My Ice Prince - 25

4.4K 641 30
                                    

Selamat pagi semuanya.

Apa kabar? Semoga selalu sehat dan baik-baik aja ya. Aamiin.

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote and comments ya.

Selamat membaca.

💜💜💜

Dirly menunggu di depan pintu Unit Gawat Darurat bersama dengan Juliet dan Romeo. Sejak lima belas menit yang lalu Shaeron sudah ditangani namun dokter belum juga keluar, membuat Dirly khawatir bukan main.

"Bang..." Varsha datang bersama dengan Kimberly, Arini, Revano, Daxter, Athena, dan Raidon. Mereka semua nampak khawatir sama seperti Dirly.

"Bagaimana keadaan Shaeron?" tanya Kimberly yang dijawab gelengan oleh Dirly. Kimberly menghela nafasnya dan langsung mendudukkan dirinya begitu saja di kursi yang ada di sana disusul oleh Arini.

"Kim, Ale akan baik-baik saja, kamu tau dia anak yang sangat kuat" kata Arini sambil memeluk Kimberly erat. Sangat tau bagaimana perasaan Kimberly karena dia juga seorang Ibu.

"Keluarga pasien" semua orang langsung fokus kepada dokter yang barusaja keluar dari ruang UGD. "Pasien mengalami peningkatan adrenalin yang pesat, kami sudah menyuntikkan benzodiazepin sehingga pasien akan sadar mungkin satu jam lagi. Saat bangun nanti usahakan pasien dalam keadaan tenang, jangan buat pasien tertekan" katanya yang diangguki oleh Kimberly.

Setelahnya Kimberly, Dirly, dan Varsha masuk ke ruang UGD sedangkan yang lain memilih untuk tetap di luar. UGD sedang ramai-ramainya sehingga jika mereka semua masuk akan sangat mengganggu orang-orang yang ada di dalam sana. Mereka akan menjenguk Shaeron saat gadis itu sudah dipindahkan ke kamar rawatnya.

"새론이, 엄마 왔어 (Saeron-i, Eomma wasseo = Saeron, Eomma di sini). Please, Baby, open your eyes, Eomma here for you. You never be alone anymore, Eomma here to protect you" Kimberly terus menangis sambil menciumi punggung tangan Shaeron yang dingin.

Dirly menatap tubuh mungil itu dengan nanar, Shaeron adalah gadis yang kuat di matanya. Sama seperti Athena, Shaeron adalah gadis yang tangguh dan berani. Sejak pertemuan pertama mereka, Shaeron selalu berhasil membuatnya terpukau dan takjub. Gadis itu tidak pernah menunjukkan rasa sakitnya di depan orang lain. Shaeron selalu memendamnya seorang diri.

Dan melihat bagaimana gadis tangguh itu kini tertidur dengan damai karena pengaruh obat bius sangat membuat dadanya nyeri. Gadis yang biasanya selalu berisik dan cerewet saat mengganggunya itu kini hanya bisa terdiam kaku dengan wajah pucat juga sisa-sisa air mata di pipinya.

"Ale, aku di sini. Aku akan selalu ada di samping kamu, aku akan selalu ada buat kamu. Jadi bangun ya?! Kamu mau lihat aku nangis? Kamu jahat! Padahal kamu janji nggak akan pernah buat aku nangis" Varsha pun sudah larut dalam tangisnya. Varsha menggenggam tangan Shaeron yang lain, sama seperti Kimberly, gadis itu juga menciumi punggung tangan sahabatnya itu.

"Kalau kamu kayak gini karena kepergian aku, aku nggak akan pernah pergi. Aku akan lawan Papa demi kamu, Le. Jadi bangun ya?! Kita main lagi, kita sekolah bareng lagi. Mungkin aku juga akan mau kamu ajak nyuri mangga di rumahnya Pak Ahmad bareng Bang Dax sama Kak Athy" Varsha mencoba melempar lelucon meskipun dirinya sendiri tau jika lelucon itu sangat tidak bisa membuatnya terhibur.

Dirly membalik badannya, membawa tubuhnya menuju keluarganya yang masih berkumpul di depan ruang UGD untuk menunggu mereka. "Jadi... sebenarnya Shaeron kenapa?" tanya Dirly dengan kaku. Dia memang belum tau keadaan Shaeron yang sebenarnya atau apa penyakit yang sedang diderita oleh gadis itu.

My Ice Prince✔Where stories live. Discover now