My Ice Prince - 15

4.8K 574 18
                                    

Hi hello semuanya.

Apa kabar nih? Semoga tetap sehat dan baik-baik aja ya. Aamiin...

Happy sunday and happy reading.

💜💜💜

Shaeron Lee

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Shaeron Lee

Dirly Nugraha

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dirly Nugraha

Shaeron menuruni anak tangga dengan cepat, tidak membiarkan siapapun melihat air matanya yang sudah mengalir. Shaeron pun tidak berniat pamit kepada Arini dan Revano yang untungnya juga tak terlihat di dalam rumah.

"Sorry" Shaeron memekik saat tak sengaja menabrak seseorang di ruang tengah. Shaeron segera kabur tanpa melihat siapa yang ditabraknya.

"Lo mau ke mana?!" Shaeron berdecak kesal saat mendengar panggilan Dirly yang tandanya laki-laki itu sedang mengejarnya. Namun Shaeron sama sekali tak menghentikan langkah kakinya yang akan melewati gerbang rumah. "Gue tanya, lo mau ke mana?!" Dirly berhasil menarik lengannya hingga kini mereka berhadapan. Shaeron mendongak dan air mata itu segera mengalir dengan deras.

"Bisa nggak lo pergi?! Biarin gue sendiri!" Shaeron menepis tangan Dirly di lengannya dan segera berlalu. Dirly tak tinggal diam, laki-laki itu memutuskan untuk mengikuti Shaeron. "Gue bilang pergi!" kesal Shaeron saat menyadari Dirly masih mengikutinya. Tidak ada jawaban, Dirly masih setia melangkahkan kakinya tepat di belakang Shaeron.

"Lo budeg?!" Shaeron menghentikan langkahnya tanpa membalik badan. Air matanya sudah mengalir deras dan dia tak mau Dirly melihatnya.

"Lo pikir gue akan biarin cewek pulang sendirian di malam hari? Sorry gue bukan cowok sebrengsek itu" jawab Dirly dengan tenang, tak terganggu dengan kata-kata kasar yang dilayangkan Shaeron kepadanya.

"Gue tau, tapi gue lagi mau sendiri. Dan gue kasih tau satu hal, gue akan baik-baik aja tanpa lo" Shaeron kembali melangkahkan kakinya dan Dirly masih setia mengikutinya.

Shaeron menghela nafasnya dalam-dalam. Terlalu lelah ia berteriak menyuruh Dirly meninggalkannya sendiri. Sehingga Shaeron berakhir dengan membiarkan Dirly mengikutinya.

"Terkadang lo harus kehilangan sesuatu yang berharga untuk mendapatkan yang jauh lebih berharga" suara Dirly terdengar, membuat Shaeron terkekeh tanpa menghentikan langkahnya.

"Aca yang paling berharga buat gue, lalu apa yang akan gue dapat? Yang jauh lebih berharga dari Aca?" Shaeron melambatkan langkahnya, mempersilahkan Dirly untuk berjalan di sampingnya. Tentu saja setelah tangis Shaeron mereda.

"Gue nggak tau karena gue bukan Tuhan. Tapi waktu yang akan menjawab pertanyaan lo itu" jawab Dirly yang membuat Shaeron menolehkan kepalanya untuk menatap wajah itu.

"Gimana kalau lo gantiin Aca?" Dirly menoleh dengan tak paham yang dibalas Shaeron dengan senyum manis. "Gantiin Aca jadi sahabat gue, orang yang selalu ada buat gue. Gimana?" kata Shaeron yang membuat Dirly berdecak.

Dirly mempercepat langkahnya yang membuat Shaeron berlari-lari kecil untuk menyusul langkah kaki panjang laki-laki itu. Hilang sudah suasana sedih di dalam hatinya. Dan itu semua karena Dirly.

💜💜💜

"Tunggu!" Dirly menahan Shaeron yang akan masuk ke rumahnya. Kini keduanya ada di depan gerbang rumah Shaeron. "Bukannya Mama lo nggak di rumah?" Dirly bertanya dengan kening berkerut, yang membuat Shaeron menggigit bibir bawahnya bingung.

"Ada kok! Kata siapa nggak ada?!" kata Shaeron segera masuk ke dalam rumahnya namun Dirly malah mengikutinya masuk. "Kenapa lo masuk? Pulang sana!" Shaeron mendorong tubuh besar itu untuk pergi.

Mengacuhkan perkataan Shaeron, Dirly segera masuk ke dalam rumah gadis itu yang membuat Shaeron berdecak. Menutup gerbang rumahnya, Shaeron segera menyusul Dirly yang sudah berada di depan pintu depan rumahnya.

"Iya Eomma nggak di rumah. Terus lo mau apa?"

"Buka!" Dirly melirik pintu di sebelahnya. Yang membuat Shaeron menggeleng sebagai jawaban.

"Lo mau ngapain? Lebih baik lo pulang sekarang juga! Gue capek, mau tidur" Shaeron melipat kedua tangannya di depan dada.

"Gue temenin lo malam ini. Bahaya di rumah sendirian" Dirly berkata santay, tak menyadari wajah Shaeron yang sudah memerah dan jantungnya sudah berdetak dengan kencang.

"Tapi... tapi..."

"Gue nggak akan macam-macam kalau itu yang lo takutkan. Gue cuma mau jagain lo karena Mama lo lagi nggak ada di rumah" kata Dirly lagi.

Entah apa yang merasuki Shaeron sehingga gadis itu menganggukkan kepalanya dengan kaku dan dengan segera membuka pintu rumahnya lebar-lebar. Mempersilahkan Dirly untuk masuk ke dalam rumahnya.

"Ini kamar gue, malam ini lo bisa tidur di sini. Gue tidur di kamar sebelah, kamar Eomma soalnya di sini nggak ada kamar tamu" jelas Shaeron yang diangguki oleh Dirly. Diapun tak mau tidur di sofa yang ada di ruang tamu.

Dirly melirik ke atas ranjang, di sana ada celana dalam berwarna hitam milik si pemilik kamar. Shaeron yang menyadari arah pandang Dirly segera melompat ke atas ranjangnya, menyembunyikan benda pribadi itu di bawah tubuhnya.

"Hehehe... lo bisa mandi dulu" kata Shaeron dengan canggung. "Di sana kamar mandinya" lanjut Shaeron menunjuk kamar mandinya yang ada di ujung ruangan.

Dirly menggeleng-gelengkan kepalanya. Anak gadis itu benar-benar tidak bisa menjaga kamarnya. Terlihat dari baju-baju kotor Shaeron yang digantung begitu saja di gantungan yang ada di belakang pintu dan beberapa sudut ruangan.

Membuka kemejanya hingga tersisa kaos putih sebagai dalamannya, Dirly segera berlalu menuju kamar mandi. Meninggalkan Shaeron yang mencoba mengatur nafasnya. Bisa-bisanya dia lupa jika ada celana dalam di atas ranjangnya.

Shaeron membuka lemari bajunya yang cukup sederhana, dia mengeluarkan sebuah kaos yang berukuran besar. Untung saja Shaeron penggemar kaos oversize yang sebenarnya diperuntuhkan untuk laki-laki. Shaeron pun mengeluarkan kolor yang cukup besar yang sebenarnya tidak pernah ia gunakan. Shaeron membelinya hanya karena tertarik, warnanya cukup bagus menurut Shaeron sehingga tanpa peduli ukuran dan kegunaan Shaeron membelinya.

"Bajunya ada di atas ranjang!" teriak Shaeron yang dijawab deheman oleh Dirly di dalam sana.

Dengan segera Shaeron meninggalkan kamarnya, dia harus segera membersihkan diri sebelum mengajak Dirly mencari makan malam karena perutnya sudah berbunyi minta diisi.

💜💜💜

Gimana menurut kalian part ini?

Satu kata untuk Shaeron?

Satu kata untuk Dirly?

Harapan kalian buat ShaeLy apa nih🤗

See you soon

Much love💚
Catur Okty Effendy👰🏻
31 Januari 2021🌱

My Ice Prince✔Where stories live. Discover now