DOKTER ITU MOTIVATOR ADIKKU

By Putriameilia31

34.5K 2.5K 71

Setelah kejadian yang sangat menyakitkan itu, hingga membuatku terpuruk cukup lama. Aku bangkit dan bertekad... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49
Part 50
Part 51
Part 52
Part 53
Part 54
Part 55
Part 56
Part 57
Part 58
Part 59
Part 60
Part 61
Part 62
Part 63
Part 65
DOKTER ITU MOTIVATOR ADIKKU 2
EXTRA PART NEW VERSION
LET GO (FANFIC BTS)
AKHIR YANG TERBAIK (DIMA 2)
AKHIR YANG TERBAIK (CANCEL)

Part 64

92 12 0
By Putriameilia31

Fadil menunjuk Reza dan balasan Reza adalah senyuman sinis membuat Putri, Aulia, dan Lutfi terutama Fadil terkejut.

"Kak Reza suka sama Hesti juga??" Ucap Lutfi dengan tetap melihat ke arah Fadil dan Reza. Sedangkan Aulia dan Putri mengalihkan pandangannya ke Lutfi karna mendengar ucapan Lutfi.

Saat Lutfi melihat ke arah Aulia dan Putri, dia bingung kenapa Aulia dan Putri melihatnya seperti itu.

"Apa?? Kenapa??" Tanya Lutfi bingung.

"Kalo gue suka sama Hesti emang kenapa?" Tanya Reza sambil menaikkan alisnya memandang Fadil yang sudah emosi.

"Breng*** lo!!" Spontan tangan Fadil menghantam keras wajah Reza sehingga Reza jatuh tersungkur karna belum siap menerima pukulan Fadil.

Reza menghapus sedikit darah yang keluar dari mulutnya karna pukulan Fadil yang keras.

"Gue pikir lo bener-bener sahabat gue za!! Tapi ternyata gue salah!!" Ucap Fadil di hadapan Reza yang masih tersungkur.

"Huuuaahahahaahaa...." Reza tertawa devil dan berusaha berdiri.

"Gue gak mau berantem sama lo. Lebih baik gue pergi dari sini daripada harus ngadepin orang yang udah dibodohi sama cinta kayak lo!!" Lanjut Reza sambil pergi meninggalkan Fadil.

Namun baru beberapa langkah, Reza memberhentikan langkahnya dan berbalik menatap Fadil yang masih emosi.

"Oh ya, besok gue akan ke Bandung... Ke tempat tinggal Hesti, dan gue akan nembak dia di sana. Kalo lo emang suka sama Hesti, gue yakin lo gak akan biarin itu semua terjadi... Itu kalo lo emang SUKA DAN CINTA sama dia!" Ucap Reza dengan senyum yang sulit diartikan dan pergi meninggalkan Fadil.

"Aaarrggghhh!!!" Teriak Fadil menarik kasar rambutnya frustasi.

Sedangkan di tempat Aulia, Putri, dan Lutfi berada tiba-tiba Aulia bergumam.

"Lo harus kuat kak Fadil... karna saingan lo gak hanya kak Reza..." Gumam Aulia masih terdengar oleh Putri dan Lutfi.

"Maksud kak Aul?" Tanya Putri yang mulai berkaca-kaca karna melihat kakaknya yang tersakiti.

Aulia menatap Putri dengan tatapan iba.

"Iya... Dr. Rafa, Dr. Lutfar... mereka juga menyukai kak Hesti Put..." Jawab Aulia membuat Putri tak percaya.

Sedangkan Lutfi lebih tidak percaya lagi, karna Aulia mengetahui semuanya.

"Darimana lo tahu Aul?" Tanya Lutfi spontan.

"Waktu itu.....

Flashback On.

Aulia tergesa-gesa karna harus ke R. Anak-anak Sp. Kanker untuk menemui Aisyah dan uminya.

"Haduuhh mudah-mudahan umi gak ninggalin Aulia..." Harap Aulia dalam ketergesaannya.

Saat sampai di depan pintu R. Anak-anak Sp. Kanker, Aulia mengatur nafasnya karna lari.

"Maaf umi, Aisyah.... Aulia telat.." ucap Aulia pada umi dan Aisyah yang sudah menunggu di depan pintu.

"Iya gak apa-apa Dr. Aulia... hampir saja mau umi tinggal sama Aisyah. Yaudah yuk keburu malam banget!" Jawab umi sambil beranjak dari duduknya dan mulai mendorong kursi roda Aisyah menuju divisi jantung.

R. Rafa.

Tokkk...tokkk...tokkk...

