My Ice Prince
***
Dirly Areza Nugraha, laki-laki 25 tahun yang merupakan anak sulung dari pasangan Revano Ilyasa Nugraha dan Arini Aida Utama. Muda, tampan, cerdas, berwibawa, dan kaya membuatnya digandrungi banyak wanita. Namun begitu, seperti Papa...
Maaf banget ya kemarin Minggu aku nggak sempat update.
Selamat membaca semuanya.
💛💛💛
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Shaeron Lee
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Dirly Nugraha
💛💛💛
Shaeron melangkahkan kakinya pelan di trotoar seraya menghela nafasnya berkali-kali. Setelah sekian lama kini Shaeron harus menemui Justin -Paman Varsha- lagi untuk kembali melakukan terapi kejiwaan. Sebenarnya Shaeron tidak mau pergi, namun mendengar Eommanya sudah membuat janji membuatnya mau tidak mau harus pergi.
"Lo ngapain di sini?" tanya Shaeron saat menyadari di belakangnya sudah ada Dirly yang mengikuti. Entah sejak kapan laki-laki itu di sana, Shaeron sama sekali tak menyadari kehadirannya.
"Tante Kim bilang lo mau ketemu Om Justin" kata Dirly sambil berjalan mendahului Shaeron yang membuat gadis itu segera berlari kecil mengejar langkah lebar Dirly. Ingatlah jika Shaeron sependek itu untuk Dirly yang tinggi dengan kaki panjangnya.
"Gue mau konseling, kenapa lo ikut?" Shaeron kembali bertanya. Gadis itu sudah berjalan mundur yang membuat Dirly was-was sendiri, takut gadis yang masih menggunakan seragam SMAnya itu terjengkang lalu terluka. Tapi memang Dirly tetaplah Dirly, laki-laki itu sama sekali tak menahan Shaeron melakukan adegan berbahaya itu.
"Gue kangen Tante Andine, sejak balik gue belum ketemu mereka" kata Dirly dengan cuek. Shaeron menghentikan langkahnya, kesal sekali mendengar jawaban Dirly yang super duper datar.
"Kenapa?" Dirly pun ikut menghentikan langkahnya dan menatap wajah kesal Shaeron masih dengan wajah datarnya. "Udah sore. Cepetan!" kata Dirly sambil meneruskan langkahnya.
Shaeron menghentak-hentakkan kakinya kesal. Shaeron sudah biasa menghadapi Raidon yang pendiam, tapi percayalah Raidon jauh lebih hangat daripada kakak sulungnya itu.
