•22•

1K 172 18
                                    

.
.
.
.
.

Pada saat anak-anak lain tengah menikmati hiburan jurit malam, beberapa orang dituntun Aizawa untuk pergi ke penginapan. Mereka adalah anak-anak yang gagal dalam ujian, jadi tidak ada waktu hiburan untuk mereka. Hanya ada pelajaran tambahan.

"Ah... aku juga mau ikut uji nyali... " keluh Mina.

"Padahal katanya nanti juga ada makanan enak disana... " Kirishima membayangkan makanan yang seharusnya bisa dia santap jika tidak ikut pelajaran tambahan.

"Ah, apa saja aku mau... sensei, tolong traktir kami... " tangis Kaminari.

"Malam ini aku akan ajarkan pada kalian apa yang harus dilakukan saat darurat. Kalian harus sadar jika memiliki ketertinggalan dari anak lain. Ini juga traktir, yang rasa mint." ujar Aizawa.

"Tapi mint juga harusnya enak... " keluh Sero dan Sato.

Begitu masuk ke kelas tambahan, lima anak 1A bertemu dengan seorang anak 1B, Monoma. Dengan percaya diri dia mengolok 1A yang memiliki banyak siswa gagal dibanding 1B.

"Kau tidak lupa kalau kau sendiri gagal, kan? "

"Mentalnya besar sekali... "

Saat Aizawa tengah membahas soal materi tambahan dengan wali kelas 1B, Vlad, pembicaraan mereka terhenti saat gelombang telepati salah satu anggota pussycats, Mandalay, menerpa mereka semua.

"Tenang. " pinta Aizawa ketika hendak fokus mendengarkan.

"Perhatian! Kita diserang! Entah berapa jumlah mereka, untuk saat ini dua orang villain tengah kami hadapi. Sesegera mungkin kembalilah ke penginapan! Jangan melawan ketika bertemu musuh, mundur! "

Begitu selesai mendengar pengumuman mendesak tadi, Aizawa menyerahkan keamanan anak-anak yang sudah berada dalam penginapan pada Vlad. Kakinya segera berlari keluar untuk melindungi anak-anak lain.

"Bagaimana bisa ada villain disini? Bukankah tempat ini rahasia? " tanya Monoma, namun yang lain hanya diam karena tidak mengetahui apapun.

Aizawa bahkan tidak tahu apa yang telah terjadi. Begitu keluar dari penginapan, dia melihat hutan telah terbakar oleh api biru. Asap pekat membubung di segala tempat.

"Gawat... "

"Khawatir, Eraser? "

Aizawa terkejut dengan kehadiran sosok villain yang pernah dia hadapi saat penyerangan mendadak di UA beberapa waktu lalu. Ketika dia menoleh, telapak tangan Dabi sudah mengarah ke wajahnya dan segera menyemburkan api biru. Dia segera mengelak mundur.

"Jangan salah sangka, hero. " ujar Dabi. "Aku tidak mengharapkan pertempuran besar kita akan terjadi sekarang, karena bukan kalian yang kami inginkan. "

"!" Aizawa yang baru saja mendarat setelah melompat mundur menghindari api biru itu melahapnya terkejut mendengar perkataan Dabi barusan. "Apa maksudmu?! "

"Saa, kira-kira apa ya? " seringai Dabi.

Aizawa mendesis kesal dan mengarahkan syalnya untuk menangkap Dabi, hero itu langsung membekuknya hingga jatuh mencium tanah dan menahan pergerakannya.

"Katakan tujuan dan jumlah rekanmu. "

"Kalau kutolak? "

Aizawa langsung memelintir tulang tangan kiri Dabi sebagai jawaban. "Selanjutnya adalah tangan kanan dan kakimu, kau akan kesulitan berjalan. "

Saat masih tengah mencoba mengorek jawaban dari Dabi yang nampak tidak akan menjawabnya sama sekali, sekelompok anak 1A datang dari dalam hutan.

"Sensei! "

Heroes - BnHA Fanfict (Completed) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora