•25•

1K 156 6
                                    

.
.
.
.
.

Pertarungan Dabi dengan Aizawa berlangsung tepat setelah villain itu menyalakan api biru pada telapak tangannya.

Aizawa sontak menghilangkan quirk Dabi saat itu juga. Syal dan rambutnya berkibar dalam gelapnya malam. Bagian hutan tempat mereka bertarung untungnya tidak terbakar seperti tempat lain.

Dabi menyeringai saat quirknya mendadak menghilang. "Ini tetap mengejutkan meski aku sudah tahu."

Aizawa tidak mengindahkan perkataan itu dan lanjut mengarahkan syalnya untuk melilit Dabi. Namun villain itu berkelit dengan mudah. "Aku tidak akan jatuh pada perangkap yang sama. "

"Benarkah? Kalau begitu bagaimana dengan perangkap baru? " Aizawa bergerak gesit untuk membingungkan Dabi dan menangkapnya.

Cukup berhasil, penerangan yang minim membuat villain itu tidak bisa mengikuti pergerakan Aizawa dengan baik. Hero itu berpikir itu adalah waktu yang tepat untuk menangkapnya.

Syal putih Aizawa memanjang menuju tubuh Dabi yang tengah membelakanginya.

Aizawa yakin dia akan berhasil menangkap, sampai dia mendengar suara sebuah benda melesat dan kemudian syalnya terseret jauh dari sasaran dan menancap pada batang pohon. Sebuah pisau kecil terlihat menjadi penyebabnya. Benda perak itu berkilau ditimpa sinar bulan pada malam itu.

Bidikan pisau itu begitu akurat meski tidak banyak cahaya yang bisa membantu penglihatan dengan baik. Aizawa sontak menoleh pada arah datang pisau tadi.

"Midoriya. " gumamnya melihat gadis bersurai hijau itu terlihat memegang beberapa pisau kecil diantara jemari tangan kanannya.

Manik hijau Midoriya nampak menatap Aizawa dengan redup. Aizawa kini tengah berpikir apa hal yang ketiga muridnya ceritakan tadi sudah menghilang dari gadis itu. Dia nampak baik-baik saja, tidak kebingungan atau kesakitan. "Apa dia memang hanya berakting untuk menipu mereka bertiga? " pikirnya curiga.

Dabi menyeringai mengetahui serangan yang hero itu lancarkan padanya digagalkan oleh Midoriya. "Aku jarang bekerja berpasangan dengan orang lain, tapi ini menyenangkan juga. "

Fokus Aizawa segera kembali pada Dabi yang telah kembali bergerak menyemburkan api biru untuk membakarnya. Hero itu berkelit menghindarinya.

Sementara itu, ketiga murid laki-laki UA tengah bersembunyi dibalik sebuah pohon besar agar tidak mengganggu pertarungan Aizawa dengan Dabi.

Karena mereka semua terluka, mereka tidak bisa membantu sejak awal pertarungan dan justru akan menjadi ancaman bagi Aizawa jika memaksa ikut bertarung dan teledor. Akhirnya mereka menunggu saat yang tepat untuk ikut membantu.

"Midoriya... " ujar Shinsou pelan. "Dia terlihat kembali menjadi dirinya saat kita pertamakali melihatnya hari ini."

"Kejadian tadi... dia tidak berpura-pura untuk memancing kita, kan? " Todoroki sebenarnya tidak ingin meragukan gadis itu, namun dia juga bingung melihatnya.

Bakugou berpikir keras. Apa kejadian tadi terjadi karena sebuah pancingan. Berbeda dari mereka berdua, Bakugou benar-benar yakin jika Midoriya tidaklah berpura-pura.

"Apa dia bertingkah aneh setelah terjadi sesuatu? " tanya Bakugou pada mereka berdua tanpa mengalihkan pandangannya dari pertempuran wali kelasnya.

Todoroki hanya diam karena dia sibuk bertarung dengan Muscular saat itu. Shinsou membuka suara. "Kalau kuperhatikan, dia hanya melihat kalian bertarung. Kemudian dia tiba-tiba bertingkah aneh. "

"Kalau begitu... " Todoroki berpikir sejenak. "...dia bereaksi saat melihat orang yang dia kenal dulu? Tapi Aizawa sensei juga dekat dengannya, dia justru sama sekali tidak bereaksi."

Heroes - BnHA Fanfict (Completed) Onde as histórias ganham vida. Descobre agora