RATSEL

By ARLINADJULIAPERDANA

13.2K 6.6K 8.1K

"ᴴⁱᵈᵘᵖ ⁱⁿⁱ, ᵗᵉⁿᵗᵃⁿᵍ ˢⁱᵃᵖᵃ ʸᵃⁿᵍ ᵈᵃᵗᵃⁿᵍ ˡᵃˡᵘ ᵖᵉʳᵍⁱ." ••• Ini tentang Aleta-seorang gadis, belasan tahun. Di u... More

Prolog
1. Sea Lingga
2. Perjodohan
4. Angka 103
5. Masih belum ada rasa?
6. Hubungan
7. Aghisma Feri
8. Cecilia Company
9. Tentang jam itu
10. Danendra
11. Insiden
12. Sam atau Rando?
13. Memori Nando dan Aarav
14 Su jufe, debe morir
15. Teror
16. Kambuh
17. Bully?
18. Kematian Nayla yang mengejutkan
19. Sepasang kekasih yang mengerikan
20. Cemburu
21. Pembalasan
22. Sandra ketakutan
23. Amukan Gustira
24. Di rumah Sena
25. Pandu berulah
26. Ancaman dari seseorang
27. Siapa Alena?
28. Keributan
29. Kedatangan Alena
30. Alena, si ratu drama
31. Dibully lagi?
32. Bukti
33. Bahaya
34. Pengorbanan Feri
35. Durga
36. Terungkap
37. Ancaman Helena
38. Thania hamil?
39. Tanggung jawab
40. Alvaro menjauh?
41. Semesta yang suka bercanda
42. Celaka
43. Penyesalan Helena
44. Undangan
45. Arti Cinta sesungguhnya
46. Aryana Raskal Aldebran
47. Bertemu Feri
48. Permohonan Aleta
49. Paru-paru untuk Alena
50. Akhir dari segalanya
Epilog

3. Black Eagle?

441 218 235
By ARLINADJULIAPERDANA

Happy reading><

Promosiin dan rekomendasiin terus cerita ini, yaaa!!! <3

*****

"Gue di mana?" tanya Aleta yang tadi sempat pingsan dan dibawa seseorang ke UKS.

"UKS," jawab orang itu singkat.

"Lo anak baru itu?" tanya Aleta lagi

"Ya."

"Lo namanya siapa?" tanya nya lagi.

"Arya, Ananda Arya Putra." jawab orang itu. Ya, orang itu bernama Arya Ananda Putra. Udah tau Arya kan? Si murid baru yang langsung dicap sebagai coolboy SMA GOLD DIAMOND

"Oh, gue Aleta. Em makasih, ya, udah bawa gue ke UKS," ujar Aleta berterima kasih.

"Sama-sama," balas Arya.

Tiba-tiba ada orang yang masuk ke dalam UKS tergesa-gesa.

"Aleta, lo gak pa-pa kan? Ada yang luka? Kenapa bisa pingsan?" tanya orang itu bertubi-tubi.

"Gue gak pa-pa, Sesil." jawab Aleta "Gak usah khawatir," imbuhnya.

"Pipi lo merah? Di tampar sama Thaniod, ya?" tanya Sesil.

Sesil bertanya secara bertubi-tubi bersama  Aluna. Aleta belum sempat menjawab, omongannya terpotong oleh dua orang yang baru saja sampai di Uks menghampiri Aleta.

"Ta, you okay?"

"Aleta! Lo gak pa-pa kan? Ada yang luka? Jujur, siapa yang udah bikin lo kayak gini?" tanya Sela. Ya yang datang ke UKS adalah Sela, dan Daru yang wajahnya penuh dengan keringat.

"Leta, lo gak pa-pa hm?" tanya Daru sembari berjalan mendekati Aleta.

"Gue gak pa-pa,"

"Dan gue gak percaya," balas Daru sedikit ketus.

