BAB 37- From Your Secret Admirer

203 10 0
                                    

Sesampainya kita di apartemen Ulyssa, diapun bergegas turun untuk membantuku duduk di kursi roda yang sudah di rakit oleh Darren lalu mendorong kursi rodaku untuk masuk ke dalam lobby, kami kemudian berjalan ke arah lift, menekan tombol 18 dan menunggu sampai lift itu mengantarkan kita sampai di lantai itu sebelum kita berjalan keluar.

Belum sampai di pintu apartemen Ulyssa, dari arah kita berdua berjalan, kami bisa melihat sebuah bingkisan mencurigakan di depan pintu apartemen Ulyssa. Kami yang penasaran lalu bergegas berjalan kesana dan kemudian melihat sebuah bingkisan kadi berserta sebuket bunga lily putih kesukaan Ulyssa yang membuatku sedikit cemburu. Siapa lagi yang mengirimkan bunga itu pada Ulyssa? Kenapa banyak sekali-sih secret admirer Ulyssa? Belum selesai 1, muncul lagi satu yang tak jelas siapa identitasnya.

"Siapa Sya yang mengirimkan itu?" tanyaku penasaran saat Ulyssa mengambil bingkisan dan buket bunga itu untuk mencari identitas pengirimnya.

"Aku juga tidak tahu, Diego. Sudah dari lama aku dikirimi seperti ini terus. Setiap harinya berbeda-beda namun aku sama sekali tidak siapa pengirimnya. Karena disini ditulisnya cuma 'From your secret admirer'." jawab Ulyssa.

"Mungkin salah satu dari penggemarmu? Lalu apa yang akan kau lakukan dengan kedua hadiah itu?" tanyaku sedikit menyiratkan kecemburuan namun kucoba untuk bersikap normal.

"Penggemar? Aku bukan artis atau penyanyi, okay? Lagipula aku tidak pernah mau menerima sesuatu dari orang yang tidak kukenal, Aku takut nanti mereka punya maksud jahat dengan diriku." balas Ulyssa yang langsung membuang kedua bingkisan itu ke tong sampah.

"Apa kau tidak penasaran dengan isinya, Sya? Kau bisa saja-kan membuka bingkisan itu terlebih dahulu sebelum membuangnya? Apalagi itu-kan juga ada sebuket bunga kesukaaanmu. Pastinya kau merasa sayang untuk membuangnya begitu saja." sanggahku.

"Aku tidak penasaran dengan isinya, Diego. Lagipula aku juga sudah punya kamu yang bisa memberikanku semua yang aku inginkan. Tidak perlu laki-laki lain untuk memberikanku hadiah. Walaupun itu bunga kesukaanku, tapi tidak sepantasnya aku menerima hadiah dari pria lain saat aku telah menjalin hubungan denganmu Diego. Sudahlah aku rasa juga itu hanya orang yang iseng saja mengirimiku hadiah seperti ini. Toh ini juga baru berjalan 1-2 bulan. Paling sebentar lagi mereka juga berhenti sendiri. Kita-kan disini untuk ambil barangku, jadi daripada kita memusingkan sesuatu yang tidak penting seperti ini, mending kita fokus pada tujuan pertama kita kemari." ungkap Ulyssa sambil menekan password apartemennya lalu berjalan kebelakangku untuk mendorong kursi rodaku.

"Apa saja yang kau perlukan? Biar sini aku bantu." tawarku.

"Kau tunggu saja disini, aku sebentar saja. Hanya perlu beberapa barang saja." katanya sebelum meninggalkanku sendiri di ruang tamu.

Setelah Ulyssa pergi ke dalam kamarnya, akupun dengan perlahan mulai menjelajahi satu per satu ruangan yang ada di apartemen ini, mulai dari ruang tamu, dapur dan balkon yang ada. "Apartemen ini memang terasa cukup nyaman." pikirku. Setiap furniture yang digunakan dalam apartemen ini juga terlihat modern dan cukup fungsional. Ulyssa memang benar-benar ahli dalam menjaga kebersihan apartemen ini.

Lihat saja, setiap mata memandang, tidak bisa kutemukan sama sekali debu dan kotoran yang membuatku seakan mempertanyakan apakah Ulyssa itu adalah superhero atau semacamnya ya? Bisa-bisanya dia merawat aku dan Alex dan di saat bersamaan tetap bisa menjaga kebersihan apartemen ini.

Bagaimana dia bisa membagi waktunya pada kami semua? Jam berapa dia bangun untuk membersihkan rumah, memasak dan memastikan aku bangun jam 6? Jam 4 pagi? Atau jam 5? Apa selama ini tidurnya selalu cukup? Atau dirinya harus kekurangan jam tidur karena menjagaku? Asyik dengan pikiranku sendiri, aku tidak menyadari bahwa Ulyssa telah selesai mengambil kebutuhan yang dia perlukan.

Bound to ExWhere stories live. Discover now