A: Antara (Seq SEPATU) #Aliso...

By iniitila

3.3K 614 285

Note: Baca SEPATU dulu. Masa lalu bukanlah hal yang perlu diperhitungkan bagi seorang Aiy. Karena mengingat m... More

THROWBACK
PROLOG
KEMBALI
JANGAN BERJANJI
KISS
BERTEMU KEMBALI
ARSHA BERBEDA
SELF INJURY
KONSEKUENSI MENCINTAIKU
RASA
TAHTA, KELUARGA, AIY!
Pre-quel (SEPATU)
SEAN DAN SEKRETARIS BARUNYA
BIARKAN DIA BAHAGIA
BREAK
SEPATU PUBLISH
PERMINTAAN ELINA
CALONNYA AREZ
BYE, AREZ.
PENJELASAN ARSHA
PERASAAN YANG RUMIT
CINTA DI WAKTU YANG SALAH
JATUH PADA MASA LALU
PERMINTAAN TERAKHIR
LOVE IN SUNSET
AREZ? ARSHA?
FEELING REGRET
ERICK GAMA
PENGHIANATAN
SUARA SIAPA?
KITA BERAKHIR?
DUA BULAN LAGI
MANTAN MERESAHKAN
TIDAK TERKENDALIKAN
TERLUKA KEMBALI
SHAMELESS BITCH
ORANG TUA ARSHA
DIKA PULANG
PENGUMUMAN PERNIKAHAN
SIAPA PRIA ITU?
THE FOURTH FACT
SASA DAN ZARA
TIGA GADIS YANG TERLUKA
KITA YANG TERJEBAK
PERMOHONAN SASA
PERUBAHAN ZARA
KISSMARK
KENYATAAN BERAT
HAMIL?
SHOCKED
TANGGUNG JAWAB
THE WEDDING
HADIAH LAICIA
AFTER WEDDING
MASIH KAMU
SEMAKIN RUMIT
SORRY BANGET
KELUARGA BESAR AREZ
SASA DAN ZIAN
ANGGUN
KENANGAN RUMAH POHON

SELF HARM ... AGAIN?

31 7 0
By iniitila

Arsha memasuki kamarnya dan membanting barang apa saja yang bisa menjadi pelampiasan kemarahannya. Bagaimana bisa orang tuanya memutuskan begitu saja tanpa persetujuannya? Apakah mereka yang akan menjalani rumah tangga?

"Kenapa gue gak dibiarkan buat memilih, sih? Udah dewasa tapi berasa masih bocil," kesal Arsha.

Arsha duduk di pinggir kasurnya dan meremas rambutnya keras. "Gue gak cinta sama Elina. Gue cuma mau Aiy, bukan Elina."

Arsha mengulurkan tangannya untuk membuka laci nakas. Dia mengambil sebuah benda yang selalu dia gunakan untuk pelampiasan kemarahannya. Apalagi jika bukan cutter?

Arsha mengeluarkan ujung cutter itu dan mulai menggoreskannya di tangannya. Lagi-lagi, darah bercucuran dari pergelangannya. Arsha mengukir sesuatu yang tidak dia mengerti. Ukiran kemarahan. Seperti itulah Arsha menyebutnya.

Setelah puas, Arsha mencampakkan cutter dan berjalan menuju kamar mandi. Untuk apa? Lebih menyiksa diri dengan menuangkan sabun ke luka yang terbuka itu. Begitulah Arsha.

🌱🌱🌱🌱🌱

Aiy memasuki kamarnya sambil memijat bahunya. Hari ini dia cukup lelah. Lumayan banyak pasien tadi. Namun semua terasa berkurang ketika melihat keluarganya telah tiba di rumah dengan selamat.

Aiy meletakkan tasnya di atas meja dan naik ke kasur. Merebahkan dirinya di sana untuk mengurangi penat.

Aiy memijat-mijat bahunya dan memiringkan tubuhnya ke arah nakas. Matanya menangkap sebuah kotak jam berwarna biru beludru.

Perlahan Aiy mulai merubah posisinya menjadi duduk dan meraih kotak itu. Kening Aiy berkerut bingung sambil mengamatinya.

"Kenapa ini masih ada di sini, bukannya udah gue singkirin, ya?"

Aiy membuka kotak itu dan mengambil isinya. Sebuah jam indah dengan ukiran namanya. Jika kalian mengingatnya, itu adalah kado ulang tahun Arsha untuknya ketika berumur 17 tahun. Sudah sangat lama namun ternyata Aiy masih menyimpannya.

