BAB 69 - Mine

953 14 0
                                    


"Jadi sekarang jelaskan pada diriku kenapa kau bisa membuat kejutan untukku hari ini?" tanyaku saat kami sudah berada di kamar berdua dengan Alex yang telah tertidur di kamarnya dan kami yang telah bersiap untuk tidur.

"Terlalu panjang ceritanya, Sya." jawab Diego.

"Aku punya cukup banyak waktu untuk mendengar semua kronologis dari kejadian hari ini." kekehku.

"Pagi tadi setelah kau pergi ke restaurant, Mama datang kemari. Pertamanya aku ingin sekali mengusirnya karena kau juga tidak tahu alasan dia datang itu untuk apa, tapi hatiku langsung tersentuh saat Mama mengucapkan satu kata yang tak pernah terucap dari mulutnya sebelumnya. Dia meminta maaf dan menyesali perbuatannya, Sya. Mendengar hal itu, rasa marahku langsung serasa memudar berganti rasa rindu pada sosok ibu yang belum pernah kurasakan selama ini. Akupun lalu mempersilahkannya masuk untuk menjelaskan semuanya. Lebih tepatnya aku membiarkan Alex untuk mengenal Neneknya sebelum dia ke sekolah. Aku tidak tahu kenapa, harusnya aku merasa takut mendekatkan Alex pada Mamaku, siapa tahu dirinya memperlakukan Alex seperti dia memperlakukanku, tapi hatiku berkata lain. Hatiku seperti langsung percaya bahwa Mama bukan lagi pribadi yang kukenal. Dia telah berubah."

"Dan dengan keyakinan itulah, akhirnya aku membiarkan Alex untuk dekat dan menganggap Mamaku sebagai Neneknya. Aku juga meminta Mama untuk menemaniku mengantar Alex sebelum kita pergi ke café dan disitulah Mamaku menjelaskan semuanya. Dari awal hingga akhir. Kini aku mengerti alasan Mama melakukan hal itu kepada diriku. Aku memang marah pada awalnya saat mendengar alasan Mama yang mengatakan bahwa karena aku terlahir saat Mama masih belum menjadi seseorang yang dicintai oleh Papa yang akhirnya membuat Mama juga ikut membenciku."

"Tapi amarah dan rasa benci itu serasa hilang begitu saja saat Mama mengatakan bahwa dia akan berubah untukku sekarang. Dia ingin bisa menjadi ibu yang baik. Tanpa sadar, aku juga menginginkan sosok ibu yang tak pernah aku dapatkan. AKu merindukan semua momen yang terhilang, momen-momen intim diriku dengan Mamaku, aku ingin merasakan hal itu sekarang. Dan karena alasan itulah, aku dengan berat hati memaafkan Mamaku dan memutuskan untuk menutup semua luka lama yang terbekas dalam diriku dan memulai semuanya dengan awal yang baru." jelas Diego panjang lebar.

"Aku senang kau sudah mau berbaikan dengan Mamamu, Diego. AKu tahu meski kau berusaha membencinya kau tetap mencintainya sebagai seorang ibu, bukan? Itulah sebabnya aku ingin membantu memulihkan hubungan kalian yang rusak. Maafkan aku karena aku terlalu ikut campur dalam urusanmu, tapi aku hanya ingin yang terbaik untuk dirimu, Diego." lirihku.

"Tidak usah meminta maaf, malah aku harus berterima kasih pada dirimu, Sya. Kau tidak tahu betapa lamanya aku menunggu saat-saat ini. Selama ini aku merasa selalu kekurangan, meski aku punya segalanya, pada awalnya aku berpikir alasan aku merasa seperti ini karena aku yang telah kehilanganmu. Memang benar kau salah satu potongan puzzle yang melengkapi kehampaan diriku, Sya."

"Tapi aku masih belum sempurna karena masih ada dendam pada orang yang aku cintai yaitu kedua orangtuaku. Namun kini aku bisa dengan percaya diri mengatakan bahwa aku bahagia. Rasanya ada suatu beban yang baru saja terlepas dari dalam diriku. Dan itu semua berkat dirimu. Aku tidak bisa berhenti mengucapkan kata terima kasih pada dirimu. Aku bersyukur Tuhan memberikan malaikat penolong seperti dirimu sebagai pendampingku." pujinya sambil mengenggam tanganku.

"Kau juga adalah hadiah terbaik yang diberikan Tuhan untuk diriku, Diego. Kaulah cinta pertamaku. Yang membuatku melewati setiap tahap cinta bersama dengan dirimu. Kau juga yang mengajariku arti dari rasa bahagia, tangis, dan tentunya kesabaran. Tak lupa kau sudah memberikanku satu pribadi yang menemaniku saat kau tidak ada disampingku. Kaulah penyebab kini aku tidak lagi dipandang sebelah mata. Semua cacian dan makian yang dulu aku dapat kini semua itu hanya tinggal kenangan karena adanya dirimu."

"Kaulah menyelamatkanku dari tidak adilnya dunia ini, kau memberikanku kesempatan untuk membuktikan diriku bahwa aku mampu. Bukan hanya sekali tapi 2 kali. Dulu saat aku bekerja menjadi sekertarismu dan kini saat kau mau untuk membukakanku sebuah restaurant dengan kemungkinan bahwa diriku gagal dan membuatmu merugi. Aku berterima kasih karena kau sudah membuat hariku lebih cerah. Disaat hidupku seperti malam yang kelam, kau datang seperti bulan dengan ditemani bintang-bintang yang menyinariku dengan cintamu."

"Disaat aku telah menjadi butiran pasir yang diinjak orang, kaulah yang membentukku menjadi sebuah istana pasir yang begitu indah. Dan aku sangat bersyukur bisa dipertemukan Tuhan dengan dirimu. Kaulah bagian terindah dalam hidupku. Tanpa dirimu, mungkin hidupku hanya bisa seperti kopi tanpa gula. Pahit dan menyedihkan. Aku berjanji tidak akan pernah menukarkanmu dengan semua barang yang ada didunia ini. Karena kau bukanlah barang, tapi pribadi pelengkap kehidupanku." ucapku sambil tersenyum.

Dia-pun dengan perlahan menarik leherku lalu menciumku dengan sangat lembut. AKu bisa merasakan seluruh emosinya dalam ciuman itu. Rasa kagum, cinta, sayang, bahkan keinginan dirinya untuk tidak lagi kehilangan diriku bisa aku rasakan dengan begitu intens dan bermakna. "Aku tidak akan melepaskanmu untuk kedua kalinya, Diego. You're mine and I'm yours, forever and ever." itulah janjiku pada dirimu.

Bound to ExWhere stories live. Discover now