•8•

1.6K 216 11
                                    

.
.
.
.
.

"amaya-san? "

Midoriya menoleh, tersenyum ketika matanya bertatapan dengan si pemanggil. "ya? "

"um... aku punya sedikit rencana, apa kau bisa mempertimbangkan untuk menambahkannya ke strategi nanti?"

"tentu saja, aku hanya bertugas melengkapi rencana kelompok ini. Jadi, biar kudengarkan. "

Setelah mendengar keseluruhan ide, midoriya mengangguk2 puas. "pemikiranmu sudah bagus, tapi aku punya ide yang akan menyempurnakannya. Ah ya, namamu? "

"todoroki. Todoroki shouto. "

"ah, apa kau anak endeavor yang sering kudengar itu?? "

"iya... " todoroki tidak melihat pada iris midoriya saat menjawabnya.

"hm, ada apa? Kau nampak tidak menyukainya. "

"eh? "

"maafkan jika aku salah, tapi menurutku kau tidak suka dikenal sebagai anak endeavor? "

Manik dwi warna todoroki menatap manik hitam midoriya dalam diam. Dia kemudian mengusap tengkuk. "kau tidak salah... aku memang... tidak suka."

"kau pasti memiliki alasan, kan? " midoriya tersenyum tipis. "apa kau berkenan memberitahuku, todoroki-san? "

Manik todoroki turun menatap jalan lokasi latihan.

"terserah padamu hendak memberitahuku atau tidak, aku tidak berhak memaksa. Disamping itu–"

"aku akan memberitahumu. "

"–eh, ya...? "

"tapi.... jangan beritahu yang lain."

"apa itu berarti, aku yang pertama..?" tanya midoriya dengan hati2.

Todoroki mengangguk pelan. "bisakah kau berjanji?"

Midoriya tersenyum dan mengangguk. "tentu saja, perlukah kita membuat janji kelingking? "

"tidak, aku mempercayaimu. "

"baiklah, masih ada waktu sampai latihan mulai. Mungkin kita bisa pergi ke tempat yang lebih sepi agar tidak ada yang mendengar. "

.
.
.
.
.

Midoriya mendengar todoroki dengan pelan menceritakan soal ayahnya, sang endeavor, hero number 2, bersikap padanya sejak dirinya masih kecil.

Dia dianggap sebagai anak yang paling sempurna sebagai gabungan quirk ibu dan ayahnya, sebuah hal yang endeavor incar. Sementara kakak2nya dianggap sebagai kegagalan.

Terlepas dari itu, ayahnya kerap bersikap kasar dengan sang ibu. Hal itu menyebabkan ibunya sempat merasa ngeri pada todoroki dan menyiramkan air panas padanya. Penyebab luka bakar di mata kirinya ada.

Semua hal itu membuat kehidupan keluarganya muram, bahkan todoroku mulai membenci ayahnya. Dia menolak menggunakan quirk sisi kirinya yang merupakan turunan endeavor. Sejak saat itu juga todoroki tidak senang dibanggakan sebagai anak dari pro hero endeavor.

"gomenne..." ujar midoriya. "...kurasa ucapanku tadi membuat luka lamamu kembali muncul. "

"tidak apa... banyak yang seperti itu. Kau bukan yang pertamakali. "

"tapi, todoroki-san. " panggil midoriya. "aku tahu kau membencinya. Aku tahu kau menolak menggunakannya karena alasan yang jelas dan logis, hanya saja... bukankah itu tetap kekuatanmu? "

Manik todoroki menatap tak mengerti. Dia merasa midoriya tidak menangkap maksud dari ceritanya tadi.

"aku tahu quirk apimu adalah turunan dari endeavor. Hanya saja... bukankah sangat disayangkan jika quirk itu kau buang begitu saja? Meskipun itu juga merupakan bagian dari dirimu? "

Heroes - BnHA Fanfict (Completed) Where stories live. Discover now