"I don't care," Saat Aleta hendak menutup matanya, Aluna kembali bersuara.

"Lo ganti baju dulu sana, gue tadi, maaf udah lancang ngambil seragam olahraga di loker lo," ucap Aluna sambil memberikan seragam olahraga pada Aleta.

"Makasih." Aleta dengan cepat bangun dari posisi duduknya menjadi berdiri sambil menerima seragam olahraga itu kemudian pergi dari sana menuju toilet yang memang berada di UKS. Kepala Aleta sudah tidak sesakit tadi.

***

Saat Aleta kembali ke UKS, teman-temannya sudah tidak ada. Mereka ke kelasnya karena bel masuk sudah berbunyi, hanya ada Daru yang tersisa di sini.

Aleta tersenyum tipis, gadis itu tahu apa yang akan ia lakukan saat ini untuk pemulaan pembalasan dendam pada Thania.

"Cerita semuanya ke gue, ya?" pinta Daru serius.

Aleta mengangguk mantap dan mulai menceritakan semuanya dari awal.

"Jadi, Thania sama temen-temennya nge bully gue pas jam istirahat. sebelum Thania sama temen-temennya bully gue. dia ngomong, gak malu apa di jodohin sama pacar orang. Kata Thania gitu, terus mereka nge-bully gue abis-abisan aja," Aleta menirukan suara Thania yang terdengar begitu cempreng.

"Kenapa lo gak bales?" tanya Daru, diam-diam ia mengepalkan tangannya.

"Gue pengan bales mereka, tapi gue gak bisa," jawab Aleta menggerutu.

"Takut, hm?" tanya Daru lagi.

"Enggak, gue enggak takut!" elaknya.

"Terus kenapa?" tanya Daru lagi dan lagi.

"Banyak tanya lo!" ketus Aleta. Membuat Daru terkekeh pelan.

"Gue mau ke kantin, beliin makanan buat lo. Lo tunggu..."

"Gue mau ikut," potong Aleta cepat.

Daru menarik napasnya lalu membuangnya secara perlahan, "oke,"

"Kita ke kelas Thania dulu," ujar Daru.

Seketika senyum Aleta mengembang.

Aleta mengangguk sekilas kemudian menggandeng tangan Daru, melangkahkan kakinya menuju kelas Thania.

***

Daru menendang pintu kelas Thania membuat seluruh murid XI IPS 1-kelasnya Thania terlonjak kaget, untung saja di kelas ini belum ada guru yang mengajar datang.

"Heh, Thania!" bentak Daru.

Daru benar-benar marah pada Thania. Gak ada kapok-kapoknya-bully Aleta.

"Daru? Kenapa sayang?" tanya Thania. Sebenarnya tadi perempuan ini terkejut dengan kedatangan Daru yang tiba-tiba.

Daru mendekati bangku yang dipakai duduk oleh Thania dan langsung menggebraknya sampai membuat gandengan tangannya terlepas.

Brak!

Thania terkejut? Sangat, wajah Thania berubah menjadi merah, gadis dengan bandana berwarna merah muda itu menahan emosinya ketika melihat Aleta berada di samping Daru.

Daru mencekram pipi Thania kuat membuat sang empu meringis kesakitan.

Aleta berusaha menggandeng tangan Daru lagi sambil mengusap-ngusap bahu Daru yang terbalut seragam pelan.

"Thania, gua udah peringatin ke lo jangan pernah nge-bully Aleta lagi. Tapi apa yang lo lakuin? Lo nekat, lo-bully Aleta abis-abisan sampai Aleta pingsan," marah Daru. Alisnya bertaut.

"A-aku ngelakuin itu karena aku cemburu sama Aleta, sayang. Kamu putusin aku karena dia kan? Iya, kan? Kamu udah gak sayang sama aku karena dia kan?" tanya Thania berturut-turut sambil menuding Aleta yang sedang mengandeng tangan Daru dengan telunjuknya.

