My Ice Prince - 49

3.3K 476 16
                                    

Hi guys selamat malam.

ShaeLy balik lagi nih nyapa kalian. Semoga nggak bosan ya ketemu mereka.

Happy reading semuanya.

💚💚💚

Tidak ada yang lebih membahagiakan untuk Shaeron daripada melihat wajah damai Dirly saat dia barusaja bangun. Dulu mungkin ini hanya ada dalam imajinasinya, di mana dia bangun tidur lalu menyiapkan sarapan untuk Dirly kemudian membangunkan laki-laki itu untuk mandi sedangkan ia akan menyiapkan pakaian ganti laki-laki itu.

Setelahnya mereka akan sarapan bersama dan berakhir dengan Shaeron yang mengantar Dirly sampai teras rumah mereka untuk melepas Dirly pergi bekerja. Sempurna. Itu adalah gambaran keluarnya sempurna yang ia inginkan. Tentu saja dengan tambahan putra dan putri yang manis.

Dan sekarang satu mimpinya terwujud, yaitu melihat laki-laki itu saat pertama kali ini membuka mata dan saat ia akan menutup mata. Shaeron sangat menyukai wajah laki-laki itu saat tertidur, benar-benar manis, tidak dingin dan datar seperti saat ia terjaga.

"Kenapa aku bisa segila ini karena kamu, Dirly?! Demi Tuhan, kamu bahkan bukan tipe aku" lirihnya sambil memainkan rambut Dirly yang mulai memanjang.

Entah apa yang dipikirkan laki-laki itu, Dirly memilih untuk memanjangkan rambutnya daripada memotongnya pendek dan rapi seperti sebelum-sebelumnya.

"Tipe kamu seperti apa?" tanyanya yang membuat Shaeron terperanjat. Dirly bahkan tidak membuka matanya, hanya tangannya saja yang menarik Shaeron mendekat ke arahnya untuk dipeluk.

"Kapan kamu bangun?" bukannya manjawab pertanyaan kekasihnya, Shaeron malah balik bertanya yang mmebuat Dirly membuka matanya.

"Sejak kamu masih tidur, setengah jam yang lalu" katanya setelah mendaratkan kecupan manis di kening Shaeron. Hal yang selalu Dirly lakukan akhir-akhir ini, namun tetap berhasil membuat wajah Shaeron memanas.

"Jadi, seperti apa tipe laki-laki yang kamu suka?" tanya Dirly lagi.

"Aku mau punya pacar yang romantis..."

"Bukannya terlalu romantis juga akan sangat memuakkan? Maksudku, hal-hal manis yang berlebihan pasti sangat memuakkan" potong Dirly yang dibenarkan oleh Shaeron. "Bayangin aja setiap hari aku kasih kamu bunga atau coklat, terus manggil kamu sayang..."

"Ouh jangan dilanjutin! Dengarnya aja aku geli banget. Nggak nggak nggak, aku nggak mau kamu dalam wujud romantis" dan Dirly dibuat tertawa karena wajah Shaeron benar-benar terlihat enggan.

"Emmm... aku suka laki-laki yang cerewet supaya bisa mengimbangi aku. Kamu tau kan, aku cerewet banget" katanya sambil mendongak menatap Dirly.

"Salah, Shaeron. Kalau kamu cerewet, kamu harus cari yang paling nggak sedikit pendiam. Kamu harus cari yang berlawanan dengan kepribadianmu supaya kalian saling melengkapi. Bayangkan aja kamu yang cerewet, kekanak-kanakan, keras kepala menemukan kamu versi laki-laki. Kalian akan terus berdebat karena tidak ada yang mau mengalah. Kalian akan terus teriak-teriakan karena kalian berdua berisik. Dan mungkin akan ada acara berantem setiap hari karena kalian masih kekanak-kanakan" Shaeron nampak termenung sejenak sebelum mengangguk-anggukan kepalanya sebagai tanda setuju.

"Itulah kenapa kita cocok. Aku mau mengalah saat kamu mulai keras kepala. Aku nggak mau bertengkar sama kamu. Dan saat kamu berisik, akulah yang akan diam, begitu juga sebaliknya. Saat kamu dalam mood yang nggak baik, aku yang akan banyak bicara untuk menghibur kamu" kata Dirly yang membuat senyum Shaeron mengembang.

"Aku nggak tau kalau rencana Tuhan akan seindah ini, Bang. Kamu ingat, kita bahkan ketemu di depan pemakaman, tempat yang aneh banget" katanya yang membuat keduanya terkekeh mengingat kembali pertemuan pertama mereka yang absurd.

"Dan kamu lagi dikejar preman. Pakaian kamu basah. Wajah kamu babak belur. Aku ingat banget malam itu" sambung Dirly yang membuat Shaeron cengo.