Rafa beranjak dari duduknya dan membuka pintu menampilkan umi dan Aisyah serta satu orang yang familiar namun Rafa tak ingat bertemu dengan orang itu dimana dan kapan.

"Assalamualaikum om Rafa.." salam Aisyah dengan senyum yang terukir di bibirnya.

"Wa'alaikumussalam Aisyah, ponakan om yang sholehah. Masuk kak!" Jawab Rafa sambil mempersilahkan mereka masuk ruangan.

"Oh iya Raf... Ini Dr. Aulia, dia assistent Dr. Sp. Kanker di rumah sakit ini." Ucap umi Aisyah memperkenalkan Aulia pada Rafa.

"Ooohh iyaa kak... Rafa." Jawab Rafa sambil mengulurkan tangannya pada Aulia dan Aulia membalas uluran tangannya dengan senyum.

"Aulia." Sebut Aulia.

"Berarti anda assistentnya Dr. Hesti?" Tebak Rafa.

"Iya... tapi itu satu minggu yang lalu. Dan sekarang saya kembali menjadi assistent Dr. Reza karna Dr. Hesti sudah kembali ke Bandung." Jawab Aulia.

"Oohh..." ucap Rafa hanya ber Oh ria.

"Omm Rafa... Dr. Hesti sudah balik ke Bandung... Dr. Hesti sudah gak akan periksa Aisyah lagi... padahal Aisyah suka dengan Dr. Hesti." Curhat Aisyah layaknya seorang anak yang kecewa karna kehilangan benda kesayangannya.

"Dr. Hesti kan pulang karna bundanya sedang sakit... Jadi, Dr. Hesti harus jagain bundanya..." Jelas Rafa membuat Aulia kaget.

"Rafa tahu kalo Hesti balik ke Bandung karna bundanya sedang sakit?" Gumam Aulia dalam hati.

"Tahu darimana kamu Raf?" Tanya umi Aisyah.

"Awalnya memang Hesti gak bilang kalo dia pulang sebelum jadwal karna bundanya sedang sakit. Tapi waktu kemarin Rafa telepon, dia bilang kalo bundanya sedang sakit..." Jawab Rafa membuat kakaknya tersenyum menggoda.

"Kok kamu tahu segalanya sih Raf?? Kamu suka ya sama Dr. Hesti??" Goda umi Aisyah membuat Rafa salah tingkah.

"Engg.. enggak kak! Kita hanya partner aja. Pasienku membaik karna dia... Udah kak lupain, gak enak ada Aulia di sini." Jawab Rafa melirik Aulia sedangkan Aulia hanya tersenyum paksa.

"Yaudah yukk umi... kita balik, Aisyah udah ngantuk." Ajak Aisyah sambil menguap.

"Sebentar banget Aisyah... gak kangen sama om?" Goda Rafa pada Aisyah.

"Yaudah yukk! ayo Dr. Aulia." Sahut umi Aisyah sambil mulai mendorong kursi roda Aisyah.

"Hhmm... umi duluan aja ya! Aulia ada yang perlu di sampaikan ke Dr. Rafa..." Jawab Aulia diangguki oleh umi yang langsung meninggalkan ruangan Rafa.

"Rafa... kakak duluan ya, assalamualaikum." Pamit umi Aisyah.

"Wa'alaikumussalam." Jawab Aulia dan Rafa serempak.

Setelah umi Aisyah keluar dari ruangan Rafa, Aulia mulai membuka pembicaraan.

"Dr. Rafa masih ada waktu kan? Saya hanya ingin menanyakan sesuatu..." Ucap Aulia membuat Rafa melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Masih... Dr. Aulia mau menanyakan apa?" Tanya Rafa.

"Hhhmmm... Dr. Rafa mengenal Dr. Hesti darimana?" Tanya Aulia balik.

"Oohh... dua minggu yang lalu memang saya belum mengenal Dr. Hesti, dan pasien saya yang membuat saya mengenal Dr. Hesti." Jawab Rafa jujur.

"Bisakah Dr. Rafa mengantar saya ke ruang rawat pasien itu?" Tanya Aulia membuat Rafa mengerutkan kening.

"Hhmmm... saya hanya ingin tahu saja Dr. Rafa...." Lanjut Aulia karna melihat kerutan kening Rafa.

"Mungkin besok pagi saja dokter, karna pasien harus istirahat..." Jawab Rafa membuat Aulia harus menahan niatnya untuk bertemu pasien yang dianggap Hesti keluarga.

"Oohh iya Dr. Rafa... besok pagi saya akan ke sini!" Jawab Aulia dijawab anggukan dan senyum dari Rafa.