"Dengerin gua, Thania Varasya Cecilia. Gua jadiin lo pacar cuma karena balas budi because lo udah nolongin nyokap gua, paham?!" bentak Daru tanpa memikirkan perasaan Thania.

Mulut Thania sedikit terbuka, ia tidak percaya dengan perkataan Daru. Bola mata gadis ini juga berkaca-kaca, bentakan Daru mampu membuat hatinya berdenyut nyeri.

Diam-diam, Aleta tersenyum miring. Gadis dengan kunciran kuda dirambutnya berhasil membuat Thania kepanasan hanya karena hal sepele seperti ini.

"Daru udah, jangan dimarahin Thania nya," tegur Aleta pura-pura peduli pada Thania.

Namun, laki-laki itu mengabaikan Aleta, ia tetap fokus memberikan pelajaran untuk Thania, agar perempuan itu jera.

"Jangan mentang-mentang lo anak donatur besar di sekolah ini, lo bisa semena-mena sama Aleta!" Lagi, Daru membentak Thania yang netranya sudah berkaca-kaca.

"Gua juga mau lo dengerin ini, gua sayang sama Aleta. Jangan pernah lo ganggu dia lagi. Kalo sampe gua tau lo ganggu dia, siap-siap aja berurusan sama gua," ancam Daru sembari menatap Thania dengan tajam.

Ancaman Daru untuk Thania mampu membuat batin Aleta bersorak penuh kemenangan. "Ini baru permulaan, Thania," batin Aleta.

Siswa dan siswi yang berada di kelas pun menatap tak percaya ke arah Thania, cantik-cantik tukang bully pikir mereka. Selesai memberi peringatan pada Thania, cowok itu langsung pergi bersama Aleta dengan langkahnya penuh wibawa menuju Kantin.

Thania hanya diam terpaku membisu. Rasanya bagai disambar seribu pedang tajam.

***

Kelas XI Ipa 2. Di sana sangat berisik karena sedang jam kosong, yang artinya tidak belajar, hanya diberi tugas oleh guru. Aleta pun sudah berada di kelas XI IPA diantar oleh Dewandaru, calon tunangannya setelah dari kantin.

"Ta?" panggil Sesil.

"Apa?" Aleta duduk dibangkunya sambil memakan puding cokelat yang ia bawa dari rumah. "Lo mau puding, Sil?"

Sesil mengeleng pelan. "Gue gak suka puding,"

Sesil melirik Aluna dan Sela sekilas, Aluna yang memakan puding diberi Aleta sambil memainkan game online bernama mobile legend. Sedangkan Sela, ia mengunyah ciki-cikinya sambil men-scrool sosial medianya dengan santai.

"Lo tau gak? Tadi gue denger-dengar, anak kelas XI IPS 1 pada ngomongin Thania." Sesil mulai mengajak Aleta untuk bergosip ria.

Aluna dan Sela yang ikut penasaran pun kompak memghentikan kegiatannya lalu menatap Sela dan Aleta bingung. "Ngomongin gimana?"

"Ya, wajar lah! Kan, Thania banyak heters nya!" sahut Sela semangat, yang diangguki oleh mereka semua, kecuali Aleta.

"Si Daru udah mulai suka tuh sama lo," celetuk Aluna pada Aleta.

"Ya, terus?" tanya Aleta bingung.

Aluna mengepalkan tangannya, gereget. "Lo kapan ada niatan buat suka balik sama dia?" Aluna tersenyum sabar.

"Gak tau," jawaban dari Aleta mampu membuat ke 3 temannya mendesah kecewa.

"Njir! Mana bisa gitu! Lo harus coba buat nerima Daru, di hidup lo," nasihat Sela.

"Jangan gegayaan segala deh nasehatin Aleta tentang kisah cintanya, kalo lo aja suka gagal terus sama masalah percintaan lo," cibir Sesil ketus yang membuat Sela menatapnya geram.