Dirly yang menyadarinya pun langsung mendaratkan kecupan di bibir gadisnya. "Semua tentang kamu akan selalu aku ingat, Lee Shaeron" lanjutnya yang kembali membuat wajah Shaeron bersemu.

"Aku nggak akan tanya kapan kamu mulai suka sama aku karena aku tau jawaban kamu pasti nggak tau" kata Shaeron yang membuat Dirly kembali terkekeh. "Tapi aku mau tau, apa yang buat kamu akhirnya mau bawa aku ke dalam hubungan seperti ini" lanjutnya yang membuat Dirly menerawang jauh.

"Aku yakin dari awal kalau cinta kamu cuma cinta monyet, dilihat dari umur kamu yang masih sangat muda. Kamu juga bukan tipe wanita yang aku inginkan jadi Ibu dari anak-anakku, jadi setiap kamu mendekat, aku akan mendorongmu menjauh. Sampai saat di mana Tuhan buat aku melihat sosok kamu dari sudut pandang yang lain, lebih dekat sama kamu sampai aku tau kalau Shaeron Lee yang sesungguhnya bukanlah Shaeron Lee yang selama ini aku lihat dengan mata telanjang"

"Aku melihatmu sebagai gadis yang cerewet, ceroboh, konyol, dan blak-blakan. Jujur aku nggak suka gadis yang terlalu berisik, sangat menganggu. Tapi saat aku lihat kamu diam karena obat bius, aku malah pengen dengar teriakan kamu, Shaeron. Saat kamu mulai menangis, aku nggak suka, aku berharap kamu yang konyol kembali dan menyemarakkan suasana lagi. Mungkin saat-saat itulah aku mulai membuka hati buat kamu tanpa aku sadari"

"Dari hari ke hari rasa sayang itu semakin besar. Rasa ingin menjaga, melindungi, mendampingi, dan membahagiakan kamu semakin aku rasakan. Tapi aku ada di satu titik di mana aku membandingkan kamu dengan Varsha karena kalian seumuran. Varsha punya banyak mimpi yang ingin ia wujudkan dan aku pun berpikir jika kamu juga begitu. Kamu pasti punya banyak mimpi yang sangat ingin kamu raih. Dan aku nggak mau menjadi salah satu alasan kamu berhenti mengejar mimpimu. Oleh karena itu aku memendam rasa ini sendiri, aku menolak untuk memberitaumu tentang ini"

"Shaeron, kamu sangat tau aku sudah berumur, bukan saatnya untukku memiliki hubungan main-main. Aku ingin menemukan wanita yang tepat sekarang lalu mengikatnya dalam pernikahan. Dan aku yakin itu bukan kamu. Kamu masih terlalu muda untuk hubungan seserius itu, dan pastinya kamu belum siap. Okay mari kita katakan kamu siap menikah, tapi apa kamu akan siap menjadi seorang istri? Apalagi menjadi seorang Ibu, itu nggak mudah, Shaeron"

"Tapi aku siap jadi istri buat kamu dan Ibu untuk anak-anak kamu!" potong Shaeron menggebu-gebu. Dirly membalasnya dengan senyum tipis.

"Shaeron, kehidupan nyata nggak seindah bayangan kamu" katanya sambil mendudukkan dirinya di atas ranjang diikuti Shaeron. "Kehidupan berumah tangga nggak semudah itu. Ini bukan tentang persiapan fisik saja, tapi mental kamu juga" katanya dengan lirih. Laki-laki itu pun kembali menatap Shaeron.

"Shaeron, aku mencintai kamu dan aku sangat ingin mengikatmu dalam hubungan pernikahan dan kamu tau hubungan itu bukan main-main, kita akan terikat selamanya. Kamu harus terus bersamaku sampai kamu menua, apa kamu siap untuk itu?" tanya Dirly dengan serius.

"Kamu masih butuh jawaban aku?! Aku udah bilang puluhan kali kalau aku siap terikat sama kamu sampai aku tua. Di bagian mana yang kamu nggak ngerti? Akan aku jelaskan sampai kamu paham kalau aku nggak bisa kehilangan kamu, Dirly Nugraha!" kesal Shaeron.

"Aku nggak butuh omong kosong, aku butuh pembuktian" kata Dirly yang membuat kening Shaeron mengerut.

Dengan pelan Dirly turun dari ranjang dan berjalan menuju gantungan baju di mana di sana ia menggantung jaketnya semalam. Shaeron hanya bisa mengikuti pergerakan Dirly dengan matanya. Dia masih belum paham apa yang dimaksud oleh Dirly.

"Shaeron Amaris Lee, will you be mine?"

💚💚💚

Gimana menurut kalian part ini? Suka nggak? Kalau suka jangan lupakan jejak dengan vote and comments ya.

See you soon.

Much love💚
Jiwoo Lee👰🏻
10 Agustus 2021🌱

My Ice Prince✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang