menghembuskan nafas kasar. "Serah serah."

"Lo juga kenapa panik banget sih?" Nando kembali bersuara.

"Gak inget kejadian kemarin? Gisa berani tampar Zia?"

Nando dan Ray diam. Mengingat itu kini mereka ikut khawatir jadinya. Takut jika Zia di apa apakan oleh Gisa. Tapi sepertinya tidak. Gisa saja sejak tadi pagi belum melihatkan batang hidungnya sama sekali.

"Tapi Gisa kayaknya gak masuk. Dari pagi gak ada temui lo." celetuk Ray kemudian.

"Masih kayaknya. Belum nyatanya."

Oke, keduanya lebih baik diam saja. Kini Aron juga tidak henti hentinya meneleponi Zia. Mengirim pesan dan segala cara ia lakukan untuk menghubungi gadis itu.

"Sasa sama Dea juga gak ada. Paling mereka lagi kemana gitu," celetuk Nando melihat lihat kelas Zia.

Aron menghembuskan nafas kasar. Ia bingung dan panik seperti ini karena tidak ingin terjadi apa apa dengan Zia. Setelah selesai kelas, ia juga langsung kesini. Memastikan Zia, sayangnya tidak ada seperti sekarang ini.

"KAK ARON!"

Ketiganya menoleh cepat ke sudut koridor sana. Tampak seorang gadis meneriaki dan kini berlari kearah mereka.

"Zia mana?" tanya Aron melihat Sasa yang terengah baru sampai di depannya.

"Itu kak, Zia di kerjain sama cabe cabean!" jawab Sasa peluh.

Rahang Aron mengeras. "Dimana?"

"Kamar mandi."

Aron langsung melenggang pergi dengan langkah tegas dan terburu buru. Ketiganya juga langsung mengikuti.

"Di apain Zia?" tanya Ray yang berada di sebelah Sasa.

"Di siram pake air. Terus ribut." jawab Sasa sedikit gelagapan. Ray tidak menjawab. Semua pun juga fokus ke depan dan bergegas menghampiri Zia.

"BANGSAT!"

"MAKSUD LO APA ANJING?!" Sentak Zia pada gadis di depannya.

"Maksud gue? Ini,"

Byur

Zia memejamkan matanya. Merasakan air bewarna hitam membasahi seluruh tubuhnya sekarang. Tangannya mengepal kuat menahan amarah pada Gisa.

Gisa tersenyum puas. Menepuk nepuk tangannya dengan hasil kerja yang sangat puas. Menyiram tubuh Zia dengan air oli yang sudah ia sediakan untuk Zia pastinya.

"Balasan buat kemarin karna lo penyebab Aron tampar gue di depan semua orang." tajam Gisa tersenyum miring.

Zia membuka matanya. Kilatan emosi sudah ada dan semakin membara. Maju namun tangannya di tahan oleh Dea.

"Zia hiks, jangan. Tunggu Sasa panggil kak Aron aja," cegah Dea sudah berlinang air mata. Ia ingin membantu Zia, tapi tenaganya terlalu rapuh melihat keadaan Zia yang sudah seperti ini.

Zia menepis pelan tangan Dea. "Gak bisa. Cewek gila kayak Gisa harus dikasih pelajaran sekarang."

Zia maju, melirik bak air yang entah sejak kapan berada disana. Mengambil gayungnya dan,

"Udah!" Aron menepis tangan Zia yang akan menyiramkan air pada Gisa.

Zia terkejut dalam diam. Sedangkan Gisa tersenyum nyata. Aron memberhentikan Zia yang akan menyiramnya? Oh tentu saja membuat Gisa semakin gila dengan Aron.

"Kita keluar."

"Gak!"

Zia melepas cekalan tangan Aron.

"Lo gak liat keadaan gue kayak gini? Gue mau bales Gisa, Aron. Kenapa malah lo larang?!" sentak Zia ikut emosi pada Aron.

"Biar gue yang urus. Lo,-

"GAK!" Potong Zia semakin emosi.

"Gue mau bales sendiri." lanjutnya.

"Jangan keras kepala." Aron menarik paksa tangan Zia untuk keluar dari kamar mandi tersebut.

Sisa, Gisa sendiri dan keempat sahabat Aron dan Zia. Keempatnya saling mendekati gadis itu.

"Kalo lo mati, jangan salahin Aron." Ray menatap tajam Gisa. "Salahin diri lo sendiri yang udah berani sentuh Zia lagi."

Gisa tersenyum remeh. "Gue gak bakal mati sialan. Dan gue akan terus ganggu Zia sampai dia lepasin Aron buat gue."

"JALANG!"

Byur

Sasa langsung menyiram tubuh Gisa dengan air. Basah kuyup membuat kedua lelaki disana tersenyum miring.

"Lo,-

Ray menangkap tangan Gisa saat akan menampar Sasa. Untuk sekarang, Sasa masih fokus dengan amarah yang terus mencuat pada gadis itu.

"Jangan jadi pengecut berani keroyokan." Gisa menepis tangan Ray kasar.

Semua tertawa, terkecuali Dea yang masih sedikit takut.

"Kita keroyokan kayak gini juga mau ngilangin bakteri disini. Kalo gak keroyokan takut bakterinya lompat lompat nanti." timpal Nando yang setelahnya tersenyum penuh.

"Oh iya bakteri ya? Lupa iyuhhh," sahut Sasa menggeser tubuhnya menjauh.

Gisa semakin emosi. Gadis itupun memilih pergi dari sana. Kalah juga akan melawan semua. Ia hanya sendiri. Dan kepergian itu langsung di sorot tajam tak berekspresi oleh semua.

"Kok bisa sih kampus elit kayak gini punya cabe kayak dia?" gumam Sasa terdengar.

"Nipu dosen dulu. Cosplay jadi mimi peri dulu masuk kesininya," jawab Nando sekenanya.

"A-ayo susul Zia," cicit Dea. Semua kini tersadar akan keadaan gadis itu.

Sasa mendekat dan segera merengkuh gadis itu. Menenangkannya.

"Aku enggak papa kok, mau ketemu Zia." aku Dea yang melihat semua was was kepadanya.

Semua mengangguk dan langsung melenggang keluar dari kamar mandi tersebut.

VOTE JANGAN LUPA.

SEE YOU.

Continue Reading

You'll Also Like

2.4M 111K 50
17++ Alice & Ayres Menikah karna keinginan terakhir dari Ayah Alice. Menikah di usia yang bahkan belum bisa memiliki KTP namun harus menjalani kehid...
3.1M 157K 22
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
3.9M 149K 58
Ayyara, gadis cupu yang masih berstatus Sma terpaksa menikah karena kesalahan fatal yang menimpanya. Dia hamil di usianya yang masih menginjak 18 tah...
103K 3.7K 21
Balveer Dava Gistama. Siapa yang tak mengenalnya? Semua orang pasti tahu nama pria tampan berkaus tim futsal dengan nomor 7. Ia adalah ketua tim futs...