Aiy mengamati jam itu dan pikirannya terputar pada ulang tahunnya lima tahun lalu. Di mana Arsha tiba-tiba datang dengan rambut warna-warni dan menyanyi untuknya di atas panggung.

Senyum Aiy sedikit mengembang. Aiy terus mengingat masa itu saat Aiy menyanyikan lagu 'Bentuk Cinta' dari Eclat dengan rambutnya yang kocak. Kejutan itu sangat berarti buat Aiy. Bagaimana Arsha begitu niat hingga mencat rambutnya lalu memberikannya hadiah sebagus ini.

Bisakah Aiy mengatakan bahwa dia merindukan kisahnya itu? Kisah bersama seseorang yang dulu sangat dia cintai, mungkin hingga sekarang. Meski kini ada Arez yang mengisi kehidupannya, tapi sepertinya Arsha masih menetap di hatinya.

Aiy kira dia sudah melupakan Arsha sepenuhnya namun ternyata dia salah. Kenangan itu tidak bisa dia lupakan. Seburuk apapun perpisahan, pasti ada kisah bahagia sebelumnya.

Aiy melirik ponselnya sejenak. Ingin rasanya Aiy menghubungi Arsha. Kejadian manis mereka ketika di Bali terputar di benaknya. Bohong jika Aiy bilang dia tidak merindukan lelaki ini.

"Apa gue telpon aja, ya." Aiy menimang-nimang ponselnya ragu.

Drrrttt ... drrrttt ... drrrttt!

Ponsel di tangannya berdering. Aiy melirik ponselnya dan bibirnya pun mengukir senyum. Siapa yang menelpon?

"Panjang umur banget, nih, anak. Baru aja mau nelpon," kata Aiy.

Buru-buru Aiy mengangkat panggilannya itu lalu menempelkan ponsel ke telinganya. "Halo, Sha?"

"Ay, ini gue Elina."

Mimik wajah Aiy langsung berubah begitu mendengar suara Elina. Harusnya Aiy tidak menaruh harapan tinggi. Arsha sudah dengan Elina, jadi buat apa lagi Aiy memikirkannya?

"Ngapain lo nelpon gue make ponsel Arsha? Mau pamer kalau lo lagi berduaan sama Arsha? Cih, gak peduli gue," sembur Aiy malas.

"Enggak, Ay. Gue butuh bantuan lo!"

Dari nadanya, Aiy tau bahwa Elina sedang panik. "Lo kenapa?"

"Gue lagi perjalanan ke rumah sakit. Lo di rumah sakit, gak? Arsha self-harm lagi. Cuma lo dokter yang bisa nanganin Arsha. Gue perlu cepat soalnya, gak mau nunggu antri!"

Aiy membulat saat mendengar ocehan Elina di seberang sana. Buru-buru dia mengambil tasnya dan berlari menuju halaman.

"Gue ke rumah sakit sekarang."

🌱🌱🌱🌱🌱

Laicia memandang bosnya yang sedang mempresentasikan proyek mereka kepada para investor. Senyumnya tertarik membentuk lengkungan manis.

Laicia memandangi bagaimana tampannya ukiran wajah Arez yang begitu sempurna di matanya. Memandang lekuk tubuh Arez yang sangat menggoda. Gairah untuk menggoda Arez itu muncul kembali.

I can do it!

"So, this is all I can present. I hope you are satisfied with the results," kata Arez mengakhiri presentasinya.

Tepuk tangan terdengar menggema di ruangan rapat itu, tanda bahwa semuanya menyukai presentasi Arez.

"We like it very much. I agree to cooperate with this company," kata seorang pimpinan investor mereka.

Arez tersenyum dan langsung menjabat tangan pria itu. "Glad to work with you, Sir!"

"Thank you.

Setelah itu para investor itu izin pamit undur diri dan meninggalkan ruangan itu. Beberapa karyawan juga sudah mulai kembali ke ruangan masing-masing.

Laicia menghampiri Arez dengan pandangan mata menggoda. "Your amazing, Sir," puji Laicia.

"Thank you, Laicia."

Laicia tersenyum. Pandangannya tertuju pada dasi Arez yang menurutnya kurang rapi itu. Tangannya bergerak untuk merapikan dasi Arez.

"You are a leader, so everything has to look perfect," ujar Laicia singkat.

Arez yang terkejut hanya bisa membiarkan Laicia melakukannya. Arez tau ini salah tapi Laicia ada benarnya juga. Toh hanya membenarkan dasi, tidak lebih.

Laicia tersenyum melihat hasil kerjanya. Tangannya turun ke dada Arez dan merapikan jas hitam Arez.

"Usually after fixing the tie, a woman gets a kiss on the forehead," tutur Laica.