"Ribut mulu lo berdua!" sembur Aluna.

Ponsel Sela bergetar yang mampu perdebetan Sela dan Sesil terhenti. "Gue angkat dulu," setelah mengatakan itu, Sela keluar dari kelasnya untuk mengangkat panggilan telepon tersebut.

"Lo mau kemana?" tanya Aluna pada Aleta yang sudah berdiri entah dari kapan.

"Gue mau ke kamar mandi dulu, bye!" Aleta berlari menuju kamar mandi.

Tidak sampai butuh lama, Aleta sudah berada di depan kelasnya, ia melihat Sela yang masih menaruh benda pipih di telinganya. Sudah dapat ditebak, Sela masih menjawab telepon dari seseorang itu.

"Pokoknya Black Eagle gak boleh bubar!" Ucapan itu terlontar dari bibir Sela dengan kerutan di dahinya membuat Aleta penasaran.

"Black Eagle?" gumam Aleta, perlahan ia menajamkan pendengarannya sambil berjalan perlahan mendekati Sela dengan tangan yang pura-pura memainkan ponselnya.

Terdengar teriakan kencang dari ponselnya Sela. "ARGH SELA! BLACK EAGLE INI UDAH BERANTAKAN BAHKAN SEBELUM RIAN MENINGGAL!"

"Terus sekarang apa Sel? Ketua Black Eagle yang sekarang malah kecelakaan, Alvarez emang gak bisa ngatur anggotanya!"

"Lo yakin mau bubarin Black Eagle? Padahal udah banyak geng yang bersatu sama kita lho dengan tujuan buat Sea Lingga hancur, dan bunuh ketua Sea Lingga yang masih misterius itu," ujar Sela.

"Sebelum bunuh ketuanya, kita harus celakain dua pelindung dan satu perisainya, bukan?" Dua pelindung yang Sela maksud adalah Alvaro dan Alana, sementara satu perisai Sea Lingga yang ia maksud adalah Ginjar.

"Alvaro yang buat Alvarez kecelakaan, Alana yang udah bunuh Rian sampai Rian meninggal. Dan Abian, yang udah buat Risa mendekam di dalam penjara!" ketus Sela.

"Dan ketua mereka yang udah bunuh Durga, Adik gue!"

Aleta terkejut, ia sampai menjatuhkan ponselnya membuat Sela menatap gadis itu panik. Jujur, Aleta tidak pernah membunuh, mendengar nama Durga saja terasa asing ditelinganya. Aleta menduga, bahwa Sea Lingga di adu domba oleh beberapa geng motor rivalnya. Entah itu di adu domba oleh Star Light untuk membuat Sea Lingga dan Black Eagle bertengkar atau pun yang lainnya. Benar-benar tidak beres.

"Leta? Lo gak pa-pa, kan? Lo ngapain di sini?"

Keringat Aleta bercucuran. "Gue gak pa-pa." Setelah menjawab pertanyaan dari Sela, gadis itu dengan cepat pergi dari sana menuju kelasnya dengan perasaan yang tidak karuan.

***

See you next part geis-!!💗

Continue Reading

You'll Also Like

20.7K 2.2K 60
follow sebelum baca 🤭 Kelanjutan dari ACDP yang udah terbit •Belum direvisi• Jadi tolong dimaklumi kalau ada kata yang kurang nyambung dan salah ket...
621K 24.5K 36
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
13.5K 1.9K 60
Kisah tertulis tentang sebuah hubungan terlarang, kebohongan yang terbongkar, dan juga cinta yang bertepuk sebelah tangan. Persahabatan yang sangat b...
213K 20.9K 41
SUDAH TAMAT DAN PART MASIH LENGKAP. Mencintaimu adalah patah hati yang di rencanakan. Seperti yang dikatakan banyak khalayak orang. Tidak mungkin jik...