"Kalo begitu saya permisi dulu Dr. Rafa... Terima kasih dan maaf jika menyita waktu Dr. Rafa..." Pamit Aulia berdiri dan keluar dari ruangan Rafa.

Keesokkan harinya.

Aulia ke ruangan Rafa sebelum jam kerjanya dimulai. Dan Rafa menepati janjinya pada Aulia sekaligus memeriksa nenek Halimah bersama Angel (assistent Rafa). Mereka menuju ke ruang rawat nenek Halimah sambil ngobrol.

"Awalnya, nenek Halimah di rawat di ruang rawat biasa. Tetapi setelah nenek Halimah bertemu Dr. Hesti, nenek Halimah dipindahkan ke ruang rawat VVIP atas perintah Dr. Hesti dan semua biaya ruangan dan pengobatan di tanggung Dr. Hesti sampai nenek Halimah bertemu dengan anaknya..." Jelas Rafa panjang lebar membuat Aulia mengukir senyum tipis karna bangga pada sahabat yang baru dikenalnya.

"Dan itu yang membuat Dr. Rafa menaruh hati pada Dr. Hesti." Sahut Angel membuat Aulia menghilangkan senyumnya sedangkan Rafa menatap tajam Angel.

"Ehh... ma-maaf dokter keceplosan." Jawab Angel nyengir.

Flashback Off.

"Gue gak heran kenapa banyak lelaki yang terpikat dengan Hesti, karna Hesti memang patut dicintai banyak orang..." Sahut Lutfi menatap Fadil yang terduduk diatas rumput taman belakang. Semua yang ada di taman itu menjadi saksi kehancuran hati Fadil.

"Ayoo kak samperin kak Fadil!" Ajak Putri yang khawatir pada sang kakak.

"Jangan Put! Kakakmu butuh sendiri, kakakmu butuh waktu untuk menenangkan hatinya, lebih baik kita kembali ke ruang rawatmu..." Cegah Aulia diangguki oleh Putri dan mereka kembali ke ruang rawat Putri.

RS. Jaya Abadi Cabang Bandung.

Skip

Hesti dan assistentnya baru selesai melakukan kemoterapi pada bunda Sarah karna Hesti berpikir kanker bundanya masih awal dan belum teramat parah kemungkinan besar bundanya bisa sembuh.

"Terima kasih ya Syifa... sudah mau bantuin." Ucap Hesti terima kasih pada Syifa yang ada di sampingnya.

"Sama-sama dokter... Lagian Syifa kan assistent dokter jadi wajar kalo Syifa bantuin Dr. Hesti." Jawab Syifa membuat Hesti tersenyum.

Drrttt....drrttt...drrtt...

Perhatian Syifa dan Hesti terahlikan pada HP yang ada di genggaman Hesti.

"Siapa dok?" Tanya Syifa sedangkan Hesti melihat siapa yang menelponnya malam begini. Ternyata nama yang tertera pada layar Hp Hesti adalah nama Kak Reza.

"Dr. Sp. Kanker di RS. Pusat." Jawab Hesti membuat Syifa mengangguk.

"Yaudah kalo gitu Syifa ke ruangan dulu ya dok..." Pamit Syifa diangguki oleh Hesti.

Setelah Syifa menghilang dari pandangan Hesti, dia memgangkat telpon Reza.

"Assalamualaikum kak Reza."

"...."

"Gak kok kak. Memangnya ada apa kak?"

"...."

"Tapi kak..."

"...."

"Hhmm yaudah kalo gitu... kebetulan bunda baru selesai kemoterapi..."

"...."

"Bisa kak... yaudah sampai jumpa besok, Assalamualaikum."

"...."

Continue Reading

You'll Also Like

703K 58.1K 77
Fan fiction of Cut Syifa & Rizky Nazar. Don't take it seriously, just enjoy my works! 76 Parts ---
420K 15.8K 70
Pernikahan harus didasarkan atas cinta , namun apa jadinya jika pernikahan kedua insa KEVIN JULIO dan JESSICA MILA ini didasarkan atas perjanjian ked...
2.2M 69.4K 74
NOVEL BISA Di BELI DI SHOPEE FIRAZ MEDIA "Bisa nangis juga? Gue kira cuma bisa buat orang nangis!" Nolan Althaf. "Gue lagi malas debat, pergi lo!" Al...
7.9K 329 6
"Om! Om itu kenapa sih selalu aja halangin jalan saya? Muak tau gak saya liatnya" ucap Syafina sedikit berteriak. Ia sudah tidak peduli bahwa yang di...