BAB 55 - Caught in a Lie

127 4 0
                                    


"Terima kasih sudah bersedia datang kemari, Will." ucapku saat melihat William datang ke acara konferensi pers yang diadakan oleh Diego untuk mengklarifkasi soal hubungan antara kami bertiga.

Sebenarnya aku agak sedikit gugup saat diriku mengirimkan pesan pada William tadi pagi, takut dirinya mencari berbagai cara untuk menolak ajakanku. Tapi untungnya semua bisa berjalan sesuai rencana. Karena William langsung mengiyakan permintaanku tanpa basa basi. 

"Hari ini semuanya akan berakhir, William. Takdir toxic kita akan selesai hari ini. Semoga setelah ini tidak ada lagi yang berusaha menghancurkan kami lagi." pikirku. Saat aku berada di ruang tunggu ditemani oleh Diego, aku merasakan tanganku berkeringat karena ini baru pertama kalinya aku akan diliput oleh media.

Diego yang menyadari tentang kondisiku yang sedang dilanda panic attack. Hal ini ditunjukkan dengan diriku keringat dingin sambil menggerak-gerakkan kakiku berusaha untuk mencari sesuatu yang bisa mengalihkan perhatianku. 

Diapun memegang tanganku sambil berusaha menenangkanku dengan berbisik bahwa semuanya akan baik-baik saja. Ada dirinya disampingku dan dia tidak akan membiarkan hal buruk terjadi dalam hidupku. Aku yang mendengar hal itu sedikit merasa tenang lalu berbalik ke arahnya sambil tersenyum.

Akhirnya tiba saatnya, tiba dimana diriku dan Diego muncul di depan semua awak media. Sebab hari ini Diego memutuskan untuk tidak memakai kursi roda karena dia merasa kita hanya akan sebentar saja dan dia ingin lebih melatih kakinya untuk berjalan. 

Sambil menggengam pinggangku, kami berdua berjalan didepan diikuti dengan William yang berjalan di belakang kami. Setelah sampai dipanggung, Diego mempersilahkan diriku untuk duduk terlebih dahulu sebelum dirinya duduk. Saat semuanya sudah dirasa siap, satu per satu awak media kini diberikan kesempatan untuk memberikan untuk bertanya.

"Apa benar Mr.Alvito adalah orang ketiga dari hubungan Ms.Jovanka dan Mr.Theodore?" tanya salah satu awak media.

"Itu sama sekali tidak benar. Hubungan saya dan Ulyssa telah terjalin sejak 8 tahun lalu. Dan kami kembali berhubungan setelah berpisah selama itu. Jadi bisa dikatakan bahwa saya bukanlah orang ketiga dalam hubungan mereka. Sebab sebenarnya mereka juga tidak ada hubungan apa-apa selain berteman." jawab Diego.

"Kalau begitu bagaimana dengan foto bertiga Ms. Jovanka dan Mr. Theodore dengan seorang anak? Siapa anak itu? Apakah dirinya punya hubungan darah dari salah satu diantara kalian?" tanya awak media lainnya.

"Foto itu kami ambil 4 tahun lalu saat kami bertiga sedang makan malam bersama. Dan anak itu adalah anak saya yang terlahir 7 tahun yang lalu. Dia bernama Alexander Bryan Alvito, dimana ayahnya sudah pasti adalah Diego dan bukan William." jawabku.

"Bukankah itu artinya berarti anda telah menjalin hubungan yang disembunyikan bersama Mr. Alvito selama 8 tahun? Bisakah anda menjelaskan bagaimana anda menyembunyikan semua ini?" tanya awak media.

"Kami tidak menjalin hubungan selama itu. Kami berpisah karena dan kembali rujuk setelah 8 tahun." balas Diego singkat.

"Selama 8 tahun itu, apa Ms. Jovanka pernah berhubungan dengan lelaki lain selain Mr. Alvito?" tanya awak media.

"Saya sama sekali tidak pernah berhubungan dengan lelaki manapun. Saya hanya fokus untuk merawat anak saya. Tidak kepikiran untuk mencari pendamping yang lain." ungkapku.

