A: Antara (Seq SEPATU) #Aliso...

By iniitila

3.3K 614 285

Note: Baca SEPATU dulu. Masa lalu bukanlah hal yang perlu diperhitungkan bagi seorang Aiy. Karena mengingat m... More

THROWBACK
PROLOG
KEMBALI
JANGAN BERJANJI
KISS
BERTEMU KEMBALI
ARSHA BERBEDA
SELF INJURY
KONSEKUENSI MENCINTAIKU
RASA
TAHTA, KELUARGA, AIY!
Pre-quel (SEPATU)
SEAN DAN SEKRETARIS BARUNYA
BIARKAN DIA BAHAGIA
BREAK
SEPATU PUBLISH
PERMINTAAN ELINA
CALONNYA AREZ
BYE, AREZ.
PENJELASAN ARSHA
PERASAAN YANG RUMIT
CINTA DI WAKTU YANG SALAH
JATUH PADA MASA LALU
PERMINTAAN TERAKHIR
LOVE IN SUNSET
AREZ? ARSHA?
FEELING REGRET
ERICK GAMA
PENGHIANATAN
SUARA SIAPA?
KITA BERAKHIR?
SELF HARM ... AGAIN?
MANTAN MERESAHKAN
TIDAK TERKENDALIKAN
TERLUKA KEMBALI
SHAMELESS BITCH
ORANG TUA ARSHA
DIKA PULANG
PENGUMUMAN PERNIKAHAN
SIAPA PRIA ITU?
THE FOURTH FACT
SASA DAN ZARA
TIGA GADIS YANG TERLUKA
KITA YANG TERJEBAK
PERMOHONAN SASA
PERUBAHAN ZARA
KISSMARK
KENYATAAN BERAT
HAMIL?
SHOCKED
TANGGUNG JAWAB
THE WEDDING
HADIAH LAICIA
AFTER WEDDING
MASIH KAMU
SEMAKIN RUMIT
SORRY BANGET
KELUARGA BESAR AREZ
SASA DAN ZIAN
ANGGUN
KENANGAN RUMAH POHON

DUA BULAN LAGI

32 7 0
By iniitila

Siang ini Aiy sedang duduk santai sambil menikmati lunch-nya di kantin rumah sakit. Entah kenapa Aiy sedang tidak berniat mengunjungi restoran. Mungkin makanan kantinlah yang ia butuhkan saat ini.

Aiy tersenyum saat beberapa orang pasien yang dia kenal, perawat bahkan dokter menyapanya. "Ternyata lebih asik makan di kantin rumah sakit daripada restoran atau kafe," gumam Aiy.

Aiy kembali meneruskan makanannya sambil membuka-buka ponsel. Mungkin Aiy terlalu serius, sehingga dia tak menyadari kehadiran seseorang di hadapannya.

"Dokter Aiy?" panggil orang itu.

Aiy mengangkat wajahnya dan menemukan seorang dokter laki-laki, sedang membawa makanan dan majalah sambil menatap ke arahnya. Aiy buru-buru berdiri dan memberi senyum ramah pada pria itu. "Dokter Nino."

Dokter yang dipanggil dengan 'Nino' itu tersenyum sekali lagi pada Aiy. "Sendirian aja, Dok? Saya bisa duduk di sini?" tanya Nino.

Aiy mengangguk cepat. "Tentu, Dok. Silakan duduk."

"Terimakasih." Nino meletakkan makanannya dan majalahnya lalu duduk di depan Aiy.

Aiy juga kembali pada tempat duduknya dan mulai melanjutkan makannya. Gadis itu mematikan ponsel dan mencoba mencari topik pembicaraan dengan Nino, namum sepertinya Aiy tidak menemukannya.

Nino mulai makan dengan khusyuk. Nino, seorang dokter yang menyelesaikan studinya 3 tahun yang lalu, kini mulai menjadi dokter yang cukup profesional. Pria dengan tinggi 180 cm ini memiliki kulit putih dan rambut yang cukup lebat. Definisi dokter tampan. Dia termasuk dokter idaman di rumah sakit ini.

Aiy terus melanjutkan makanannya tanpa berniat memulai obrolan duluan. Harusnya emang cowok yang cari topik.

Nino mengunyah makanannya dengan tenang, sambil membuka majalah yang tadi ia bawa. Aiy memperhatikan majalah itu. Matanya menangkap sosok yang dia kenal sedang terpajang indah di sampul majalah tersebut.

"Anda suka majalah, Dok?" tanya Aiy ramah.

Nino menatap Aiy sekilas. "Ah, tidak."

Aiy mengerutkan keningnya. Mata gadis itu tertuju pada majalah yang dipegang Nino. Nino yang mengerti hanya tertawa sejenak dan meletakkan majalahnya. "Ini saya dikasih sama temen saya. Soalnya waktu itu saya lagi liburan di Paris dan ketemu sama dia. Dia bantuin saya bayar makanan, karena saya lupa bawa dompet. Kita kenalan dan taunya dia model terkenal. Ya udah, saya dikasih majalah yang ada foto plus tanda tangannya," jelas Nino.

Nino menjulurkan majalah itu pada Aiy. Tangannya bergerak menunjuk sampul dengan wajah cantik milik seorang wanita. "Ini temen saya."

Aiy cukup terdiam mendengar penjelasan Nino. Matanya hanya fokus memandang wajah cantik itu. "Bisa saya pinjam sebentar?"

"Oh, silakan."

Aiy mengambil majalah itu dan mulai menatap sampul depannya. Matanya terus menatap setiap ukiran wajah dan tubuh milik orang itu.

Elina ternyata model terkenal. Dia cantik banget. Gue gak ada apa-apanya dibanding dia, gumam Aiy. Entah kenapa tiba-tiba Aiy jadi membanding-bandingkan dirinya dengan Elina, padahal sebelumnya dia tak pernah seperti ini.

"Dok? Dokter Aiy?" panggil Nino.

Aiy langsung menyadarkan lamunannya dan beralih menatap Nino. "Eh, iya, Dok? Kenapa?"

Nino memperhatikan Aiy yang menatap model itu lekat. "Dokter Aiy kenal sama model itu? Kayanya merhatiin banget," ujar Nino.

Aiy menyunggingkan senyum tipisnya. "Iya, Dok. Dia pacarnya temen saya," jawab Aiy.

Nino membulatkan mata tak percaya. "Pacar temen Dokter berarti Elina temen Dokter juga?"

Mau tidak mau Aiy hanya mengangguk pelan. Daripada pertanyaannya manjang, batin Aiy. "Iya, Dok. Cuma kita kurang deket aja."

"Dokter Aiy kenapa gak bilang punya temen model?"

"Masa saya harus koar-koar biar semua orang tau temen saya model. Lagian yang model kan dia, bukan saya," jawab Aiy logika.

Nino mengangguk-anggukan kepalanya. "Iya, sih. Bener juga."

Aiy hanya tersenyum menanggapi. Gadis itu mulai membuka majalah tersebut dan lagi-lagi wajah Elina yang muncul.

Aiy kembali mengagumi kecantikan wanita itu. Kalau gue aja kagum sama dia, gimana cowok-cowok? Arsha beruntung banget, sih.

"Dia cantik, ya, Dok," gumam Nino.

Aiy menatap Nino. "Dokter suka sama Elina?"

Nino tersenyum. "Cowok mana, sih, yang bisa nolak cewek secantik nona Elina? Gak ada. Saya cuma bisa mengaguminya saja, karena seperti yang Dokter Aiy bilang. Dia sudah punya kekasih."

Aiy hanya bisa termenung mendengar penuturan Nino. Bener! Cowok mana yang bisa nolak Elina? Arsha juga cowok normal. Dia pasti bisa nilai gue sama Elina. Lagi-lagi, Aiy kembali membandingkan dirinya dengan Elina.

"Dokter Aiy kenal dekat dengan nona Elina?"

Aiy menggeleng sebagai jawaban. "Bahkan waktu mereka tunangan, saya juga gak dateng."

"Mereka sudah tunangan? Wah, beruntung sekali teman Anda itu, Dok," takjub Nino.

Iya, Arsha memang beruntung.

🌱🌱🌱🌱🌱

Aiy duduk di ruangannya sambil melamun. Entah kenapa semua pujian Nino untuk Elina itu mengganggu dirinya. Apakah Aiy iri pada Elina? Mungkin, Aiy juga ragu akan itu.

Pikirannya berputar pada kejadian beberapa waktu lalu. Ketika Elina menemui dirinya di taman saat sedang bersama Arsha.

Flashback on.

"Apa Arsha lakuin itu juga, ya, sama Elina? Atau dia lakuin itu cuma sama gue?"

"Lakuin apa maksud lo?"

Aiy membalikkan tubuhnya dan menatap Elina yang kini sudah berdiri di hadapannya. "El?"

Elina memandang Aiy tanpa ekspresi apapun, kecuali benci. "Lakuin apa maksud lo? Maksud dari ucapan lo tadi apa?"

"Gg--gue ... gue ... gak bermaksud apa-apa," kata Aiy.

"Gue tau ada yang kalian sembunyikan dari gue!" bentak Elina. Pandangan orang-orang sekitar kini sudah menatap ke arah mereka.

"Gak usah bentak, dong!" balas Aiy. Gadis itu kesal karena Elina membuatnya malu di depan umum.

"Ada apa ini? El, kamu ngapain di sini?" Arsha kini sudah datang menghampiri mereka.

"Lo lihat kelakuan cewe lo! Seenaknya bentak orang depan umum. Kalau mau malu, ya malu sendiri aja. Gak usah ngajak-ngajak!"

Aiy membuang es krimnya dan pergi dari sana. Bagaimana kalau pihak rumah sakit tau gue berantem sama Elina di depan umum? Dasar medusa!

Flashback off.

Aiy menghela napasnya dan menjatuhkan kepalanya di atas meja. "Sumpah, gue lelah sama perasaan gue sendiri. Kenapa, sih, gak bisa setia sama Arez aja? Kenapa gue harus mikirin cowok lain? Kenapa seakan-akan gue yang berkhianat di sini?"

🌱🌱🌱🌱🌱

Mobil mewah milik keluarga Alison kini sudah sampai tepat di depan mansion mereka. Bik Nani buru-buru menghampiri majikannya untuk membantu mengangkat barang-barang.

"Ah, lelah banget," keluh Sasa.

Ify turun dengan wajah cerianya. Wanita yang tidak muda itu merasa senang karena akhirnya bisa jalan-jalan ke kota Lautan Api itu. "Bik, ini barang-barangnya tolong dibawa masuk semua, ya," pinta Ify.

Bik Nani mengangguk. "Iya, Nyonya."

Sasa duluan masuk mendahului yang lainnya. Saat Ify akan masuk, pandangannya tertuju pada Nova yang sibuk dengan barangnya. "Nova," panggil Ify.

Nova menghampiri Ify dengan cepat. "Iya, Bu?"

"Kamu mau langsung pulang?" tanya Ify lembut.

Nova mengangguk pelan. "Sepertinya begitu, Bu. Ada apa, ya, Bu?"

Ify melirik Sean yang berdiri di sampingnya. "Kamu bisa antar Nova pulang, kan?"

"Hah? Sean mau istirahat, Mi," tolak Sean.

Nova menggeleng pelan, merasa tidak enak pada Sean. "Tidak usah, Bu. Saya bisa pulang sendiri."

Ify tetap kukuh memandang Sean. "Bisa, kan, Sean?" Ify tersenyum, membuat Sean tidak berani menolaknya.

Sean menghela napas sebelum akhirnya menganggukkan kepalanya. "Oke."

Sean meminta kunci mobil dari supirnya dan segera masuk ke dalam mobil. Nova melirik Sean sejenak, lalu menghela napas pelan. "Kalau begitu, saya permisi dulu, Bu. Terimakasih banyak."

Nova masuk ke dalam mobil dan Sean langsung melajukannya. Cowok itu terlihat sangat lelah, namun karena ini permintaan Ify, Sean bisa apa?

Nova mencuri-curi pandang ke arah Sean. Sekali lagi, wanita itu merasa tidak enak pada bosnya yang terkenal galak itu.

Tanpa Nova sadari, sedari tadi Sean sudah merasakan bahwa dirinya sedang diperhatikan. "Kenapa lihatin saya?"

Perkataan tiba-tiba dari Sean membuat Nova sedikit terkejut. "Sa ... ya tidak memperhatikan Bapak," sargah Nova.

"Saya tau kamu lihatin saya. Tidak usah berbohong, Nova."

Nova terdiam. "Maaf, Pak. Saya hanya sedikit tidak enak pada Bapak karema harus mengantarkan saya pulang. Harusnya Bapak tidak perlu repot-repot, Pak. Saya bis--"

"Saya mengantar kamu karena permintaan mami saya, bukan karena kamu."

🌱🌱🌱🌱🌱

Arsha membuka pintu mobilnya dan matanya tertuju pada sebuah kendaraan beroda empat yang terparkir tak jauh dari tempatnya saat ini. Kening Arsha mengerut. "Ngapain Elina di sini malem-malem?"

Arsha menghela napas berat. Cowok itu tidak tau drama apa yang akan Elina munculkan. Cowok itu melangkahkan kakinya dengan malas menuju rumahnya.

"Arsha pulang!" teriak Arsha tidak bersemangat.

"Arsha? Kamu sudah pulang?"

"Ah, yang ditunggu sudah datang."

"Sayang, udah pulang?"

Arsha tidak menanggapi ucapan semua orang. Matanya tertuju pada beberapa orang yang tengah berkumpul di dalam ruangan. Ada ayahnya, bundanya, Elina dan Risa tantenya Elina. "Ada apa ini?"

Elina tersenyum senang. Wanita itu berjalan dengan senyum ke arah Arsha. Dia menggandeng Arsha dengan mesra. "Jadi, kita di sini lagi membicarakan soal pernikahan kita, Sayang," kata Elina.

Arsha menatap Elina tajam. "Aku mau bicara sama kamu. Permisi sebentar."

Arsha menarik lengan Elina menuju taman rumahnya. Bagaimana mungkin keluarganya dan Elina merencanakan pernikahan mereka di saat Arsha dan Elina sedang break?

"Apa yang kamu lakukan?" Arsha melepaskan cekalannya dan menatap Elina dingin.

Elina tersenyum. Wanita itu tidak takut sama sekali. "Apa yang aku lakukan demi kebaikan kita, Sayang," ujar Elina sambil tangannya menyentuh jas Arsha.

Arsha mengeraskan rahangnya. Tangannya bergerak untuk melepaskan tangan Elina dari sana. "Aku kan udah bilang kita lagi break. Kenapa kamu malah diskusikan pernikahan kita, El? Aku masih belum siap!"

"Jangan bentak Elina, Arsha!"

Pandangan Elina dan Arsha tertuju pada kedua orang tua Arsha dan tante Elina. Mereka bertiga mendekati Arsha dan Elina.

"Bukan Elina yang minta, tapi Ayah sama bunda yang ingin mempercepat pernikahan kalian," kata Andi.

Arsha terdiam. "Maksudnya, Yah?"

"Kamu dan Elina akan menikah dua bulan lagi."

"HAH?"

🌱🌱🌱🌱🌱

안녕 여러분!

Senang bisa kembali nulis dan bertemu kalian lagi. Semoga kalian selalu menanti kelanjutan kisah Aiy, Arsha dan Arez.

Apakah kalian punya harapan untuk cerita ini? Aku harap ada, sih, wkwk. Aku suka ketika kalian meramaikan kolom komentar.

Oh, ya, karena aku pikir kalian gak suka foto cast di tengah, jadi aku buatnya di sesi Author Note aja, wkwk.

Aiy lagi makan di kantin/kafe rumah sakit.

Arsha lagi badmood karena Aiy marah padanya.

Arez sedang menunggu meeting yang sesaat lagi akan dimulai.

Foto Elina yang ada di majalah.

Oke, guys! Jadi aku mau minta saran untuk castnya dokter Nino, Zara sama Jevan. Oh iya, Sean, Sena, Calvin, Sasa, Dika juga, yaa. Hehew.

Sekian dari aku, babay❤️

Continue Reading

You'll Also Like

2.3M 105K 47
⚠️ Jangan menormalisasi kekerasan di kehidupan nyata. _______ Luna Nanda Bintang. Gadis itu harus mendapatkan tekanan dari seniornya di kampus. Xavie...
4.2M 127K 87
WARNING ⚠ (21+) 🔞 𝑩𝒆𝒓𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒘𝒂𝒏𝒊𝒕𝒂 𝒚𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒑𝒊𝒏𝒅𝒂𝒉 𝒌𝒆 𝒕𝒖𝒃𝒖𝒉 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏 𝒅𝒂𝒏 �...
1.3M 82.2K 36
"Di tempat ini, anggap kita bukan siapa-siapa. Jangan banyak tingkah." -Hilario Jarvis Zachary Jika Bumi ini adalah planet Mars, maka seluruh kepelik...
1.4M 123K 43
Lily, itu nama akrabnya. Lily Orelia Kenzie adalah seorang fashion designer muda yang sukses di negaranya. Hasil karyanya bahkan sudah menjadi langga...