•6•

1.7K 229 5
                                    

.
.
.
.
.

Midoriya tengah berada diluar kelas saat jam pelajaran berlangsung. Bukan sengaja membolos, dia memang diminta menemui seorang guru. Guru yang tidak mengajar jurusan umum. Alias, dia diminta menemui guru khusus jurusan hero.

Karena sejak awal dia tidak pernah pergi ke daerah jurusan hero, midoriya sempat kebingungan dan hampir tersesat. Untungnya dia bertemu salah satu guru yang bisa dia tanyai soal arah. Meski sensei itu buru2, tapi dia mendapatkan jawaban yang cukup jelas.

Kakinya kembali melangkah setelah tahu kemana dia harus pergi. Namun lingkungan di sekitarnya kini nampak aneh.

Rasanya dia tidak lagi ada di lingkungan sekolah. Pemandangan berganti menjadi seperti kota dengan gedung2 usang tinggi tak berpenghuni.

Midoriya melihat sekitar dengan bingung. Dia ragu ada di jalur yang tepat atau tidak.

"mungkin lebih baik aku putar balik." gumamnya saat merasa jalannya semakin kacau.

Saat itu midoriya mendengar dentuman2 keras di tempat yang berjarak sekitar 100 meter darinya. Dan belum sempat midoriya mengira2 apa yang tengah terjadi, bangunan yang tepat ada di depannya meledak dari dalam. Daya ledak dan puing2nya otomatis menghantam midoriya yang tidak memiliki waktu untuk menghindar.

Beberapa detik berlalu dan asap tebal menghilang, seseorang yang ada di dekat sana melihat sesuatu di bawah puing besar.

Mencoba memeriksa dari dekat, dia kemudian terkejut dan panik seketika. "sensei!! Seseorang tertimbun akibat ledakan tadi disini!! " teriaknya pada alat komunikasi.

"apa? Ada orang lain yang memasuki arena tanpa ijin? "

"dia sepertinya bukan anak kelas kita sensei! Bagaimana ini, puingnya terlalu besar untuk kuangkat! "

"hentikan latihan! Kau dan 2 orang lain yang ada di arena coba singkirkan puing dengan hati2, aku akan segera kesana! "

.
.
.
.
.

Samar2, midoriya mendengar suara berderak di dekatnya. Dia tidak bisa bergerak, tubuhnya tertindih sesuatu yang besar dan sangat berat. Seluruh tubuhnya mati rasa.

Midoriya merasa pusing dan suara2 yang ada sangat tidak jelas. Dia tahu ada banyak orang yang berbicara keras, namun dia tidak bisa menangkap satu katapun.

Saat matanya menangkap cahaya buram, midoriya jatuh pingsan.

.
.
.
.
.

Aizawa datang dengan terburu2, melihat 3 anak didiknya tengah berusaha mengangkat timbunan puing besar. Anak2 didiknya yang lain mengekor dari belakang.

Mereka anak2 calon hero yang tengah dia latih, namun mereka belum bisa menangani masalah korban yang tertimbun puing besar sendirian. Itu juga penuh resiko, sehingga aizawa hanya meminta mereka mencoba dengan hati2 dan berhenti jika merasa tidak mampu.

Ketiga anak itu tidak memiliki quirk yang bisa membantu untuk mengangkat beban besar, sehingga mereka menunggu aizawa datang.

"uraraka, kau angkat satu persatu puingnya! "

"ha'i! " gadis quirk gravitasi itu segera berlari maju dan menggunakan quirknya pada salah satu puing besar.

Anak2 lain juga segera membantu sebisa mungkin. Seperti momo dengan quirknya menciptakan alat khusus pengangkat reruntuhan yang dia bagikan pada anak2 lain.

"hati2, jangan jatuhkan yang sudah diangkat, itu akan memperparah luka korban!"

"ha'i! "

Lima menit berusaha, mereka berhasil menyingkirkan semua puing besar. Menemukan seorang gadis bersurai hitam yang terluka cukup parah akibat tertimbun puing2.

Heroes - BnHA Fanfict (Completed) Where stories live. Discover now