Arez menurunkan tangan Laicia dari dadanya. "What do you mean?"

Laica menggeleng. "Nope. Have dinner with me tonight," pinta Laicia.

Arez menggeleng. "I can't."

Laicia menatap Arez dengan tatapan memohonnya. "Just tonight, Arez."

Arez menghela napasnya berat. "Nine o'clock at the Luxury hotel restaurant.  Aswell as meeting with other clients," putus Arez.

Setelah itu Arez berlalu meninggalkan Laicia di ruangan itu sendiri. Laicia tersenyum mendengar keputusan Arez.

"The right place!"

🌱🌱🌱🌱🌱

Aiy berlari sedikit kencang menuju ruangan yang dimaksud oleh Elina. Gadis itu baru saja tiba di rumah sakit.

"Arsha?" Aiy memasuki ruangan itu sambil membawa peralatannya.

Elina menatap kedatangan Aiy dan menjauhkan dirinya dari brankar. Ia membiarkan Aiy memeriksa Arsha. Meski ada rasa tidak suka di hatinya, namun Elina harus mengerti bahwa Arsha sedang sakit.

Aiy memandangi tangan Arsha lekat. Bagaimana selama ini Aiy tidak menyadari bahwa banyak bekas-bekas luka di tangan Arsha. Mungkin karena dia tidak terlalu memperhatikan Arsha.

"Kenapa banyak bekas luka di tangannya?" tanya Aiy sambil fokus membersihkan luka baru Arsha.

"Dia emang sering kaya gitu semenjak lo ke Sydney," jawab Elina apa adanya.

Deg!

Aiy terdiam. Sebegitu kehilangannya kah Arsha? Aiy jadi merasakan perasaan bersalah. Gadis itu terlihat biasa saja saat Elina mengatakan hal itu, padahal sebenarnya Aiy sangat merasa bersalah atas semuanya.

Elina menghampiri Aiy. Dia memandang Aiy dengan meneliti. "Apa, sih, yang Arsha lihat dari lo? Apa yang membuat Arsha sejatuh itu sama lo? Apa yang udah lo kasih sama Arsha? Gak ada, kan? Kenapa dia sangat mencintai lo?" tanya Elina entah pada siapa.

Aiy menghentikan kegiatannya. Gadis itu menatap Elina datar. "Siapa juga yang nyuruh lo ambil Arsha dari gue? Lo yang maksa jadi lo harus terima konsekuensinya."

"Maksud lo?"

Aiy menarik sudut bibirnya tersenyum sinis. "Perasaan itu gak bisa dipaksa, bahkan sekalipun lo berusaha mengubah takdir yang ada. Kalau takdirnya dia gak bisa cinta sama lo, jangan pernah maksa perasaannya. Karena selain lo nyakitin perasaannya, tanpa sadar lo juga nyakitin perasaan lo sendiri."

🌱🌱🌱🌱🌱

Rapat Arez sudah selesai sejak 20 menit yang lalu. Kini pria itu tengah menunggu Laicia keluar dari toilet agar mereka bisa segera turun ke restoran untuk makan malam.

Sambil menunggu, Arez mengeluarkan ponselnya. Dia menghubungi kekasihnya, Aiy. Arez baru kembali ke Sydney dari perjalanan proyeknya di Amerika.

"Halo, Rez."

Suara seseorang yang sangat Arez rindukan terdengar. Arez mengukir senyum manis meski Aiy tidak melihatnya. Hanya mendengar suara Aiy saja, rasa lelah Arez perlahan menghilang. Dasar bucin.

"Kamu lagi apa? Tiduran, ya?" tanya Arez.

"Enggak, aku lagi di rumah sakit. Ini ada yang urgent. Nanti aku telpon kamu lagi, ya," kata Aiy di seberang sana.

Arez menghela napas berat. "Ya udah, deh. Jaga kesehatan, Sayang. Love you."

"Too, Baby." Panggilan diputuskan oleh Aiy.

Arez meletakkan ponselnya malas. Hubungannya dengan Aiy sedang tidak baik. Bukan berarti mereka sering berantem. Komunikasi tidak berjalan pun, bisa dikatakan hubungannya sedang tidak baik.

Tidak, ini bukan keinginan mereka. Ini karena masalah pekerjaan saja. Mungkin jika mereka sudah menikah nanti, Arez tidak akan membiarkan Aiy jauh dari dirinya seperti saat ini. Kali ini Arez harus mengerti. Aiy di Indonesia untuk bekerja.

Arez meminum kopinya yang mulai dingin. Laicia begitu lama di toilet. Arez memilih untuk menghampirinya saja.

