•27•

950 153 9
                                    

.
.
.
.
.

"Aku... "

Midoriya termenung. Dia terdiam menatap lantai ruang bawah tanah yang gelap dan dingin.

Bakugou menatap gadis itu penuh harap. Dia rela menjelaskan panjang lebar soal masa lalu Midoriya karena dia tahu jika itu memiliki potensi besar untuk dapat membawanya kembali. Entah apa yang villain lakukan untuk menghapus memorinya, namun itu memiliki kelemahan besar.

Dan Bakugou memanfaatkan celah itu sebaik mungkin untuk menarik kembali Midoriya ke sisi yang benar.

"Aku sangat menghargai kebaikanmu untuk menceritakan semua yang telah kulupakan. " ujar Midoriya setelah dia melepas lamunannya.

"Tapi... " Midoriya melihat pada manik Bakugou. "...maaf, aku tidak bisa kembali. "

Bakugou terhenyak. Dia tidak percaya dengan apa yang barusan dia dengar. "Deku, apa maksudmu? Kau sudah ingat semuanya, kan? Kau sudah paham jika tempat ini busuk, kan? Lalu kenapa kau mengatakan tidak bisa?! " dia emosi bukan main.

"Aku belum mendapat kembali semua ingatan itu, aku hanya melihat pecahan-pecahan memori dalam kepalaku." Midoriya mengetuk pelipis kanan dengan telunjuk kanannya. "Tapi ceritamu memiliki kesamaan dengan setitik ingatan yang kupunya, karena itu aku tidak menganggapmu berbohong. "

"Alasanku mengatakan tidak, adalah karena kurasa setelah mendengar ceritamu, aku punya banyak urusan yang harus kuselesaikan disini. "

"Urusan? " Bakugou mengernyit.

"Ya. Salah satu yang paling penting adalah aku harus menemukan ibuku."

"Kalau itu yang kau khawatirkan, maka hero akan membantumu setelah–"

"Aku tahu. " potong Midoriya. "Tapi kurasa akan lebih cepat menyelesaikannya jika aku tetap disini. "

Bakugou tidak senang dengan pemikiran itu, namun dia mencoba mendengarkan lebih jauh. "Apa rencanamu? "

"Berpura-pura jika percakapan ini tidak pernah terjadi. " jawab Midoriya.

"Sebenarnya aku melanggar janjiku dengan salah satu villain yang memintaku untuk tidak menemuimu. Markas ini tengah sepi, jadi aku bisa keluar dari ruangan ini dan kembali ke ruanganku seolah tak terjadi apapun. Aku akan tetap disini, berpura-pura hingga aku tahu dimana lokasi ibuku. "

"Kau berniat menanyakan itu pada mereka? "

"Ya, tapi tidak akan mudah. Itu adalah salah satu memori yang mereka hapus dariku. Tidak masalah, aku akan cari cara agar aku bisa menanyakan hal itu secara alami. "

"Setelah kau tahu, apa kau akan meminta bantuan hero? "

"Entahlah. " Midoriya mengusap tengkuknya. "Sebenarnya aku ingin menyelesaikannya sendiri. Tapi mungkin saja aku akan memerlukan bantuan hero suatu saat. Jika itu terjadi, aku butuh bantuanmu. "

Bakugou menaikkan sebelah alisnya, menuntut kejelasan.

"Aku tahu jika UA akan segera datang menolongmu. Mereka tidak akan tinggal diam terlalu lama karena membiarkanmu tetap berada disini itu berbahaya.

Ketika mereka datang nanti, jangan bersikap seolah aku sudah berada di pihakmu. Anggap saja kau tidak pernah menemuiku sejak tiba disini. Kemudian aku akan berpura-pura hendak membahayakanmu jika mereka bersikeras membawamu kembali. Aku akan tunjukkan sikap jika aku benar-benar seorang villain yang menjadi musuh kalian.

Dengan demikian, orang-orang yang curiga diriku bisa kembali ke sisi kalian akan meruntuhkan pemikiran itu dan mengganggapku sebagai musuh sepenuhnya.

Heroes - BnHA Fanfict (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang