•38•

1.3K 130 1
                                    

Ahem!

All right, dear readers

Pertama, maaf atas keterlambatan apdet yang sangat lama, haha. Tapi ini juga sebenernya author g mau apdet sekarang.

Rencana author mau apdet pas semua rute ending udah selesai ditulis. Tapi sampe sekarang karena kesibukan yang ada author baru selesai nulis satu rute. Rute lain masih proses ditulis ya.

Berhubung author mikir udah lama author blom apdet, ya udah deh apdet dulu satu rute.

Rute lain akan menyusul secepatnya. Entah sebelum bulan desember berakhir, atau tahun depan. Mohon sabar menunggu.

Oke, hope ya enjoy the story~

.
.
.
.
.

"Jangan sakiti Amaya!"

Teriakan itu sesaat menggema pada halaman belakang sekolah yang sebelumnya diisi dengan suara kebengisan Shigaraki.

Shigaraki menghentikan kakinya yang hendak melayangkan tendangan untuk kesekian kalinya pada tubuh Midoriya. Menoleh kebelakang.

Midoriya yang sedaritadi mati-matian melindungi kepalanya di balik dua tangan, langsung lemas ketika akhirnya Shigaraki berhenti memukuli.

Entah sudah berapa banyak lebam di tubuhnya, sudah berapa kali dia merasa sakit karena tulangnya yang retak, perih saat dia mendapat luka terbuka yang baru, tidak bisa bernafas dengan benar, juga berulangkali terbatuk darah.

Kepalanya begitu pening. Dia memang sudah mencoba melindunginya, namun tetap saja beberapa pukulan berhasil menyasar.

Midoriya bertanya-tanya apa yang membuat Shigaraki mendadak diam. Pendengaran dan penglihatannya tidak bekerja dengan baik saat dia melindungi diri.

Namun dia sedikit mendengar suara teriakan. Itu pasti berasal dari anak yang Shigaraki tawan, karena tidak ada orang lain selain mereka bertiga. Kecuali jika ada yang datang.

Pandangan Midoriya yang sedikit buram melihat pada anak perempuan beberapa meter didepannya yang berlutut ketakutan sejak dia datang.

Dengan tubuh yang tergeletak tak berdaya, Midoriya berpikir apa yang anak itu ucapkan hingga Shigaraki diam.

"Ja, jangan sakiti Amaya lebih jauh.." anak itu kembali berujar. Namun kini dia kembali gemetar karena Shigaraki menatapnya lekat.

Lengang sejenak, sebuah seringaian kemudian terbentuk di wajah Shigaraki.

"Hee...Amaya, huh? "

Amaya? Apa itu benar yang Midoriya dengar? Gadis itu bahkan meragukan pendengarannya untuk sekarang karena inderanya tengah lemah.

Nama itu adalah nama samarannya dulu berdasar cerita Bakugou dulu.

"Dia tahu nama itu... meski aku tidak lagi menyamar... tapi aku yakin dia bukan salah satu anak...yang mengetahui kedok penyamaranku dulu... "

Midoriya yakin orang-orang yang tahu semua cerita aslinya tidak akan memberitahu orang lain dengan mudah. Lalu siapa dia?

Heroes - BnHA Fanfict (Completed) Where stories live. Discover now