Arez berjalan menuju toilet. Dengan ragu, dia mengetuk pintunya dari luar.

Tok ... tok ... tok!

"Laicia! Are you done?" tanya Arez sedikit berteriak.

Tidak ada jawaban dari dalam sana. Kali ini Arez mengetuk sedikit keras. "Laicia? Are you okay?"

Ceklek!

"Are you impatient?"

Laicia keluar dengan dress hitam selututnya yang sangat ketat. Arez cukup terkejut dengan apa yang dia lihat.

"Did you change your clothes?" tanya Arez.

Laicia tersenyum. "I thought it would be a special night, so I wanted to dress up a bit."

"What do you mean?"

Laicia tersenyum. "Nothing, Sir. C'mon."

🌱🌱🌱🌱🌱

Aiy duduk di sofa yang tersedia sambil memandangi Arsha yang tengah tertidur lelap. Ini sudah jam 12 malam, tapi Aiy belum kembali ke rumah juga.

Ceklek!

Pintu ruang rawat Arsha terbuka, menampilkan Elina yang datang dengan tas berisi baju di tangannya. Gadis itu menatap Aiy yang juga menatap dirinya.

"Lo gak pulang?" tanya Elina.

Aiy menggeleng. "Gue di sini aja sampai Arsha bangun. Takutnya Arsha butuh sesuatu," jawab Aiy.

Elina meletakkan tas di tangannya ke atas kursi. Wanita itu memandang Aiy tak suka. "Ada gue yang berperan sebagai tunangannya. Lo gak dibutuhin di sini, jadi silakan pulang," usir Elina.

"Tapi Arsha saat ini butuhnya dokter bukan model," tutur Aiy santai.

Rasa suka Elina pada Aiy kini bertambah dua kali lipat. Gadis di hadapannya ini sangat menyebalkan.

"Gue tau lo masih punya perasaan buat Arsha. Gue mohon lo lupain perasaan itu karena dia milik gue. Perasaan lo salah!" hardik Elina.

Aiy tersenyum sinis. Dia fokus memandang Arsha. "Apa bedanya sama lo?"

"Maksudnya?"

"Lo juga punya perasaan yang sama ke Arsha waktu dia masih jadi milik gue. Bahkan lo rebut dia dari gue," cicit Aiy.

"Nyatanya Arsha lebih memilih gue daripada lo," bela Elina.

Aiy menggeleng. "Enggak. Kalau dia milih lo, dia gak akan tunda pernikahan kalian hanya karena gue balik ke Indonesia."

"Lo salah. Kita bakal nikah dua bulan lagi."

"Hah?"

🌱🌱🌱🌱🌱

Akhirnya aku update lagi, huhuhuhu. Mengsenang aku, nih. Lama tidak update.

Maafkan diriku yang hobi gantungin mulu, yaa. Ya gimana, diriku juga digantung doi, wkwk. Engga, deng. Candaaa. Doi aja kagak punyaa, wkwk. Ada, sih. Jungkook:)

Skip halu.

Btw, sebenarnya aku mau ngakak dulu😭😭 Ternyata aku salah riset. Bedanya waktu Indo sama Sydney itu cuma 3 atau 4 jam-an kalau ga salah. Tapi aku malah buat bedanya itu jauh. Kaya di Indo malem di Sydney siang😭😭😭 Aku baru ingat kalau Sydney itu masih benua Australia bukan Eropa😭😭

Jadi di sini aku buatnya Arez seolah-olah baru balik dari benua Eropa melakukan perjalanan bisnis. Mungkin nanti bakal aku revisi lagi. So, maaf banget😭😭😭😭👍

Sebenarnya Aiy sibuk, tapi kalau lihat kaca besar, gak afdol kalau gak foto.

Ini beberapa waktu sebelum Arsha cutting. Dia pusing sama weddingnya dengan Elina.


Ini Elina nungguin Arsha di rumah sakit.

Ini Arez abis meeting. Pantes Laicia terarez-arez🤧

Dahlah sekian.  Jangan lupa vote, comment and share, yaa. Babay❤️

Continue Reading

You'll Also Like

2.8M 299K 50
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
2.3M 203K 32
Mati dalam penyesalan mendalam membuat Eva seorang Istri dan juga Ibu yang sudah memiliki 3 orang anak yang sudah beranjak dewasa mendapatkan kesempa...
6.3M 325K 59
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...
358K 28K 37
Warning!!! Ini cerita gay homo bagi yang homophobic harap minggir jangan baca cerita Ini βš οΈβ›” Anak di bawah umur 18 thn jgn membaca cerita ini. πŸ”žβš οΈ. ...