"Kalau begitu kenapa anda bisa terlhat berhubungan begitu dekat dengan Mr. Theodore sampai-sampai muncul rumor bahwa anak anda adalah anak Mr.Theodore?" tanya reporter.

"Itu terjadi karena setelah kepindahan saya ke Jeju, saya kembali dipertemukan dengan teman masa kecil saya, William. Kami sudah mengenal sejak dulu namun harus terpisahkan karena William yang perlu menempuh pendidikannya di Jeju dan saya tinggal di Seoul seorang diri karena kedua orangtua saya sudah meninggal sejak saya berumur 12 tahun."

"8 tahun yang lalu saya memutuskan untuk pindah ke Jeju dengan harapan bisa mencari kehidupan yang lebih baik. Dan tidak disangka kedatangan saya ke Jeju membuahkan sebuah pertemuan dengan teman masa kecil saya yang membantuku untuk mendapatkan tempat tinggal dan pekerjaan untuk membiayai kehidupan sehari-hari saya." jelasku.

"Saya mendengar selama 8 tahun itu bukankah anda tinggal satu rumah dengan Mr.Theodore, apa itu benar?" tanya reporter.

"Benar sekali, Ulyssa tinggal bersama dengan saya dan keluarga saya." jawab William.

"Kenapa anda harus tinggal di rumah anda padahal hubungan kalian hanya sebatas teman saja? Apalagi tadi Mr. Theodore mengatakan bahwa anda tinggal bersama dengan keluarga Mr. Theodore. Itu bukannya secara tidak langsung membuat anda dikenal oleh semua keluarga Mr. Theodore. Bukankah itu terdengar seperti pendekatan menuju pernikahan dimana pasangan akan memperkenalkan pasangan mereka pada keluarganya? Apa benar anda hanya berteman atau mungkin hubungan anda telah lebih daripada itu?" tanya reporter yang berada paling didepan dengan curiga.

"Saya dan keluarga Theodore telah mengenal satu sama lain sejak dulu. Bukan karena adanya kejadian ini, makanya kita bisa jadi dekat. Saya rasa anda terlalu mengaitkan sesuatu yang sangat tidak berhubungan, Nona."

"Apabila anda datang ke rumah teman anda lalu menyapa kedua orangtuanya dan memutuskan untuk menginap semalam dua malam, itu artinya anda dan teman anda sedang dalam hubungan serius menuju pernikahan? Pastinya anda akan langsung mengatakan tidak karena kalian berdua adalah perempuan. Tapi kenapa semua itu jadinya berbeda saat kita berbicara pertemanan antar lawan jenis? Bukankah hal ini sama saja?" tanyaku meminta penjelasan dari mereka.

"Berarti Ms. Jovanka sudah mengenal dengan baik keluarga Mr. Theodore sejak lama? Apakah keluarga Mr. Theodore menerima dirinya layaknya anggota keluarga sendiri?" tanya reporter.

"Dia sudah cukup mengenal keluarga saya dan kami-pun memperlakukannya dengan baik layaknya keluarga sendiri." bohong William.

"Benarkah? Terus apakah ada penjelasan dari anda mengenai kasus anak Ms. Jovanka yang jatuh dari tangga saat dititipkan di rumah anda? Kalian juga tidak berusaha untuk mencari tahu dan menutupi kasus itu dengan berkata itu hanyalah kesalahan anak kecil yang bermain-main diatas tangga." balas salah satu reporter yang telah dibayar Diego untuk datang.

"Karena memang itu kenyataannya. Mama saya menyaksikan sendiri bagaimana Alex jatuh dari tangga sebab dirinya yang tidak hati-hati." dusta William.

"Kalau begitu, kenapa bisa dokter yang menangani luka di kepala Alexander mengatakan bahwa seharusnya dia dibawa ke rumah sakit lebih cepat. Alexander hampir saja kehilangan nyawanya karena kehabisan darah. Itu bukannya berarti saat Mama anda melihat kejadian itu, dia tidak langsung menelpon rumah sakit?" tanya reporter curiga. 

Bound to ExOnde as histórias ganham vida. Descobre agora