•5•

2K 237 8
                                    

.
.
.
.
.

Sepulang sekolah, seperti biasa shinsou langsung mengajak midoriya pergi ke halte yang sama.

"gomen, aku masih harus mengurus sesuatu. Kau pulang saja dulu, shinsou-kun. "

"eh? Kalau begitu aku bisa menunggumu. "

Midoriya menggeleng. "kau pasti lelah, menungguku akan semakin menguras energimu. Pulanglah. "

Shinsou hendak kembali mengelak, namun dia batal mengucapkan apa yang ada di pikirannya. "baiklah, hati2 saat pulang. Hari ini mendung, kau bawa payung? "

"um, aku selalu membawanya. "

"apa urusanmu akan lama? "

Midoriya tertawa. "jangan khawatir, pulanglah. " dia tahu shinsou tidak akan berhenti bertanya jika midoriya tidak mengakhirinya.

Shinsou mengusap tengkuknya, akhirnya dia mengangguk pelan. "sampai besok... "

Midoriya mengangguk, dia kembali membereskan mejanya setelah shinsou keluar kelas.

Dia sengaja menolak ajakan shinsou untuk suatu hal yang dia duga akan datang saat kelasnya sudah sepi.

Dengan tenang, midoriya kembali duduk di kursinya di tengah kesunyian kelas kosongnya. Untuk mengisi waktu, dia memeriksa ponselnya. Bukan ponsel lamanya, dia diberi ponsel dan nomor baru oleh kurogiri. Ada dua nomor yang dia gunakan, satu untuk kepentingan umum dan boleh dia bagikan pada siapa saja, satu lagi khusus untuk dihubungi anggota villain.

Mendengar langkah kaki yang mendekati pintu, midoriya menyambutnya tanpa harus mengalihkan pandangan dari layar ponselnya. "tidak ada orang lain disini, masuklah. "

"kenapa kau tidak pulang? "

"aku tahu kau menunggu di sekitar jalur keluar jurusan umum. Disana pasti tetap menarik perhatian, jadi kuberi kau kesempatan bicara disini. Melihat kau datang dengan cepat, kau pasti berhasil menghindari bertemu shinsou di pintu keluar. "

Bakugou melangkah masuk, berdiri di ambang pintu. "maksudmu pria bermata sayu itu? Apa dia sudah jadi penjagamu disini? "

"dia hanya bersikap demikian dengan sendirinya. Semenjak kau datang ke jurusan ini kemarin. "

"dia pria yang menyusahkan. "

"shinsou tidak salah, dia melindungi kelas ini dari anak jurusan hero yang tiba2 datang sepertimu. "

Bakugou menatap lekat gadis bersurai hitam yang masih sibuk dengan ponselnya itu.

"aku mungkin tidak memberimu kesempatan bicara seleluasa ini lagi besok2, jadi bicaralah sepuasnya. "

Bakugou mendengus dan berjalan kedepan meja midoriya. Melihat sosok gadis itu dari dekat. "deku. "

Midoriya meletakkan ponselnya dan mendongak menatap pria yang berdiri didepannya itu. "siapa dia sebenarnya? Apa dia mirip sepertiku?"

"dia tidak mirip, dia memang dirimu." bakugou sudah tidak memikirkan lagi soal pemikirannya akan salah atau tidak. Dia sudah benar2 yakin hanya dengan mengenali suara midoriya.

Midoriya tersenyum tipis. "kenapa kau berpikir begitu? "

"aku tidak tahu apa kau mengubah tampilanmu, tapi suaramu tidak bisa menipuku. "

"kurasa ada beberapa orang yang memang memiliki suara yang mirip."

"kau pikir aku bisa lupa dengan suara menyebalkanmu itu? "

Midoriya tertawa. "astaga, kau keras kepala. Hei, apa yang terjadi dengan si deku itu hingga kau mengira aku adalah dia? Kemana dia? "

Pikiran bakugou goyah sedikit demi sedikit. Dia tidak melihat raut dan nada gadis itu seperti tengah berbohong.

Heroes - BnHA Fanfict (Completed) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora